BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempelajari bahasa asing terutama bahasa Jerman, salah satu aspek

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PERMAINAN KREISLAUF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN

2015 PENGGUAAN MEDIA BOARDGAME GERMAN TRIP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN MATERI ADJEKTIVDEKLINATION PADA SISWA SMA

BAB I PENDAHULUAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN WARNA UNTUK MENGUASAI ARTIKEL KATA BENDA BAHASA JERMAN.

2014 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN DOMINO DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONJUGASIKAN VERBA BAHASA JERMAN

2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PERMAINAN JIGSAW PUZZLE

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di

SATUAN LINGUAL PENANDA GENDER DALAM BAHASA JERMAN DAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dikuasai oleh siswa yaitu keterampilan menyimak (Hörfertigkeit),

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pembelajaran bahasa asing khususnya bahasa Jerman pada

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan membaca, menyimak, menulis, dan berbicara. Pada pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antarmanusia. Dengan bahasa seseorang

BAB I PENDAHULUAN. manusia karena bahasa merupakan alat komunikasi antaranggota masyarakat

2015 ANALISIS FRASA PREPOSISI DENGAN MODIFIKATOR AUS SEBAGAI ERGÄNZUNGEN DAN ANGABEN DALAM ROMAN BESCHÜTZER DER DIEBE

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BILDERGESCHICHTE

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia terdapat banyak lembaga pendidikan formal maupun nonformal

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia menuntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempelajari bahasa, pembelajar sebaiknya mengenal kaidah dan

BAB I PENDAHULUAN. tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) setelah bahasa Inggris. Dalam. bahasa Jerman baik secara lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajar yang mempelajari bahasa Jerman diduga tidak asing lagi

BAB I PENDAHULUAN. empat aspek keterampilan yang terbagi dalam dua kelompok, yakni

BAB I PENDAHULUAN. Seseorang yang mempelajari suatu bahasa secara tidak langsung dia juga

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa Jerman, yaitu terampil dalam menyimak, membaca, menulis, dan

BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi. Setelah dilakukannya

BAB I PENDAHULUAN. beberapa Sekolah Mengengah Atas (SMA) maupun Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. memahami bahasa masing-masing pun semakin tinggi. Oleh karena itu, wajar jika

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh pembelajar bahasa asing di Indonesia. Hal itu dibuktikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai macam informasi yang diterima dari seseorang kepada orang lain. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan tata bahasa mutlak diperlukan ketika pembelajar bahasa akan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa selalu melibatkan unsur-unsur seperti materi, guru, siswa,

Penggunaan Media Memory Games dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Jerman. Tri maryana*, Irma Permatawati, Ending Khoerudin

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB 1 PENDAHULUAN. Siti Alfiyah, 2014 Hubungan Daya Ingat Dan Penguasaan Unregelmäβige Verben Bentuk Präteritum

BAB I PENDAHULUAN. penting. Penguasaan kosakata akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas keterampilan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. antar bangsa, sebagai anggota masyarakat bahasa. Selain bahasa ibu, bahasa asing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman adalah salah satu bahasa asing yang dipelajari di

2016 EFEKTIVITAS MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD S TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA D ALAM MENGONJUGASIKAN VERBA

SUPLEMEN BAGI PEMBELAJARAN MENULIS

KARTU KUARTET SEBAGAI MEDIA LATIHAN PEMBENTUKAN POLA KALIMAT PERFEKT DALAM MATA KULIAH SCHREIBEN I (MENULIS I)

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasikan diri, alat untuk berintegrasi dan beradaptasi sosial,

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN FLIP CHART UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA MENGENAI POSSESSIVPRONOMEN. Eva Eloka Verany, Amir, Ending Khoerudin.

