BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENALTI PADA PENGAMBILAN SIMPANAN MUDHARABAH BERJANGKA (DEPOSITO) SEBELUM JATUH TEMPO DI BMT SYIRKAH

dokumen-dokumen yang mirip
Raja Grafindo Persada, 2016, hlm.99

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA)

BAB IV. ANALISIS IMPLEMENTASI FATWA DSN NO. 03/DSN-MUI/IV/2000 TENTANG DEPOSITO PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH di BMT MASJID AGUNG DEMAK

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELASANAAN AKAD MUDH ARABAH PADA SIMPANAN SERBAGUNA DI BMT BISMILLAH SUKOREJO

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

GIRO DAN DEPOSITO A. PENGERTIAN GIRO

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Dalam Ilmu Syari ah

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Konsep Mudharabah dalam Perbankan Syariah. 1. Pengertian Mudharabah dan Implementasinya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Produk Simpanan Berjangka (Simka) / Deposito Mudharabah di KSPPS Arthamadina Banyuputih

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS CEMERLANG WELERI

BAB III PEMBAHASAN. pemilik dana itu telah memutuskan untuk menyerahkan sebagian dananya untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS MODEL PERHITUNGAN NISBAH BAGI HASIL PADA SIMPANAN BERJANGKA (DEPOSITO) DI BMT LESTARI MUAMALAT SURADADI TEGAL

BAB IV. ANALISIS MEKANISME TRANSAKSI PRODUK DEPOSITO ib HASANAH DOLLAR PADA BNI SYARIAH PEKALONGAN

BAB II LANDASAN TEORI. kepastian dana pendidikan anak sesuai rencana untuk setiap cita-cita yang

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB IV PENERAPAN AKTA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN AL QARDH. A. Analisis Penerapan Akta Jaminan Fidusia dalam Perjanjian Pembiayaan Al

BAB IV ANALISIS PENERAPAN AKAD MUDHARABAH SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PRODUK PENGHIMPUNAN DANA DI BANK SYARI AH MANDIRI KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kehadiran bank syariah ditengah-tengah perbankan konvensional

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

BAB IV. Analisis Hasil Penelitian. A. Perhitungan Bagi Hasil Simpanan Mudharabah di KJKS BMT Nurussa adah

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TINJAUAN BAGI HASIL SIMPANAN BERJANGKA PADA KJKS BMT BINA UMAT MANDIRI (BUM) CABANG ADIWERNA

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang berlandaskan Al-quran dan As-sunnah. Tak lain tujuan. dan mengalirkan dana sesuai dengan undang-undang perbankan

BAB IV PEMBAHASAN. A. Implementasi Prinsip Mudharabah Muthlaqah pada BNI ib Deposito

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Lembaga Keuangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO.

BAB I PENDAHULUAN. 2014, h Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia, Jakarta:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KONTRAK OPSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. yang kekurangan dana yang dalam menjalankan aktivitasnya harus sesuai dengan

BAB V PEMBAHASAN. A. Kebijakan Harga Jual Pembiayaan Murabahah di BMT Istiqomah Unit

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB IV ANALISIS MEKANISME AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DAN MUDHARABAH BERJANGKA DI UJKS BMT MITRA UMAT DAN UJKS BMT MINNA LANA

b. Undang-undang RI. Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. c. Surat dari PT. Danareksa Investment Management, nomor S-09/01/DPS- DIM. d. Pendapat pe

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian dan Landasan Syariah Deposito ib Mudhrabah. penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu-waktu tertentu menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB I PENDAHULUAN. membedakan pengelolaan lembaga keuangan Islam (syariah) dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14

MURA<BAH{AH BIL WAKA<LAH DENGAN PENERAPAN KWITANSI

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana (surplus of fund).

Pertemuan Minggu IX : Pembiayaan Syariah

BAB IV ANALISIS AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN PERLINDUNGAN NASABAH. A. Analisis praktek akad pembiayaan mudharabah di BMT Amanah Bangsri

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mengatasi krisis tersebut. Melihat kenyataan tersebut banyak para ahli

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi

1. Apa latara belakang didirikannya Bank Sumut Syariah? 3. Apakah perbedaan sistem bank syariah dengan bank konvensional?

