4. HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
NAJA HIMAWAN

PIPELINE STRESS ANALYSIS PADA ONSHORE DESIGN JALUR PIPA BARU DARI CENTRAL PROCESSING AREA(CPA) JOB -PPEJ KE PALANG STATION DENGAN PENDEKATAN CAESAR

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

ANALISA KEANDALAN PADA PIPA JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA ( JOB P-PEJ )BENGAWAN SOLO RIVER CROSSING

Analisa Pemasangan Ekspansi Loop Akibat Terjadinya Upheaval Buckling pada Onshore Pipeline

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pipeline Stress Analysis Pada Onshore Design Jalur Pipa Baru Dari Central Processing Area (CPA) Ke Palang Station JOB PPEJ Dengan Pendekatan Caesar II

Analisa Rancangan Pipe Support Sistem Perpipaan dari Pressure Vessel ke Air Condenser Berdasarkan Stress Analysis dengan Pendekatan CAESAR II

PENDAHULUAN PERUMUSAN MASALAH. Bagaimana pengaruh interaksi antar korosi terhadap tegangan pada pipa?

PERANCANGAN DAN ANALISA SISTEM PERPIPAAN PROCESS PLANT DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

Bab V Analisis Tegangan, Fleksibilitas, Global Buckling dan Elekstrostatik GRP Pipeline

ANALISA RANCANGAN PIPE SUPPORT PADA SISTEM PERPIPAAN DARI POMPA MENUJU PRESSURE VESSE DAN HEAT EXCHANGER DENGAN PENDEKATAN CAESARR II

Analisa Tegangan pada Pipa yang Memiliki Korosi Sumuran Berbentuk Limas dengan Variasi Kedalaman Korosi

Bab III Data Perancangan GRP Pipeline

ANALISIS PERBANDINGAN TEGANGAN PADA ONSHORE PIPELINE MENGGUNAKAN MATERIAL GLASS-REINFORCED POLYMER (GRP) DAN CARBON STEEL BERBASIS TEKNO EKONOMIK

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab IV Analisis Perancangan Struktur GRP Pipeline Berdasarkan ISO 14692

Bab 4 Pemodelan Sistem Perpipaan dan Analisis Tegangan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Ketebalan pipa dapat berbeda-beda sesuai keadaan suatu sistem perpipaan.

DESAIN DAN ANALISIS TEGANGAN PADA SISTEM PERPIPAAN LEPAS PANTAI UNTUK SPM 250,000 DWT

Bab 3 Data Operasi Sistem Perpipaan pada Topside Platform

PROPYLENE PROJECT (ROPP)

BAB I PENDAHULUAN. kini, misalnya industri gas dan pengilangan minyak. Salah satu cara untuk

DESAIN DAN ANALISIS TEGANGAN PADA SISTEM OFFSHORE PIPELINE

ANALISA PELETAKAN BOOSTER PUMP PADA ONSHORE PIPELINE JOB PPEJ (JOINT OPERATING BODY PERTAMINA PETROCHINA EAST JAVA)

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut : Document/Drawing Number. 2. TEP-TMP-SPE-001 Piping Desain Spec

LAMPIRAN A GRAFIK DAN TABEL. 1. Grafik untuk menentukan dimensi optimal bejana tekan. [Ref.5 hal 273]

DESAIN DAN ANALISIS FREE SPAN PIPELINE

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1

BAB III METODE PENELITIAN. Diagram alir studi perencanaan jalur perpipaan dari free water knock out. Mulai

Prasetyo Muhardadi

STUDI PARAMETER PENGARUH TEMPERATUR, KEDALAMAN TANAH, DAN TIPE TANAH TERHADAP TERJADINYA UPHEAVAL BUCKLING PADA BURRIED OFFSHORE PIPELINE

Analisa Pemasangan Loop Ekspansi Akibat Terjadinya Upheaval Buckling pada Onshore Pipeline

