BAB IV BAB IV LANGKAH-LANGKAH TEROBOSAN PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN DAN SEKOLAH DASAR

PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB X PENUTUP BAB X PENUTUP 305

BAB V PEMBIAYAAN PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR

LAMPIRAN. Biaya Satuan

KEBIJAKAN STRATEGIS DI BIDANG PENDIDIKAN

Bab 6 INDIKATOR KINERJA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR. A. Tujuan dan Sasaran Strategis

PERLUASAN DAN PEMERATAAN AKSES PAUD BERMUTU DAN BERKESETARAAN GENDER DI SEMUA PROVINSI, KABUPATEN, DAN KOTA

BAB I PENDAHULUAN BAB I

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor penyebab..., Rika Aristi Cynthia, FISIP UI, Universitas Indonesia

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.

RENCANA STRATEGIS DISDIK PROV. SUL.SEL PERIODE DAN RENCANA KERJA TAHUN 2011

BAB III RENCANA STRATEGIS PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI SUMATERA UTARA. Renova Marpaung. Abstrak. Kata Kunci : Manajemen Mutu, Pembangunan, Pendidikan

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

KEBIJAKAN SARANA PRASARANA UNTUK SEKOLAH SWASTA

BAB I PENDAHULUAN. perannya yang signifikan dalam mencapai kemajuan di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. investasi dalam bidang pendidikan sebagai prioritas utama dan. pendidikan. Untuk mendasarinya, Undang-Undang Dasar 1945 di

BAB I PENDAHULUAN. skills) sehingga mendorong tegaknya pembangunan seutuhnya serta masyarakat

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

Standar Nasional Pendidikan

RAKER GUBERNUR KALBAR HUT PEMDA KALBAR KE 53 KOORDINASI PEMANTAPAN PENYELENGGARAAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2010

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Ringkasan Eksekutif

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II LANDASAN TEORI

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

Bab III Akuntabilitas Kinerja

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR : 09 TAHUN 2011 TENTANG

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN HAK ATAS PENDIDIKAN DASAR DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENGEMBANGAN KURIKULUM SATUAN PENDIDIKAN SMK

EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN EVALUASI KINERJA PENYELENGGARAAN RINTISAN SMA BERTARAF INTERNASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENDANAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan nasional

LANDASAN DAN PENTAHAPAN PERINTISAN SBI. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional

CATATAN ATAS PRIORITAS PENDIDIKAN DALAM RKP 2013

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan. Kecenderungan internasional mengisyaratkan

KAJIAN PENGELUARAN PUBLIK INDONESIA: KASUS SEKTOR PENDIDIKAN

KEBIJAKAN- KEBIJAKAN PENDIDIKAN FORMAL. Rahmania Utari, M. Pd.

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BOJONEGORO. Jl. Pattimura No. 09 Bojonegoro

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN UNTUK RAKYAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia

DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2014 NOMOR : DIPA /2014 I A. INFORMASI KINERJA

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

! "## Pelayanan Administrasi Perkantoran Dinas Pendidikan

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional

BAB 26 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP PENDIDIKAN YANG LEBIH BERKUALITAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2014

Grafik 3.2 Angka Transisi (Angka Melanjutkan)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH

KEWENANGAN PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN RSBI/SBI menurut PP No 17/2010

DAYA DUKUNG DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) DI SD NEGERI WONOTINGAL 04 KECAMATAN CANDISARI KOTA SEMARANG TESIS

Pasal 2. permen_14_2008

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan sesuatu hal

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan, teknologi dan sikap profesionalisme tinggi yang dapat

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2018

Pembentukan TIM PENGEMBANG SEKOLAH/ MADRASAH (TPS/M)

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu pekerjaan atau perencanaan. Mentri dalam Negeri

-1- PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Tahun 2009

BAB VI PROGRAM PEMBANGUNAN PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN

Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PERATURAN MENDIKNAS NOMOR 24 TAHUN 2006

KEBIJAKAN PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) Tahun Kementerian Pendidikan Nasional Jakarta, 2011

PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

1. SKPD : DINAS PENDIDIKAN

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA - SKPD) TAHUN ANGGARAN 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 TAHUN DI KOTA PALANGKA RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TERNATE NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA (NSPK) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) FORMAL DAN PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu bersaing dalam era keterbukaan, pemerintah memandang perlu

Transkripsi:

BAB IV LANGKAH-LANGKAH TEROBOSAN PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR BAB IV LANGKAH-LANGKAH TEROBOSAN PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR 41

