ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN ARUS EKSITASI TERHADAP ARUS JANGKAR DAN FAKTOR DAYA MOTOR SINKRON TIGA FASA. Elfizon. Abstract

dokumen-dokumen yang mirip
PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

ABSTRAK. Kata Kunci: pengaturan, impedansi, amperlilit, potier. 1. Pendahuluan. 2. Generator Sinkron Tiga Fasa

BAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

ANALISA PENGARUH PERUBAHAN BEBAN TERHADAP KARAKTERISTIK GENERTOR SINKRON ( Aplikasi PLTG Pauh Limo Padang )

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Motor Sinkron Tiga Fasa. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

ANALISA PENGARUH BESAR NILAI KAPASITOR EKSITASI TERHADAP KARAKTERISTIK BEBAN NOL DAN BERBEBAN PADA MOTOR INDUKSI SEBAGAI

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

ANALISIS PERBANDINGAN TORSI START

ANALISIS PERBAIKAN FAKTOR DAYA BEBAN RESISTIF,INDUKTIF,KAPASITIF GENERATOR SINKRON 3 FASA MENGGUNAKAN METODE POTTIER

MESIN SINKRON ( MESIN SEREMPAK )

ANALISA PENGARUH SATU FASA ROTOR TERBUKA TERHADAP TORSI AWAL, TORSI MAKSIMUM, DAN EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

ABSTRAK. Kata Kunci: generator dc, arus medan dan tegangan terminal. 1. Pendahuluan

STUDI PENGARUH ARUS EKSITASI PADA GENERATOR SINKRON YANG BEKERJA PARALEL TERHADAP PERUBAHAN FAKTOR DAYA

BAB III 3 METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan selama penelitian sebagai berikut : 1. Generator Sinkron tiga fasa Tipe 72SA

Dampak Perubahan Putaran Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Phasa Jenis Rotor Sangkar

PENGARUH PEGATURAN KECEPATAN MENGGUNAKAN METODE PENGATURAN FLUKSI TERHADAP EFISIENSI PADA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

PENGEREMAN DINAMIK PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA

Gambar 1. Karakteristik torka-kecepatan pada motor induksi, memperlihatkan wilayah operasi generator. Perhatikan torka pushover.

GENERATOR SINKRON Gambar 1

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4

Mesin Arus Bolak Balik

STUDI PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC SHUNT DENGAN METODE WARD LEONARD (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

TUGAS AKHIR PENGARUH PERUBAHAN ARUS EKSITASI TERHADAP ARUS JANGKAR DAN FAKTOR DAYA PADA MOTOR SINKRON 3 FASA

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik

Kata Kunci: motor DC, rugi-rugi. 1. Pendahuluan. 2. Rugi-Rugi Pada Motor Arus Searah Penguatan Seri Dan Shunt ABSTRAK

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN INPUT TERHADAP KAPASITAS ANGKAT MOTOR HOISTING ( Aplikasi pada Workshop PT. Inalum )

BAB I PENDAHULUAN. putaran tersebut dihasilkan oleh penggerak mula (prime mover) yang dapat berupa

PENGARUH POSISI SIKAT DAN PENAMBAHAN KUTUB BANTU TERHADAP EFISIENSI DAN TORSI MOTOR DC SHUNT

METODE PERLAMBATAN (RETARDATION TEST) DALAM MENENTUKAN RUGI-RUGI DAN EFISIENSI MOTOR ARUS SEARAH

ANALISIS PERBANDINGAN REGULASI TEGANGAN GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI TANPA MENGGUNAKAN KAPASITOR KOMPENSASI DAN DENGAN MENGGUNAKAN KAPASITOR

DA S S AR AR T T E E ORI ORI

BAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA. 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator.

Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Motor Sinkron Tiga Fasa. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

PENGARUH PENGATURAN TAHANAN SHUNT DAN SERI TERHADAP PUTARAN DAN EFISIENSI MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

PENGARUH POSISI SIKAT TERHADAP WAKTU PENGEREMAN PADA MOTOR ARUS SEARAH PENGUATAN SHUNT DENGAN METODE DINAMIS

ANALISIS PENENTUAN TEGANGAN TERMINAL, REGULASI, DAN EFISIENSI GENERATOR SINKRON 3 FASA ROTOR SALIENT POLE DENGAN METODE BLONDEL (TWO REACTION THEORY)

BAB II GENERATOR SINKRON TIGA FASA

Studi Pengaturan Arus Eksitasi untuk Mengatur Tegangan Keluaran Generator di PT Indonesia Power UBP Kamojang Unit 2

ANALISIS PERBANDINGAN EFEK PEMBEBANAN TERHADAP GGL BALIK DAN EFISIENSI PADA MOTOR DC PENGUATAN KOMPON PANJANG DAN MOTOR INDUKSI

Karakteristik Kerja Paralel Generator Induksi dengan Generator Sinkron

Jurnal Teknik Elektro Vol. 2, No. 1, Maret 2002: 22-26

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II GENERATOR SINKRON. bolak-balik dengan cara mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Energi

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

MAKALAH MOTOR SINKRON

ERY BRENDY GINTING ( )

BAB I PENDAHULUAN. Pada suatu kondisi tertentu motor harus dapat dihentikan segera. Beberapa

ANALISIS GENERATOR DAN MOTOR = V. SINKRON IÐf SEBAGAI PEMBANGKIT DAYA REAKTIF SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. Dengan ditemukannya Generator Sinkron atau Alternator, telah memberikan. digunakan yaitu listrik dalam rumah tangga dan industri.

ANALISA PERBANDINGAN PENGARUH HUBUNGAN SHORT-SHUNT DAN LONG-SHUNT TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI

MAKALAH ANALISIS SISTEM KENDALI INDUSTRI Synchronous Motor Derives. Oleh PUSPITA AYU ARMI

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN EKSITASI TERHADAP DAYA REAKTIF GENERATOR

SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER

PENGENDALIAN TEGANGAN TERMINAL GENERATOR SINKRON TERHADAP PERUBAHAN ARUS DAN FAKTOR DAYA BEBAN

SCRITICAL BOOK REPORT COMPARISONS SYNCRONOUS MOTOR

Makalah Mata Kuliah Penggunaan Mesin Listrik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan 1

PENGARUH KECEPATAN PUTAR PENGGERAK MULA MIKROHIDRO TERHADAP KELUARAN GENERATOR INDUKSI 1 FASE 4 KUTUB ABSTRAKSI

SISTEM PENGEREMAN REGENERATIVE MENGGUNAKAN KAPASITOR PADA MOTOR LISTRIK BERPENGGERAK MOTOR INDUKSI TIGA FASA

TUGAS MAKALAH TEKNIK TENAGA LISTRIK. Semester Genap 2010/2011. Synchronous Motor. Dosen Pembimbing : Chairul Hudaya, M.Eng.

ANALISIS DAN SIMULASI PENGATURAN TEGANGAN GENERATOR INDUKSI BERPENGUATAN SENDIRI MENGGUNAKAN STATIC SYNCHRONOUS COMPENSATOR (STATCOM)

UNIT I MOTOR ARUS SEARAH MEDAN TERPISAH. I-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian Berbeban Motor Searah Medan Terpisah a. N = N (Ia) Pada U = k If = k

PENGGUNAAN MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR ARUS BOLAK BALIK. Ferdinand Sekeroney * ABSTRAK

Mesin Arus Bolak Balik

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø

BAB II GENERATOR SINKRON

STUDI PENGARUH PEMBEBANAN PADA MOTOR DC PENGUATAN SHUNT TERHADAP ARUS STATOR ABSTRAK

BAB II MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR (MISG)

M O T O R D C. Motor arus searah (motor dc) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor dc telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan

BAB II DASAR TEORI. Generator arus bolak-balik (AC) atau disebut dengan alternator adalah

Disusun oleh Muh. Wiji Aryanto Nasri ( ) Ryan Rezkyandi Saputra ( ) Hardina Hasyim ( ) Jusmawati ( ) Aryo Arjasa

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II GENERATOR SINKRON

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

BAB II GENERATOR SINKRON TIGA PHASA. berupa putaran menjadi energi listrik bolak-balik (AC).

