BAB VIII SIMPULAN DAN SARAN. a. Upaya pemertahanan bahasa Bali dalam keluarga. Hal ini tampak dalam situasi

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERTAHANAN BAHASA BALI DALAM MASYARAKAT MULTIKULTURAL DI KOTA DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. memiliki jumlah penutur lebih dari satu juta jiwa (Bawa, 1981: 7). Bagi

BAB I PENDAHULUAN. tinggal di daerah tertentu, misalnya bahasa Bugis, Gorontalo, Jawa, Kaili (Pateda

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Kajian mengenai pelestarian bahasa

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil temuan di lapangan mengenai perkembangan seni

BAB I PENDAHULUAN. pihak laki-laki. Ideologi Patriakat tumbuh subur dalam masyarakat yang

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PELESTARIAN BAHASA DAN BUDAYA JAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan Fenomena kebudayaan selalu hadir dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat.

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG BAHASA DAERAH

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I BALI NOMOR : 385 TAHUN : 1992 SERI: D NO. 379 PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I BALI

2015 PENGAKUAN KEESAAN TUHAN DALAM MANTRA SAHADAT SUNDA DI KECAMATAN CIKARANG TIMUR KABUPATEN BEKASI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari penilitian skripsi yang berjudul Kesenian Tradisional Mak Yong di

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Pelestarian Kesenian Wayang Kulit Tradisional Bali di Kabupaten Badung 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003.

MATA KULIAH : ILMU BUDAYA DASAR PERANAN BUDAYA LOKAL MENDUKUNG KETAHANAN BUDAYA NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. lain. Untuk menjalin hubungan tersebut diperlukan suatu alat komunikasi. Alat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa daerah memiliki peran yang sangat penting dalam eksistensinya. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi syarat. Dilihat dari segi isinya, karya jenis tutur tidak kalah

2015 PERTUNJUKAN KESENIAN EBEG GRUP MUNCUL JAYA PADA ACARA KHITANAN DI KABUPATEN PANGANDARAN

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, baik untuk bertutur maupun untuk memahami atau mengapresiasi

DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A. Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan suatu bagian dari kebudayaan. Bila kita mengkaji kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Kata tembang nyanyian sama fungsi dan kegunaannya dengan kidung, kakawin dan gita. Kata kakawin berasal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di antara sejumlah bahasa daerah lainnya di Indonesia. Bahasa Bali

BAB I PENDAHULUAN. dan seloka. Sedangkan novel, cerpen, puisi, dan drama adalah termasuk jenis sastra

Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

IDENTITAS NASIONAL. Mengetahui identitas nasional dan pluralitas bangsa Indonesia RINA KURNIAWATI, SHI, MH. Modul ke: Fakultas FAKULTAS.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Dalam bab ini dijelaskan mengenai kajian pustaka, konsep, dan landasan teori

BAB I PENDAHULUAN. berkembang mengiringi kebudayaan dari zaman ke zaman.akibat perkembangan itu

BAB I PENDAHULUAN. adat istiadat, agama dan kesenian. Namun di era globalisasi ini banyak budayabudaya

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada (Yamin, 2010:64). Tetapi terkadang dalam

Bahasa dan Sastra Indonesia 3. untuk. SMP/MTs Kelas IX. Maryati Sutopo. Kelas VII. PUSAT PERBUKUAN Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus

PROBLEMATIKA PENGEMBANGAN BAHASA UNTUK MASYARAKAT DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,

PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG BERBAHASA DAN BERPAKAIAN MELAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PELESTARIAN KARUNGUT SENI TRADISI LISAN KLASIK DAYAK NGAJU DI KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. dan seni budaya tradisionalnya, adanya desa desa tradisional, potensi

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terkenal sebagai salah satu negeri terbesar penghasil kain tenun tradisional yang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU

PERAN SUMBER DAYA PENGHAYAT KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA DALAM MEMPERKUAT KEBHINEKAAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. digunakan Dalihan na tolu beserta tindak tutur yang dominan diujarkan. Temuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki

PEMBAHASAN. A. Studi Masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kearifan. Tradisi Mesatua di Bali lambat laun semakin tergerus dengan roda

BAB I PENDAHULUAN. kearifan nenek moyang yang menciptakan folklor (cerita rakyat, puisi rakyat, dll.)

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya.

