BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TENAGA PENDIDIK DI SDI HIDAYATULLAH SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TENAGA PENDIDIK DI SDI HIDAYATULLAH SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak sebagai alat ampuh untuk melakukan perubahan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB 1. Pendahuluan. Adolescent atau remaja, merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. resmi. 1 Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertangung jawab terhadap

menyatakan bahawa Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertfikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 45

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

BAB I PENGANTAR. mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan menengah kejuruan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1 Departemen Pendidikan Nasional RI, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian, penyajian data, pembahasan dan analisa data

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Diantara elemen tersebut adalah instruktur atau pendidik, materi ajar, metode, tujuan

Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan.

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

A. Latar Belakang Masalah

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga

UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen adalah pengelolaan usaha, kepengurusan, ketatalaksanaan,

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012,

I. PENDAHULUAN. rangka meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing di

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut:

KONSEP DASAR PROFESI KEGURUAN ATAU KEPENDIDIKAN. Tuesday/September 6th, 2016

BAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dalam penyelenggaraan pendidikan sangat penting. pengelolaan sumber daya manusia dapat berjalan sesuai dengan apa yang

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. kependidikan kompetensi merupakan pengetahuan, sikap-perilaku dan

PENGEMBANGAN PROFESI GURU SD/MI. Udin S. Sa ud, Ph.D

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

BAB I. Peningkatan kualitas SDM merupakan kenyataan yang harus dilakukan. tersebut. Kualitas merupakan kesesuaian produk atau jasa dengan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. konsep kependidikan yang berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yaitu

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran PAI, terhadap

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun

BAB I PENDAHULUAN. persoalan-persoalan tersebut di atas,melalui pembaharuan dalam sistim pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU

MENJADI GURU PROFESIONAL

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan manusia menghadapi masa depan agar bisa hidup lebih

BAB I PENDAHULUAN. awalan men, menjadi mendidik, yaitu kata kerja yang artinya memelihara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula

BAB I PENDAHULUAN. Sudarwan Danim dan Yunan Danim, Administrasi Sekolah dan Manajemen Kelas, (Bandung : Pustaka Setia, 2010), hlm. 6.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan proses belajar mengajar. 1. kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh guru.

USAHA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Nasional No. 20/2003, bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1 Moh.Rosyid, Sosiologi Pendidikan, Idea Pres, Yogyakarta, 2010, hlm

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

DEVELOPPING OF TEACHERS HP

KOMPETENSI HAKIKAT KOMPETENSI. Kemampuan Profesional Guru. Mampu:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah

BAB II KEPALA MADRASAH DAN KINERJA GURU. madrasah. Kata kepala dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu

PENINGKATAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SEKOLAH DASAR

BAB II TIJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru merupakan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm 36.

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah yang. Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan adalah:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. berhasilnya suatu pendidikan yang berada di negara tersebut. Berhasilnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

Oleh: Dr. En d a n g Poer w a n t i, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. fungsi utama guru adalah meningkatkan mutu pendidikan nasional

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. membentuk dan mendewasakan serta menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI PELAKSANAAN STANDAR PROSES DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

PENGEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL GURU (STUDI TENTANG PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MASYARAKATNYA DI SMP NEGERI 1 WONOSARI KLATEN)

2 Menetapkan : Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas P

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan Sekolah Menengah Pertama di Kota Medan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar anak

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU UNTUK MENINGKATKAN KEBERHASILAN PROSES BELAJAR PESERTA DIDIK DI SEKOLAH DASAR

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya pendidikan merupakan usaha manusia, artinya manusialah yang

