Laporan Keuangan KEMENTERIAN/SATKER.../Tahun 200X (Unaudited/Audited) B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN

dokumen-dokumen yang mirip
B.2. PENJELASAN PER POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN (BRUTO)

B.2. PENJELASAN PER POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN

B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN B.1. PENJELASAN UMUM LAPORAN REALISASI ANGGARAN

B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN

Tabel 1a APBN 2004 dan APBN-P 2004 (miliar rupiah)

Penerimaan negara Bukan Pajak

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2016

Lampiran 1 STRUKTUR ORGANISASI DPPKAD KABUPATEN GRESIK

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 107 TAHUN 2017 TENTANG RINCIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2018

I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

FORMAT INFORMASI PENDAPATAN DAN BELANJA SECARA AKRUAL. I. Tingkat Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA)

LAPORAN ARUS KAS ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI. Untuk Tahun yang berakhir Sampai Dengan 31 Desember 20x0 (1) (2) (3)

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan komponen penting dalam perekonomian Indonesia. Pajak. penerimaan negara terbesar adalah pajak.

M E T A D A T A INFORMASI DASAR

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Kementerian Keuangan. Keuangan. Kas.

Laporan Keuangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun Anggaran 2016 Audited

I. RINGKASAN. Laporan Keuangan Kementerian Pertanian Tahun 2009 (Audited)

REALISASI SEMENTARA APBNP

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2017

2013, No makro yang disertai dengan perubahan kebijakan fiskal yang berdampak cukup signifikan terhadap besaran APBN Tahun Anggaran 2013 sehingg

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2017 TENTANG RINCIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2017

PEMERINTAH ACEH NERACA Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

PEMERINTAH ACEH NERACA Per 31 Desember 2012 dan 2011

Perkembangan Perekonomian dan Arah Kebijakan APBN 2014

BALAI BESAR PULP DAN KERTAS LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 DAN 2012

JUMLAH ASET LANCAR , ,94

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 31 AGUSTUS 2009

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009

Sumber : Perpustakaan Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 30 SEPTEMBER 2009

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2000 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2001

PRES I DEN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2016

Tabel 1a APBN 2004 dan APBN-P 2004 (miliar rupiah)

DATA POKOK APBN-P 2007 DAN APBN-P 2008 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Mandatory Spending, SAL dan Kelebihan Pembiayaan (overfinancing) APBN

PEDOMAN ANALISA A. Latar Belakang Analisa B. Ruang Lingkup Analisa C. Prosedur Analisa Analisa Laporan Tingkat KPPN Analisa LAK

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SEKILAS TENTANG PEREKONOMIAN DAN FISKAL INDONESIA

DATA POKOK APBN

DATA POKOK APBN-P 2007 DAN APBN 2008 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2006

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG

2 makro yang disertai dengan perubahan pokok-pokok kebijakan fiskal, dan pergeseran anggaran antarunit organisasi dan/atau antarprogram yang berdampak

PEREKONOMIAN INDONESIA

Jumlah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Dana Bagi Hasil. Sumber Daya Alam. Migas. Perubahan.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 120/PMK.05/2009 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAGIAN ANGGARAN 000 (cantumkan kode Bagian Anggaran)

UU 1/2002, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2000 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARATAHUN ANGGARAN 2001

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG PERHITUNGAN ANGGARAN NEGARA TAHUN ANGGARAN 2003 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAGIAN ANGGARAN 000 (cantumkan kode Bagian Anggaran) LAPORAN KEUANGAN (NAMA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA) (PERIODE SEMESTER/TAHUNAN) TAHUN ANGGARAN 2XX1

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA INDONESIA DALAM APBN

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2017 (Audited) LKPP TAHUN 2017 AUDITED

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2002 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG PERHITUNGAN ANGGARAN NEGARA TAHUN ANGGARAN 2002 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN. 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2Ol7 terrtang Anggaran

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB BELANJA PAJAK DITANGGUNG PEMERINTAH (SPTB P-DTP) Nomor :... (1)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PE^fDAPATAN DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TAHUN Zulkarnaini

JK SOAL PEMANGKASAN ANGGARAN: KALAU PAJAK TURUN, BELANJA HARUS MENYESUAIKAN

Laporan Keuangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun Anggaran 2015 (Audited)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG

PENJELASAN A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2000 TENTANG

NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG PERHITUNGAN ANGGARAN NEGARA TAHUN ANGGARAN 2002

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2000 TENTANG

Revenue & Expenditure

I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG PERHITUNGAN ANGGARAN NEGARA TAHUN ANGGARAN 2003 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2007 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2008

I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

SUMBER ANGGARAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA 2013 BERDASARKAN JENIS BELANJA

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2016

UU No.19 Tahun 2001 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara TA 2002