BAB IV KESIMPULAN. Secara astronomi letak Kota Sawahlunto adalah Lintang Selatan dan

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

DESKRIPSI ACARA SIARAN PRO 1 RRI 2013

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB V MODEL PELESTARIAN NYANYIAN MBUE-BUE PADA MASYARAKAT MUNA SULAWESI TENGGARA

Rumusan Isu Strategis dalam Draft RAN Kepemudaan PUSKAMUDA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. terhadap api dan segala bentuk benda tajam. Seni dan budaya debus kini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahkluk sosial yang berbudaya mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. itu wajib bagi generasi muda untuk melestarikan dan menjaganya agar tidak. hilang terkena arus globalisasi dan modernisasi.

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu unsur kebudayaan, di samping unsur yang

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada Masyarakat Banten memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. provinsi Sumatera dan Suku Mandailing adalah salah satu sub suku Batak

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dalam hubungannya dengan kehidupan, sastra adalah wujud tertulis yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu aset kebudayaan bagi bangsa

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

berbicara dan membawa diri harus sesuai dengan tata karma. Selain itu dalam menggunakan bahasa dalam kehidupan sehari-hari, pembawaan diri dan cara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Neneng Yessi Milniasari, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UPAYA PEMERTAHANAN BAHASA

A. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran di sekolah dilaksanakan dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan siswa, baik pada aspek pengetahuan, sikap

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau dan berbagai etnis, kaya

Transkripsi:

126 BAB VIII SIMPULAN DAN SARAN 8.1 Simpulan Tulisan ini dapat disimpulkan sebagai berikut. 1). Upaya-upaya pemertahanan bahasa Bali dalam masyarakat multikultural di Kota Denpasar adalah sebagai berikut. a. Upaya pemertahanan bahasa Bali dalam keluarga. Hal ini tampak dalam situasi keluarga (etnis Bali) merasa bahwa bahasa Bali merupakan sarana komunikasi yang masih relevan dalam keluarga di era modern ini. Bahasa Bali dikatakan demikian, karena selain memiliki nilai budaya, warisan leluhur, juga bernuansa akrab dan kekeluargaan. Keluarga sungguh merasa orang Bali bila menggunakan bahasa Bali sebagai pilihan sarana komunikasi dalam keluarga. b. Upaya pemertahanan bahasa Bali di pasar tradisional. Aktivitas di pasar tradisional menunjukkan bahwa yang menggunakan bahasa Bali dalam interaksi tidak hanya orang Bali saja, melainkan ada juga etnis lain seperti Jawa, Lombok, dan daerah lain dapat menggunakan bahasa Bali jika membeli atau menawarkan barang di pasar tradisional. c. Upaya pemertahanan bahasa Bali dalam kegiatan keagamaan. Masyarakat Bali yang berlandaskan agama Hindu, dalam melakukan aktivitas keagamaan tidak terlepas dari penggunaan bahasa Bali. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa Bali tidak hanya sebagai sarana komunikasi antar masyarakat Bali saja, tetapi juga

127 sebagai bahasa untuk menjalin relasi rohani antara Sang Hyang Widhi (Tuhan yang Maha Esa) dengan umat Hindu Bali. d. Upaya pemertahanan bahasa Bali dalam kegiatan adat. Kegiatan adat merupakan salah satu kegiatan yang ada dalam masyarakat Bali yang nilainya setara dengan aktivitas keagamaan. Dengan demikian kegiatan adat isitiadat sangat dominan dalam kehidupan masyarakat. Kegiatan tersebut sebagaimana halnya aktivitas keagamaan, menjadikan bahasa Bali sebagai sarana komunikasi dalam kegiatan tersebut. Hal ini berarti bahwa bahasa Bali adalah bahasa adat masyarakat Bali. e. Upaya pemertahanan bahasa Bali dalam pementasan kesenian seperti wayang kulit, arja, pesantian. Kesenian merupakan sebuah kegiatan hiburan yang dilatari oleh budaya lokal masyarakat Bali. Kegiatan tersebut merupakan wahana upaya pemertahanan bahasa Bali melalui cerita-cerita dalam wayangan kulit, arja, dan pesantian. f. Upaya pemertahanan bahasa Bali dalam kebijakan pemerintah Kebijakan pemerintah seperti UUD 1945 dan Peraturan Pemerintah Daerah Tingkat I Bali bahwa bahasa daerah dalam hal ini adalah bahasa Bali merupakan salah satu unsur budaya nasional yang perlu dihargai, dipelihara dan dilestarikan keberadaannya. 2). Faktor penunjang dan faktor penghambat pemertahanan bahasa Bali dalam masyarakat multikultural di Kota Denpasar dapat diuraikan sebagai berikut. (1). Faktor penunjang pemertahanan bahasa Bali dalam masyarakat multikultural di Kota Denpasar adalah meliputi beberapa hal berikut.

