BAB I PENDAHULUAN. adalah pertumbuhan penduduk yang masih tinggi. Semakin tingginya. pada tahun 2000 menjadi 237,6 juta di tahun 2010 (BKKBN, 2010).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penduduknya di dunia. Program KB seharusnya menjadi prioritas. pembangunan di setiap daerah karena sangat penting untuk Human

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN KB VASEKTOMI TERHADAP PENGETAHUAN SUAMI DI DESA SOCOKANGSI KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional (Prawirohardjo, 2007). Berdasarkan data

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan pada umur kurang 15 tahun dan kehamilan pada umur remaja. Berencana merupakan upaya untuk mengatur jarak kelahiran anak

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana (KB). Progam KB yang baru didalam paradigma ini

1. BAB I PENDAHULUAN

pemakaian untuk suatu cara kontrasepsi adalah sebesar 61,4% dan 11% diantaranya adalah pemakai MKJP, yakni IUD (4,2 %), implant (2,8%), Medis

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kependudukan di Indonesia merupakan salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) dengan. variabel yang mempengaruhi fertilitas (Wiknjosastro, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perkembangan ekonomi dan kesejahteraan Negara (Irianto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. bidang kependudukan. Pertumbuhan penduduk yang masih tinggi. disebabkan tingkat kelahiran masih lebih tinggi dibandingkan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah Indonesia telah mencanangkan berbagai progam untuk

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Biro Pelayanan Statistik (BPS) kependudukan, Ju mlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. oleh tiga faktor utama yaitu: kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan

BAB I PENDAHULUAN. (International Conference on Population and Development) tanggal 5 sampai

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk maka semakin besar usaha yang dilakukan untuk. mempertahankan kesejahteraan rakyat. Ancaman terjadinya ledakan

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan salah satunya adalah keluarga berencana. Visi program

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. penduduk 2010 telah mencapai jiwa (BPS, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan yang hingga saat ini belum bisa diatasi. Jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari berbagai masalah kependudukan. Masalah di bidang. Indonesia sebesar 1,49% per tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Pasangan Usia Subur diharapkan menggunakan metode kontrasepsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. tidak disertai peningkatan kualitas hidupnya. Laporan BKKBN (2008)

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. Menurut dari hasil sensus penduduk tahun 2010 yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan berbagai. masalah. Masalah utama yang dihadapi di Indonesia adalah dibidang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah anak dalam keluarga (WHO, 2009). Program KB tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. adalah dampak dari meningkatnya angka kelahiran. Angka kelahiran dapat dilihat dari pencapaian tingkat fertilitas.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada hakikatnya adalah upaya mewujudkan tujuan nasional

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut World Population Data Sheet (2013) Indonesia merupakan urutan

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG AKDR DI PUSKESMAS CIKOLE PANDEGLANG 2012 JURNAL

BAB 1 PENDAHULUAN. dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan,

BAB I PENDAHULUAN. bulan Agustus 2010 antara lain jumlah penduduk indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan penduduk yang masih relatif tinggi. 1. Indonesia yang kini telah mencapai 237,6 juta hingga tahun 2010 menuntut

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan. Realita yang ada saat ini masih banyak masyarakat yang belum bisa

I. PENDAHULUAN. metode kontrasepsi tersebut adalah Intra Uterine Device (IUD), implant, kondom, suntik, metode operatif untuk wanita (MOW), metode

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) (2014) penggunaan. kontrasepsi modern telah meningkat tidak signifikan dari 54% pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah utama yang dihadapi Indonesia adalah di bidang kependudukan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. penurunan karena kematian. Crude Birth Rate (CBR) turun dari sekitar 21 per

BAB I PENDAHULUAN. dan menyelenggarakan program KB nasional. (BKKBN, 2011) dihitung berbagi perbandingan atau rasio (ratio) antara lain : rasio jenis

BAB I PENDAHULUAN. yang mendapat perhatian dan pembahasan yang serius dari ahli

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia (Cina, India, dan Amerika Serikat) dengan. 35 tahun (Hartanto, 2004).