Analisa Rancangan Pipe Support pada Sistem Perpipaan High Pressure Vent Berdasarkan Stress Analysis dengan Pendekatan Caesar II

Tabel 4. Kondisi Kerja Pipa Pipe Line System Sumber. Dokumen PT. XXX Parameter Besaran Satuan Operating Temperature 150 Pressure 3300 Psi Fluid Densit

TUGAS AKHIR PIPELINE STRESS ANALYSIS TERHADAP TEGANGAN IJIN PADA PIPA GAS ONSHORE DARI TIE-IN SUBAN#13 KE SUBAN#2 DENGAN PENDEKATAN CAESAR II

Perhitungan Teknis LITERATUR MULAI STUDI SELESAI. DATA LAPANGAN : -Data Onshore Pipeline -Data Lingkungan -Mapping Sector HASIL DESAIN

BAB IV PERANGKAT LUNAK (SOFTWARE) CAESAR II VERSI 2014

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2.10 Caesar II. 5.10Pipe Strees Analysis

BAB III DATA DESAIN DAN HASIL INSPEKSI

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. melakukan perancangan sistem perpipaan dengan menggunakan program Caesar

ANALISA TEGANGAN PIPA PADA SISTEM PERPIPAAN HEAVY FUEL OIL DARI DAILY TANK UNIT 1 DAN UNIT 2 MENUJU HEAT EXCHANGERDI PLTU BELAWAN

Analisa Laju Erosi dan Perhitungan Lifetime Terhadap Material Stainless Steel 304, 310, dan 321

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

ANALISA STABILITAS SUBSEA CROSSING GAS PIPELINE DENGAN SUPPORT PIPA BERUPA CONCRETE MATTRESS DAN SLEEPER

PANDUAN PERHITUNGAN TEBAL PIPA

BAB I PENDAHULUAN. Plant, Nuclear Plant, Geothermal Plant, Gas Plant, baik di On-Shore maupun di. Offshore, semuanya mempunyai dan membutuhkan Piping.

ANALISIS KEKUATAN COMPRESIVE NATURAL GAS (CNG) CYLINDERS MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

DESAIN TEGANGAN PADA JALUR PEMIPAAN GAS DENGAN PENDEKATAN PERANGKAT LUNAK

4 BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

Optimasi konfigurasi sudut elbow dengan metode field cold bend untuk pipa darat pada kondisi operasi

SIDANG P3 TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK KELAUTAN 28 JANUARI 2010

PERENCANAAN FIXED TRIPOD STEEL STRUCTURE JACKET PADA LINGKUNGAN MONSOON EKSTRIM

Review Desain Condensate Piping System pada North Geragai Processing Plant Facilities 2 di Jambi Merang

TUGAS AKHIR. Analisa Kekuatan Sambungan Pipa Yang Menggunakan Expansion Joint Pada Sambungan Tegak Lurus

ANALISIS MID-POINT TIE-IN PADA PIPA BAWAH LAUT

1. Project Management Awareness

DESAIN BASIS DAN ANALISIS STABILITAS PIPA GAS BAWAH LAUT

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA TEGANGAN SISTEM PIPA PROCESS LIQUID DARI VESSEL FLASH SEPARATOR KE CRUDE OIL PUMP MENGGUNAKAN PROGRAM CAESAR II

OPTIMASI DESAIN ELBOW PIPE

TUGAS AKHIR ANALISA TEGANGAN SISTEM PIPA GAS DARI VESSEL SUCTION SCRUBBER KE BOOSTER COMPRESSOR DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM CAESAR II

Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 4, Oktober 2013

Analisis Kekuatan Tangki CNG Ditinjau Dengan Material Logam Lapis Komposit Pada Kapal Pengangkut Compressed Natural Gas

ANALISA KEKUATAN FLANGE PADA SISTEM PEMIPAAN PRIMER REAKTOR TRIGA 2000 BANDUNG

Analisa Pemasangan Loop Ekspansi Akibat Terjadinya Upheaval Buckling Pada Onshore Pipeline