LANGKAH-LANGKAH TEROBOSAN PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR Semangat reformasi pendidikan yang tersurat dan tersirat dalam amandemen UUD 1945, UU Sisdiknas, serta UU Guru dan Dosen telah menginspirasi Departemen Pendidikan Nasional untuk mengambil berbagai kebijakan terobosan yang mendasar dan berskala besar selama periode, yang dalam jangka menengah dan panjang diharapkan akan berdampak besar pada peningkatan dan pemerataan akses pendidikan mutu, relevansi, dan daya saing pendidikan, serta penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik pendidikan. Sembilan kebijakan terobosan berskala nasional selama kurun waktu pada Lakip Depdiknas tahun 2009 sebagai berikut. 1. Pendanaan massal pendidikan; 2. Peningkatan kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi pendidik dan tenaga kependidikan secara massal; 3. Penerapan TIK secara massal untuk e-pembelajaran dan e-administrasi; 4. Pembangunan prasarana dan sarana pendidikan secara massal; 5. Rehabilitasi prasarana dan sarana pendidikan secara massal; 6. Reformasi perbukuan secara mendasar; 7. Peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing pendidikan dengan pendekatan komprehensif; 8. Penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik pendidikan dengan pendekatan komprehensif; 9. Intensifikasi dan ekstensifikasi pendidikan nonformal dan informal untuk menggapaikan layanan pendidikan kepada peserta didik yang tak terjangkau pendidikan formal (reaching the unreached). 42 PEMBANGUNAN PENDIDIKAN TK DAN SD

Kebijakan Direktorat Pembinaan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar yang mendukung kebijakan nasional tersebut adalah mengupayakan pendidikan pada jenjang TK dan SD yang bermutu dapat dinikmati oleh seluruh warga negara Indonesia usia 4-12 tahun. Terkait dengan kebijakan terobosan Depdiknas, Direktorat Pembinaan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar melakukan langkahlangkah sebagai berikut. 1. Pendanaan Masal Pendidikan Pendanaan pendidikan merupakan salah satu terobosan yang dilakukan Depdiknas atas dukungan DPR RI. Kebijakan pendanaan di Direktorat Pembinaan TK dan SD merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kebijakan pendanaan Depdiknas. Program pendanaan di Direktorat Pembinaan TK dan SD semakin meningkat jumlah besarannya, karena menunjukkan hasil yang menggembirakan dan dirasakan dampak manfaatnya oleh para pemangku kepentingan pendidikan. Program pendanaan pendidikan TK dan SD pada kurun waktu meliputi program Bantuan Operasional Sekolah (BOS), program BOS Buku, dan program beasiswa. a. Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Program BOS yang dimulai sejak tahun 2005 merupakan pengembangan dari program Jaring Pengaman Sosial (JPS) Bidang Pendidikan, dimaksudkan sebagai subsidi biaya operasional sekolah kepada semua peserta didik program wajib belajar. Dengan adanya program BOS, diharapkan satuan pendidikan tidak lagi memungut biaya operasional sekolah kepada peserta didik, terutama yang miskin. BOS dialokasikan kepada semua sekolah dan madrasah serta bentuk lainnya yang sederajat, baik negeri maupun swasta, yang melaksanakan program wajib belajar 9 tahun. Besarnya alokasi BOS per satuan pendidikan ditentukan atas dasar jumlah peserta didik dengan biaya satuan Rp. 235.000,00/siswa (tahun 2005), mulai tahun 2006 besarnya BOS adalah Rp. 254.000,00/siswa untuk SD/MI, mulai tahun 2009 besarnya adalah Rp. 397.000,00/siswa untuk kabupaten dan Rp. 400.000,00/siswa untuk kota. b. BOS Buku BOS buku dimaksudkan sebagai subsidi kepada semua peserta didik wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, yang disalurkan melalui satuan pendidikan, sehingga diharapkan siswa miskin dapat mengakses buku teks pelajaran yang digunakan satuan pendidikan melalui peminjaman buku di perpustakaan sekolah. BAB IV LANGKAH-LANGKAH TEROBOSAN PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR 43