I. PENDAHULUAN. Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah yakni: input, proses, dan out put (Rivai dan Murni, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TENAGA PENDIDIK DI SDI HIDAYATULLAH SEMARANG Sebagaimana yang telah tercantum dalam Bab I bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kondisi mutu tenaga pendidik di SDI Hidayatullah Semarang serta untuk mengetahui bagaimana strategi kepala sekolah SDI Hidayatullah Semarang dalam meningkatkan mutu tenaga pendidik. Untuk itu dalam Bab IV ini penulis akan menganalisis dua hal tersebut sesuai dengan metode yang digunakan yaitu menggunakan metode deskriptif kualitatif. Dalam melakukan analisis terhadap data yang telah terkumpul, penulis akan menganalisis dua aspek pokok yang sesuai dengan penelitian yang penulis bahas. Pertama mengenai kondisi mutu tenaga pendidik di SDI Hidayatullah Semarang, kedua strategi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu tenaga pendidik di SDI Hidayatullah Semarang. A. Analisis Kondisi Mutu Tenaga Pendidik SDI Hidayatullah Semarang Tenaga pendidik (guru) yang bermutu atau berkualitas merupakan dambaan bagi konsumen pendidikan, karena tenaga pendidik (guru) merupakan salah salah satu komponen yang sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar yang nantinya akan menunjang keberhasilan pembelajaran maupun keberhasilan pendidikan. Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP) pasal 29 (2) butir a menyatakan bahwa Pendidik SD/MI atau bentuk lain yang sederajat harus memiliki kualifikasi akademik minimum Diploma IV (D-IV) atau Sarjana (S1). 1 Dengan standar yang telah ditetapkan tersebut, maka kepala sekolah SDI Hidayatullah Semarang terus berusaha meningkatkan kualifikasi akademik tenaga pendidik SDI Hidayatullah Semarang agar 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, hlm. 18 55

memenuhi standar kualifikasi yang telah ditetapkan tersebut. Usaha kepala sekolah SDI Hidayatullah Semarang untuk meningkatkan kualifikasi akademik tenaga pendidik dibuktikan dengan bertambahnya jumlah tenaga pendidik (guru) yang berstrata 1 (S1). Pada tahun 2009 tenaga pendidik yang berstrata 1 (S1) berjumlah 23 dari keseluruhan tenaga pendidik yaitu 55 orang. Sedangkan pada tahun 2010 jumlah kualifikasi S1 meningkat menjadi 35 dari 61 tenaga pendidik (guru), yang selebihnya masih menempuh pendidikan. Hal ini membuktikan bahwa kepala sekolah SDI Hidayatullah Semarang terus meningkatkan kompetensi atau mutu tenaga pendidik (guru) SDI Hidayatullah Semarang lewat jenjang kualifikasi akademik yaitu minimum S1. Menurut Daoed Joesoep yang dikutip oleh Marno dan M. Idris, mengemukakan tiga fungsi guru: (1) fungsi profesional, (2) fungsi kemanusiaan, (3) fungsi civic mission. Fungsi profesional berarti tenaga pendidik (guru) meneruskan ilmu atau ketrampilan atau pengalaman yang dimiliki atau dipelajarinya kepada anak didiknya. Fungsi kemanusiaan berarti berusaha mengembangkan atau membina segala potensi bakat atau pembawaan yang ada pada diri si anak serta membentuk wajah ilahi dalam dirinya. Fungsi civic mission berati guru wajib menjanjikan anak didiknya menjadi warga negara yang baik, yaitu yang berjiwa patriotik, mempunyai semangat kebangsaan nasional, dan disiplin atau taat terhadap semua peraturan perundang-undangan yang berlaku atas dasar pancasila dan UUD 1945. 2 Dari ketiga fungsi tersebut, terangkum dalam kompetensikompetensi yang harus dimiliki oleh seorang tenaga pendidik (guru). Selain ketiga fungsi tersebut, seorang tenaga pendidik juga harus kreatif, profesional, dan menyenangkan. Hal ini penting terutama untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan. Cara 2 Marno dan M. Idris, Stategi dan Metode Pengajaran Menciptakan Ketrampilan Mengajar yang Efektif dan Edukatif, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2009), Cet. 4, hlm. 18 56