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik.

SYNCHRONOUS GENERATOR. Teknik Elektro Universitas Indonesia Depok 2010

Analisis Pengaruh Perubahan Tegangan Terhadap Torsi Motor Induksi Tiga Fasa Menggunakan Simulasi Matlab

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

ANALISIS EFISIENSI MOTOR DC SERI AKIBAT PERGESERAN SIKAT

Politeknik Negeri Sriwijaya

LABSHEET PRAKTIK MESIN LISTRIK MESIN ARUS BOLAK-BALIK (MESIN SEREMPAK)

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan Teknik Industri 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

PERBANDINGAN PENGATURAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI SATU FASA MENGGUNAKAN VARIAC DAN KONVERTER AC AC KONTROL SUDUT FASA BERBASIS IC TCA 785

ANALISA PEMBEBANAN MOTOR UNIVERSAL DENGAN MENGGUNAKAN DUA SUMBER TEGANGAN AC DAN DC

Protech Vol. 6 No. 1 April Tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN ARUS EKSITASI TERHADAP ARUS JANGKAR DAN FAKTOR DAYA MOTOR SINKRON TIGA FASA Elfizon Abstract This paper aimed to analyze the effect of changing excitation current to the armature current (Ia) and power factor (cos ø) on 3-phase synchronous motor behavior. This research was conducted in Electrical Energy Conversion Laboratory Department of Electrical Engineering FT-UNP with a limitation of the study as follows: Analysis of experiments based on the equipment available at the Electrical Energy Conversion Laboratory Department of Electrical Engineering Faculty of Engineering, State University of Padang. Results illustrate the excitation current changes affect the value of the armature current IA synchronous motor when the load on variasikanp. Flow anchor has greater value when leading or lagging power factor. In Synchronous Motor with a load when the load increases and the excitation is given the same value, the armature current will be greater. Synchronous motor for different loads, it can be seen that when operating at the same power factor, excitation current at full load is greater than the excitation current at full load and half load of zero. Keywords: synchronous motor, excitation current, armature current (Ia), power factor (cos ø) PENDAHULUAN Motor sinkron tiga fasa adalah mesin listrik arus bolak-balik (AC) yang digunakan untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Sesuai dengan namanya, motor ini beroperasi pada sumber tegangan tiga fasa dimana kecepatan medan putar stator (Ns) sinkron dengan kecepatan putaran pada rotornya (Nr). Ada dua sumber pembangkitan fluks pada motor sinkron tiga fasa yaitu sumber arus bolak-balik (AC) yang dihubungkan ke kumparan jangkar di stator dan sumber arus searah (DC) yang dihubungkan ke kumparan medan di rotornya sebagai medan penguat/ eksitasi. Eksitasi ini dialirkan ke rotor melalui dua cara yaitu dengan sistem eksitasi tipe sikat (brush-type exitation system) dan sistem eksitasi tanpa sikat (brushless exitation system). Tidak seperti halnya motor induksi yang selalu bekerja pada faktor daya lagging, motor sinkron dapat dioperasikan pada daerah faktor daya yang luas yaitu dari faktor daya lagging, faktor daya unity dan faktor daya leading dengan pengaturan arus eksitasinya. Ketika arus eksitasi pada rotor cukup untuk membangkitkan fluks yang diperlukan motor, maka stator tidak perlu memberikan arus magnetisasi atau daya reaktif dan motor bekerja pada faktor daya unity. Ketika arus eksitasi pada rotor kurang, stator akan menarik arus magnetisasi dari jala-jala sehingga motor bekerja pada faktor daya lagging. Sebaliknya bila arus eksitasi lebih, kelebihan fluks ini harus diimbangi dan stator akan menarik arus yang bersifat kapasitif dari jala-jala, sehingga motor bekerja pada faktor daya leading. Motor sinkron dengan faktor daya leading ini dapat memperbaiki faktor daya pada suatu sistem. Berdasarkanpernjelasan diatas, peneliti akan Menganalisis Pengaruh Perubahan Arus Eksitasi Terhadap Arus Jangkar Dan Faktor Daya Motor Sinkron Tiga Fasa. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang putaran rotornya sinkron/serempak dengan kecepatan 23