HUBUNGAN ANTARA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI PUSKESMAS DELANGGU KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. hanya pemerintah, masyarakat juga diperlukan partisipasinya dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. keterbatasan. Pertumbuhan penduduk yang pesat dan terbatasnya lahan sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dengan jumlah penduduk jiwa pada tahun Angka pertambahan

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari penyediaan fasilitas pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, dan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperaatan. Disusun oleh : SUNARSIH J.

BAB I PENDAHULUAN. Berencana secara komprehensif (Syaiffudin, 2006). untuk menggunakan alat kontrasepsi hormonal maupun non hormonal.

BAB 1 PENDAHULUAN. dirasakan mengalami kemunduruan. Setelah program KB digalakkan pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu masalah besar. berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan

Kata Kunci: Pasangan Usia Subur,Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

BAB 1 PENDAHULUAN. Juli 2013 mencapai 7,2 miliar jiwa, dan akan naik menjadi 8,1 miliar jiwa pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. pertahun (Badan Pusat Statistik, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk di dunia mencapai 7,3 miliar jiwa tahun Indonesia. merupakan negara ke-4 di dunia dengan estimasi jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. pasangan usia subur(pus) untuk mengikuti Program Keluarga Berencana. Program Keluarga Berencana (KB) menurut UU No.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana Nasional (Murdiyanti, 2007). mempunyai visi Keluarga Berkualitas tahun Keluarga berkualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PEMBERIAN KONSELING OLEH BIDAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD TERHADAP AKSEPTOR KB

BAB I PENDAHULUAN. dimulai sejak tahun 1968 dengan mendirikan LKBN (Lembaga Keluarga Berencana

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara ke-5 di dunia dengan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committe 1970 :

BAB 1 PENDAHULUAN. Program Keluarga Berencana (KB) merupakan bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ledakan penduduk merupakan masalah yang belum terselesaikan sampai

BAB 1 PENDAHULUAN. petugas membantu dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan

BAB I PENDAHULUAN. menunggu mendapatkan keturunan dan menunda kehamilan dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang relatif tinggi, penyebaran penduduk yang tidak merata, kualitas. penduduk yang harus ditingkatkan (Saifuddin, 2006).

FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT AKSEPTOR KB DALAM MENENTUKAN PILIHAN TERHADAP PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD

BAB 1 PENDAHULUAN. (1969) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam

BAB I PENDAHULUAN. adalah pengendalian tingkat kelahiran dan usaha penurunan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. utama yang dihadapi Indonesia. Dinamika laju pertumbuhan penduduk di

BAB I PENDAHULUAN. India, Pakistan, Brazil, dan Nigeria yang memberikan kontribusi besar pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mulai menerapkan Program Keluarga Berencana Nasional pada tahun 1970

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. bagi negara-negara di dunia, khususnya negara berkembang.perserikatan Bangsa

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung dari hasil Sensus Penduduk tahun 2010 mencatat jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. negara ke-4 di dunia dengan estimasi jumlah penduduk terbanyak yaitu 256 juta jiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. berdasarkan sensus penduduk mencapai 237,6 juta jiwa. keluarga kecil yang sehat dan sejahtera yaitu melalui konsep pengaturan jarak

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbandingan karakteristik...,cicik Zehan Farahwati, FKM UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. yang muda, dan arus urbanisasi ke kota-kota merupakan masalah-masalah pokok

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat yang menyebabkan. kepadatan penduduk (Hatta, 2012). Permasalahan lain yang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang tinggi. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk laki-laki

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan salah satu masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingginya laju pertumbuhan penduduk saat ini memang menjadi

BAB I PENDAHULUAN jiwa, 2009 sebanyak jiwa, dan tahun sebanyak jiwa (KepMenKes, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. berbagai permasalahan kependudukan.pemerintah Indonesia telah