BAB I PENDAHULUAN. akan sistem operasionalnya, telah menunjukkan angka kemajuan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Keberadaan perbankan

BAB IV. A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi syariah yang berlandaskan nilai Al-Qur an dan Al-Hadis. ditugaskan oleh Allah SWT untuk mengelola bumi secara amanah.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN. PENYELENGGARA PERJALANAN UMRAH DAN HAJI PLUS (Studi

BAB IV ANALISIS MEKANISME PEMBAGIAN HASIL USAHA ANTARA PIHAK BMT DENGAN PIHAK NASABAH DAN ANALISIS KESESUIAN

I. Flow-chart. Dimas Hidim, mahasiswa EPI C, Penjelasan alur/flow chat akad musyarakah :

BAB I PENDAHULUAN. perbankan dalam mengendalikan negara tersebut. Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia sebagaimana dimaksud

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Islam sebagai agama yang memuat ajaran yang bersifat universal dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. setelah dikeluarkannya Undang-Undang No.72 tahun 1992 tentang perbankan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENGHITUNGAN BAGI HASIL. A. Analisis Bagi Hasil Pada Pembiayaan Mudharabah di PT BPR Syariah

PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH

BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1

MANAJEMEN PENGHIMPUNAN DANA

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan bisnis yang serupa dengan Koperasi atau Lembaga Swadaya

BAB I PENDAHULUAN. lain agar supaya mereka saling tolong-menolong. Karena dalam kehidupan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap deposito mudharabah. Penelitian-penelitian tersebut adalah sebagai

Manajemen dana bank syariah

BAB II LANDASAN TEORI. yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip. Menurut pendapat lain, Wadi ah adalah akad penitipan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Analisis Akad Tabungan Mud}a<rabah (MDA) Berjangka

Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh

RESCHEDULING PEMBIAYAAN MURA<BAHAH MUSIMAN

Setelah penulis mengumpulkan data dari lapangan melalui wawancara. dan dokumentasi di lapangan, yaitu di Bank BNI Syariah Kantor Cabang

BAB I PENDAHULUAN. Raja Grafindo Persada, 2010, h Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta:PT

BAB II DASAR TEORI. mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang

BAB II LANDASAN TEORI. Mudharabah, dalam bahasa arab berasal dari kata dharaba, yang berarti. seseorang memukulkan kakinya dalam menjalankan usaha.

BAB I PENDAHULUAN. persatuan. Hal ini terlihat dari unsur-unsur yang dicapai dari inti agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. yang kita ketahui sistem perekonomian negara-negara di dunia. Tidak lepas dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

secara tunai (murabahah naqdan), melainkan jenis yang

Pedoman Pelaksanaan Reksadana Syariah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah penulis laksanakan pada PT Bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam linguistik, analisa atau analisis adalah kajian yang

Bank Kon K v on e v n e sion s al dan Sy S ar y iah Arum H. Primandari

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. antara pihak investor atau penabung, istilahnya shahibul maal dengan pihak pengelola

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENALTI PADA PENGAMBILAN SIMPANAN MUDHARABAH BERJANGKA (DEPOSITO) SEBELUM JATUH TEMPO DI BMT SYIRKAH MUAWANAH MWC NU ADIWERNA TEGAL A. Analisis Praktek Penalti Pada Pengambilan Simpanan Mudharabah Berjangka (Deposito) Sebelum Jatuh Tempo di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal. Sebagaimana kita ketahui kegiatan utama dari BMT adalah penghimpunan dana dari masyarakat, dan salah satu cara untuk menghimpun dana dari masyarakat tersebut adalah dengan menyediakan layanan simpanan deposito berjangka. Simpanan deposito berjangka adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian anggota penyimpan dengan BMT. 1 Simpanan deposito berjangka merupakan sumber dana yang paling utama dan sangat penting bagi sebuah perusahaan dan lembaga keuangan baik lembaga keuangan konvensional maupun lembaga keuangan syariah. Hal ini dikarenakan sifat dari simpanan tersebut yang mempunyai tempo atau jangka waktu tertentu didalam penarikannya, sehingga bank atau lembaga keuangan yang menerima simpanan deposito berjangka tersebut dapat lebih efisien dalam memanfaatkan simpanan tersebut, yang mana 1 Mukhtar Alshodiq, op. cit, hlm, 44. 56

