A.PENDAHULUAN B.SKEMA PENJAMINAN KEAMANAN DAN MUTU BERDASARKAN PP NO. 28 TH.2004 C.SKEMA PENJAMINAN MUTU LAINNYA

dokumen-dokumen yang mirip
STANDAR MUTU PRODUK OLAHAN BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN PROVINSI DIY

BAB I PENDAHULUAN. Agroindustri semakin berkembang pesat. Seiring dengan berkembangnya

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA GULA KRISTAL PUTIH SECARA WAJIB DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


PENERAPAN SNI DI PT. PACIFIC MEDAN INDUSTRI DIPERSENTASIKAN OLEH EVIYANTI TARIGAN (MANAGEMENT REPRESENTATIVE) & SUDARI (MANAGER QC)

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan P

RUANG LINGKUP MANAJEMEN MUTU TITIS SARI KUSUMA

2015, No Republik Indonesia Nomor 3612) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia T

Click to edit Master title style Kuliah Program Magister Profesi Teknologi Pangan IPB

DRAFT PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :

PELABELAN DAN IKLAN PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

The First Food Technology Undergraduate Program Outside of North America Approved by the Institute of Food Technologists (IFT)

II. KETENTUAN HUKUM TERKAIT KEAMANAN PANGAN. A. UU Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 66/KEP-BKIPM/2017 TENTANG

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELABELAN. informasi verbal tentang produk atau penjualnya. 17

2 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3564); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

STUDI PENERAPAN SNI OLEH LEMBAGA PENILAIAN KESESUAIAN

KEAMANAN PANGAN (UNDANG-UNDANG NO 12 TENTANG PANGAN TAHUN 2012

Regulasi Pangan di Indonesia

PENGAWASAN POST MARKET PRODUK PANGAN

BAB III TINJAUAN TEORITIS PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN. digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan atau

2 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik I

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Kandungan Gizi dan Vitamin pada Ikan Layur

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TENTANG

BAB I PENDAHULUAN I.1.

II. TINJAUAN PUSTAKA Keamanan Pangan

BMD STREET CONSULTING ISO TRAINING SCHEDULE JANUARI DESEMBER 2012

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTANIAN. Jaminan Mutu Pangan.

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 20/Permentan/OT.140/2/2010 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU PANGAN HASIL PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB VI JAMINAN KEHALALAN DAN MEKANISMENYA

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG

SIARAN PERS PT Bio Farma (Persero) - Jl. Pasteur No.28 Bandung T ; F ; E. F. Info Imunisasi; T.

BAB III STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) 3.1 Peraturan Perundang Undangan Standar Nasional Indonesia (SNI)

Auditor Akreditasi Lembaga Sertifikasi Ekolabel

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL P

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

REGULASI PENGELOLAAN DISTRIBUSI OBAT DAN URGENCY SERTIFIKASI CDOB

I. PENDAHULUAN. mengharapkan produk pangan yang lebih mudah disiapkan, mengandung nilai

g. Pemeliharaan dan Program Higiene Sanitasi

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 58/Permentan/OT.140/8/ TENTANG PELAKSANAAN SISTEM STANDARDISASI NASIONAL DI BIDANG PERTANIAN

I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Permasalahan dan Tantangan dalam Pengembangan Penjaminan Mutu Gula kelapa dan Aren. Kukuh Haryadi, SP L P P S L H

Sosialisasi PENYUSUNAN SOP SAYURAN dan TANAMAN OBAT. oleh: Tim Fakultas Pertanian UNPAD, Bandung, 14 Maret 2012

PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1991 TENTANG PENYUSUNAN, PENERAPAN, DAN PENGAWASAN STANDAR NASIONAL INDONESIA

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

STANDARDISASI (STD) Oleh: Gunadi, M.Pd NIP (No HP ) data\:standardisasi_gun 1

Regulasi Laboratorium (Kimia) Pengertian laboratorium. Penggolongan laboratorium. Laboratorium pengujian. Laboratorium pengujian 3/17/2011

Yuuk..belajar lagi!!!