medan putar statornya. Motor ini beroperasi pada sumber tegangan tiga phasa yang dihubungkan dengan kumparan jangkar di stator. Selain mendapat suplai tegangan tiga fasa, motor sinkron juga mendapat arus eksitasi/arus medan dari sumber arus searah (DC) pada kumparan medan di rotornya. Motor sinkron pada pengoperasiannya tidak dapat melakukan start awal (self starting). Oleh karena itu, motor sinkron tiga phasa membutuhkan penggerak mula (prime mover) untuk memutar rotor sampai pada kecepatan putar medan putar stator. Perubahan beban pada motor sinkron tidak mempengaruhi kecepatan putar motor karena ketika motor bekerja, rotor akan selalu terikat atau terkopel secara magnetis dengan medan putar dan dipaksa untuk berputar dengan kecepatan sinkronnya sehinga motor sinkron biasanya digunakan pada sistem operasi yang membutuhkan kecepatan konstan dengan beban yang berubah-ubah. Keuntungan lain dari motor sinkron adalah dapat digunakan untuk memperbaiki faktor daya sistem karena karakteristiknya pada saat eksitasi lebih. Stator akan menarik arus yang bersifat kapasitif dari jala-jala dan sehingga motor bekerja pada faktor daya leading (leading). Hal ini akan dapat memperbaiki faktor daya pada sistem. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Listrik Jurusan Teknik Elektro FT-UNP dengan batasan penelitian sebagai berikut: Analisa percobaan berdasarkan peralatan yang tersedia pada Laboratorium Konversi Energi Listrik Jurusan Teknik Elektro FT-UNP, Tidak membahas mengenai pengaturan kecepatan motor sinkron dan Tidak membahas rugi-rugi motor sinkron tiga fasa METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan pengujian dan mengambil data di Labotatorium Konversi Energi Listrik Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang. Adapun alur penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: (1)Pengujian Beban Nol (2)Pengujian Hubung Singkat dan (3)Pengujian Berbeban Serta (4)Pengukuran tahanan jangkar. Pada pengujian diatas mesin Sinkron dioperasikan sebagai generator Gambar 1. Rangkaian Pengujian Motor Sinkron 24 JTEV (Jurnal Teknik Elektro dan Vokasional), Vol. I, No. 1 April 2015

Penelitian ini dimulai dengan pengujian rangkaian pengujian beban nol motor sinkron sesuai prosedur percobaan. Pengolahan data pengujian dilakukan dengan matematis statistik menggunakan persamaan yang ada. Pada pengujian beban nol mesin sinkron sebagai generator dapat dilihat bahwa kenaikan tegangan terminal EA tidak linier terhadap kenaikan arus eksitasi IF karena adanya saturasi (kejenuhan) pada bagian besi magnetiknya. Pada pengujian hubung singkat untuk setiap arus medan IF yang diberikan maka diperoleh arus hubung singkat IHS yang cendrung linier. Daya masuk (Pin) saat pengujian motor sinkron tiga phasa dengan beban nol dianggap sebagai rugi-rugi beban nol ditambah rugi-rugi gesek dan angin yaitu Pnl= Ploss = 450 watt. Pada perhitungan tahanan jangkar RA akan diabaikan. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh perubahan arus eksitasi terhadap arus jangkar dan faktor daya motor sinkron tiga fasa. IF Tabel 1. Hasil Pengujian Motor Sinkron Beban Nol EA (Volt) ɗ IA IF1 = 1,93 EA1 = 204,38 d1 = -5,43 IA1 = 0,90 IF2 = 2,12 (IF dinaikkan 10 %) IF3 = 2,41 (IF dinaikkan 25 %) EA2 = 224,81 d2 = -4,93 IA2 = 0,704 EA3 = 255,47 d3 = -4,34 IA3 = 1,42 Cos ø 0,76 0,979 0,486 Dari data perhitungan, maka dapat digambarkan fasor diagram pengaruh perubahan eksitasi terhadap arus jangkar dan faktor daya motor sinkron tiga phasa seperti gambar 2 berikut: Gambar 2. Diagram Fasor Pengaruh Perubahan Arus Eksitasi Motor Sinkron Beban Nol 25