BOS buku diharapkan dapat meringankan beban biaya pendidikan bagi siswa miskin dan sekaligus meningkatkan mutu pendidikan. c. Beasiswa Beasiswa adalah bantuan/subsidi dari pemerintah berupa sejumlah uang tunai yang diberikan secara langsung kepada siswa sekolah dasar sesuai kriteria yang telah ditetapkan. Tujuan pemberian beasiswa, yaitu: 1) memberi motivasi kepada siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya; 2) membantu siswa SD dari keluarga tidak mampu/miskin agar dapat menyelesaikan pendidikan di sekolah dasar sampai tamat dalam rangka penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun. Beasiswa bakat dan prestasi dimulai tahun 2005 hingga tahun 2007, mulai tahun 2008 beasiswa prestasi dialihkan menjadi beasiswa untuk siswa miskin, dengan besaran beasiswanya meningkat dari Rp. 300 ribu per tahun menjadi Rp. 360 ribu per tahun. d. Dana Alokasi Khusus (DAK) Dana alokasi khusus yang dimulai sejak tahun 2003 dialokasikan kepada hampir seluruh kabupaten/kota yang ada di 32 provinsi. Program DAK dimaksudkan untuk merehabilitasi ruang kelas SD yang mengalami kerusakan. Alokasi DAK terus meningkat setiap tahunnya dengan total dana sejak 2003 s.d 2009 telah mencapai 27 trilyun. Program ini telah berperan besar dalam menunjang program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun. 2. Pembangunan Sarana dan Prasarana Pendidikan Pembangunan sarana dan prasarana TK dan SD merupakan upaya Direktorat Pembinaan TK dan SD untuk meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) Taman Kanak-kanak dan Angka Partisipasi Murni (APM) Sekolah Dasar. a. Taman Kanak-kanak Pembangunan sarana dan prasarana TK merupakan upaya Direktorat Pembinaan TK dan SD untuk meningkatkan akses anak masuk TK. Angka Partisipasi Kasar (APK) TK tahun 2005 adalah 30,37%, tahun 2006 sebesar 32,78%, tahun 2007 sebesar 35,17%, tahun 2008 sebesar 40,40%, dan Direktorat Pembinaan TK dan SD pada tahun 2009 menargetkan APK 44 PEMBANGUNAN PENDIDIKAN TK DAN SD

TK sebesar 40,59%. Untuk mencapai target tersebut beberapa terobosan dilakukan Direktorat Pembinaan TK dan SD pada kurun waktu sebagai berikut; (1) Pembangunan/pendirian TK Negeri Pembina. Pendirian TK Negeri Pembina mencakup TK Negeri Pembina Provinsi, TK Negeri Pembina Kabupaten/kota bagi provinsi, kabupaten/kota pemekaran dan bagi kabupaten/kota yang belum memiliki TK Negeri Pembina. (2) Pembangunan TK Pembina Kecamatan. Pembangunan TK Pembina Kecamatan dimulai sejak tahun 2005 secara bertahap, diharapkan masing-masing kecamatan memiliki TK Pembina Kecamatan. (3) Penyelenggaraan TK-SD Satu Atap. Penyelenggaraan dan pengelolaan Taman Kanak-kanak yang berada dalam lokasi atau satu atap dengan SD, merupakan layanan pendidikan alternatif TK, dalam rangka mendukung keberhasilan pembelajaran pada masa transisi antara TK dan SD kelas awal. (4) Pembangunan Ruang Kelas Baru TK. Pembangunan Ruang Kelas Baru TK yang dimulai sejak 2008 dimaksudkan untuk meningkatkan daya tampung anak-anak usia TK. b. Sekolah Dasar Pembangunan sarana dan prasarana SD sebagai terobosan kebijakan yang dilakukan Direktorat Pembinaan TK dan SD pada kurun waktu meliputi: (1) Pembangunan Perpustakaan SD; (2) Pembangunan TK/SD bertaraf internasional. Pembangunan perpustakaan SD merupakan salah satu upaya peningkatan mutu pendidikan serta menjamin terlaksananya proses pembelajaran peserta didik dengan baik. Penyiapan perpustakaan SD selama kurun waktu ditargetkan minimal 40% SD memiliki perpustakaan. Pembangunan perpustakaan sekolah didanai melalui APBN, APBN Perubahan, DAK Bidang Pendidikan dan Dana Dekonsentrasi. Pembangunan TK dan SD bertaraf internasional atau dikenal dengan sebutan TK-SD Model, dirancang sebagai lembaga layanan pendidikan berkualitas tinggi, baik dari aspek sarana dan prasarana, proses pembelajaran, guru, maupun pengelolaannya. Program ini dimulai oleh Direktorat Pembinaan TK dan SD sejak tahun 2003. BAB IV LANGKAH-LANGKAH TEROBOSAN PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR 45