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

REALISASI BELANJA NEGARA SEMESTER I TAHUN 2012


UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2017

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2018

Perekonomian Indonesia

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG PERHITUNGAN ANGGARAN NEGARA TAHUN ANGGARAN 2002 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN B.1. PENJELASAN UMUM LAPORAN REALISASI APBN Menjelaskan realisasi anggaran pada TA 200X dengan menyebutkan jumlah rupiah realisasi dan prosentase dari anggarannya, yang terdiri dari: 1. Pendapatan Negara dan Hibah a. Penerimaan Perpajakan b. Penerimaan Negara Bukan Pajak 2. Negara a. Rupiah Murni b. Pinjaman Luar Negeri c. Hibah B.2. PENJELASAN PER POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN Pendapatan Negara dan Hibah RpXXX,XX M. B.2.1. Pendapatan Negara dan Hibah Menjelaskan jumlah rupiah dan prosentase realisasi dari anggaran Pendapatan Negara dan Hibah TA 200X, beserta grafik komposisi Pendapatan Negara dan Hibah. Contoh Komposisi realisasi Pendapatan Negara dan Hibah (dalam persentase) TA 200X dapat dilihat pada Grafik dibawah ini: PNBP Lainnya, 17,818,039,6 15,695.00 Hibah, 429,794,833, 197.00 Grafik: Komposisi Pendapatan Negara dan Hibah TA 200X Penerimaan Perpajakan RpXXX,XX triliun B.2.1.1. Penerimaan Perpajakan Menjelaskan jumlah rupiah dan prosentase dari target yang direncanakan dalam DIPA realisasi Penerimaan Perpajakan TA 200X. Penerimaan perpajakan juga dibandingkan antara TA sekarang dengan TA yang lalu dengan menjelaskan terjadi kenaikan/penurunan. Penerimaan Perpajakan ini berasal dari (i) Pajak Dalam Negeri dan (ii) Pajak Perdagangan Internasional.

Penerimaan Pajak Dalam Negeri RpXXX,XX triliun Pajak Perdagangan Internasional RpX,XX triliun B.2.1.1.1. Pajak Dalam Negeri Menjelaskan jumlah rupiah dan prosentase dari target yang direncanakan dalam DIPA realisasi Pajak Dalam Negeri TA 200X. Pajak Dalam Negeri Besarnya realisasi Pajak Dalam Negeri ini juga dirinci dalam tabel seperti contoh di bawah ini: B.2.1.1.2. Pajak Perdagangan Internasional Menjelaskan jumlah rupiah dan prosentase dari target yang direncanakan dalam DIPA realisasi Pajak Perdagangan Internasional TA 2007. Pajak Perdagangan Internasional juga dibandingkan antara TA sekarang dengan TA yang lalu dengan menjelaskan terjadi kenaikan/penurunan. Besarnya realisasi Pajak Perdagangan Internasional dirinci dalam tabel seperti contoh di bawah ini: PNBP RpXX,XX triliun Penerimaan SDA RpXX,XX triliun B.2.1.2. Penerimaan Negara Bukan Pajak dalam DIPA realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak TA 200X. Penerimaan Negara Bukan Pajak juga dibandingkan antara TA sekarang dengan TA yang lalu dengan PNBP berasal dari (i) Penerimaan Sumber Daya Alam; (ii) Bagian Pemerintah atas Laba BUMN; dan (iii) PNBP Lainnya. B.2.1.2.1. Penerimaan Sumber Daya Alam dalam DIPA realisasi Penerimaan Sumber Daya Alam TA 200X. Penerimaan Sumber Daya Alam juga dibandingkan antara TA sekarang dengan TA yang lalu dengan Besarnya realisasi Penerimaan SDA dirinci dalam tabel dan grafik seperti contoh di bawah ini:

Gas Alam 20.50% Kehutanan 1.89% Pertambangan Umum 7.97% Perikanan 0.09% Minyak Bumi 69.54% Grafik: Komposisi Penerimaan Sumber Daya Alam TA 200X Bagian Pemerintah atas Laba BUMN RpXX,XX trili PNBP Lainnya RpXX,XX jt Penerimaan Hibah RpXXX,XX jt B.2.1.2.2. Bagian Pemerintah atas Laba BUMN dalam DIPA realisasi Bagian Pemerintah atas Laba BUMN TA 200X. Bagian Pemerintah atas Laba BUMN juga dibandingkan antara TA sekarang dengan TA yang lalu dengan B.2.1.2.3. Penerimaan Negara Bukan Pajak Lainnya dalam DIPA realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak Lainnya TA 200X. Penerimaan Negara Bukan Pajak Lainnya juga dibandingkan antara TA sekarang dengan TA yang lalu dengan menjelaskan terjadinya kenaikan/penurunan. Realisasni PNBP lainnya dirinci dalam tabel seperti contoh di bawah ini: B.2.1.3. Penerimaan Hibah dalam DIPA realisasi Penerimaan Hibah TA 2007. Penerimaan Hibah Jelaskan juga penerimaan hibah yang belum terdapat di dalam DIPA TA 2007, baik untuk hibah yang berupa uang maupun berupa barang. Rinciian realisasi pendapatan hibah dapat dilihat pada lampiran... Negara RpXXX,XX jt B.2.2. Negara dalam DIPA realisasi Negara TA 2007. Negara juga dibandingkan antara TA sekarang dengan TA yang lalu dengan menjelaskan terjadinya kenaikan/penurunan. terdiri dari (i) Rupiah Murni dan (ii) Pinjaman

