BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Semenjak Modigliani dan Miller (1958) mengungkapkan tentang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. (Jensen dan Mekling, 1976). Asumsi dasar dalam teori keagenan (agency

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari perusahaan adalah memaksimalkan kesejahteraan pemilik

SKRIPSI. Disusun Oleh : THORIQ AHMAD B B

BAB I PENDAHULUAN. melimpahkan kepada pihak lain yaitu manajer sehingga menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. melalui Foreign Direct Investment (FDI). Investor menganggap bahwa

yang diangkat oleh pemegang saham bertindak atas kepentingan pemegang saham.

BABI PENDAHULUAN. Pada teori keagenan bahwa agen bertindak atas nama prinsipal, dan

perusahaan sering menimbulkan konflik antar kelompok atau sering juga disebut

BAB I PENDAHULUAN. modal sangatlah penting didapatkan dari sumber-sumber keuangan, baik dari

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui

Berbagai konflik kepentingan dalam perusahaan baik antara manajer dengan pemegang saham, manajer dengan kreditur atau antara pemegang saham,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. antara manajer ( agent) sebagai pengelola dengan pemegang saham ( principal)

BABI PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan sarana untuk mempertanggungjawabkan. apa yang dilakukan oleh manajemen atas sumber daya yang dipercayakan

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau stockholder (Brigham. karena pemilik modal memiliki banyak keterbatasan.

BAB 1 PENDAHULUAN. pemegang saham dengan cara menaikkan nilai perusahaan. Awalnya suatu

BAB I PENDAHULUAN. melalui kemakmuran pemilik atau pemegang saham. Namun pihak. diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi persaingan yang semakin tajam. Akan tetapi, dalam praktiknya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian dalam menentukan kebijakan hutang telah banyak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. karena bagi para investor dividen merupakan return (tingkat pengembalian) atas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

kepentingan pemegang saham mungkin bertentangan. Hal tersebut disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Sugiarto 2009). Wild et al (2005) mengatakan perbandingan antara hutang dan modal

BAB I PENDAHULUAN UKDW. seringkali membuat adanya konflik kepentingan antara kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Jensen & Smith 1984 ; Fama and French 1998).

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham untuk mengelola dan menjalankan perusahaan merupakan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. selalu berkembang. Salah satu cara untuk bisa bertahan adalah bahwa perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. orientation) maupun organisasi yang tidak berorentasi pada laba (non-profit

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi persaingan tersebut perusahaan tidak bisa terus stagnan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nilai perusahaan pada dasarnya dapat diukur melalui beberapa aspek, salah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan bertujuan untuk memaksimalkan kesejahteraan pemilik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungan keagenan atau agency relationship. Pada agency theory yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam teori keagenan (agency theory), hubungan agensi muncul ketika

Shella Febri Priatama ABSTRAKSI

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP AGENCY COST PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan perusahaan dalam jangka panjang adalah memaksimalkan nilai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Struktur kepemilikan adalah perbandingan antara jumlah saham yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. harus sesuai dengan tujuan utama perusahaan yaitu, meningkatkan. kemakmuran para pemegang saham perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu hal yang penting pada sebagian besar perusahaan besar yakni potensi UKDW

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengenai struktur kepemilikan, struktur modal, corporate

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Ketersediaan dana yang cukup untuk membiayai kegiatan operasional

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh pihak manajemen dengan penentuan membagikan laba yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Pengklasifikasian Utang. Utang Menurut Djarwanto (2004) merupakan kewajiban perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan. berdampak terhadap nilai perusahaan (Fama dan French, 1998).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham (principal) dengan manajer (agent). Pemegang saham memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan menggunakan dana yang bersumber dari pihak internal dan

BAB 1 PENDAHULUAN. theory) merupakan suatu hubungan antara agent dengan principal. Dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. kepentingan pemilik seperti melakukan ekspansi untuk meningkatkan suatu gaji.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dividen (dividend policy). Keputusan pembagian dividen seringkali menimbulkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kerja atau investasi pada aset. Kas tersebut biasanya menimbulkan konflik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hutang. Hutang adalah kewajiban suatu perusahaan yang timbul dari transaksi

BAB I PENDAHULUAN. mengalami pemulihan salah satu di bidang industri manufaktur asing. Pasar modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya konflik kepentingan antara shareholder dan manajer, karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai dividen payout atau ditahan untuk reinvestasi dalam perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. atau kekayaan bagi para pemegang saham. Nilai perusahaan merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi dan Pengklasifikasian Hutang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Free cash flow adalah bentuk lain ukuran arus kas. Pengertian free cash

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dipandang sebagai sekumpulan kontrak antara manajer perusahaan dan

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. mengenai aliran kas bebas atau free cash flow. free cash flow didistribusikan untuk menjalankan proyek-proyek yang

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan hidup suatu perusahaan di era globalisasi sekarang ini.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan

Keyword : Insider Ownership, debt policy, dividen policy, opportunistic behaviour, Fixed Asset, Risk, Size, Growth, Profit.

