Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
MODEL PEMBELAJARAN MENYIMAK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VIII SMP GILANG KENCANA GARUT TAHUN PELAJARAN

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

SUWANGSIH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KABUPATEN GARUT MAKALAH OLEH: DIDA LINDA NPM

PENGGUNAAN TEKNIK WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 CISURUPAN KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN

PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN AJARAN MAKALAH

MAKAKALAH Oleh : Sari Napitapulu

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK FAST WRITING PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS WACANA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK INKUIRI DI KELAS VIII SMPN 1 SUKAWENING KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH

MAKALAH Oleh. Idin Jaenudin

MAKALAH. Oleh ETI SUHARTINI

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI)

MODEL PEMBELAJARAN MENGARANG EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS X SMAN 1 KRANGPAWITAN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

MAKALAH. Oleh DEDE KOMALA

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONSTRUKTIVISME DI KELAS V

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS RANGKUMAN DENGAN METODE INKUIRI DI KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH KADUNGORA GARUT MAKALAH. Oleh. Dede Anisa 1021.

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

Aas Asiah Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung

MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN METODE CONTEKSTUAL TEACHING and LEARNING PADA KELAS XI SMAN 1 TAROGONG KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012

MAKALAH. Oleh NURDIANTI

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS, KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MELANJUTKAN CERITA DI KELAS V SDN SUKASENANG 1 BANYURESMI GARUT MAKALAH.

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PESAN SINGKAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE KOLABORASI PADA SISWA KELAS VII

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK INKUIRI PADA SISWA KELAS IX

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai

MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 KADUNGORA KECAMATAN KADUNGORA

USMAN SYARIP HIDAYAT PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA STKIP SILIWANGI BANDUNG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

peningkatan kualitas kehidupan, serta pertumbuhan tingkat intelektualitas, dimensi pendidikan juga semakin kompleks. Hal ini tentu membutuhkan desain

PENGARUH MEDIA TAYANGAN TALK SHOW KICK ANDY TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS HASIL WAWANCARA SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA VCD UPIN DAN IPIN DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PADA SISWA KELAS 5 SDN MALANGBONG 2 KECAMATAN MALANGBONG GARUT

MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBLEM SOLVING

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA SISWA KELAS V SD

Istarani (2012 : 87), memaparkan pendapatnya mengenai keunggulan model pembelajaran Group Investigation, yaitu:

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONTRUKTIVISME DI SMA WARGA BAKTI

MODEL PEMBELAJARAN MENYIMAK INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB PADA SISWA KELAS X SMK SETIA BAKTI GARUT TAHUN PELAJARAN

L I S N I A W A T I NPM

RANI HANDAYANI NIM

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF INDUKTIF MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI KELAS V SDS WINDU PUTRA. Wiwin Widianti

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatkanya kemampuan siswa, situasi dan kondisi

I. PENDAHULUAN. dapat dipisahkan antara satu sama lain. Keempat komponen itu ialah keterampilan

USMAN SYARIP HIDAYAT PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA STKIP SILIWANGI BANDUNG ABSTRAK

Oleh Beatriz Lasmaria Harianja Mara Untung Ritonga, S.S., M.Hum.,Ph.D. ABSTRAK

DANI KURNIA NIM

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) April 2016 KEEFEKTIFAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Melalui pendidikan, diharapkan setiap individu

MAKALAH. Oleh Kusyeni

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi siswa Kelas X SMA Negeri 2. Tanah Sepenggal Kabupate Bungo Tahun Ajaran 2013/2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ESKPLANASI SISWA KELAS XI SMA SWASTA BUDISATRYA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

Oleh : Eneng Monawarotul Fuadah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Alfa Mitri Suhara, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

MODEL PEMBELAJARAN PROSA DESKRIPSI DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA SISWA KELAS IXA SMP PASUNDAN 2 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan

TEKNIK BERMAIN PERAN DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN (Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas X SMA)

K BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

PEMBELAJARAN MENDENGARKAN ISI BERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO PADA SISWA KELAS IX SMPN 2 MALANGBONG GARUT MAKALAH