guru melakukan suatu kegiatan pembelajaran memerlukan pendekatan dan metode yang berbeda dengan pembelajaran lainnya. 3 Tenaga pendidik bisa mencapai hasil yang maksimal dalam menjalankan peranannya dalam pembelajaran, terdapat beberapa hal yang mempengaruhinya. Pertama, dari segi kualifikasi, guru perlu memiliki kelayakan yang tidak sekedar dibuktikan dengan gelar dan ijasah, tetapi harus ditopang oleh kualitas diri yang unggul dan profesional. Kedua, segi kepribadian, guru perlu memiliki kepribadian yang tinggi, yang dilandasi dengan akhlak mulia. Ketiga, dari segi pembelajaran, guru perlu memahami ilmu teori dan praktik pendidikan dan kurikulum, sehingga mampu mendesain pembelajaran dengan baik, mampu mengimplementasikan pembelajaran dengan seni pembelajaran yang efektif, mampu mengevaluasi pembelajaran. Keempat, dari segi sosial, guru sebagai pendidik perlu memiliki kepekaan sosial dalam menghadapi fenomena sosial disekitarnya, karena guru adalah salah satu elemen masyarakat. 4 Dalam segi pembelajaran, tenaga pendidik SDI Hidayatullah Semarang melaksanakan tugasnya sesuai dengan kondisi kompetensi yang dimiliki. Kompetensi merupakan kelayakan untuk menjalankan tugas, kemampuan sebagai suatu faktor penting bagi guru, oleh karena itu kualitas dan produktifitas kerja guru harus mampu memperlihatkan perbuatan profesional yang bermutu. 5 Pertama, kompetensi pedagogik. Tenaga pendidik SDI Hidayatullah Semarang menerapkan yang metode mengajar secara efektif sesuai dengan kondisi dan karakteristik siswa, selain itu menata setting kelas sebelum pembelajaran dimulai, mengambil tindakan dan memperlakukan siswa sesuai dengan keadaan psikologisnya, memahami 3 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, (Bandung: PT Remaja Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. 7, hlm. 95 4 Ngainun Naim, Menjadi Guru Inspiratif, (Yogjakarta: Pustaka Pelajar, 2009), Cet. 2, hlm. 34 5 Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: Alfabeta, 2008), Cet. 4, hlm. 209 57

siswa secara menyeluruh terhadap perkembangan yang terjadi, mengenali minat dan kemampuan siswa agar bisa dijadikan ukuran selanjutnya dalam bidang pengajaran yang sesuai dengan kondisi dan karakter siswa yang berbeda-beda karena untuk meningkatkan proses belajar mengajar yang optimal seorang tenaga pendidik (guru) harus memperhatikan perbedaan individual siswa sehingga dapat memberi kemudahan pencapaian tujuan belajar yang setinggi-tingginya, karena pengajaran yang hanya memperhatikan tingkatan sasaran akan gagal memenuhi kebutuhan siswa, karena seorang tenaga pendidik (guru) perlu memperhatikan emosi, kemampuan individu dan penyesuaian materi pelajaran demi kelancaran efektifitas belajar siswa, selain itu, tenaga pendidik (guru) juga mengamati serta memahami kesiapan belajar siswa, mengarahkan dan memberikan nasehat agar siswa mempunyai kesiapan penuh dalam pembelajaran, tenaga pendidik dituntut membuktikan kesiapan belajar siswa dengan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan materi pelajaran, dan yang terakhir tenaga pendidik juga mengevaluasi pembelajaran untuk dapat mengetahui sejauh mana materi pelajaran dapat diterima oleh siswa. Kedua dilihat dari kompetensi profesional, tenaga pendidik SDI Hidayatullah Semarang mampu memahami materi pembelajaran secara luas karena latar belakang pendidikannya sudah sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan. Akan tetapi ada satu tenaga pendidik saja yang belum sesuai dengan latar belakang pendidikannya, namun tenaga pendidik (guru) mampu mengajar mata pelajaran tersebut. Ketiga dilihat dari segi kompetensi kepribadian, pribadi tenaga pendidik (guru) memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pendidikan, khususnya dalam kegiatan pembelajaran. Pribadi seorang tenaga pendidik sangat berperan dalam membentuk pribadi peserta didik (siswa). Kompetensi kepribadian ini memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam membentuk kepribadian anak, guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM). Sehubungan dengan 58