BAB 1 PENDAHULUAN. Mempelajari bahasa terutama bahasa asing memerlukan keterampilan khusus dan

BAB V PENUTUP. ini. Pada bagian simpulan akan dipaparkan poin-poin utama yang diperoleh dari keseluruhan

BAB I PENDAHULUAN. yang beragam. Selain bahasa Inggris di SMA, SMK dan MA, peserta didik juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dalam pembelajaran bahasa Jerman

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan karena

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. Membaca dalam pembelajaran bahasa termasuk ke dalam keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas Penggunaan Teknik Clustering Terhadap Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Bahasa Jerman

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari, karena bahasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menyimak dalam bahasa asing merupakan salah satu. keterampilan bahasa yang reseptif di samping keterampilan membaca.

LAMPIRAN 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. Demikian juga halnya dengan belajar bahasa Jerman. Dalam bahasa Jerman

BAB I PENDAHULUAN. menjadi salah satu bahasa yang wajib di kuasai. Terbukti dengan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dapat disampaikan melalui dua cara, yaitu secara lisan dan tulisan. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. pendapat yang dapat disampaikan baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dinda A Ramadhania, 2015

BAB I PENDAHULUAN. termasuk juga dalam berkomunikasi. Tarigan (1993:2) menyebutkan. membuat kalimat dan berkomunikasi. Begitu pula sebaliknya, semakin

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

BAB I PENDAHULUAN. baik, karena komunikasi yang baik di tunjang oleh kemampuan bahasa yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. studio d A1 yang mencakup Start auf Deutsch sampai dengan Einheit. 12, dapat disimpulkan sebagai berikut;

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran bahasa Jerman berorientasi pada empat

BAHAN AJAR / RPP. C. Metode Pembelajaran : Inquiri I. Kegiatan Pembelajaran :

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SKENARIO PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam pembelajaran bahasa, salah satu bahan ajar dasar penting yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa asing, khususnya bahasa Perancis kini semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak akan lepas dari. pengaruh bahasa. Dengan bahasa, manusia dapat berkomunikasi satu

BAB I PENDAHULUAN. diri yang kuat untuk menepati apa yang telah direncanakan itu.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Hayanah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. menguasai empat keterampilan berbahasa, yakni: menyimak (hören), berbicara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kecil di dalamnya, seperti frase, kata, dan yang terkecil adalah huruf.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan sikap (Dimyanti dan Mudjiono, 1999:157). Dari pengertian tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Desi Siti Nuraeni,2014

SILABUS. Alokasi Waktu. Sumber Belajar Kompetensi. Standar Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu yang membedakan manusia dengan binatang adalah bahasa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah penulis melakukan penelitian, penulis memberikan kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. asing lainnya seperti bahasa Jerman. Dengan diajarkannya bahasa Jerman peserta

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

SILABUS DAN PENILAIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang berperan penting dalam kehidupan.

2016 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METOD E COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) D ALAM MENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT BAHASA JEPANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa asing. Penguasaan bahasa asing sangat diperlukan guna. suatu situs lembaga kursus Goethe-zentrumsby.org/home.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahasa asing termasuk bahasa Jerman saat ini telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. ide, gagasan, pikiran dan perasaan seseorang. Bahasa juga digunakan untuk

SILABUS. Alokasi Waktu (menit) Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam mempelajari bahasa asing terutama bahasa Jerman, salah satu aspek yang harus dikuasai dan dipelajari adalah kosakata. Kosakata merupakan salah satu unsur penting dalam empat keterampilan berbahasa. Keempat keterampilan tersebut adalah mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Para pembelajar bahasa Jerman pada tingkat pemula sering mengalami kesulitan dalam mempelajari kosakata. Hal tersebut dikarenakan kosakata sangat luas ruang lingkupnya. Yang termasuk ke dalam kosakata adalah adjektiva, verba, nomina, konjungsi, pronomina, preposisi dan lain sebagainya. Ada berbagai macam kesulitan yang dihadapi pembelajar bahasa Jerman ketika mempelajari kosakata, di antaranya kesulitan dalam menghafal nomina karena setiap nomina singular bahasa Jerman diikuti oleh Artikel (kata sandang) yang berbeda. Artikel dalam bahasa Jerman untuk nomina singular terbagi menjadi tiga yaitu der, die, dan das. Artikel der untuk nomina maskulin, Artikel die untuk nomina feminim, dan Artikel das untuk nomina netral. Artikel untuk masing-masing nomina tidak bisa ditentukan dengan mudah, walaupun ada sebagian nomina bisa ditentukan Artikel-nya dengan melihat ciri-ciri tertentu. Sebagai contoh nomina dengan Artikel der mengikuti nomina yang memiliki ciri-ciri yaitu, nomina yang berjenis kelamin laki-laki seperti der Vater, der Sohn, der Onkel, profesi yang dilakukan oleh laki-laki contohnya der Lehrer, der Arzt, der Kellner, binatang pada 1