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 NGUTER, SUKOHARJO

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN

ARTIKEL PENGARUH METODE COPY THE MASTER TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK OLEH SISWA KELAS X SMA NUSANTARA LUBUKPAKAM T.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BESITANG TAHUN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN. Menyimak (Listening Skill), Berbicara (Speaking Skill), Membaca (Reading Skill),

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SINEKTIK PADA SISWA KELAS VI SDN JAYARAGA 2 TAROGONG KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012

PENGARUH TEKNIK PENGELOMPOKAN KATA TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 KABANJAHE TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

PEMBELAJARAN MENULIS DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SD

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa,

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI PADA KELAS IV SDN 4 CILAWU KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PUISI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA GAMBAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI DENGAN MEDIA TAJUK RENCANA PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SAPURANTAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013

KESALAHAN EJAAN DAN KETIDAKBAKUAN KATA PADA KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SUKOHARJO Tahun Pelajaran 2008/2009 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

M. MAULUDIN RAHMAT NPM

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena

M A S I D A H NPM PROGRAM STUDI PBS INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012

Transkripsi:

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DESKRIFSI MELALUI MEDIA FOTO DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK CLUSTERING PADA SISWA KELAS XI SMA SETIA BAKTI KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011-2012 MAMAT 1021.0900 Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK Kenyataan tersebut, merupakan tantangan yang harus mendapatkan perhatian serius dari semua komponen yang terlibat dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, terutama guru Bahasa Indonesia. Guru Bahasa Indonesia harus mengarahkan siswanya agar menguasai keempat keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka. Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif. Kegiatan menulis merupakan keterampilan yang tidak terlepas dan dipengaruhi oleh keterampilan berbahasa yang lainnya. Dalam kehidupan modern ini, keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sangat penting, sebagaimana yang diungkapkan oleh Tarigan (1986:4) yaitu: "Kiranya tidak terlalu berlebihan bila kita katakan bahwa keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang yang terpelajar atau bangsa yang terpelajar". Salah satu upaya untuk meningkatkan tercapainya tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran menulis, adalah penggunaan media. Hal ini merupakan alternatif yang dapat ditempuh untuk mengarahkan dan membimbing siswa memahami materi yang diberikan. Oleh karena itu, penulis mengajukan penelitian mengenai "Model Pembelajaran Menulis Paragraf Deskripsi Melalui Media Foto dengan Menggunakan Teknik Clustering" (Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMA Setia Bakti Kabupaten Garut Tahun Pelajaran 2011-2012). KATA KUNCI : MENULIS PARAGRAF DESKRIFSI / MELALUI MEDIA FOTO PENDAHULUAN Pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), pembelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memiliki tujuan agar siswa mampu berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis. Menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara. Memahami Bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan. Menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. Meskipun pembelajaran Bahasa Indonesia di negara kita telah diberikan sejak pendidikan sekolah dasar, tetapi pada kenyataannya pembelajaran Bahasa Indonesia masih dirasakan belum dapat memberikan hasil yang memuaskan. Lulusan SMA tidak terampil berbahasa Indonesia, mereka mengetahui masalah bahasa, tetapi tidak mampu menggunakannya dan ketidakmampuan penyusunan kalimat, pemilihan bentuk kata, dan penguasaan ejaan. Kenyataan tersebut, merupakan tantangan yang harus mendapatkan perhatian serius dari semua komponen yang terlibat dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, terutama guru Bahasa Indonesia. Guru Bahasa Indonesia harus mengarahkan siswanya agar menguasai keempat keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Pembelajaran menulis pada saat ini sering diabaikan dan cenderung dikesampingkan. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, antara lain "guru tidak mau memberikan pembelajaran menulis karangan karena akan menambah pekerjaan tambahan untuk memeriksa dan memberi penilaiannya". (Badudu, 1985:100) Mengingat pembelajaran menulis merupakan pelajaran yang penting, diharapkan guru mencari upaya dan alternatif lain dalam penyampaian materi pembelajaran menulis. Di samping itu, untuk menumbuhkan dan memelihara bakat siswa dalam keterampilan menulis karangan, selayaknya diupayakan dengan kegiatan dan metode yang bervariasi dalam penyampaian pembelajaran menulis. Setiap penelitian harus memiliki tujuan yang akan 1

