BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar merupakan proses kegiatan yang panjang dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Bekalang Masalah. Peristiwa pendidikan formal ditandai adanya kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. memiliki keterampilan yang memadai. Mahasiswa bukan hanya mampu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perhatian siswa menjadi lebih tertarik dalam belajar. penyampaian mudah di terima dan di mengerti siswa (Slameto,2010).

I. PENDAHULUAN. optimal. Hal ini tercermin dari berbagai kesulitan yang muncul pada. yang berujung pada rendahnya hasil pembelajaran.

Dody Feliks Pandimun Ambarita, Erlinda Simanungkalit, Masta Ginting, Herawaty Bukit, Halimatussakdiah. Surel:

BAB I PENDAHULUAN. (2007:136) bahwa narasi berusaha menjawab: Apa yang telah terjadi? Setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga terciptalah masyarakat membaca (reading society). Masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam proses peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PROKLAMASI KEMERDEKAAN PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai pengaruh yang dinamis dalam kehidupan

II. TINJAUAN PUSTAKA. bantuan catatan. Pemetaan pikiran merupakan bentuk catatan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan memerlukan kecakapan hidup.

Menggunakan Metode Peta Pikiran (mind mapping) dalam Menulis

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di indonesia sudah semakin maju dan berkembang, hal

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. KERANGKA TEORETIS. Kreativitas sebagai alat individu untuk mengekspresikan kreativitas yang

MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN DEBATE PADA PELAJARAN PKN DI KELAS V SD NEGERI 086 DALAN LIDANG

I. PENDAHULUAN. terabaikan demikian pula sebaliknya. Merosotnya kualitas pendidikan. para pendidik dan pemerintah. Oleh karena itu pemerintah berupaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK GETARAN DAN GELOMBANG DI KELAS VIII SMP NEGERI 12 BINJAI

BAB 1 PENDAHULUAN. dasar tidak dilatih untuk berekspresi secara bebas dan terlalu lama dibiasakan

BAB I PENDAHULUAN. Studi (Wajib) bagi mahasiswa program S-1 Ilmu komputer. Setelah. mendapatkan persetujuan dari tim pembina mata kuliah seminar Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Hakikat dan Penerapan Model Mind Mapping dalam Pembelajaran di SD/MI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kuliah merupakan aktivitas yang paling penting bagi mahasiswa. Dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu tujuan tertentu. Penguasaan substansi tidaklah cukup, jika metode yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh manusia. Menurut para ahli Belajar dan pembelajaran adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Cockroft (dalam Abdurrahman, 2003:253):

BAB I PENDAHULUAN. yang diwariskan. Tanpa belajar individu akan kesulitan dalam. juga tidak boleh membiarkan proses belajar terjadi begitu saja.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

L',--1 Hj. Irawati Ahdul, SE.,M,Si. A,.^[h. (.- Pembimbing II. MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA hiegeri 1 TELAGA BIRU LEMBAR PERSETUJUAI{ ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. hanya mendengarkan, mencatat kemudian menghapal materi pelajaran yang

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2015 PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL BERBASIS FILM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi dalam hidup bermasyarakat bukan hanya melalui lisan yang dilakukan

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. keindahan dalam isi dan ungkapannya (Sugono, 2011: 159). Pembelajaran sastra

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING PADA PELAJARAN MATEMATIKA

Peserta didik diberikan drill untuk memperkuat konsep tersebut. (Herman Hudojo, 2003: 123)

BAB I PENDAHULUAN. Masalah merupakan suatu hal yang sangat melekat di. kehidupan manusia, mulai dari masalah yang dengan mudah dipecahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. education). Pendidikan sangat penting bagi peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi memiliki peranan penting dalam memberikan pemahaman mengenai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Saputro (2012), soal matematika adalah soal yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Minat belajar yang tergambarkan dari motivasi belajar siswa merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang didirikan diseluruh wilayah Indonesia pada umumnya. meliputi : Front Office Department, Housekeeping Department dan Food and

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi kepada orang lain. Komunikasi merupakan bagian. dalam matematika dan pendidikan matematika.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONSEP MATEMATIKA SISWA MTs AISYIYAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PEMBELAJARAN SAINS DENGAN QUANTUM TEACHING M.Gade*

BAB I PENDAHULUAN. keputusan dapat diambil sesuai kebutuhan yang diharapkan. keputusan, yaitu keputusan untuk tidak melakukan apa-apa.