2 umumnya seperti der Tier, der Affe, der Elefant, waktu dalam sehari seperti der Morgen, der Mittag, der Abend, nama-nama hari misalnya der Montag, der Dienstag, nama bulan seperti der Januar, der Februar, nama musim seperti der Sommer, der Frühling, verba yang menjadi nomina dengan menghilangkan akhiran -en contohnya der Beginn, der Anfang, nomina yang berakhiran -ant, -ent, -eur, -ist, -ling, -or, -ich, -ig, -ismus, -stoff, -ner dan masih banyak lagi ciri-ciri lain yang membedakan nomina yang memiliki Artikel der dengan nomina lainnya. Sedangkan untuk nomina dengan Artikel die dapat dilihat dari ciri-ciri, yaitu nomina yang berjenis kelamin perempuan seperti die Tante die Mutter, profesi yang dilakukan oleh perempuan contohnya die Ärztin, die Kellnerin, die Lehrerin, buah-buahan misalnya die Banane, die Tomate, die Karotte, tumbuh-tumbuhan contohnya die Tanne, die Rose, die Sakura, nomina yang berasal dari verba dengan menghilangkan akhiran -en kemudian ditambahkan t pada akhir kata contohnya die Antwort, die Fahrt, nomina yang berakhiran -heit,- keit, -ung, -ion, -ie, -schaft, -tur, -tät, akhiran kata dari bahasa asing seperti -ade, -age, -anz, -enz, -ette, -isse, -ve dan lain sebagainya. Nomina yang diikuti oleh Artikel das memiliki ciri-ciri, yaitu nomina yang berawalan ge- seperti das Gesicht, das Gericht, nomina yang berunsur warna dan metal contohnya das Blau, das Grün, das Gold, das Silber, verba infinitiv dan adjektiva yang dijadikan nomina seperti das Essen, das Gute, nomina yang berakhiran -chen, -lein, -at, -um, -ment, -ett, -tum, -in, dan masih banyak lagi ciri-ciri lain untuk nomina dengan Artikel das. Nomina dalam bahasa Jerman tidak hanya dalam bentuk singular, tetapi juga ada dalam bentuk plural (jamak). Pembelajar tidak mengalami kesulitan

3 ketika menentukan Artikel untuk nomina plural karena Artikel untuk semua nomina plural adalah die. Akan tetapi, kesulitan dialami oleh pembelajar ketika menentukan perubahan bentuk dari nomina singular menjadi nomina plural. Hal tersebut dikarenakan bentuk nomina plural dalam bahasa Jerman tidak selalu sama dengan nomina singularnya. Pada umumnya pembelajar hanya menghafal nomina beserta Artikel yang telah mereka pelajari dan pengajar juga telah memberikan ciri-ciri yang terdapat pada ketiga nomina tersebut, tetapi tidak semua pembelajar bisa dengan mudah menguasai nomina beserta Artikel yang telah mereka ketahui. Hal tersebut bisa disebabkan oleh banyak faktor di antaranya, memori pembelajar mengenai nomina dan Artikel yang telah dipelajari tidak bertahan lama, pelajaran bahasa Jerman pada tingkat SMA selain kelas bahasa hanya dua jam pelajaran dalam satu minggu, oleh karena itu mereka memiliki sedikit kesempatan dalam melatih bahasa Jerman. Selain itu, kurangnya motivasi dalam mempelajari bahasa Jerman karena bahasa Jerman bukan mata pelajaran utama, dan masih banyak lagi faktor lainnya. Ada banyak cara yang dapat dilakukan oleh pengajar selama pembelajaran berlangsung untuk membuat memori pembelajar dalam mengingat nomina beserta Artikelnya bisa bertahan lama, di antaranya dengan menggunakan teknik pembelajaran. Ada berbagai macam teknik pembelajaran yang dapat digunakan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Salah satunya adalah teknik permainan yang bisa digunakan dalam proses pembelajaran karena permainan bisa menghilangkan kebosanan sewaktu pembelajaran berlangsung. Hal tersebut senada dengan