Renstra Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi BSN Tahun RENSTRA PUSAT AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI TAHUN

SISTEM STANDARDISASI NASIONAL (SSN)

HASIL DAN PEMBAHASAN

SISTEM-SISTEM TERKAIT MANAJEMEN MUTU PADA INDUSTRI PANGAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER TAHUN 2012

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU PRODUSEN KERIPIK INDUSTRI RUMAH TANGGA DI TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG TENTANG LABEL MAKANAN TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. informasi tentang produk yang akan digunakan, informasi dapat didefenisikan

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG SERTIFIKASI PRODUK HASIL KELAUTAN DAN PERIKANAN

Ikan segar - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

III. METODE PENELITIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan

BAB I PENDAHULUAN. olahan susu. Produk susu adalah salah satu produk pangan yang sangat

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) KOPI INSTAN SECARA WAJIB

PERATURAN DAN PELABELAN KEMASAN PANGAN. Disampaikan dalam : Diklat Teknis Desain Kemasan Produk Pangan bagi Penyuluh Perindustrian 2

38 JIBEKA VOLUME 11 NOMOR 2 FEBRUARI 2017 : PELATIHAN PEMBUATAN DOKUMEN PROSEDUR OPERSIONAL BAKU PADA UD. GALARASA

STUDI TERHADAP STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR QUALITY CONTROL PADA SISTEM MANAJEMEN MUTU LABORATORIUM UNTUK MEMENUHI SERTIFIKASI QMS

Peraturan Pemerintah No. 102 Tahun Tentang : Standardisasi Nasional

SILABUS Fakultas : Teknik Program Studi : Teknik Otomotif Mata Kuliah & Kode : STANDARDISASI, OTO 217 SKS : 2 teori Semester : III Mata Kuliah Prasyar

AGRO-BASED INDUSTRY CERTIFICATION SERVICES

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.26, 2008 DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. Tepung Terigu. Standar Nasional. Makanan. Pemberlakuan.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2001 TENTANG ALAT DAN MESIN BUDIDAYA TANAMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. yang terjangkau oleh daya beli masyarakat tercantum dalam UU no. 18, th Pangan yang aman merupakan faktor yang penting untuk

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

Pengantar HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point)

SKRIPSI PENYUSUNAN RENCANA HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINTS (HACCP) DI PT PANGAN RAHMAT BUANA, SENTUL - BOGOR

DIPA BADAN URUSAN ADMINISTRASI TAHUN ANGGARAN 2014

PSN Pedoman Standardisasi Nasional

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

KEADAAN UMUM INSTANSI MAGANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 58/Permentan/OT.140/8/2007 TENTANG PELAKSANAAN SISTEM STANDARDISASI NASIONAL DI BIDANG PERTANIAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENCARI SOLUSI TENGAH SERTIFIKASI HALAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

SNI Standar Nasional Indonesia. Udang beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

LABEL HALAL PADA PRODUK PANGAN KEMASAN DALAM PERSPEKTIF PERLINDUNGAN KONSUMEN MUSLIM

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

Analisis Risiko Pengolahan Hasil Pertanian

No. 1071, 2014 BPOM. Pangan. Olahan yang Baik. Cara Produksi. Sertifikasi. Tata Cara.

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 4 Tanggal Berlaku : 04 September 2015

Transkripsi:

A.PENDAHULUAN B.SKEMA PENJAMINAN KEAMANAN DAN MUTU BERDASARKAN PP NO. 28 TH.2004 C.SKEMA PENJAMINAN MUTU LAINNYA

From surveys [1] to several parts in West Jawa (Bandung, Subang, Garut, Purwakarta, Sukabumi, Ciamis, Sumedang, Cianjur,Kuningan, Bekasi, Majalengka, Cirebon) with 65 respondents, It found that 82% SMEs on food product haven t yet implemented any quality nor safety management system and among them 39% didn t know about quality system. only (16%) have implemented quality system at one and two star level [1].

KONSEP JAMINAN MUTU: 2 ASPEK 1. Jaminan mutu sebagai suatu aktifitas sistematis. Penekanannya adalah aktifitas penjaminan (keamanan dan) mutu pada spesifikasi produk dan variabel proses Jaminan mutu sebagai suatu strategi dalam manajemen, penekanannya adalah penerapan sistem manajemen mutu pada organisasi

Sebagai suatu aktifitas yang sistematis jaminan mutu didefinisikan sebagai semua rencana dan aktifitas sistematis yang diterapkan di dalam suatu sistem (manufacturing, fabrikasi, industri) untuk memastikan bahwa produk atau jasa yang dihasilkan pasti akan memenuhi (keamanan dan) mutu yang telah ditentukan. Aktifitas sistematis tersebut contohnya adalah: 1. Pengawan mutu 2. Pengendalian mutu 3. Penerapan HACCP 4. Penerapan standar mutu dan uji laboratorium yang diwajibkan

Sebagai suatu strategi dalam manajemen jaminan mutu didefinisikan sebagai suatu strategi di dalam manajemen yang berhubungan dengan memilih dan menetapkan jenis sistem manajemen mutu, termasuk strategi dalam memilih jenis standar mutu untuk produk yang dihasilkan.