57 simpanan deposito tersebut dapat dijadikan sebagai modal untuk menjalankan usahanya. Bank biasanya memberikan bunga yang besar untuk nasabah simpanan deposito berjangka sesuai jangka waktu yang dipilihnya. Jangka waktu yang diberikan biasanya variatif yaitu: 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, atau pun 12 bulan tergantung jangka waktu yang dipilih nasabah. Jangka waktu yang ditentukan inilah, maka dana nasabah akan mengendap di bank, sehingga bank mempunyai waktu yang cukup lama untuk memanfaatkan dana simpanan tersebut guna keperluan pembiayaan jangka pendek yang dapat menghasilkan keuntungan. BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal sebagai lembaga keuangan syariah non bank juga menawarkan produk deposito berjangka sebagaimana produk deposito berjangka pada umumnya. Adapun jangka waktu yang diberikan sangat variatif, yaitu: 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan. Sedangkan akad yang digunakan adalah akad mudharabah. Di dalam literatur-literatur keislaman sendiri, khususnya literatur ekonomi Islam, sering kita temui deposito yang mengaplikasikan akad mudharabah. Selain itu pula Majelis Ulama Indonesia sendiri telah mengeluarkan fatwa, bahwa deposito yang dibenarkan adalah deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah. 2 Deposito ini termasuk jenis deposito mudharabah muqayyadah dimana mudharib dibatasi dengan waktu yaitu harus mengembalikan uang 2 Lihat Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, Ciputat: CV Gaung Persada, 2006, hlm, 18.

58 simpanan shahibul maal pada waktu yang telah dperjanjikan mereka. 3 Jangka waktunya adalah 3 bulan, 6 bulan, atau 12 bulan. Sebagai tanda bukti shahibul maal akan mendapatkan bilyet atau bukti simpanan. Dimana pada bilyet tersebut tertulis ketentuan bahwa simpanan hanya dapat dicairkan pada waktu tertentu sesuai perjanjian antara mudharib dengan shahibul maal. Seperti yang telah disinggung dibab III bahwa perjanjian pada akad kerja mudharabah berjangka (deposito) yang merupakan salah satu produk BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal yang apabila anggota mengambil simpanan yang didepositokan selain dari waktu yang telah ditentukan waktunya oleh pihak BMT, anggota akan dikenai penalti dari jumlah nominal simpanan yang didepositokan atau dengan kata lain anggota akan dikenai beban pembiayaan karena tidak mematuhi kesepakatan dalam perjanjian awal pada akad mudharabah berjangka. Dalam perjanjian mudharabah pemilik modal atau shohibul maal mempunyai hak dalam mengambil harta yang ia titipkan termasuk simpanan yang didepositokan pada BMT, namun modal yang ia serahkan kepada pihak BMT digunakan oleh pihak lain untuk mengembangkan usaha melalui pembiayaan pihak ketiga kepada pihak BMT, pihak ketiga yang memakai sebagian modal pada BMT ini juga dinamakan anggota, anggota pihak ketiga juga melakukan pembayaran pembiayaan kepada 3 Adiwarman Azwar Karim, op. cit, hlm 99

59 pihak BMT sesuai dengan waktu yang telah disepakati karena akad yang digunakan juga akad mudharabah berjangka. Pada hakekatnya pihak BMT merupakan perantara dalam menyalurkan modal dari anggota yang menginvestasikan modalnya dari anggota yang menggunakan pembiayaan dari pihak BMT yang kemudian dilakukan bagi hasil sesuai dengan nisbah yang sudah disepakati. Penalti yang dilakukan oleh pihak BMT kepada anggota yang mengambil simpanan selain dari waktu yang telah ditentukan merupakan usaha preventif supaya modal yang pihak BMT tanamkan pada anggota yang meminjam untuk keperluan usaha mempunyai waktu untuk mengembalikannya kepada pihak BMT dan pihak BMT bisa mengembalikan simpanan anggota hal ini karena keduanya memakai akad mudharabah berjangka. Hal ini sesuai dengan salah satu poin dalam prinsip-prinsip mudharabah yang berbunyi muamalah dilakukan atas dasar pertimbangan mendatangkan manfaat dan menghindari madharat dalam hidup masyarakat. Penalti dari pihak BMT kepada anggota yang menarik dana depositonya sebelum jatuh tempo yang telah ditentukan sebelumnya adalah untuk penyaluran pembiayaan kepada anggota yang melakukan peminjaman dana untuk usaha, hal ini mencegah kemacetan dalam kegiatan mudharabah sehingga meski ada kesan merugikan anggota akan tetapi hal ini sebenarnya pencerminan atas salah satu prinsip mudharabah