4 penelitian yang dilakukan oleh Budikarianto (2003) yang berjudul Permainan Kartu Kuartet sebagai Model Kegiatan Berbicara dalam Bahasa Inggris. Berdasarkan penelitiannya tersebut diperoleh kesimpulan bahwa permainan kartu kuartet dapat digunakan sebagai model kegiatan berbicara dalam bahasa Inggris. Selain itu, permainan kuartet di kelas menimbulkan suasana belajar bahasa Inggris yang lebih menyenangkan. Hal ini dibuktikan oleh nilai speaking siswa yang mengalami peningkatan dan siswa mengalami perubahan positif dalam berbicara dengan menggunakan bahasa Inggris. Jadi dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknik pembelajaran yang menarik dapat membuat pembelajaran di kelas menjadi lebih menyenangkan, membuat suasana pembelajaran menjadi lebih hidup dan memberikan hasil yang memuaskan. Penerapan teknik permainan yang beragam juga dapat menghilangkan rasa jenuh dan menimbulkan motivasi yang kuat untuk belajar. Hal ini diperkuat oleh penelitian Marlilah (2008) yang berjudul Pengaruh Teknik Pengajaran Bermain Acak Kata terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Jerman. Berdasarkan hasil penelitiannya tersebut Marlilah menyimpulkan bahwa tingkat pemahaman dan penguasaan kosakata siswa dalam pengajaran bahasa Jerman dengan menggunakan teknik bermain acak kata mengalami peningkatan. Penelitian yang serupa dengan penelitian Marlilah juga dilakukan oleh Fitriyanti (2010) dengan judul Efektivitas Permainan Mencocokkan Kartu Bergambar dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jerman untuk Meningkatkan Penguasaan Kosakata. Dalam penelitiannya tersebut Fitriyanti menyimpulkan bahwa pemahaman siswa terhadap kosakata dengan menggunakan permainan

5 mencocokkan kartu bergambar mengalami peningkatan dan permainan mencocokkan kartu bergambar efektif digunakan dalam meningkatkan penguasaan kosakata. Berdasarkan hasil dari penelitian-penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa teknik permainan dalam pembelajaran bahasa efektif digunakan dan memiliki pengaruh besar dalam meningkatkan penguasaan kosakata maupun keterampilan berbahasa lainnya. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti tentang efektivitas teknik permainan kuartet dalam pembelajaran kosakata bahasa Jerman. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: 1. Apakah pembelajar bahasa Jerman pada tingkat pemula sering mengalami kesulitan dalam mempelajari kosakata? 2. Apakah pembelajar menghadapi kesulitan dalam menghafal nomina bahasa Jerman? 3. Apakah kesulitan juga terjadi ketika pembelajar menentukan perubahan bentuk nomina singular menjadi nomina plural? 4. Apakah kebanyakan dari pembelajar hanya menghafal nomina beserta Artikel yang telah mereka pelajari? 5. Apakah memori pembelajar mengenai nomina dan Artikel yang telah dipelajari tidak berlangsung lama?