Berdasarkan PP 28 th. 2004 pengolahan pangan untuk tujuan diperdagangkan wajib: 1. wajib memenuhi persyaratan sanitasi (peralatan, proses dan orang-perorangan) 2. menyelenggarakan sistem jaminan mutu

Pemenuhan persyaratan sanitasi di seluruh kegiatan rantai pangan dilakukan dengan cara menerapkan pedoman cara yang baik yang meliputi, misalnya cara produksi yang baik (GMP) Penyelenggaraan sistem jaminan mutu dilakukan dengan cara penerapan standar atau persyaratan lain yang diwajibkan berkenaan dengan sistem jaminan mutu (misalnya pengujian laboratorium)

BPOM has a scheme for treating food enterprise quality system implementation with star marking, which are: 1. One star indicates that the enterprise has been trained and implement the food safety (keamanan pangan) principle. 2. Two stars indicate that enterprise has implemented Good Manufacturing Practice (GMP and SSOP) 3. Three stars indicate that enterprise has implemented HACCP standard 4. Four stars indicate that enterprise has implemented Quality Management System standard (ISO 9000)

Skema penjaminan keamanan dan mutu pangan berdasarkan tingkat kesempurnaan / kerumitan penerapannya, dapat digolongkan ke dalam 4 kategori (BPOM) : 1. Training prinsip dasar keamanan pangan 2. Petunjuk (aktifitas sistematis) cara produksi makanan yang baik (GMP dan SSOP) 3. Penerapan standar HACCP 4. Penerapan standar ISO (misalnya: seri 9000:2000; ISO 15161 dan ISO 22000; ISO 17025)

BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan) Inspection Body for Medicine and Food had established Integration Food Safety System which covers three networks: 1. Food Intelligence, which assess food safety risk; 2. Food Safety Control, which monitors food safety; 3. Food Safety Promotion, which disseminates food safety.

Sebagian besar skema jaminan mutu pangan diatur dalam perundangan berikut: a. UU No. 7 tahun 1996 tentang pangan b. PP No. 69 tahun 1999 tentang label dan iklan pangan c. PP No. 68 tahun 2002 tentang ketahanan pangan d. PP No. 28 tahun 2004 tentang keamaman, mutu dan gizi pangan e. PP No. 102 tahun 2000 tentang standarisasi nasional

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG KEAMANAN, MUTU DAN GIZI PANGAN Pasal 2 ayat 1 dan ayat 2 1. wajib memenuhi persyaratan sanitasi 2. Persyaratan sanitasi yang dimaksud pada ayat 1 meliputi: peralatan, penyelenggaraan kegiatan (proses) dan orang-perorangan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG KEAMANAN, MUTU DAN GIZI PANGAN Pasal 21 (1) Setiap orang yang memproduksi pangan untuk diperdagangkan bertanggung jawab menyelenggarakan sistem jaminan mutu sesuai dengan jenis pangan yang diproduksi.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG KEAMANAN, MUTU DAN GIZI PANGAN 1. Menteri yang bertanggung jawab sesuai dengan bidang tugas dan kewenangan masing masing, berwenang menetapkan jenis pangan segar yang wajib diuji secara laboratoris sebelum diedarkan. 2. Kepala Badan berwenang menetapkan jenis pangan olahan yang wajib diuji secara laboratoris sebelum diedarkan.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG KEAMANAN, MUTU DAN GIZI PANGAN 3. Pengujian secara laboratoris sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan di laboratorium pemerintah atau laboratorium lain yang telah diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional atau Lembaga Akreditasi lain yang diakui oleh Komite Akreditasi Nasional.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN (2) Keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya memuat: a. nama produk; b. daftar bahan yang digunakan; c. berat bersih atau isi bersihnama dan alamat pihak yang memproduksi atau memasukkan pangan ke dalam wilayah Indonesia; e. tanggal, bulan, dan tahun kedaluwarsa.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN 1. Setiap orang yang memproduksi atau memasukkan pangan yang dikemas ke dalam wilayah Indonesia untuk diperdagangkan dan menyatakan bahwa pangan tersebut halal bagi umat Islam, bertanggung jawab atas kebenaran pernyataan tersebut dan wajib mencantumkan keterangan atau tulisan halal pada Label. 2. Pernyataan tentang halal sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Label