dicapai; tujuan berkaitan erat dengan masalah yang dipilih. Masalah yang telah dipilih kemudian dirumuskan. Perumusan itu penting karena akan menjadi penuntun bagi langkah-langkah selanjutnya. Dari keterangan di atas dapatlah dirumuskan masalah yang berhubungan dengan penelitian ini, yaitu sebagai berikut ini. 1. Bagaimanakah hasil pembelajaran menulis paragraf deskripsi siswa kelas XI SMA SetiaBakti Kabupaten Garut tahun pelajaran 2011-2012 sebelum menggunakan media foto? 2. Bagaimanakah hasil pembelajaran menulis paragraf deskripsi siswa kelas XI SMA Setia Bakti Kabupaten Garut tahun pelajaran 2011-2012 sesudah menggunakan media foto? 3. Adakah perbedaan pembelajaran menulis paragraf deskripsi siswa kelas XI SMA Setia Bakti Kabupaten Garut tahun pelajaran 2011-2012 sebelum dan sesudah menggunakan media foto? KAJIAN TEORI DAN METODE Salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki siswa adalah keterampilan menulis. Keterampilan menulis berkaitan erat dengan keterpelajaran seseorang. Oleh karena itu, mereka dituntut untuk terampil menulis. Keterampilan menulis tidak diperoleh secara serta merta. Seseorang yang ingin terampil menulis haruslah berusaha dan berlatih secara terus-menerus. Keterampilan menulis memerlukan usaha sadar dalam menuliskan kalimat dan mempertimbangkan cara dalam mengomunikasikannya (Byrne, 1988 dalam Diknas, 2005). Selanjutnya, Lado (dalam Diknas, 2005) menjelaskan bahwa menulis adalah meletakkan simbol gratis yang mewakili bahasa yang dapat dimengerti orang lain. Keterampilan menulis pada hakikatnya merupakan pemindahan pikiran dan perasaan ke dalam bentuk lambang bahasa. Keterampilan menulis adalah kemampuan menggunakan pola-pola bahasa secara tertulis untuk mengungkapkan gagasan atau pesan. Keterampilan menulis mencakup berbagai kemampuan, yaitu: menguasai gagasan yang dikemukakan, menggunakan unsur-unsur bahasa, menggunakan gaya, dan menggunakan ejaan dan tanda baca. Tujuan pembelajaran menulis dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia lebih menekankan aspek psikomotor/keterampilan tanpa harus mengabaikan aspek kognitif dan afektif. Keterampilan menulis adalah keterampilan mengungkapkan gagasan kepada pihak lain secara tertulis. Keterampilan tersebut harus didukung oleh ketepatan bahasa yang digunakan, yaitu ketepatan penggunaan kosakata, gramatika, konteks, dan ejaan. 1. Paragraf Sebuah karangan tidak mungkin baik jika paragrafnya tidak tersusun dengan baik. Paragraf merupakan satuan terkecil sebuah karangan. Isinya membentuk satuan pikiran sebagai bagian pesan yang disampaikan oleh penulis dalam karangannya. Paragraf yang tidak jelas susunannya akan menyulitkan pembaca untuk menangkap pikiran penulis. Oleh karena itu, sebuah karangan hanya akan baik jika paragrafnya ditulis dengan baik dan dirangkaikan dalam runtutan yang makul. Dari segi penglihatan, paragraf tampak sebagai penggalan nas karena baris biasanya bertakuh. Jika tidak bertakuh, seperti dalam buku ini, paragraf yang satu dipisahkan dari yang lain oleh jarak baris yang lebar. Kalau pun kedja tanda itu tidak ada, seperti sering terjadi pada tata huruf masa kini, baris terakhir paragraf kebanyakan pendek-pendek sehingga ruang putih pada ujungnya tampak menandai akhir paragraf. Namun, ada yang lebih hakiki dari pemisahan yang terlihat dengan mata. Sebuah paragraf tertangkap oleh pikiran pembaca sebagai penggalan yang bulat dari pikiran pengarang. Sebagai penggalan pikiran, sebuah paragaraf terpisah dari paragraf yang lain. Ketika mata pembaca beralih dari paragraf yang satu kepada paragraf berikutnya, ia merasakan adanya peralihan pikiran dari tahapan pertama kapada tahapan selanjutnya. Peralihan itu bukanlah lompatan antara gagasan yang sama sekali berbeda. Gagasan terkandung dalam setiap paragraf merupakan bagian pada runtutan pikiran yang berhubungan. Dengan mengubah dan merangkai paragraf, penulis berusaha menyajikan jalan pikirannya tahapan demi tahapan. Maksudnya agar dalam menafsirkan isi karangan itu pembaca mengikuti juga penahapan tersebut. Kata deskripsi berasal dari kata bahasa Latin describere yang berarti menggambarkan atau memerlukan suatu hal. Dari segi islilah, deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, mencium, dan merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisannya. Karangan jenis ini bermaksud menyampaikan kesan-kesan tentang sesuatu, dengan sifat gerak-geriknya, atau sesuatu yang lain kepada pembaca. Misalnya, suasana kampung yang begitu damai, tentram, dan masyarakat yang saling menolong, atau suasana di jalan raya, tentang hiruk-pikuknya lalu lintas dapat dilukiskan dalam karangan deskripsi. Sesuatu yang dapat dideskripsikan tidak hanya terbatas pada apa yang kita lihat dan kita dengar saja, tetapi juga yang dapat kita rasa dan kita pikir, seperti rasa takut, cemas, tegang, jijik, haru, dan kasih sayang yang begitu pula suasana yang timbul dari suatu peristiwa, seperti suasana mencekam, putus asa, kemesraan, dan 2