BAB IV ANALISIS TEGANGAN PADA CABANG PIPA

ANALISA KONFIGURASI PIPA BAWAH LAUT PADA ANOA EKSPANSION TEE

BAB VI PEMBAHASAN DAN HASIL

ANALISA PROTEKSI KATODIK DENGAN MENGGUNAKAN ANODA TUMBAL PADA PIPA GAS BAWAH TANAH PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR DARI STASIUN KOMPRESSOR GAS KE KALTIM-2

ANALISA TEGANGAN PIPA STEAM LOW CONDENSATE DIAMETER 6 PADA PT IKPT

ANALISA FATIGUE AKIBAT TEKANAN INTERNAL SIKLIS PADA DENTED PIPE

ANALISIS STATIK TEGANGAN PIPA PADA SISTEM PENDINGIN SEKUNDER REAKTOR KARTINI YOGYAKARTA

DESAIN TEGANGAN PADA JALUR PEMIPAAN GAS DENGAN PENDEKATAN PERANGKAT LUNAK

ANALISA TEGANGAN PIPA STEAM LOW CONDENSATE DIAMETER 6 PADA PT IKPT

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Data Perancangan. Tekanan kerja / Po Temperatur kerja / To. : 0,9 MPa (130,53 psi) : 43ºC (109,4ºF)

PERENCANAAN EXPANSION SPOOL DAN ANCHOR BLOCK PERENCANAAN PIPA DAN EXPANSION SPOOL PADA PIPA PENYALUR SPM

Laporan Tugas Akhir BAB II DASAR TEORI. 2.1 Lokasi dan kondisi terjadinya kegagalan pada sistem pipa. 5th failure July 13

EVALUASI DISAIN INSTALASI PIPA FRESH FIRE WATER STORAGE TANK

UJIAN P3 TUGAS AKHIR 20 JULI 2010

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN A TABEL. 1. Tabel Dimensi Class 300 Flanges Drilling

BAB V ANALISA HASIL. Dari hasil perhitungan awal dapat diketahui data-data sebagai berikut :

Bab 5 Analisis Tegangan Ultimate dan Analisis Penambahan Tumpuan Pipa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISA RESIKO PADA REDUCER PIPELINE AKIBAT INTERNAL CORROSION DENGAN METODE RBI (RISK BASED INSPECTION)

PENGARUH TEMPERATUR PADA COATING WRAPPING TAPE TERHADAP COATING BREAKDOWN

ANALISIS KEGAGALAN AKIBAT KOROSI DAN KERETAKAN PADA PIPA ALIRAN GAS ALAM DI NEB#12 PETROCHINA INTERNATIONAL JABUNG LTD

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: G-340

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2 (2017), ( X Print)

DESAIN DAN ANALISIS TEGANGAN SISTEM PERPIPAAN MAIN STEAM (HIGH PRESSURE) PADA COMBINED CYCLE POWER PLANT

ANALISA OVER STRESS PADA PIPA COOLING WATER SYSTEM MILIK PT. XXX DENGAN BANTUAN SOFTWARE CAESAR II

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

2 BAB II TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka. Suatu sistem perpipaan dapat dikatakan aman apabila beban tegangan

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mengalirkan suatu fluida (cair atau gas) dari satu atau beberapa titik

Transkripsi:

3.3 Pemodelan pada Caesar 5.1 Pembuatan model dengan variasi tersebut langsung dibuat pada Caesar 5.1 mengingat bentuk yang ada adalah pipeline. 1. Pemodelan Hal-hal yang diperlukan dalam pemodelan pipeline dengan menggunakan software Caesar 5.1 adalah sebagai beriku a. Data masukan Dimensi dan jenis material Parameter operasi ( tempratur, tekanan fluida ) Parameter beban Code yang digunakan b. Pemodelan node, elemen, tumpuan Aturan penentuan node : Geometi ( titik awal, interaksi, perubahan arah, dan titik akhir ) Perubahan parameter operasi Parameter kekakuan elemen ( perubahan ukuran pipa, expansion joint, valve ) Posisi kekakuan batas ( restrain ) 2. Pembebanan Memasukkan beban-beban yang ada diantaranya adalah beban akibat internal pressure, baik tekanan desain, tekanan operasi, tempratur desain, tempratur operasi. 3. Running model Memulai dengan merunning desain struktur pipa yang telah dibuat dengan mengangalisa material pada pipa dan beban yang telah dibuat gagal atau tidak, jika gagal maka cek lagi data-data yang ada. 4. Variasi temperature operasi, tekanan operasi dan kedalaman Setelah melakukan running dengan menggunakan software Caesar 5.1 maka dilakukan variasi terhadap pembebanan temperatur operasi, tekanan operasi dan kedalaman. 3.4 Network Planning Dalam perencanaan detail desain instalasi pipa membuat perencanaan yang meliputi aktivitas yang diperlukn dalam penyelenggaraan proyek tersebut. Perencanaan strategis perlu ditetapkan dan diinformasikan kepada seluruh bagian organisasi sehingga dapat menciptakan kerjasama di antara pekerja. Strategi yang dilakukan dalam proyek ini adalah sebagai berikut: 1. Membuat perencanaan pelaksanaan proyek. Perencanaan pelaksanaan harus disusun agar sasaran yang ingin dicapai dapat direalisasikan secara teoritis. 2. Membuat jadwal kerja pelaksanaan proyek. Penjadwalan menetapkan waktu dan urutan dari bermacam-macam kegiatan, keterkaitan suatu aktivitas dengan aktivitas lain. 3. Melakukan pengendalian dalam pelaksanaan proyek agar berjalan sesuai dengan rencana. Dalam pelaksanaan proyek ini dibagi menjadi dua perencanaan yaitu perencanaan waktu dan biaya proyek. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Validasi Penggunaan Software Dalam uji coba ini dilakukan perhitungan tegangan ijin pada pipa carbon steel secara manual dan dengan menggunakan software. Hasil dari kedua cara ini dibandingkan dan harus didapat hasil yang tidak jauh berbeda. Tabel 5 Validasi Software Tegangan Manual Software Error Allowable Stress Pipa Carbon steel 31502.2 Psi 31500 Psi 0.01 %

4.2 Hasil Perhitungan Beban dan Spring Tanah Tanah merupakan salah satu sumber beban (external pressure) pada buried pipe. Selain sebagai beban (external pressure) tanah juga sebagai tumpuan (daya dukung / spring) pada bagian bawah pipa. Dalam perhitungan daya dukung tanah ini akan dilakukan sepanjang desain pipa yang ada pada Bengawan Solo river crissing ini yaitu sepanjang 460 meter. Beban tanah ( external pressure / dead load ) diatas pipa adalah sebesar = 22.173 psi Daya dukung / spring tanah disamping pipa ( Lateral Soil Spring ) adalah sebesar = 3.58 x 10 8 lb Daya dukung / spring tanah diatas pipa ( Vertical Uplift Soil Spring) adalah sebesar = 1.43 x 10 8 lb Daya dukung / spring tanah dibawah pipa ( Vertical Bearing Soil Spring ) adalah sebesar = 1.52 x 10 9 lb 4.3 Analisis Pressure Loss Diameter pipa (d) : 8 inch Panjang pipa (L) : 13451.4 feet Kapasitas (Q 1 ) : 527.683 GPM Perbandingan Nilai Pressure Loss Dengan menggunakan persamaan Hazen-Williams dapat dihitung nilai pressure loss pada masingmasing jenis material pipa. a. Pipa GRP 4,53xL Q Δ d C b. Pipa Carbon steel Δ 1,85 1 P = P 4,87 4,53xL Q d C 1,85 1 P = 4,87 P Perbandingan Diameter Pipa Δ = 24.97 psi Δ = 37.73 psi Dengan kapasitas yang sama diperoleh perbandingan diameter pipa carbon steel dan GRP seperti pada Gambar 3 berikut Gambar 3 Grafik Perbandingan Diameter