UPAYA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran di sekolah, peserta didik perlu memiliki kemampuan

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kemampuan penalaran Matematika

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peran guru yang sesungguhnya adalah membuat siswa mau dan tahu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Representasi Matematis. a) Pengertian Kemampuan Representasi Matematis

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam kehidupan keluarga maupun dalam kehidupan berbangsa dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ekonomi sebagai salah satu disiplin ilmu merupakan pengetahuan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempersiapkan peserta didik mejadi warga Negara yang memiliki komitmen kuat

BAB I PENDAHULUAN. terhadap konsep pembelajaran. Guru sebagai tenaga pendidik profesional

BAB I PENDAHULUAN. asing lainnya seperti bahasa Jerman. Dengan diajarkannya bahasa Jerman peserta

BAB I PENDAHULUAN. yang tetap harus dijalani oleh setiap lapisan masyarakat. Lapangan pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan dapat diketahui dari hasil belajar yang diperoleh dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana ia memperoleh pendidikan, perlakuan, dan. kepengasuhan pada awal-awal tahun kehidupannya (Santoso, 2002)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada hakekatnya pendidikan merupakan faktor yang berperan penting dalam

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, dunia pendidikan sangat berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar mengajar. Kegiatan belajar

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Penggunaan Metode Mind Mapping terhadap Prestasi Belajar Siswa. (Rosliana Siregar) PENERAPAN IPTEKS

PENERAPAN METODE MIND MAPPING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar merupakan proses kegiatan yang panjang dan rumit. Banyak hal-hal penting yang harus dilakukan dan diperhatikan dalam pencapaian tujuan kegiatan tersebut. Teknik atau metode mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Ketepatan dalam pemilihan teknik ataupun metode yang akan digunakan dalam proses pembelajaran akan sangat membantu mempermudah pemahaman kita tentang materi yang akan dibahas. Akan tetapi kita sering menemui kesulitan pada saat hendak memilih teknik atau metode yang akan kita gunakan sehingga apapun yang telah kita pelajari tidak sepenuhnya dapat kita mengerti dan pahami sehingga proses pembelajaran yang telah dilakukan cenderung sia-sia dan tidak bermanfaat. Slameto (2010:76) mengemukakan belajar yang efesien dapat tercapai apabila dapat menggunakan strategi belajar yang diperlukan untuk dapat mencapai hasil semaksimal mungkin. Berdasarkan pendapat di atas dapat dikatakan bahwa mahasiswa juga harus memiliki strategi-strategi tersendiri dalam mempelajari pelajarannya agar pelajaran itu dapat dengan mudah dimengerti tanpa harus mendapatkan dan menunggu informasi dari orang lain misalnya dari dosennya. Strategi yang digunakan itu akan sangat berpengaruh penting dalam pencapaian hasil belajarnya

apabila mahasiswa dapat menggunakan strategi yang tepat. Di perguruan tinggi mahasiswa dituntut untuk menguasai berbagai literatur. Untuk satu mata kuliah misalnya, dosen bisa mewajibkan membaca sekitar 20 buku. Kalau kita mengambil banyak mata kuliah berarti semakin banyak buku yang harus dibaca. Belum lagi dari sumber-sumber lain, seperti laporan penelitian, jurnal, makalah, dan sebagainya. Dengan kata lain mahasiswa dituntut menyerap berbagai informasi terkini yang mendukung studinya. Tidak semua yang kita baca dapat kita ingat secara keseluruhan, banyak hal yang mungkin dilupakan begitu saja walaupun telah dibaca berulang-ulang. Kepala kita tidak dapat mengingat dan menampung segala hal dalam jangka waktu yang panjang. Oleh karena itu kita sangat membutuhkan sebuah catatan yang dapat membantu kita mengingat kembali apa yang telah kita baca sebelumnya. Membuat aneka catatan yang diperlukan untuk belajar selanjutnya merupakan suatu keharusan setelah selesai membaca buku. Dengan melihat kembali catatannya, kita dapat mengingat jauh lebih banyak hal atau pun menghapalnya. Mencatat merupakan keterampilan berfikir yang tidak dapat dipisahkan dan turut berpengaruh dalam pencapaian hasil belajar mahasiswa. Aktifitas ini berkenaan dengan bagaimana seorang mahasiswa mengikat informasi pembelajaran dan menyajikannya kembali dalam bentuk tulisan. Jika metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran, maka teknik mencatat dapat

diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode melalui aktifitas menulis. Catatan yang baik akan menjadi rekaman yang permanen untuk mendaftar poin-poin penting yang akan membantu kita memadukannya dalam tulisan atau perkataan kita sendiri. Catatan yang baik akan mengurangi resiko plagiat, serta membantu membedakan gagasan yang berasal dari kita sendiri atau dari orang lain, dan menggambarkan bagaimana perspektif kita terhadap gagasan tersebut. DePorter (2011:146) mengemukakan alasan utama untuk mencatat adalah bahwa mencatat meningkatkan daya ingat. Kebanyakan dari kita akan lebih mudah mengingat jika kita menuliskannya. Tanpa mencatat dan mengulanginya, kebanyakan orang hanya mampu mengingat sebagian kecil materi yang telah mereka baca ataupun dengar sebelumnya. Pencatatan yang efekif dapat menghemat waktu dan membantu mahasiswa menyimpan informasi secara mudah dan mengingatnya kembali jika diperlukan. Kemudian menurut Samad (1998:51) catatan yang baik, juga tidak terlalu panjang /terlalu banyak. Karena selain kurang efektif, juga tak melatih untuk bertindak ekonomis. Namun, jangan juga terlalu sedikit, sehingga tidak memberi informasi yang lengkap. Catatan yang baik sebenarnya berpegang pada dua kategori tersebut. Dengan kata lain, apa yang dicatat memang penting dan di butuhkan. Adapun faktor-faktor yang sebaiknya ada pada suatu catatan adalah sebagai berikut : 1) Kunci utama, ide-ide pokok, dan gagasan penting bila perlu, ditambah dengan keterangan. Fungsinya untuk memperjelas pemahaman. 2) Bila dirasa penting, beri contoh fakta, atau statistik. Tujuannya, mempertajam inti gagasan sebelumnya. 3) Pokok-pokok yang menarik

atau perlu diketahui, seperti : gagasan baru, ide-ide yang memberi peluang untuk menyelesaikan masalah, komentar yang menantang, kata yang masih asing, penjelasan atas soal yang tidak dimengerti, pendapat, dan sebagainya. DePorter (2000:146) mengemukakan bahwa, Mencatat yang efektif adalah salah satu kemampuan terpenting yang pernah dipelajari orang. Bagi pelajar, hal ini seringkali berarti perbedaan antara mendapatkan nilai tinggi atau rendah pada saat ujian. Jadi dapat disimpulkan bahwa catatan yang efekif merupakan hal penting yang menunjang keberhasilan seseorang dalam menghadapi ujiannya. Maka dari itu keterampilan mencatat mahasiswa UNIMED dapat juga dilihat dari indeks prestasinya dan bisa juga diketahui melalui tes AUM PTSDL yang telah dilakukan oleh mahasiswa Jurusan PGSD semester II kelas A ekstensi FIP UNIMED T.A 2012/ 2013 dengan data sebagai berikut : Tabel 1.1 Data Kelompok AUM PTSDL Mahasiswa FIP Jurusan PGSD Semester II Kelas A Ekstensi UNIMED T.A 2012 / 2013 SKOR MUTU BELAJAR MASALAH BELAJAR BIDANG MASALAH Skor Total Masalah Masalah Total (KOMPONEN) Keseluru han 1.Persyaratan Penguasaan 5,30 9,64 346 8.65 12,91 Materi pelajaran (P) 20 2. Keterampiln Belajar (T) 75 19,45 35,38 1278 31,95 47,69 3.Sarana Belajar ( S ) 15 6,70 12,19 207 5,18 7,72 4.Diri Pribadi (D) 30 10,08 18,33 463 11,58 17,28 5.Lingkupan Fisik dan Sosioemosional 13,45 24,47 386 9,65 14,40 ( L ) 25 Keseluruhan (165) 54,98 100,00 2680 67,00 100

Data diatas (Tabel 1.1) menunjukkan masalah pada penguasaan materi pelajaran (12,91 % ) bidang keterampilan belajar (47,69 %), sarana belajar (7,72 %), diri pribadi (17,28 %), lingkungan fisik dan sosioemosional (14,40 %). Jadi dari pengelolaan data AUM PTSDL yang ada pada (tabel 1.1) yang diselenggarakan oleh UPBK UNIMED bahwa yang paling banyak mengalami masalah adalah pada bidang keterampilan belajar (45,96%). Salah satu keterampilan belajar adalah keterampilan mencatat. Bukan dari data itu saja, seringkali mahasiswa mengalami kesulitan dalam membuat catatan sehingga menjadi masalah dalam studinya. Banyak mahasiswa yang membuat catatan hanya dalam selembaran kertas kemudian tidak menyimpannya dengan baik setelah selesai mencatat sehingga catatannya itu bisa saja tercecer dan tidak tersusun secara rapi. Terkadang karena malasnya menulis ditambah lagi kurangnya waktu untuk mencatat maka catatan yang dibuat mahasiswa sembarangan dengan tulisan yang sangat jelek dan kotor hal ini akan sangat mengganggu pemahaman mahasiswa jika dikemudian hari ia ingin membaca catatannya kembali. Dari beberapa permasalahan diatas maka peneliti memilih permasalahan keterampilan belajar yang bersangkutan dengan keterampilan mencatat mahasiswa dan menawarkan beberapa solusi, diantaranya : a) memperkenalkan kepada mahasiswa membuat catatan biasa yang hanya berupa tulisan-tulisan saja, dan menggunakan tinta satu warna (tinta hitam atau biru), b) memperkenalkan kepada mahasiswa cara membuat ringkasan dengan membuat koding atau skema atau