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan bisnis saat ini, didirikannya suatu perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI

SEMINAR AKUNTANSI. Teori Agensi (AgenCy Theory)

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan dividen adalah kebijakan yang dilakukan untuk menentukan UKDW

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. saham (Brigham dan Gapenski 1996). Semakin tinggi nilai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya. Dana yang diperoleh dari

KEBIJAKAN DIVIDEN DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP KEBIJAKAN UTANG: SEBUAH PERSPEKTIF AGENCY THEORY

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham dan akan diinvestasikan kembali atau ditahan di dalam perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dividen merupakan bentuk pengembalian (return) diluar capital gain yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

1 Universitas Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen perusahaan dalam rangka mendanai operasional perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan meskipun mereka memiliki kepemilikan saham di perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. offline hingga bisnis online. Dalam perkembangan bisnis offline Indonesia bisa

BAB I PENDAHULUAN. keputusan, yaitu keputusan pendanaan dan keputusan investasi. Keputusan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Adanya penelitian yang telah dilakukan sebelum penelitian ini dibahas,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyerahkan barang atau jasa pada tanggal tertentu. Hutang juga

BAB I PENDAHULUAN. dipertimbangkan secara seksama. Sebagaimana dikemukakan oleh Bishop et al. (2000) dalam

HUBUNGAN SUBSTITUSI DEBT POLICY, INSIDER OWNERSHIP, DAN DIVIDEND POLICY DALAM MEKANISME PENGAWASAN MASALAH AGENSI DI INDONESIA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Semenjak Modigliani dan Miller (1958) mengungkapkan tentang ketidakrelevanan kebijakan hutang dan ketidakrelevanan kebijakan dividen, para peneliti ekonomi dan keuangan telah mengajukan berbagai teori mengenai hubungan/ relevansi antara kebijakan hutang dan kebijakan dividen. Penelitian oleh DeAngelo dan Masulis (1980), Kim (1988) dan Miller (1986) menyatakan bahwa kebijakan hutang dan kebijakan dividen adalah relevan karena adanya peraturan pajak. Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Myers (1984) dan Ross (1977) dinyatakan kerelevanan tersebut dikarenakan faktor informasi asimetri, yaitu manajer mengetahui informasi yang tidak diketahui oleh investor. Teori relevansi yang ketiga yaitu teori keagenan (agency theory) yang dinyatakan oleh Jensen dan Meckling (1976) dan diperluas oleh Rozeff (1982) dan Easterbrook (1984). Dalam agency theory dinyatakan bahwa karena pemegang saham terpencar dan memiliki portofolio yang terdiversifikasi dengan baik, maka mereka mendelegasikan pengambilan keputusan keuangan dan lainnya kepada manajer perusahaan. Perhatian utama pemegang saham terletak pada mendiversifikasikan risiko yang berkaitan langsung dengan perusahaan, sedangkan manajer mempunyai kecenderungan untuk mengejar kepentingannya sendiri yang bertentangan dengan kepentingan pemegang saham. Hal ini menimbulkan konflik kepentingan antara

manajer dan pemegang saham. Konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham dapat diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat mensejajarkan kepentingan-kepentingan yang terkait tersebut. Namun dengan munculnya mekanisme pengawasan tersebut akan menimbulkan biaya yang disebut sebagai agency cost. Ada beberapa alternatif untuk mengurangi agency cost yaitu, pertama dengan meningkatkan kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen, sehingga dengan kepemilikan ini akan mensejajarkan kepentingan manajemen dengan pemegang saham (Jensen dan Meckling, 1976). Kedua, dengan meningkatkan dividend payout ratio atau rasio dividen terhadap laba bersih. Crutchley dan Hansen (1989) menyatakan bahwa dengan pembayaran dividen dalam jumlah yang cukup besar akan meningkatkan kebutuhan pembiayaan dari luar, sehingga akan meningkatkan pengawasan terhadap manajer oleh pihak penyedia pendanaan tersebut. Ketiga, meningkatkan pendanaan dengan hutang. Peningkatan hutang akan menurunkan besarnya konflik antara pemegang saham dengan manajemen. Di samping itu, hutang juga akan menurunkan excess cash flow yang ada dalam perusahaan sehingga menurunkan kemungkinan pemborosan dilakukan oleh manajemen (Jensen, et al., 1992; Jensen 1986). Keempat, dengan cara mengaktifkan monitoring melalui institutional investor. Moh d et al. (1998) menyatakan bahwa distribusi saham antara pemegang saham dari luar yaitu institutional investor dan shareholders dispersion dapat mengurangi agency cost, karena kepemilikan mewakili suatu sumber kekuasaan (source of power) yang dapat digunakan untuk mendukung atau sebaliknya terhadap