128 a. Rubrik Bali Orti dalam Bali Post. Rubrik tersebut memuat berita, puisi, opini, cerpen berbahasa Bali sehingga dapat mempengaruhi cara pandang dan sikap masyarakat multikultural di Kota Denpasar untuk menghargai bahasa Bali sebagai warisan budaya lokal. b. Majalah Bali Aga dapat memfasilitasi masyarakat untuk mengembangkan bakat dan kemampuan dalam hal membaca dan menulis dalam bahasa Bali melalui media tersebut. c. Program Orti Bali dalam Bali TV yang merupakan peluang terhadap bahasa Bali sebagai sarana komunikasi. Misalnya program Bali Orti Bali TV yang memuat berita seputar Bali dengan menggunakan bahasa Bali. d. Program siaran Radio Genta Bali yang dominan menggunakan bahasa Bali baik dalam hal pemberitaan maupun pemilihan lagu-lagu pop daerah Bali, serta tingginya target pendengar dari segi profesi terutama petani/buruh dan pegawai swasta/pegawai negeri. (2). Faktor penghambat pemertahanan bahasa Bali dalam masyarakat multikultural di Kota Denpasar adalah sebagai berikut. a. Surat Izin Usaha Penerbitan (SIUP) Bali Post, yaitu minimnya rubrik serta frekuensi pemuatan bahasa Bali, yang dilatari oleh Surat Izin Usaha Penerbitan (SIUP) serta peraturan perundang-undangan yang kurang berpihak pada pelestarian bahasa daerah dalam hal ini adalah bahasa Bali. b. Keterbatasan sumber bacaan berbahasa Bali dalam majalah Bali Aga. Keterbatasan bahan bacaan yang berbahasa Bali menyebabkan kurangnya informasi serta istilah-istilah ilmiah dalam bahasa Bali. Lantaran hal tersebut

129 bahasa Bahasa Bali dilihat sebagai bahasa yang kurang mendukung terhadap perkembangan ilmu pengetahuan modern. c. Pilihan bahasa dalam iklan Bali TV yang sangat bervariasi bahkan terkesan kurang ilmiah serta durasi pemberitaan dalam bahasa Bali yang sangat pendek, dan dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk meraih keuntungan melalui iklan. d. Dominasi usia dewasa dalam target pendengar siaran Radio Genta Bali. Hal ini ditunjukkan dengan kecilnya persentase target pendengar yang berstatus pelajar dan mahasiswa dalam program siaran Radio Genta Bali. Masa depan keberadaan bahasa Bali adalah di tangan generasi muda sekarang, yakni pelajar dan mahasiswa. 3). Dampak dan makna (1). Dampak pemertahanan bahasa Bali dalam masyarakat multikultural di Kota Denpasar adalah meliputi beberapa hal sebagai berikut. a. Marginalisasi sastra daerah Bali, yaitu bahwa adanya suatu realita keterpinggiran sastra daerah Bali di tengah perubahan sosial dalam masyarakat multikultural di Kota Denpasar. b. Dualisme dalam masyarakat. Dualisme (ketidaksepahaman) dalam masyarakat terhadap bahasa Bali, seperti ada masyarakat yang gigih mempertahankan bahasa Bali sebagai warisan budaya yang tak berhingga nilanya, ada pula masyarakat yang melihat bahasa Bali sebagai bahasa kuno dan tidak sesuai dengan perkembangan zaman.

130 c. Komersialisasi budaya, yaitu adanya peralihan motivasi pendidikan terhadap Bahasa Bali, seperti belajar bahasa Bali hanya untuk memenuhi tuntutan pariwisata, tanpa diimbangi nilai dan norma budaya yang terkandung di dalamnya. d. Kekurangmahiran berbahasa Bali, bahwa bahasa Bali sebagai bahasa agama Hindu Bali kurang tampak dalam kehidupan keseharian masyarakat. Dengan demikian, adanya pertentangan antara penggunaan bahasa Bali dalam masyarakat multikultural yang tidak sesuai dengan nilai-nilai religius yang terkandung dalam bahasa Bali. (2). Makna pemertahanan bahasa Bali dalam masyarakat multikultural di Kota Denpasar adalah meliputi beberapa hal sebagai berikut. a. Penguatan solidaritas, adalah bahwa adanya hubungan antara bahasa dan masyarakat. Bahasa merupakan warisan masyarakat yang sangat penting fungsi, kedudukan, dan manfaatnya bagi masyarakat. Bahasa Bali juga merupakan salah satu unsur pembentuk adanya suatu masyarakat. b. Pembentuk sikap dan perilaku hidup bermasyarakat, yaitu bahwa pemertahanan bahasa Bali akan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai kemanusiaan yang mendidik generasi muda ke arah hidup yang selaras dengan norma dan nilai budaya yang ada dalam masyarakat. c. Pemotivasi spiritual, bahwa bahasa Bali memiliki peran sentral dalam hubungannya dengan kegiatan keagamaan, serta mengandung nilai-nilai spiritual umat Hindu Bali.