4.4 Analisis Tegangan Berdasarkan pemodelan dengan Caesar 5.1, dapat diketahui nilai tegangan gabungan seperti pada Tabel 6 berikut. Tabel 6 Nilai Tegangan Combined Pipa Jenis Pipa Tegangan Combined (Pa) Pipa GRP 5.435x10 7 Pipa Carbon steel 5.684x10 7 Gambar 4 Pipa Kondisi Restrain Sedangkan untuk mengetahui verifikasi tegangan gabungan terhadap tegangan ijin pada masingmasing jenis material pipa dapat dilihat pada Tabel 9 berikut: Tabel 7 Nilai Allowable Stress Pipa Jenis Pipa Allowable Stress Check (Pa) Pipa GRP 6.635x10 7 Ok Pipa Carbon steel 2.172x10 8 Ok 4.5 Biaya Maintenance Pipa GRP dan pipa Carbon steel mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda sehingga memerlukan perawatan yang berbeda pula. Seperti misalnya, pipa Carbon steel sangat rentan terhadap korosi sehingga memerlukan perawatan pencegah korosi, sedangkan pipa GRP tidak memerlukan hal itu karena sifatnya yang anti korosi. Hal itu berakibat terhadap biaya yang dikeluarkan pada perawatan terhadap kedua jenis material pipa tersebut Tabel 8 Biaya Maintenance Maintenance Carbon steel GRP Selisih (US$ (US$) (US$) Total Maintenance per tahun 11784.5 8003.1 3781.4 Gambar 5 Perbandingan Biaya Maintenance

4.6 Perbandingan Analisis Perencanaan Waktu dan Biaya Proyek Kondisi Normal Pipa GRP Dalam perencanaan waktu dan biaya proyek pada kondisi normal dilakukan dengan kurun waktu selama 39 hari dengan perincian berikut: Biaya langsung = Rp. 1.414.937.333 Biaya tidak langsung = Rp. 432.666.000 Jumlah = Rp. 1.847.603.333 Pipa Carbon Steel Dalam perencanaan waktu dan biaya proyek pada kondisi normal dilakukan dengan kurun waktu selama 44 hari dengan perincian berikut: Biaya langsung = Rp. 1.457.099.000 Biaya tidak langsung = Rp. 593.736.000 Jumlah = Rp. 2.050.835.000 Gambar 6 Perbandingan Biaya Instalasi Kondisi Normal Gambar 7 Perbandingan Waktu Instalasi Kondisi Normal Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa penggunaan pipa GRP memiliki keuntungan biaya sebesar 9.91% dan mempercepat pekerjaan instalasi sebesar 11.36% daripada pipa carbon steel. Kondisi Dipercepat dengan Menambah Waktu Kerja (Jam Lembur) Pipa GRP Analisis Network planning dengan menggunakan metode CPM dengan menambah waktu pekerjaan (jam lembur) pada pekerjaan instalasi pipa GRP, kurun waktu penyelesaian proyek dapat dipercepat menjadi 35 hari dengan rincian biaya sebagai berikut: Biaya langsung = Rp. 1.417.921.333 Biaya tidak langsung = Rp. 449.862.000 Jumlah = Rp. 1.867.783.333 Pipa Carbon Steel