Luar Negeri (iii) Hibah. Komposisi alokasi juga dapat disajikan seperti Grafik di bawah ini: Pegawai 5.31% Barang 14.18% Modal 27.60% Bantuan Sosial 38.85% Subsidi 14.06% Grafik : Komposisi Alokasi TA 2007 RpXXX,XX M B.2.2.1. dalam DIPA realisasi TA 200X. juga dibandingkan antara TA sekarang dengan TA yang lalu dengan menjelaskan terjadinya kenaikan/penurunan. Komposisi realisasi Pemerintah Pusat menurut jenis belanja dapat disajikan seperti Grafik di bawah ini:

Pegawai Pemerintah Pusat menurut Jenis Lainlain 35.37% Hibah 0.00% 19.75% Barang 18.40% Subsidi Bantuan Sosial 7.27% 0.00% Pembayaran Bunga Utang M odal 13,71% 7.28% Grafik: Komposisi Pemerintah Pusat menurut Jenis TA 200X Pegawai *) dalam DIPA realisasi Pegawai TA 200X. Pegawai Rincian realisasi Pegawai adalah sebagai berikut: Pegawai Barang*) dalam DIPA realisasi Barang TA 200X. Barang Rincian realisasi Barang adalah sebagai berikut: Barang Modal*) dalam DIPA realisasi Modal TA 200X. Modal juga dibandingkan antara TA sekarang dengan TA yang lalu dengan menjelaskan terjadinya kenaikan/penurunan. Rincian realisasi Modal adalah sebagai berikut:

*) apabila terdapat realisasi belanja dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan agar dibuat rincian realisasi per kegiatan dan per jenis belanja. Modal Pembayaran Bunga Utang dalam DIPA realisasi Bunga Utang TA 200X. Bunga Utang juga dibandingkan antara TA sekarang dengan TA yang lalu dengan Rincian realisasi Pembayaran Bunga Utang adalah sebagai berikut: Pembayaran Bunga Utang RpXX,XX triliun Subsidi Bantuan Sosial Subsidi dalam DIPA realisasi Subsidi TA 200X. Subsidi Rinciannya adalah sebagai berikut: Bantuan Sosial dalam DIPA realisasi Bantuan Sosial TA 200X. Bantuan Sosial Rincian realisasi Bantuan Sosial adalah sebagai berikut: Lain-lain *) dalam DIPA realisasi Lain-lain TA 200X. Lain-lain Rincian realisasi lain-lain adalah sebagai berikut: Rincian menurut eselon I, menurut Jenis, Fungsi/Subfungsi/Program/Kegiatan dapat dilihat pada lampiran... *) khusus Bagian Anggaran 069 Lain-lain Lain-lain B.3. CATATAN PENTING LAINNYA Laporan Anggaran harus disertai informasi tambahan yang menjelaskan hal-hal yang mempengaruhi pelaksanaan anggaran seperti kebijakan fiskal dan moneter, sebab-sebab terjadinya perbedaan yang material antara anggaran dan realisasinya serta daftar-daftar yang merinci lebih lanjut angka-angka yang dianggap perlu untuk dijelaskan *)

Contoh : Memberikan penjelasan apabila ada pemotongan anggaran belanja perjalanan dinas tidak mengikat sebesar 75%. Mencantumkan dan menjelaskan realisasi pendapatan hibah yang belum dicantumkan dalam DIPA baik berupa uang maupun barang, nomor rekening serta perlakuan terhadap sisa anggaran maupun jasa giro yang menampung dana hibah tersebut. *) agar diungkapkan juga apakah Laporan satuan kerja yang menggunakan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum sudah/belum diintegrasikan dengan Laporan keuangan. *) demikian juga agar diungkapkan apakah seluruh satuan kerja perangkat daerah yang memperoleh alokasi dana dekonsentrasi dan/ tugas pembantuan sudah seluruhnya menyampaikan laporan keuangan.