dikenal dengan catatan : tulis dan susun, c) memperkenalkan kepada mahasiswa membuat catatan yang baik dengan menggunakan metode peta pikir. Berdasarkan solusi yang diuraikan diatas maka peneliti mengambil solusi yang dianggap paling tepat untuk meningkatkan keterampilan mencatat mahasiswa yaitu dengan memggunakan metode peta pikir. Dengan metode peta pikir ini akan memberikan kesan yang lebih dalam, menyenangkan dan kreatif, karena peta pikir dibentuk oleh kata, warna, garis, symbol dan gambar. Penggunaan gambar, simbol dan warna bisa membantu memperkuat ingatan seseorang terhadap suatu hal. Selain itu dengan metode peta pikir mahasiswa bisa memunculkan kreativitas yang tidak pernah disadarinya. Karena metode peta pikir dapat mensinergikan kerja otak kiri dan otak kanan dengan optimal. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu diadakan sebuah penelitian dan peneliti mengangakat judul : Meningkatkan Kemampuan Mengingat Melalui Keterampilan Mencatat Dengan Metode Peta Pikir Bagi Mahasiswa PGSD UNIMED Semester II Kelas A Ekstensi Tahun Ajaran 2012/2013. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut : 1.2.1 Mahasiswa mengalami kesulitan memilih metode mencatat yang tepat dalam proses pembelajaran. 1.2.2 Kurangnya kemampuan mengingat mahasiswa terhadap materi - materi pembelajaran yang telah dipelajari dalam jangka waktu yang panjang.

1.2.3 Sering membuat catatan didalam selembar kertas dan tidak menyimpannya dengan rapi sehingga catatan tercecer kemana-mana. 1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka peneliti perlu membuat batasan masalahnya. Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada meningkatkan kemampuan mengingat melalui keterampilan mencatat dengan menggunakan metode peta pikir bagi mahasiswa/i di jurusan PGSD semester II kelas A ekstensi di Universitas Negeri Medan Tahun Ajaran 2012/2013. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, maka diperoleh suatu perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: Apakah dengan keterampilan mencatat menggunakan metode peta pikir dapat meningkatkan kemampuan mengingat mahasiswa pada jurusan PGSD semester II kelas A ekstensi di Universitas Negeri Medan Tahun Ajaran 2012/2013? 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah penelitian diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan mengingat melalui keterampilan mencatat dengan menggunakan metode peta pikir bagi mahasiswa di jurusan PGSD semester II Universitas Negeri Medan Tahun Ajaran 2012/2013. 1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk : 1.6.1 Manfaat Konseptual 1.6.1.1 Sebagai bahan masukan dalam bidang ilmu pengetahuan khususnya pada Jurusan Pendidikan Psikologi dan Bimbingan tentang penggunaan layanan konten strategi BMB3 dalam meningkatkan kemampuan mengingat mahasiswa melalui keterampilan mencatat dengan metode peta pikir. 1.6.1.2 Memberikan masukan tentang pengaruh keterampilan mencatat dengan metode peta pikir untuk kemampuan mengingat mahasiswa dan diharapkan mahasiswa mampu mengalami peningkatan Indeks Prestasi. 1.6.2 Manfaat Praktis 1.6.2.1 Sebagai bahan untuk meningkatkan kemampuan mengingat mahasiswa yang berpengaruh besar terhadap nilai indeks prestasi mahasiswa sehingga kesuksesan belajar dapat dicapai dengan maksimal sesuai dengan kebutuhan bila mahasiswa memiliki keterampilan mencatat dengan metode peta pikir. 1.6.2.2 Memberikan gambaran kepada mahasiswa tentang pentingnya memiliki keterampilan mencatat denagn metode peta pikir untuk meningkatkan kemampuan mengingat mahasiswa. 1.6.2.3 Memberikan informasi pada mahasiswa tentang cara mencatat dengan metode peta pikir untuk meningkatkan kemampuan mengingat mahasiswa.