keromantisan panorama pantai. Singkatnya, karangan deskripsi merupakan karangan yang kita susun untuk melukiskan sesuatu dengan maksud untuk menghidupkan kesan dan daya khayal mendalam pada si pembaca. Pengertian Media Kata media berasal dari bahasa latin yang berarti perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Banyak orang memberikan batasan atau pengertian tentang media. Misalnya, Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan di Amerika membatasi media merupakan "segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan dan informasi; media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar". Sementara itu Briggs menyatakan, bahwa "media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta untuk merangsang belajar". Agak berbeda dengan pernyataan Briggs di atas, pernyataan yang diberikan oleh Asosiasi Pendidikan Nasional. Dikatakan bahwa "media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio-visual serta peralatannya" (dalam Sadlman, 1986:6). Metode dan Teknik Penelitian Dalam suatu penelitian, setiap peneliti harus menentukan metode yang akan digunakan. Hal ini, perlu dilakukan karena metode merupakan suatu upaya yang akan menentukan keberhasilan pencapaian tujuan. Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997 : 649) menyatakan "metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud". Sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimern Metode ini digunakan dalam proses belajar mengajar keterampilan menulis dengan menggunakan media foto, terhadap siswa kelas XI SMA setia bakti Garut. Penggunaan metode ini dimaksudkan untuk menguji tingkat keefektifan penggunaan media foto dalam pembelajaran keterampilan menulis, khususnya dalam membuai paragraf deskripsi. Sementara itu teknik penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan mengambil nilai pretes dan postes. Desain yang digunakan One group pretest post-test design. Perbedaan antara observasi sebelum eksperimen dan setelah eksperimen diasumsikan merupakan efek dari treatment atau perlakuan. Desain penelitian ini dapat penulis gambarkan sebagai berikut ini. E O1 X O 2 (Suharsimi, 2002:78) HASIL DAN PEMBAHASAN Esensi dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keefektivan penggunaan media foto dengan menggunakan teknik clustering dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dibandingkan kemampuan siswa dalam menulis deskripsi antara sebelum pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media foto dan kemampuan siswa menulis deskripsi setelah pembelajaran. Adanya perubahan kemampuan menulis dinyatakan sebagai hasil pembelajaran yang dilakukan. Berdasarkan kondisi di atas, ada dua jenis data yang dijaring dalam penelitian ini, yaitu kemampuan awal siswa (pre-test) yang berupa skor nilai keterampilan menulis (berupa hasil karangan deskripsi) sebelum diberi perlakukan pembelajaran dengan menggunakan media foto. Data lain adalah kemampuan akhir siswa (post-test) yang berupa skor nilai keterampilan menulis (berupa hasil karangan deskripsi) setelah diberi perlakuan pembelajaran dengan menggunakan media foto. Dalam pemberian skor atas hasil karangan siswa, didasarkan pada criteria sebagaimana telah dikemukakan pada bagian sebelumnya. Hasil analisis penilaian terhadap karangan siswa penulis kemukakan sebagai berikut ini. Merujuk pada tabulasi di atas dapat penulis ilustrasikan bahwa skor tertinggi yang diperoleh siswa dari ketiga aspek kriteria penilaian adalah 88, sedangkan skor terendah pada tes awal ini adalah 54. Sementara itu, skor rata-rata kemampuan akhir menulis karangan deskripsi siswa kelas X SMA SETIA ABAKTI Garut adalah 74,28. Pencapaian rata-rata tersebut diperoleh dari tiga aspek kriteria penilaian, di antaranya aspek isi paragraf mendapat skor rata-rata 30,35 dari skor ideal 40 sehingga kemampuan siswa terkait dengan isi paragrap adalah 75,875%; rata-rata aspek kosakata 21,23, dari skor ideal 30 atau sebanding dengan 70,75%; dan pengembangan bahasa 22,70, dari skor ideal 30 atau kemampuan siswa dalam pengembangan bahasa sebesar 75,67%. A. Kesimpulan Pada bagian ini penulis mencoba untuk menyimpulkan hasil analisis dan pengolahan data hasil menulis siswa. Adapun beberapa kesimpulan yang dapat ditarik, sebagai berikut ini. Pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media foto ternyata efektif. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan rata-rata tes awal dan tes akhir, yaitu nilai rata-rata tes awal 59,25 dan nilai rata-rata tes akhir sebesar 74,28. Hal ini, berarti ada kenaikan nilai yang cukup baik, mencapai 15,03. 3