Perpustakaan merupakan jantung sekolah. Tampak peserta didik SD sedang memanfaatkan fasilitas perpustakaan 3. Rehabilitasi sarana dan prasarana pendidikan Rehabilitasi sarana dan prasarana SD dilakukan melalui kegiatan rehabilitasi gedung SD/MI yang rusak. Data tahun 2005 menunjukkan ruang kelas SD/MI yang rusak berat dan sedang sebanyak 502.820, atau kurang lebih 49,95% dari total ruang kelas SD seluruh Indonesia. Pada tahun 2008 kerusakan infrastruktur SD menurun sehingga sebesar 18,9% atau 33.842 sekolah atau 202.795 Ruang Kelas. Pada tahun 2009 ruang kelas rusak sudah jauh menurun menjadi 10%. Rehabilitasi sarana dan prasarana SD/MI dilakukan melalui program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan, APBN, Dekonsentrasi, Debt swap for education dan APBN Perubahan. 4. Peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing pendidikan dengan pendekatan komprehensif Depdiknas telah mengembangkan sebuah pendekatan yang komprehensif untuk meningkatkan mutu, relevansi, dan daya saing pendidikan. Pendekatan komprehensif ini didesain berdasarkan Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mengamanatkan dikembangkannya Standar Nasional pendidikan dan pemberian otonomi yang luas kepada satuan Pendidikan. 46 PEMBANGUNAN PENDIDIKAN TK DAN SD

Atas dasar undang-undang tersebut pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dengan tugas utama mengembangkan 8 standar nasional pendidikan, meliputi: (1) Standar Isi, (2) Standar Kompetensi Lulusan, (3) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, (4) Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan, (5) Standar Penilaian Pendidikan, (6) Standar Proses, (7) Standar Pengelolaan, dan (8) Standar Pembiayaan. Penetapan SNP digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan. a. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sesuai dengan definisi yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. KTSP berisi tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan. Hal ini dimaksudkan sebagai tujuan pendidikan nasional yang dikembangkan oleh satuan pendidikan dan disesuaikan dengan karakteristik, kondisi dan potensi daerah, sekolah serta peserta didik. Kurikulum yang disusun dan dikembangkan oleh masing-masing satuan pendidikan inilah yang disebut dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau KTSP. KTSP disusun dan dikembangkan oleh masing-masing satuan pendidikan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan dan tujuan pendidikan nasional. KTSP disusun dengan berpedoman pada: (1) Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi; (2) Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL), (3) Permendiknas nomor 24 tahun 2006 junto Nomor 6 tahun 2007 tentang pelaksanaan Permendiknas Nomor 22 dan 23 tahun 2006; (4) Panduan penyusunan KTSP yang diterbitkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Berdasarkan pada Permendiknas Nomor 24 tahun 2006 dan Permendiknas Nomor 6 tahun 2007 bahwa KTSP dapat dilaksanakan mulai tahun pelajaran 2006/2007 dan selambatlambatnya harus sudah dilaksanakan pada tahun pelajaran 2009/2010. Direktorat Pembinaan TK dan SD sejak tahun 2006 telah melakukan kegiatan terkait dengan sosialisasi KTSP kepada para pemangku kepentingan (stake holders) pendidikan, pengawas, kepala sekolah dan guru. Dengan demikian diharapkan pada tahun 2009/2010 KTSP dapat dilaksanakan secara nasional oleh seluruh SD di Indonesia. BAB IV LANGKAH-LANGKAH TEROBOSAN PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR 47