131 d. Pelestarian bahasa Bali sebagai bahasa ibu. Bahasa Bali merupakan bahasa pertama yang dikenal seorang anak pada saat latih berbicara dengan ibu serta sebagai sarana komunikasi yang akrab antar ibu, ayah, dan anak dalam keluarga. e. Penyadaran identitas etnik, bahwa dengan menggunakan bahasa Bali dapat mengungkapkan nilai-nilai budaya sekaligus serta menumbuhkan rasa kedaerahan atau identitas manusia Bali dalam masyarakat multikultural di Kota Denpasar. f. Semangat kepahlawanan dalam memperjuangkan eksistensi bahasa Bali yaitu bahwa dengan menggunakan bahasa Bali secara konsisten dalam kehidupan setiap hari serta kegigihan berjuang untuk melestarikannya merupakan sebuah ekspresi pengorbanan yang sangat tinggi demi warisan budaya lokal yang sangat bernilai terhadap kehidupan bermasyarakat. 8.2 Saran Saran yang akan dikemukakan penulis pada bagian ini akan ditujukan kepada pihak maupun lembaga yang berwewenang mengatr dan bertanggung jawab terhadap pemertahanan bahasa Bali dalam masyarakat multikultural Kota Denpasar. Adapun saran yang akan diketengahkan penulis akan ditjukan kepada pihak-pihak sebagai berikut. 1. Pemerintah Kota Denpasar beserta seluruh jajarannya, menentukan kebijakan tegas dalam perencanaan bahasa untuk dapat menyandingkan bahasa Bali dengan bahasa Indonesia dan bahasa asing lainnya berkembang saling berdampingan dan

132 menyentuh secara langsung terhadap pemakaian bahasa Bali. Pemerintah juga memberikan penghargaan khusus baik kepada pribadi maupun lembaga yang dengan penuh pengorbanan tetap konsisten terhadap pemertahanan bahasa Bali dalam era teknologi sekarang ini. 2. Institusi lembaga dapat masyarakat Bali dalam masyarakat multkultural Kota Denpasar, semestinya bersikap proaktif dalam menyikapi perkembagan sosial yang berindikasi penyingkiran bahasa daerah Bali dari posisinya yang semula. 3. Pelaku pariwisata Kota Denpasar, hendaknya tidak hanya melihat bahasa Bali sebagai unsur budaya yang dapat menunjang kegiatan pariwisata, tettapi lebih daripada itu, semestinya melihat bahasa Bali dalam khzanah yang sebenarnya, yaitu warisan leluhur nenek moyang masyarakat Bali dan silmbol identitas manusia Bali. 4. Masyarakat serta generasi Bali dalam masyarakat multikultural Kota Denpasar harus menciptakan ranah pemakaian bahasa yang lebih luas, karena semakin banyak ranah pemakaian bahasa dapat diciptakan (pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi informasi) akan semakin kecil kesenjangan antara kebutuhan penutur untuk mengekspresikan diri dalam berbagai aspek kehidupan. 5. Penutur bahasa Bali harus memiliki kesadaran sikap positif terhadap bahasa Bali untuk meningkatkan kesetiaan yang ditandai dengan sikap mempertahankan kemandirian bahasa, kebanggaan yang mendorong menjadikan bahasa sebagai identitas pribadi atau kelompok, sekaligus membedakannya dengan kelompok lain, dan pemahaman pada norma pemakaian bahasa Bali yang mendorong penggunaan bahasa Bali secara cermat, benar, dan santun. Kesadaran demikian

133 merupakan faktor yang sangat menentukan perilaku tutur dalam wujud pemertahan bahasa Bali di tengah modernisasi dan globalisasi dewasa ini.