BAB 1 PENDAHULUAN. jiwa. Menurut data Badan Pusat Statistik sosial didapatkan laju pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah utama yang sedang dihadapi negara-negara yang sedang berkembang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan wanita untuk merencanakan kehamilan sedemikian rupa sebagai

AKSEPTOR KB SUNTIK DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN DI KELURAHAN KARAMAT WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG TENGAH KOTA SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN. Peran Keluarga Berencana dalam Kesehatan Reproduksi adalah. untuk menunjang tercapainya kesehatan ibu dan bayi, karena kehamilan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

BAB I. termasuk individu anggota keluarga untuk merencanakan kehidupan berkeluarga yang baik

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah utama yang dihadapi oleh Indonesia di bidang kependudukan adalah pertumbuhan penduduk yang masih tinggi. Semakin tingginya pertumbuhan penduduk maka semakin besar usaha yang dilakukan untuk mempertahankan kesejahteraan rakyat. Ancaman terjadinya ledakan penduduk di Indonesia semakin nyata. Hal ini terlihat dalam kurun waktu 10 tahun, jumlah penduduk di Indonesia meningkat sebesar 32,5 juta dari 205,1 juta pada tahun 2000 menjadi 237,6 juta di tahun 2010 (BKKBN, 2010). Diperkirakan penduduk Indonesia pada tahun 2015 mencapai 255,5 juta (Yashinta, 2009). Oleh karena itu Pemerintah terus berupaya untuk menekan laju pertumbuhan dengan program Keluarga Berencana (KB). Program KB adalah bagian yang terpadu (integral) dalam program pembangunan nasional dan bertujuan untuk ikut serta menciptakan kesejahteraan penduduk Indonesia, untuk mencapai keseimbangan yang baik (Depkes RI, 2006). Pemerintah melalui lembaga Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tengah menjalankan program Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih (MKET) meliputi IUD, Implant dan MOW. Pengguna MKET di Indonesia masih rendah, di Jawa Tengah PUS yang menggunakan MKET sebesar 16,34% dan Non MKET sebesar 82,52%. Salah satu metode MKET yang masih rendah digunakan adalah IUD (Intra Uterine Device) (BKKBN, 2008). 1

2 Berdasarkan data statistik Indonesia pada tahun 2005, didapatkan data pemakai KB Intra Utrine Devices (IUD) atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) di Indonesia adalah sebesar 5,20 % (BPS, 2010). Sedangkan pada tahun 2007, pemakai KB IUD di Indonesia adalah sebesar 4,8 % dari seluruh jenis KB. Peserta KB baru menurut metode kontrasepsi bulan November tahun 2009 di Jawa Tengah untuk akseptor KB IUD adalah 32.420 akseptor dari jumlah keseluruhan akseptor KB sebanyak 869.067 akseptor atau mencapai 3,73%. Berada pada urutan yang ke lima setelah suntik, pil, implant, dan kondom dari tujuh metode kontrasepsi yang ada. Target dari jumlah peserta untuk KB IUD dari data di atas adalah 49.809 akseptor. Sedangkan realisasi pelaksanaannya belum memenuhi target, yaitu 32.420 akseptor. Tetapi sudah mencapai 65,09 % dari angka yang sudah ditargetkan (BKKBN,2009). Data tersebut menunjukkan pencapaian target yang sudah bagus. Akan tetapi perlu ditingkatkan pelaksanaannya guna mengejar angka target yang sudah ditentukan. Penggunaan kontrasepsi KB di Indonesia dengan umur antara 15-49 tahun dengan penggunaan metode Suntikan 58,25%, Pil KB 24,37%, IUD sebesar 7,23%, Susuk KB 4,16%, MOW 3,13%, MOP 1,03%, Kondom 0,68%, Intravaginal Tissue 0,11% dan metode tradisional 1,04%. Di Jawa Tengah pengguna IUD juga masih rendah dibandingkan dengan suntik. Hal ini terlihat dari data, pemakai kontrasepsi secara keseluruhan yaitu Suntik 57,75%, Pil 19,37%, Implant 8,6%, IUD 6,40%, Kondom 5,4%, MOW 1,87%, dan MOP 0,47%. Di Kabupaten Karanganyar kontrasepsi yang digunakan dengan rincian, Suntik 61,13%, Pil 14,03% IUD 10,25%, Implant 7,24%,