Analisis Network planning dengan menggunakan metode CPM dengan menambah waktu pekerjaan (jam lembur) pada pekerjaan instalasi pipa Carbon steel, kurun waktu penyelesaian proyek dapat dipercepat menjadi 40 hari dengan rincian biaya sebagai berikut: Biaya langsung = Rp. 1.459.291.500 Biaya tidak langsung = Rp. 622.928.000 Jumlah = Rp. 2.082.219.500 Kondisi Dipercepat dengan Menambah Titik Awal Pekerjaan Pipa GRP Analisis Network planning dengan menggunakan metode CPM dengan menambah titik awal pekerjan pada instalasi pipa Carbon steel, kurun waktu penyelesaian proyek dapat dipercepat menjadi 21 hari dengan rincian biaya sebagai berikut: Biaya langsung = Rp. 2.829.874.667 Biaya tidak langsung = Rp. 465.948.000 Jumlah = Rp. 3.295.822.667 Pipa Carbon Steel Analisis Network planning dengan menggunakan metode CPM dengan menambah titik awal pekerjan pada instalasi pipa Carbon steel, kurun waktu penyelesaian proyek dapat dipercepat menjadi 24 hari dengan rincian biaya sebagai berikut: Biaya langsung =Rp. 2.914.198.000 Biaya tidak langsung =Rp. 647.712.000 Jumlah =Rp. 3.561.910.000 Dari analisis diatas perbandingan biaya dan waktu instalasi sebelum dan sesudah menggunakan network planning digambarkan sebagai berikut. Gambar 8 Perbandingan Biaya Pipa GRP Dari gambar diatas dapat diketahui perbandingan biaya instalasi pada pipa GRP dengan kondisi normal, menambah jam lembur, dan menambah titik awal pekerjan. Menambah jam lembur meningkatkan biaya instalasi sebesar 1.08%, dan dengan menambah titik awal pekerjaan sebesar 37.77% dari biaya normal. Gambar 9 Perbandingan Waktu Instalasi Pipa GRP

Sedangkan perbandingan waktu instalasi pipa GRP dengan menambah jam lembur dapat mempercepat waktu sebesar 10.26%. sedangkan dengan menambah titik awal pekerjaan dapat mempercepat pekerjaan sebesar 46.15% dari waktu normal. Gambar 10 Perbandingan Biaya Pipa Carbon Steel Pada pipa carbon steel, perbandingan biaya instalasi dengan menambah jam lembur meningkatkan biaya instalasi sebesar 1.51%, sedangkan dengan menambah titik awal pekerjaan meningkatkan biaya instalasi sebesar 42.42%. Gambar 11 Perbandingan Waktu Instalasi Pipa Carbon Steel Secara umum berdasarkan analisis diatas, penggunaan pipa GRP dan CS memiliki keuntungan baik dari segi teknis maupun ekonomis seperti pada Tabel berikut Tabel 4.17 Perbandingan Sifat Material Pipa Tinjauan dari Segi Teknis Temperature maksimum Penyambungan Pipa Pressure loss Diameter dan Tebal Pipa Tinjauan dari Segi Ekonomis Biaya Maintenance Biaya Instalasi GRP Memiliki temperature maksimum yang terbatas yaitu sebesar 250 0 F Penyambungan pada pipa GRP lebih cepat karena menggunakan metode Threaded Joint Memiliki nilai pressure loss yang lebih kecil yaitu sebesar Δ P = 24.97 Psi Dengan Kapasitas yang sama dibutuhkan diameter pipa yang lebih kecil yaiti sebesar 7.74 inch dan tebal 0.183 inch GRP Memiliki biaya maintenance yang lebih kecil sebesar US$ 8003.1 per tahun Memerlukan biaya instalasi yang lebih kecil sebesar Rp. 1.847.603.333 Carbon Steel Memiliki temperature maksimum yang lebih besar yaitu sebesar 700 0 F Seperti pada umumnya pipa baja, penyambungannya dilakukan dengan pengelasan sehingga lebih lama. Memiliki nilai pressure loss yang lebih besar yaitu sebesar Δ P = 37.73 Psi Dengan kapasitas yang sama dibutuhkan diameter yang lebih besar yakni sebesar 8.18 inch dan tebal 0.221 inch Carbon Steel Memiliki biaya maintenance yang lebih besar sebesar US$ 11784.5 per tahun Memerlukan biaya instalasi yang lebih kecil sebesar Rp. 2.050.835.000