hal tersebut, tenaga pendidik (guru) SDI Hidayatullah Semarang mempunyai kepribadian yang arif, berwibawa, disiplin, dewasa dan berakhlak mulia, selain itu guru juga mengajarkan untuk berbuat baik terhadap sesama, berkata jujur, ikhlas dalam memberi, saling menolong dan berbakti kapada kedua orang tua. Karena guru mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan pribadi siswa. Apapun yang dilakukan oleh guru nantinya akan dicontoh oleh siswa, karena guru merupakan teladan bagi siswa. Keempat dilihat dari segi kompetensi sosial, tenaga pendidik (guru) adalah makhluk sosial, yang dalam kehidupannya tidak terlepas dari kehidupan sosial masyarakat dan lingkungannya. Oleh karena itu, tenaga pendidik (guru) dituntut untuk memiliki kompetensi sosial yang memadai, terutama kaitannya dengan pendidikan yang tidak terbatas pada pembelajaran disekolah tetapi juga pada pendidikan yang terjadi dan berlangsung dimasyarakat. Selain itu, tenaga pendidik (guru) dalam kehidupannya seringkali menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi siswa dan lingkungannya. Sehubungan dengan hal tersebut, tenaga pendidik (guru) SDI Hidayatullah Semarang selalu bersikap sesuai dengan tanggung jawabnya, yaitu bersosialisasi dan berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik (siswa), dengan sesama pendidik dan orang tua wali atau masyarakat. B. Analisis Strategi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Tenaga Pendidik SDI Hidayatullah Semarang Kepala sekolah merupakan motor penggerak bagi sumber daya sekolah terutama tenaga pendidik (guru). Kepala sekolah mempunyai peran penting dalam memberdayakan para tenaga pendidik. Karena kepala sekolah adalah pemegang tanggung jawab terhadap segala sesuatu yang berkenaan dengan mutu disebuah sekolah, sehingga menghasilkan lulusan atau output yang diharapkan oleh pelanggan pendidikan. Oleh sebab itu, kepala sekolah mengambil langkah dengan meningkatkan mutu disebuah sekolah dengan cara meningkatkan mutu tenaga pendidik (guru) 59

yang nantinya dengan kompetensi yang dimiliki bisa mendidik siswa dengan terampil dan menghasilkan lulusan yang sesuai dengan harapan pelanggan pendidikan. Dalam proses pembelajaran disekolah, terutama sekolah dasar, tenaga pendidik (guru) merupakan sumber daya yang edukatif sekaligus sebagai aktor dalam proses pembelajaran yang utama. Karena itu, upaya pemberdayaan tenaga pendidik (guru) harus dilakukan. Menurut Gaff dan Sith, sebagaimana yang dikutip oleh Hadikoemoro, pemberdayaan guru atau pembinaan guru biasanya menggunakan tiga pendekatan: Pertama, pendekatan personal. Pendekatan personal lebih menekankan pada aspek-aspek seperti efektifitas mengajar, pengembangan profesional, pertumbuhan pribadi, serta peningkatan kemampuan teknik dan ketrampilan mengajar. Kedua pendekatan instruksional, ditekankan pada perbaikan pengajaran (instruksional), seperti pengembangan kurikulum, desain dan sistem pembelajaran, bahan-bahan pelajaran, pengembangan teori kearah efektifitas belajar siswa, serta media dan teknologi pembelajaran. 6 Pendekatan ini telah digunakan oleh Kepala Sekolah SDI Hidayatullah Semarang dalam meningkatkan mutu atau pembinaan kompetensi tenaga pendidik (guru). Beberapa strategi kepala sekolah SDI Hidayatullah Semarang dalam meningkatkan mutu atau kompetensi tenaga pendidik berdasarkan pendekatan personal dan instruksional adalah 1. Pembinaan kompetensi pedagogik melalui: 1) Kerjasama dengan Kualita Pendidikan Indonesia (KPI), diantaranya: Quantum Learning, Quantum Teaching, Sinergy Building, Student Active Learning (SAL), Class Room Management. 2) Kerjasama dengan Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Tengah 6 Marno dan M. Idris, Op. Cit., hlm. 24 60

3) Pembinaan rutin yang dilakukan oleh kepala sekolah maupun yayasan, pembinaan organisasi, melaksanakan evaluasi, membina keakraban para guru, melakukan rukyah, mengaji bersama, dan memberi kultum. 4) Pengalokasian anggaran untuk meningkatkan mutu tenaga pendidik 5) Melakukan Studi Banding 2. Pembinaan kompetensi profesional 1) Lembaga Pendidikan Qur an Ummi (Sertifikasi Ummi) 2) Pemberian Beasiswa 3) Pembinaan kompetensi kepribadian 1) Melakukan percakapan pribadi dengan tenaga pendidik (guru) 2) Pembinaan rutin dari sekolah maupun dari yayasan, yaitu dengan mengadakan pengajian bersama, memberi kultum dan mengadakan rukyah. Ketiga pendekatan organisasional, yaitu memfokuskan pada lingkungan dan suasana dimana para komunitas sekolah (guru, murid, pimpinan, dan karyawan) berada. 7 Pendekatan ini telah digunakan oleh kepala sekolah SDI Hidayatullah Semarang, yaitu melalui pembinaan kompetensi sosial. Dalam pembinaan kompetensi sosial, kepala sekolah maupun yayasan mengadakan pembinaan keakraban para guru. Hal ini dilakukan agar sesama pendidik saling terbuka dan saling membantu apabila mengalami kesulitan. Dalam proses pembinaan kompetensi tenaga pendidik (guru) sangat mungkin menemui permasalahan, yang nantinya akan berpengaruh atau berimbas pada diri sendiri maupun orang lain atau lingkungan sekitar. Diantara masalah-masalah yang dihadapi yaitu: (1) waktu. Tenaga pendidik (guru) SDI Hidayatullah Semarang tidak sepenuhnya mempunyai banyak waktu untuk melaksanakan pembinaan. Karena seorang tenaga pendidik (guru) juga mempunyai kesibukan 7 Marno dan M. Idris, Ibid., hlm. 24 61