b. Sekolah Dasar Standar Nasional (SDSN) Dengan diberlakukannya Standar Nasional Pendidikan, sebagaimana penjelasan PP Nomor 19 tahun 2005 pasal 11 ayat (2) dan (3), pemerintah memetakan sekolah/madrasah menjadi sekolah/madrasah yang sudah atau hampir memenuhi Standar Nasional Pendidikan dan sekolah/madrasah yang belum memenuhi Standar Nasional Pendidikan. Selanjutnya pemerintah mengkategorikan sekolah/madrasah yang telah memenuhi atau hampir memenuhi Standar Nasional Pendidikan ke dalam kategori mandiri, dan sekolah/madrasah yang belum memenuhi Standar Nasional Pendidikan ke dalam kategori standar. Sekolah Dasar Standar Nasional selanjutnya disebut SDSN adalah Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah yang memenuhi Standar Nasional Pendidikan dalam kategori mandiri. Standarstandar tersebut meliputi standar isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian. Tujuan penyelenggaraan SDSN adalah: (1) memfungsikan SD/ MI menjadi pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai; (2) menjamin terwujudnya mutu pendidikan sekolah dasar yang dapat mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat; dan (3) meningkatkan mutu layanan pendidikan di tingkat sekolah dasar. Untuk mendorong sekolah-sekolah memenuhi 8 standar nasional pendidikan, sejak tahun 2007 Direktorat Pembinaan TK dan SD melakukan pembinaan dalam bentuk pemberian blockgrant penyelenggaraan SDSN. c. Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 50 ayat (3) mengamanatkan bahwa pemerintah dan/atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional. Untuk memenuhi amanat undang-undang tersebut, Direktorat Pembinaan TK dan SD sejak 2003 telah menyelenggarakan rintisan sekolah dasar bertaraf internasional dalam dua pola yaitu: (1) Newly developed (membangun sekolah baru) dan (2) existing developed (mengembangkan sekolah yang ada). 48 PEMBANGUNAN PENDIDIKAN TK DAN SD

Gedung TK SD Bertaraf Internasional Kota Malang. Salah satu contoh hasil program pembangunan sarana dan prasarana TK SD. d. Lomba dan Kompetisi TK dan SD Dalam rangka mewujudkan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif sesuai visi Depdiknas, Direktorat Pembinaan TK dan SD melakukan terobosan pembinaan melalui berbagai kegiatan lomba dan kompetisi baik tingkat nasional dan internasional. Lomba dan Kompetisi TK dan SD Tingkat Nasional, meliputi: Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN), Olimpiade Sains Nasional (OSN), Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N), Indonesia Sains Festival (ISF), Lomba Gugus TK dan SD dan Lomba Perpustakaan SD. Lomba dan Kompetisi TK dan SD Tingkat Internasional, meliputi: International Mathematics and Science Olympiad (IMSO), Mathematics World Contest, Elementary Mathematics International Contest, World School Chess Championship, dan Asean Primary School Sports Olympiad (APSSO) BAB IV LANGKAH-LANGKAH TEROBOSAN PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR 49

5. Penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik pendidikan dengan pendekatan komprehensif Penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik pendidikan merupakan pilar pembangunan pendidikan yang dilaksanakan secara komprehensif dan sistematis. Untuk mencapai hal tersebut Direktorat Pembinaan TK dan SD mengikuti kerangka sebagai berikut: (1) meningkatkan mutu manajemen unit kerja melalui program sertifikasi ISO 9001:2000 dan (2) meningkatkan efektivitas dan efisiensi sistem dan prosedur kerja dengan mengintegrasikan aplikasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) ke dalam sistem dan prosedur melalui suatu sistem informasi manajemen (SIM) yang handal. a. Sertifikasi ISO Dalam rangka memberikan layanan prima dan bertaraf internasional, Direktorat Pembinaan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar, akan menerapkan penjaminan mutu pekerjaan manajerial dan administratif melalui sertifikasi ISO. Sejak tahun 2007 Direktorat Pembinaan TK dan SD telah memulai melakukan persiapan, dan tahun 2008 memperoleh sertifikat ISO 9001:2000, kemudian tahun 2009 telah diupgrade menjadi ISO 9001:2008. b. Aplikasi Sistem Informasi Manajemen (SIM) Dalam upaya perbaikan tata kelola dan meningkatkan efektivitas dan efisiensi mekanisme penanganan pekerjaan manajerial dan administrasi, Direktorat Pembinaan TK dan SD menerapkan Sistem Informasi Manajemen (SIM). Penerapan infrastruktur Sistem Informasi Manajemen menitik beratkan pada peningkatan akses dan keterhubungan antar unit kerja (workstation). Hal ini dicapai dengan pengembangan jaringan komputer lokal di tingkat direktorat beserta perangkat keras pendukungnya. 50 PEMBANGUNAN PENDIDIKAN TK DAN SD

Direktur Pembinaan TK dan SD, Mudjito AK sedang berdialog dengan peserta didik program Kelas Layanan Khusus (KLK) di SDN Kota Lama X/81 Malang, Jawa Timur tahun 2005. BAB IV LANGKAH-LANGKAH TEROBOSAN PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR 51

52 PEMBANGUNAN PENDIDIKAN TK DAN SD