Berdasarkan UU dan PP diatas, skema penjaminan mutu pangan di Indonesia dapat dibagi menjadi: a. Skema jaminan mutu pangan yang bersifat wajib (mandatory) b. Skema jaminan mutu pangan yang bersifat voluntary (sukarela)

Skema jaminan keamanan dan mutu ditabulasi sbb: Jaminan Keamanan pangan: Sanitasi peralatan Sanitasi proses Sanitasi orang Mutu: Pengujian Laboratorium terhadap produk pangan Halal Waktu kadaluwarsa Status wajib wajib Wajib (Pencantuman pada label) Wajib (Pencantuman pada label) Keterangan Bertingkat: 1*; 2*; 3* dan 4* Jenis uji mutu laboratorium sesuai standar atau peraturan yang diwajibkan (Jika ada) Persayaratan pencantuman disertai Sertifikat Halal Disertai uji laboratorium

Jaminan Sertifikasi produk Sertifikasi proses atau organisasi Standar produk berdasarkan SNI Status sukarela sukarela sukarela Keterangan Kecuali pada produk tertentu yang diwajibkan menteri yang berwenang (jika ada) Namun sertifkasi HACCP dianggap setara 3 bintang dan sertifikasi ISO setaraf 4 bintang dalam skema jaminan keamanan pangan yang wajib oleh BPOM Kecuali pada produk tertentu yang diwajibkan menteri yang berwenang (jika ada)

Jaminan Sertifikasi HACCP Sertifikasi Laboratorium Status sukarela sukarela Keterangan Dianggap wajib jika dipandang sebagai jaminan keamanan pangan, sukarela jika dianggap sebagai suatu sistem manajeman mutu pangan Terdiri dari laboratorium uji dan kalibrasi

Kemampuan industri untuk menerapkan skema jaminan keamanan dan mutu berbeda-beda. Kategori industri dapat dibagi menjadi: 1. Industri rumah tangga (IRT) 2. Industri kecil (IK) 3. Industri menengah 4. Industri besar Tidak ada skema mengenai penerapan jaminan keamanan dan mutu pangan berdasarkan kategori industri, kecuali penyesuaian berdasarkan skema yang ada, misalnya BPOM

a. Jaminan Keamanan Pangan dan Kategori Industri Kategori Industri Industri Rumah Tangga Industri Kecil Industri Menengah Industri Besar Bintang 1 wajib bintang 1 wajib bintang 1 Sistem Jaminan Keamanan Pangan Bintang 2 atau bintang 2 atau bintang 2 wajib bintang 2 wajib bintang 2 Bintang 3 atau bintang 3 atau bintang 3 atau bintang 3 Bintang 4 atau bintang 4 atau bintang 4 INSTRUMEN / indikator TRAINING GMP SSOP HACCP ISO

b. Sistem Jaminan Mutu Halal Sistem Jaminan Mutu Halal INSTRUMEN / indikator Training Produksi Halal (1) SOP Halal (2) Panduan Halal (3) Sertifikat Halal (3) Industri Rumah Tangga wajib 1 atau wajib 2 Industri Kecil wajib 2 atau wajib 3 atau wajib 4 Industri Menengah atau wajib 4 Industri Besar wajib 4

Skema jaminan mutu halal ini adalah konseptual, karena dalam pelaksanaannya, LP POM-MUI belum mengeluarkan skema yang dapat diadaptasi IRT dan IK. Meski demikian LP POM MUI mensyaratkan pembuatan SOP dan Panduan Halal sebelum pendaftaran sertifikasi halal. Keberadaan SOP dan Panduan Halal pada IRT dan IK pangan masih sangat langka. Akibatnya IRT dan IK pangan tidak jelas statusnya apakah mereka legal atau tidak legal mencantumkan kata halal pada label kemasannya, jika mereka tidak memiliki sertifikat halal, meskipun pemiliknya muslim. Oleh karena itu, untuk membina IRT dan IK ini, skema konseptual diatas dapat dusulkan untuk diterapkan.