IF Tabel 2. Hasil Pengujian Motor Sinkron Setengah Beban Penuh EA (Volt) ɗ IA IF1 = 2,08 EA1 = 204,47 d1 = -31,21 IA1 = 4,12 IF2 = 2,28 (IF dinaikkan 10%) IF3 = 2,6 (IF dinaikkan 25%) EA2 = 224,91 d2 = -28,10 IA2 = 3,00 EA3 = 255,58 d3 = -24,49 Cos ø 0,92 0,991 IA3 = 3,81 0,993 Dari data perhitungan diatas, maka dapat digambarkan diagram fasor pengaruh perubahan eksitasi terhadap arus jangkar dan faktor daya motor sinkron tiga phasa pada daya konstan seperti ditunjukan pada gambar 3 berikut ini: Gambar 3. Diagram Fasor Pengaruh Perubahan Arus Eksitasi Motor Sinkron Setengah Beban Penuh 26 JTEV (Jurnal Teknik Elektro dan Vokasional), Vol. I, No. 1 April 2015

IF Tabel 2. Hasil Pengujian Motor Sinkron Beban Penuh EA (Volt) ɗ IA IF1 = 2,47 EA1 = 255,99 d1 = -56,05 IA1 = 8,08 IF2 = 2,52 (IF dinaikkan 10 %) IF3 = 2,86 IF dinaikkan 25 %) EA2 = 281,59 d2 = -48,95 IA2 = 7,80 EA3 = 319,98 d3 = -41,56 IA3 = 7,62 Cos ø 0,94 0,986 0,995 Dari data perhitungan diatas, maka dapat digambarkan fasor diagram pengaruh perubahan eksitasi terhadap arus jangkar dan faktor daya motor sinkron tiga phasa pada daya konstan seperti ditunjukan pada gambar 4 berikut: Gambar 4. Diagram Fasor Pengaruh Perubahan Arus Eksitasi Motor Sinkron Beban Penuh 27