60 yang berlandaskan manfaat dan mengindari madharat yang lebih besar bagi kegiatan bermudharabah. B. Analisis Hukum Islam Terhadap Penalti Pada Pengambilan Simpanan Mudharabah Berjangka (Deposito) Sebelum Jatuh Tempo di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal. Seperti yang telah disinggung pada bab sebelumnya bahwa perjanjian penalti terhadap simpanan anggota dilakukan apabila anggota mengambil simpanan mudharabah berjangka yang menjadi haknya sebelum jatuh tempo, dalam hal ini anggota sebagai shahibul maal sedangkan pihak yang diwakilkan dalam hal ini adalah pihak BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal selaku pengelola dari modal atau simpanan shahibul maal. Pada saat perjanjian anggota ditawarkan jenjang waktu pengambilan simpanan yang didepositkan anggota yaitu 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan, dan anggota berhak memilih salah satu antara jenjang waktu tersebut, ketika anggota memilih salah satu antara jenjang waktu tersebut, maka terjadilah satu kesepakatan antara kedua belah pihak yang selanjutnya dokumen perjanjian ditandatangani oleh anggota. Dalam akad muamalah ketika terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak maka eksistensi kerelaan antara kedua pihak yang berakad tercipta, karena Islam sangat menjunjung tinggi asas kerelaan dan keridhoan antara dua orang yang berakad atau dalam melakukan transaksi, sesuai dengan firman Allah SWT:

61 Q.S Annisa ayat 29 :!"# *+,./ $%"&'() 7%"# 6) 435 012 +(&3/ >$%?@ <=9"# ; 8,9 :... Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antarakamu. 4 Perjanjian yang dilakukan oleh kedua belah pihak terjadi dalam satu tempat yaitu kantor BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal dan pihak anggota hadir secara langsung berhadapan dengan karyawan yang diwakili oleh pihak BMT, hal ini sesuai dengan syarat dan rukun perjanjian jual beli termasuk dalam perjanjian mudharabah yaitu akad dilakukan dalam satu majelis. Nota perjanjian yang diberikan oleh pihak BMT yang mencakup perjanjian kerja, tawaran jenjang waktu mudharabah berjangka, nisbah bagi hasil dan konsekuensi yang berupa dokumen pemberitahuan risiko yang menyangkut hak dan kewajiban anggota dan pihak BMT tertuang dalam bentuk tulisan yang jelas dan dapat dipahami oleh pihak anggota. Sedangkan untuk risiko anggota yang mengambil simpanan selain dari jangka waktu yang telah ditentukan oleh pihak BMT yang dikenakannya penalti dari simpanan anggota tidak tertuang dalam bentuk tulisan yang jelas, akan tetapi menurut kesepakatan 4 Departemen Agama RI Al-Qura an Dan Terjemahnya, op. cit, hlm, 83.

62 antara anggota dengan BMT. 5 Seharusnya akad semacam ini dicatat dalam nota perjanjian yang jelas. Sebagaimana firman Allah dalam surat Q.S Al- Baqarah ayat 282 : BC? D"# "A35? JKLM &1 I) GH<35 EF( D3/.. R H O PQ "! Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. 6 Ayat diatas menjelaskan bahwa untuk kebaikan kedua belah pihak maka ketika bermualah seharusnya perjanjian dituliskan, karena tulisan itu dapat menjadi bukti (bayyinah) yang mengingatkan salah satu pihak yang terkadang lupa atau khilaf. 7 Ketika perjanjian itu dituliskan maka sudah seharusnya kedua belah pihak mematuhi akad yang sudah ada didalam perjanjian. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Al-Maidah (5) : 1! ) RS5(&3/ 5 Wawancara dengan Slamet Ibnu Tafsir selaku Manager BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal pada tanggal 4 Agustus 2011 6 Departemen Agama RI Al-Qura an Dan Terjemahnya, op.cit, hlm 48. 7 Hamzah Ya qub, Kode Etik Dagang Menurut Islam, Bandung: CV Diponegoro, 1992, hlm, 216.

63 Artinya: Hai orang beriman! Penuhilah akad-akad itu.. 8 Dengan melihat praktek penalti yang dilakukan oleh BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal seperti apa yang penulis paparkan diatas dan selanjutnya dilakukan analisis dengan konsep syariah, maka dapat dikatakan bahwa praktek penalti yang dilakukan oleh BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal kepada anggota yang mengambil simpanan mudharabah berjangka (deposito) sebelum jatuh tempo adalah tidak sesuai dan menyimpang dari teori yang berlaku dalam ekonomi islam. Hal ini dikarenakan perjanjian penalti tidak dituliskan dengan jelas didokumen perjanjian. 8 Departemen Agama RI Al-Qura an Dan Terjemahnya, op.cit, hlm, 106.