c. Sistem Jaminan Mutu Pencantuman Waktu Kadaluawarsa Sistem Jaminan Mutu Pencantuman Waktu Kadaluwarsa Kategori Industri Waktu Kadaluwarsa Produk 24 jam Kurang dari 3 bulan 3 sampai 6 bulan Lebih dari 6 bulan Industri Rumah Tangga Sukarela wajib wajib wajib Industri Kecil Sukarela wajib wajib wajib Industri Menengah Sukarela wajib wajib wajib Industri Besar Sukarela wajib wajib wajib INSTRUMEN / indikator Uji laboratorium Uji laboratorium Uji laboratorium Uji laboratorium

d. Sistem jaminan mutu lainnya Meskipun pada dasarnya skema lainnya adalah sukarela, namun permintaan akan pangan yang sehat, aman, halal dan bermutu memaksa produsen untuk menerapkannya. Sistem ini mencakup: Sertifikasi produk: Jaminan Sertifikasi produk Status Sukarela Keterangan Disyaratkan telah menerapkan sistem manajemen mutu, mendasarkan sertifikat produk pada salah satu standar produk SNI yang ada. memerlukan uji laboratorium.

Skema ini lebih mudah diterapkan IRT, IK dan IM apabila: GMP/SSOP, HACCP dapat diterima sebagai suatu sistem manajemen mutu serta laboratorium penguji dan kalibrasi yang telah diakreditasi oleh KAN sudah mencukupi jumlah dan scope analisanya. Sertifikasi organisasi: Jaminan Sertifikasi organisasi Status Sukarela Keterangan SMM yang paling luas penerapannya adalahiso danhaccp

Penggunaan SMM yang lain seperti six-sigma, belum populer. Perlu ada skema yang memungkinkan IRT dan IK ikut dalam skema sertifikasi oraganisasi misalnya penggunaan SMM yang sederhana seperti GMP/SSOP Sertifikasi HACCP: Jaminan Sertifikasi HACCP Status Sukarela Keterangan Sebagai jaminan keamanan pangan dapat dianggap wajib, namun jaminan keamanan pangan dapat juga menggunakan skema lainnya seperti bintang satu, bintang dua dan bintang 4

Skema jaminan keamanan pangan adalah satu-satunya skema penjaminan keamanan dan mutu yang memungkinkan diikuti dengan baik (berjenjang) oleh IRT, IK, IM dan Industri besar. Penerapan salah satu skema dari BPOM sudah dapat dianggap bahwa industri tersebut memenuhi persyaratan keamanan, sanitasi dan mutu pangan berdasarkan PP 28 th. 2004 Namun hal itu saja belum cukup, Industri tersebut masih harus memenuhi perundangan lainnya seperti pencantuman waktu kadaluwarsa dan label halal.

Waktu kadaluwarsa dapat dicantumkan setelah adanya uji laboratorium. IRT, IK dapat memanfaatkan jasa laboratorium uji yang telah diakreditasi oleh KAN Label halal dapat dicantumkan setelah memperoleh sertifikat halal dari LPOM-MUI. Belum ada skema untuk IRT dan IK Sertifikasi Laboratorium: Jaminan Sertifikasi Laboratotium Status Sukarela Keterangan Berdasarkan standar ISO 17025. Terdiri dari laboratorium uji dan laboratorium kalibrasi

IRT dan IK mempunyai kemampuan untuk menyediakan laboratorium uji organoleptik. Kategori industri ini dapat ikut dalam skema sertifikasi laboratorium melalui sertifikasi laboratorium uji organoleptik

1. Fatimah Z. Padmadinata et al. 2005 Kajian Penerapan Sistem Mutu Bagi Usaha / Industri Kecil Dan Menengah Dalam Mendukung Daya Saing Produk Pangan Dengan Memperhatikan Keamanan Pangan, Laporan Riset Daya Saing LIPI. 2. Dedi Fardiaz. 2004 Pengawasan dan Penerapan Kebijakan Standardisasi Mutu dan Keamanan Pangan Segar dan Olahan, Tuntutan Pasar Global, Kredibilitas Lab. Uji dan Sistem Sertifikasi "Dalam Konteks Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan Segar dan Olahan", Workshop Nasional, Jakarta 16 September.