Dari data hasil pengujian, maka dapat digambarkan nilai arus jangkar IA untuk beban tertentu bervariasi terhadap perubahan arus eksitasi. Arus jangkar memiliki nilai lebih besar saat faktor daya lagging ataupun leading dan nilai minimum saat faktor daya unity. Motor sinkron untuk beban yang berbeda, dapat dilihat bahwa ketika beban bertambah dan nilai eksitasi yang diberikan sama, maka arus jangkar akan semakin besar. Saat IF = 2,3 A diperoleh IA= 1,07 A pada beban nol; IA = 3,86 A pada setengah beban penuh; IA = 8,58 A pada beban penuh. Jika beban pada poros dinaikkan, maka putaran rotor akan melambat (slow down) untuk sesaat, karena sudut kopel d akan semakin besar dan torsi induksi motor sinkron juga akan bertambah besar. Peningkatan kopel induksi ini akhirnya mempercepat putaran rotor dan motor kembali berputar pada kecepatan sinkronnya, tetapi dengan sudut kopel d yang lebih besar. Hal ini dapat di ilustrasikan sebagai gandengan / kopling fleksibel yang memikul beban. Apabila motor sinkron diberi eksitasi lebih, maka untuk mengkompensasi kelebihan fluks, dari jala-jala akan ditarik arus kapasitif. Karena itu motor sinkron (tanpa beban) yang diberi eksitasi lebih akan berfungsi sebagai kapasitor dan mempunyai kemampuan untuk memperbaiki faktor daya. Dari Kurva pashor motor sinkron untuk beban yang berbeda, dapat dilihat bahwa saat beroperasi pada faktor daya yang sama, arus eksitasi pada beban penuh lebih besar dari arus eksitasi pada setengah beban penuh dan beban nol. Saat motor beroperasi pada Cos 0 =1 diperoleh eksitasi IF= 2,08 A pada beban nol; IF = 2,48 A pada setengah beban penuh; IF = 2,95 A pada beban penuh. Keuntungan terbesar motor sinkron adalah faktor dayanya dapat diatur dengan pengaturan arus eksitasi pada medan rotornya. Ketika arus eksitasi dinaikkan melebihi eksitasi normalnya (overexcitation), faktor daya, seperti terukur pada terminal motor menjadi leading karena motor sinkron dengan eksitasi lebih menghasilkan daya reaktif. Dengan mengoperasikan motor sinkron pada faktor daya leading, faktor daya 28 sistem dapat ditingkatkan dan dapat memperbaiki jatuh tegangannya. Jika eksitasi kurang dari eksitasi normalnya (underexcitation), faktor daya motor menjadi lagging dan akan menarik daya reaktif dari system. PENUTUP Simpulan Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perubahan arus eksitasi mempengaruhi nilai arus jangkar IA pada motor sinkron saat bebannya di variasikanp. Arus jangkar memiliki nilai lebih besar saat faktor daya lagging ataupun leading. Pada Motor Sinkron dengan beban ketika beban bertambah dan nilai eksitasi yang diberikan sama, maka arus jangkar akan semakin besar. Motor sinkron untuk beban yang berbeda, dapat dilihat bahwa saat beroperasi pada faktor daya yang sama, arus eksitasi pada beban penuh lebih besar dari arus eksitasi pada setengah beban penuh dan beban nol. Saran Penelitian yang telah dilakukan hanya membahas tentang pengaruh arus eksitasi dan factor daya terhadap motor sinkron sehingga masih dapat di lanjutkan serta dikembangkan untuk menganalisa pengaruh lainya. Selain itu sebagai pengembangan keilmuan dalam khasanah menumbuhkembangkan wawasan ilmiah yang professional. DAFTAR RUJUKAN [1] Bimbra P. S., Electrical Machinery, Khanna Publishers, New Delhi, 1975. [2] Chapman Stephen J., Electric Machinery Fundamentals, 3rd Edition, Mc Graw Hill Book Company, Singapore, 1999. [3] Guru Bhag S. & Hiziroglu R. Huseyin, Electric Machinery And Transformers Hartcourt Brace Jovanovich, 1988. JTEV (Jurnal Teknik Elektro dan Vokasional), Vol. I, No. 1 April 2015

[4] Lister Eugene C., Mesin dan Rangkaian Listrik, Edisi Keenam, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1993. [5] Murugesh K. Kumar, Induction and Synchronous Machines, Vikas Publishing House Ltd, New Delhi, 2000. [6] Thearaja B. L., A Teks-Book of Electrical Technology, Nurja Construction & Development, New Delhi, 1989. [7] Wildi Theodore, Electrical Machines, Drives And Power System, Prentice Hall International, Liverpool, 1983. [8] Wijaya Mochtar, Dasar-Dasar Mesin Listrik, Penerbit Djambatan, Jakarta, 2001. [9] Zuhal, Dasar Teknik Tenaga Listrik Dan Elektronika Daya, Edisi Ke-5, Gramedia, Jakarta, 1995. 29