keberadaan manajemen. Adanya kepemilikan oleh investor institutional seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan oleh institusi lain akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen. Chen dan Steiner (1999) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial merupakan kekuatan monitoring internal yang penting dan telah diperdebatkan sebagai sesuatu yang mempengaruhi risiko sekaligus sebagai faktor yang dipengaruhi oleh risiko. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Demsetz dan Lehn (1985) diungkapkan bahwa terdapat hubungan kausal yang positif dari risiko terhadap kepemilikan manajerial yang disebabkan oleh meningkatnya penilaian atas alat monitoring internal ini untuk memecahkan konflik keagenan antara pemegang saham eksternal dengan manajemen. Namun, pendapat yang dikemukakan oleh Galai dan Masulis (1976) dan hasil pengujian empiris dari Saunders, Strock, dan Travlos (1990) menyatakan bahwa tingginya kepemilikan oleh manajer dapat memperburuk konflik keagenan antara pemegang saham dan pemegang obligasi sehingga akan menimbulkan risiko yang tinggi, sementara Amihud dan Lev (1981) dan May (1995) membuktikan bahwa terdapat hubungan kausal yang saling bertolak belakang antara kepemilikan manajerial dengan risiko. Secara lebih jauh, risiko merupakan topik pembahasan utama dalam ekonomi keuangan yang menghubungkan antara kepemilikan manajerial dengan kebijakan hutang dan kebijakan dividen perusahaan. Sebagai contoh, sementara kepemilikan manajerial telah dinyatakan sebagai penyebab tingginya tingkat risiko, dan risiko

yang tinggi seperti yang dinyatakan oleh Ravid (1988) mengakibatkan lebih rendahnya tingkat hutang, dan menyebabkan keengganan perusahaan untuk mengeluarkan uang tunai dalam rangka pembayaran dividen (Venkatesh, 1989). Penelitian mengenai struktur kepemilikan dan pengaruhnya baik terhadap nilai perusahaan maupun terhadap kebijakan hutang dan dividen telah dilakukan oleh banyak peneliti, dan mereka menemukan hasil yang berbeda. Kim dan Sorensen (1986), Agrawal dan Mendelker (1987), dan Mehran (1992) menemukan hubungan yang positif antara kepemilikan saham oleh pihak internal perusahaan dengan debt ratio perusahaan. Namun dengan menggunakan sumber data, periode sampel dan teknik sampling yang berbeda, Friend dan Hasbrouck (1988), Friend dan Lang (1988), dan Jensen, et al. (1992) menemukan hubungan yang negatif antara variabel-variabel tersebut. Chaganti dan Damanpour (1991) menemukan bahwa kepemilikan saham oleh pihak internal tidak berpengaruh terhadap struktur pembiayaan perusahaan. Moh d, et al. (1998) menemukan bahwa dengan meningkatnya kepemilikan manajerial menyebabkan manajer cenderung mengurangi kebijakan hutang sehingga akan menurunkan risiko secara keseluruhan dan/atau agency cost yang timbul, serta kepemilikan institusional terlihat mempengaruhi kebijakan keuangan perusahaan melalui substitusi antara pemegang saham institusional dengan peranan hutang dalam struktur pembiayaan perusahaan. Bathala, et al. (1994) menunjukkan bahwa kepemilikan institusional mempunyai pengaruh yang signifikan dan berhubungan negatif dengan kebijakan pembiayaan hutang dan kepemilikan manajerial dalam ekuitas perusahaan.

Jensen, et al. (1992) berargumen bahwa kepemilikan manajerial, kebijakan hutang, dan dividen adalah berhubungan secara bersamaan walaupun metode yang mereka kemukakan secara statistik menghasilkan tingkat signifikansi yang relatif rendah dalam pendugaan parameter persamaan kepemilikan manajerial. Chen dan Steiner (1999) memperluas cakupan penelitian tentang kepemilikan manajerial dengan membangun sebuah model empiris dengan kepemilikan manajerial, kebijakan pengambilan risiko, kebijakan hutang, dan kebijakan dividen masingmasing diperlakukan sebagai variabel endogen yang ditetapkan secara bersamaan (endogenous, jointly determined variables). Pembangunan model ini didasarkan pada fakta bahwa kepemilikan manajerial, kebijakan pengambilan risiko, kebijakan hutang, dan kebijakan dividen merupakan bagian yang integral dari proses pengambilan keputusan perusahaan dalam kerangka keagenan. Variabel kepemilikan institusional tidak dimasukkan dalam model tersebut dikarenakan variabel tersebut merupakan variabel eksternal terhadap perusahaan, sehingga tidak merupakan variabel pengambilan keputusan perusahaan. Hasil penelitian yang dilakukan Chen dan Steiner (1999) atas model empiris tersebut menyebutkan bahwa pada tingkatan yang rendah, risiko merupakan faktor penentu yang positif atas kepemilikan manajerial. Dalam tingkatan risiko yang lebih tinggi, penghindaran risiko oleh manajer merupakan efek yang signifikan. Chen dan Steiner (1999) juga menemukan bahwa kepemilikan manajerial secara positif menyebabkan tindakan pengambilan risiko, sehingga penelitian mereka membuktikan bahwa terdapat saling mempengaruhi antara variabel kepemilikan manajerial dengan