Hasil tes akhir menulis siswa dengan menggunakan media foto setelah dibandingkan dengan hasil tes awal ternyata terdapat perbedaan yang signifikan. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil penghitungan uji t rata-rata data tes awal dan tes akhir. Adapun tbums yang dihasilkan dari penerapan media foto tersebut sebesar 16,24 dan tu^ 2,424 pada taraf kepercayaan 95%. Media foto efektif digunakan guru dalam proses pembelajaran menulis karangan deskripsl Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan skor rata-rata yang diperoieh siswa pada kegiatan tes akhir. Dengan hal tersebut, membuktikan bahwa kemampuan siswa dalam kegiatan menulis mengalami peningkatan yang signifikan. Dengan demikian, hipotesis yang dikemukakan sebelumnya terbukti. DAFTAR PUSTAKA Akhadiah, S.. (1998). Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia jakarta Erlangga Arikunto, S.. (2000). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Asrom, G. dkk. (1997). Belajar Mengajar: Dari Narasi Hingga Argumentasi Jakarta: Erlangga! Badudu, J.S. (1986). Cakrawala Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia. Fachrudin. (1988). Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Jakarta: Depdikbud Hamalik, O. (1989). Media Pendidikan. Bandung: Alumni. Hanafiah, A. H.. (1988). Anda Ingin Jadi Pengarang?. Surabaya: Usaha nasional Keraf, G.. (1980). Komposisi. Flores: Nusa Indah. Nurgiyantoro, B. (1995). Penilaian dalam Bahasa dan Sastra. Yogyakarta Rusyana, Y. (1986). Keterampilan Menulis. Modul 1 s.d 6 Universitas Jakarta: Karunika. Sadiman, (1986). Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan Pemanfaatan). Jakarta: Grafindo Persada. Suhendar dan Supinah, P. (1992). MKDU Bahasa Indonesia Pengajaran Keterampilan Membaca dan Menulis. Bandung: Pionir Jaya. Sutari, 1.1997. Dasar-dasar Kemampuan Menulis. Bandung: FPBS IKIP Syamsuddin, A.R. (1994). Dari Ide - Bacaan - Simakan Menuju Menuis efektif Bandung: Bumi Siliwangi. Tarigan, D. dan H.G. Tarigan. (1986). Teknik Pengajaran Keterampilan Bandung: Angkasa. Tarigan, H.G. (1989). Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta: Depdikbud. 4

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DESKRIFSI MELALUI MEDIA FOTO DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK CLUSTERING PADA SISWA KELAS XI SMA SETIA BAKTI KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011-2012 MAKALAH MAMAT 1021.0900 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012 5

6