Dari tabel diatas dapat diketahui keuntungan dan kekurangan penggunaan jenis material pipa GRP dan carbon steel. Penggunaan kedua material memiliki kelebihan dan kekurangan sehingga perlu dilakukan analisis yang tepat sesuai kebutuhan dan kondisi lingkungan. 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah dilakukan perbandingan analisis tegangan yang terjadi pada pipa Glass Reinforced Polymer dan Carbon steel berbasis tekno ekonomik, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut. 1 Tegangan gabungan pipa dengan menggunakan material GRP lebih kecil dibanding dengan pipa carbon steel, sehingga penggunaan pipa carbon steel lebih kuat, meskipun penggunaan pipa dengan material GRP maupun carbon steel masih memenuhi tegangan ijin berdasarkan code masing-masing. 2 Keuntungan pipa GRP dibandingkan dengan pipa carbon steel yaitu pipa GRP memiliki nilai pressure loss yang lebih kecil, diameter yang lebih kecil, biaya maintenance yang lebih rendah, dan biaya instalasi yang lebih rendah. Sedangkan kelemahan pipa GRP yaitu design temperature yang terbatas dibandingkan dengan pipa carbon steel. Oleh karena itu pemilihan jenis material pipa harus di analisis terlebih dulu terhadap kegunaannya. 3 Sedangkan berdasarkan analisis network planning dapat disimpulkan bahwa penggunaan network planning dengan menambah jam lembur dan menambah titik awal pekerjaan dapat meningkatkan efisiensi waktu tetapi menambah biaya pekerjaan dibandingkan dengan sebelum menggunakan network planning. 5.2 Saran Ada beberapa saran dalam tugas akhir ini, antara lain 1. Perlu dilakukan analisis pembebanan pada pipa offshore 2. Perlu dilakukan perbandingan analisis biaya investasi pipa GRP dan Carbon Steel Daftar Pustaka API 15 LR/HR. 2001. Specification for Low/High Pressure Fiberglass Line Pipe, Third Edition. Amerika: API. API 5L. 2000. Spesification for Line pipe. Amerika: API. Ardianto, R.N, Damar A.S, Abdulloh dan Kosasih. 2007. Evaluasi Trunkline 8 SP Beringin-PPP Prabmulih. Yogyakarta: Proceeding Simposium Nasional IATMI. ASME B31.8. 2000. Gas Tranmission and Distribution Piping System. New York: The American Society of Mechanical Engineer. Balaji. 2000. Manual For Underground Installation of GRP Pipes In The Trench. India: Balaji Fiber Reinforce. Pvt. Ltd. Britt, Frank P.E. 1993. Design of FRP Piping Systems. Birmingham: Britt Engineering. Inc. http://www.brittengineering.com Elices, M, dan J.Llorca. 2002. Fiber Fracture. Madrid: Elsevier. Hutagaol, P. 2008. Perancangan Onshore Pipeline Menggunakan Pipa Berbahan Komposit GRP. Tugas Sarjana. Bandung: ITB. ISO 14692. 2002. Petroleum and Natural Gas Industries Glass-reinforced Plastic (GRP) Piping. Switzerland: ISO Martin, Carl. E. 1997. Fiberglass Piping System, Jurnal Non Metallic Piping, Chapter D2. Oklahoma: Fibercast Company. Pratama, A.D. 2010. Analisa Keandalan Pada Pipa JOB Pertamina-Petrocina Bengawan Solo River Crossing. Tugar Akhir. Surabaya: ITS. Rochani, I. 2008. Diktat Kuliah Ekonomi Teknik. Surabaya: Jurusan Teknik Kelautan ITS. Schmit, K. 1998. Fiberglass Reinforced Plastics (FRP) Piping System Designing Process/Facilities Piping System with FRP A Comparison to Traditional Metallic Materials. LA: EDO Specialty Plastics, Baton Rouge. Schmit, K. 1999. Fiberglass Reinforced Plastic (FRP) Piping Systemsdesigning For Various Loading Conditionsa Comparison Of Currently Available Design Philosophies. LA: EDO Specialty Plastics, Baton Rouge.