risiko. Dalam penelitian tersebut juga ditemukan terdapat efek substitusi-monitoring (substitution-monitoring effect) antara kepemilikan manajerial dengan kebijakan hutang dan antara kepemilikan manajerial dengan kebijakan dividen. Efek ini juga terlihat dalam hubungan antara kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional, yang menunjukkan bahwa perusahaan memilih antara alternatif kekuatan monitoring dalam usahanya untuk menekan agency cost. Dari fenomena yang muncul dan hasil penelitian-penelitian terdahulu, penulis termotivasi untuk melakukan penelitian yang menguji hubungan antara kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, risiko, kebijakan hutang, dan kebijakan dividen dengan menggunakan basis agency theory dan menggunakan metode analisis kuadrat terkecil dua tahap (two-stage least squares). 1.2. Rumusan Penelitian Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah dan hasil penelitianpenelitian sebelumnya, penulis merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh signifikan kepemilikan institusional, kebijakan pengambilan risiko, kebijakan hutang, dan kebijakan dividen terhadap kepemilikan manajerial? 2. Apakah terdapat pengaruh signifikan kepemilikan manajerial, kebijakan pengambilan risiko, kebijakan hutang, dan kebijakan dividen terhadap kepemilikan institusional?

3. Apakah terdapat pengaruh signifikan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan hutang, dan kebijakan dividen terhadap kebijakan pengambilan risiko? 4. Apakah terdapat pengaruh signifikan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan pengambilan risiko, dan kebijakan dividen terhadap kebijakan hutang? 5. Apakah terdapat pengaruh signifikan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan pengambilan risiko, dan kebijakan dividen terhadap kebijakan hutang? 6. Apakah terdapat pengaruh signifikan variabel eksogen terhadap kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, risiko, kebijakan hutang, dan kebijakan dividen? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menguji dan memberikan bukti empiris tentang pengaruh kepemilikan institusional, kebijakan pengambilan risiko, kebijakan hutang, dan kebijakan dividen terhadap kepemilikan manajerial. 2. Untuk menguji dan memberikan bukti empiris tentang pengaruh kepemilikan manajerial, kebijakan pengambilan risiko, kebijakan hutang, dan kebijakan dividen terhadap kepemilikan institusional.

3. Untuk menguji dan memberikan bukti empiris tentang pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan hutang, dan kebijakan dividen terhadap kebijakan pengambilan risiko. 4. Untuk menguji dan memberikan bukti empiris tentang pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan pengambilan risiko, dan kebijakan dividen terhadap kebijakan hutang. 5. Untuk menguji dan memberikan bukti empiris tentang pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan pengambilan risiko, dan kebijakan dividen terhadap kebijakan hutang. 6. Untuk menguji dan memberikan bukti empiris tentang pengaruh variabel eksogen terhadap kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, risiko, kebijakan hutang, dan kebijakan dividen. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain: 1. Temuan pada penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan hubungan saling mempengaruhi antara kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, risiko, kebijakan hutang, dan kebijakan dividen, dan pengaruh variabel eksogen terhadap kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, risiko, kebijakan hutang, dan kebijakan dividen.

2. Bagi peneliti, temuan pada penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman mengenai mekanisme untuk mengurangi agency cost yang dilakukan perusahaan serta hubungan saling mempengaruhi diantaranya. 3. Bagi akademisi dan peneliti selanjutnya, temuan pada penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperluas perbendaharaan penelitian di bidang akuntansi dengan menggunakan metode persamaan simultan. 1.5. Originalitas Penelitian Ide dasar penelitian ini berasal dari penelitian yang dilakukan oleh Chen dan Steiner (1999) dan merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Putri dan Nasir (2006) dengan menggunakan metode pengukuran variabel dan jenis variabel kontrol (variabel eksogen) yang berbeda. Perbedaan tersebut adalah dalam pengukuran variabel endogen yaitu kebijakan hutang dan kebijakan dividen. Perbedaan juga dibuat dalam pengukuran variabel eksogen, yaitu perputaran aktiva, profitabilitas perusahaan, dan likuiditas perusahaan. Periode pengamatan juga berbeda, di mana periode penelitian ini adalah dari tahun 2006-2008, sedangkan periode penelitian sebelumnya adalah dari tahun 2003-2005.