sendiri dalam keluarganya. Upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah SDI Hidayatullah Semarang dalam mengatasi permasalahan tersebut adalah selalu memperbanyak koordinasi dengan para tenaga pendidik (guru) agar tidak terjadi benturan waktu ketika akan dilaksanakan kegiatan pembinaan, selain itu kepala sekolah juga memberikan jadwal rutin pembinaan agar para tenaga pendidik sudah mempersiapkan diri sebelumnya. (2) Keragaman visi SDM. Setiap manusia memiliki persepsi yang berbeda-beda. Hal ini juga terjadi di SDI Hidayatullah Semarang. Perbedaan persepsi sering muncul ketika akan diadakan pembinaan kompetensi tenaga pendidik (guru). Upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah SDI Hidayatullah Semarang dalam mengatasi permasalahan tersebut adalah mengadakan koordinasi dengan yayasan dan pimpinan agar tidak terjadi atau persepsi yang berbeda. Meskipun ada beberapa kendala yang dihadapi oleh Kepala Sekolah SDI Hidayatullah Semarang dalam meningkatkan kompetensi tenaga pendidik (guru), ada beberapa faktor pendukung yang menjadi motivasi kepala sekolah untuk meningkatkan kompetensi tenaga pendidik (guru). Faktor pendukung tersebut diantaranya yaitu: (1) Peran dari pihak yayasan baik dari pengawas maupun dari kepala bidang yang memberi dukungan kepada Kepala Sekolah SDI Hidayatullah Semarang untuk meningkatkan pembinaan mutu kompetensi tenaga pendidik (guru) agar mendapatkan guru yang berkualitas atau berkompetensi, selain itu proses pembelajaran menjadi lebih baik dan visi, misi dan tujuan dapat tercapai. (2) Peningkatan kompetensi tenaga pendidik (guru) yang bekerja sama dengan Kualita Pendidikan Indonesia (KPI) Surabaya. KPI juga mendukung penuh terhadap kepala sekolah SDI Hidayatullah Semarang dalam meningkatkan kompetensi tenaga pendidiknya. KPI akan terus bekerja sama dengan SDI Hidayatullah Semarang. Setelah mengadaan pembinaan kompetensi atau peningkatan mutu tenaga pendidik (guru), kepala sekolah SDI Hidayatullah Semarang beserta yayasan mengadakan program tindak lanjut yang diberikan 62

kepada para tenaga pendidik (guru) yang berprestasi. Program tindak lanjut tersebut adalah memberikan kenaikan pangkat berdasarkan penilaian kategori. Kategori tersebut adalah sebagai berikut: 1) Kategori A diberikan kepada tenaga pendidik (guru) yang dalam waktu 2 tahun sudah menunjukkan prestasinya. 2) Kategori B diberikan kepada tenaga pendidik (guru) yang dalam jangka waktu 4 tahun sudah menunjukkan prestasinya. 3) Kategori C belum ada kenaikan pangkat atau kenaikan pangkat masih ditunda. Hal tersebut dilakukan karena ingin memotivasi tenaga pendidik (guru) agar selalu belajar dan terus meningkatkan kemampuannya agar menjadi tenaga pendidik (guru) yang berkompeten dan berprestasi. Dengan adanya strategi-strategi yang telah ditempuh oleh kepala sekolah SDI Hidayatullah Semarang yang juga bekerjasama dengan pihak yayasan maupun dengan lembaga-lembaga yang terkait dalam meningkatkan mutu tenaga pendidik, tenaga pendidik SDI Hidayatullah Semarang mempunyai kompetensi atau mutu yang sesuai dengan harapan, sehingga mampu mencapai tujuan pembelajaran dengan baik. 63