6 6. Apakah teknik permainan kuartet efektif diterapkan dalam pembelajaran kosakata? C. Batasan Masalah Karena begitu banyaknya masalah yang berhubungan dengan kosakata dan keterbatasan waktu yang dimiliki oleh peneliti, maka peneliti membatasi masalah yang diteliti hanya pada efektivitas teknik permainan kuartet dalam pembelajaran kosakata bahasa Jerman, yaitu pada pembelajaran nomina bahasa Jerman yang terdapat di sekolah. D. Rumusan Masalah Untuk memperjelas penelitian yang akan dilakukan, maka penulis merumuskan permasalahan penelitiannya. Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut: 1. Bagaimana penguasaan nomina bahasa Jerman siswa sebelum penerapan permainan kuartet? 2. Bagaimana penguasaan nomina bahasa Jerman siswa sesudah penerapan permainan kuartet? 3. Apakah teknik permainan kuartet efektif dalam pembelajaran nomina bahasa Jerman?

7 E. Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui: 1. Penguasaan nomina bahasa Jerman siswa sebelum penerapan permainan kuartet. 2. Penguasaan nomina bahasa Jerman siswa sesudah penerapan permainan kuartet. 3. Keefektifan teknik permainan kuartet dalam pembelajaran nomina bahasa Jerman. F. Manfaat Penelitian Setiap penelitian yang dilakukan oleh seseorang memiliki manfaat, begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Secara teoretis teknik permainan kuartet dalam penelitian ini bermanfaat untuk disiplin ilmu pendidikan. Hal itu dikarenakan teknik permainan kuartet dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam membuat suasana lebih hidup dan pembelajaran di sekolah menjadi lebih menyenangkan, sedangkan secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat-manfaat sebagai berikut: 1. Langkah-langkah permainan kuartet yang terdapat pada bab dua dapat dijadikan acuan bagi pengajar yang akan menggunakan teknik permainan kuartet dalam mengajarkan nomina maupun kosakata lainnya. 2. Teknik-teknik pembelajaran kosakata yang terdapat pada bab dua dapat digunakan oleh pengajar sebagai alternatif dalam mengajarkan kosakata.

8 3. Contoh kartu kuartet yang terdapat pada bab dua juga dapat digunakan oleh pengajar sebagai acuan dalam membuat kartu kuartet, sedangkan bagi pembelajar dapat digunakan untuk berlatih kosakata secara mandiri. G. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap judul penelitian ini, maka penulis memberi definisi sebagai berikut: 1. Teknik Permainan Kuartet adalah salah satu cara yang bisa digunakan dalam pembelajaran kosakata. Teknik permainan kuartet dalam penelitian ini tidak jauh berbeda dengan permainan kuartet pada umumnya, yang membedakan hanya isi kartu yang mengenai kosakata bahasa Jerman dan cara bermainnya yang menggunakan bahasa Jerman. Ciri-ciri kartu kuartet dalam penelitian ini adalah pada bagian atas kartu terdapat kategori nomina dan di bagian bawahnya terdapat empat nomina yang merupakan bagian dari kategori dan dibagian tengah hingga bawah terdapat gambar yang berhubungan dengan nomina yang dimaksud dalam kartu. 2. Kosakata Kosakata yang digunakan pada penelitian ini dibatasi hanya pada nomina. Kategori-kategori yang digunakan pada kartu kuartet ini adalah das Verkehrsmittel, die Kleidung, das Obst, das Essen, das Tier, die Schulsache, das Möbel und der Beruf.

9 3. Penguasaan Nomina Bahasa Jerman Pada penelitian ini penguasaan awal pembelajar akan terlihat dari hasil pretes. Setelah pemberian pretes, pembelajar mendapatkan perlakuan dalam pembelajaran bahasa Jerman berupa penerapan teknik permainan kuartet sebanyak tiga kali. Kemudian pembelajar diberikan posttest setelah penerapan teknik permainan kuartet. Berdasarkan hasil pretes dan posttest tersebut akan terlihat penguasaan nomina bahasa Jerman pembelajar.