3 Kondom 5,48%, MOW 1,44%, dan MOP 0,33% dengan jumlah PUS 22.378 serta peserta KB aktif 16.241 (BKKBN, 2010). Dengan data yang didapatkan di atas, penggunaan KB kontrasepsi hormonal lebih tinggi daripada kontrasepsi non hormonal dengan jumlah sebesar 86,78 % (Depkes RI, 2008). Diketahui efek samping dari penggunaan metode KB hormonal suntik adalah perdarahan yang tidak menentu, terjadinya amenorhea, berat badan naik, sakit kepala, masih mungkin terjadi kehamilan sebesar 0,7 %, spoting, methoragia, keputihan dan hematoma. Sedangkan untuk penggunaan metode KB pil mempunyai efek samping diantaranya nousea, nyeri payudara, gangguan haid, hipertensi, jerawat dan penambahan berat badan. Penggunaan metode KB susuk dengan efek samping diantaranya gangguan haid, sakit kepala, mual, mulut kering, payudara tegang, perubahan selera makan dan perubahan berat badan (Hartanto, 2004). Efek samping KB yang telah disebutkan diatas menjadi salah satu penyebab pemicu terjadinya penyakit diantaranya penyakit endokrin dan nutrisi, penyakit saluran cerna, neoplasma, kanker pada alat reproduksi, penyakit susunan saraf dan hipertensi. Diketahui hipertensi adalah pemicu terjadinya penyakit jantung dan penggunaan pil KB dalam jangka waktu yang panjang akan memicu terjadinya stroke (Saifuddin,2006). IUD merupakan salah satu alat kontrasepsi modern yang telah dirancang sedemikian rupa (baik bentuk, ukuran, bahan, dan masa aktif fungsi kontrasepsinya), diletakkan dalam kavum uteri sebagai usaha kontrasepsi, menghalangi fertilisasi, dan menyulitkan telur berimplantasi dalam uterus (Hidayati, 2009). Keunggulan IUD antara lain efektifitas tinggi, yaitu 0,6-0,8 kehamilan per 100 perempuan dalam 1 tahun pertama pemakaian, tidak ada

4 efek samping hormonal, pada umumnya aman dan efektif, dapat digunakan hingga menopause (Sarwono, 2005). Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) tersebut didasari faktor predisposisi atau faktor yang dapat mempermudah terjadinya perilaku pada diri seseorang atau masyarakat adalah pengetahuan dan sikap seseorang atau masyarakat tersebut terhadap apa yang akan dilakukan. Pendidikan adalah upaya persuasi atau pembelajaran kepada masyarakat agar masyarakat mau melakukan tindakan-tindakan (praktik) untuk memelihara (mengatasi masalah-masalah), dan meningkatkan kesehatannya. Perubahan atau tindakan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang dihasilkan oleh pendidikan kesehatan ini didasarkan kepada pengetahuan dan kesadaran melalui proses pembelajaran (Notoatmodjo, 2005). Pemerintah telah melakukan berbagai macam cara untuk mensosialisasikan penggunaan kontrasepsi melalui media cetak, media elektronik dan secara langsung kepada masyarakat. Penyuluhan secara langsung berupa konseling perorangan maupun secara berkelompok telah dilakukan oleh pemerintah melalui Penyuluh Keluarga Berencana (PKB). Adanya penyuluhan yang dilakukan Pemerintah dapat meningkatkan pengguna kontrasepsi dari 54,2 % pada tahun 2006 menjadi 61,4 % pada tahun 2010 (BKKBN, 2010). Akan tetapi hasil tersebut belum mencapai target yang diharapkan. Pemerintah mempunyai target pada tahun 2014 angka fertilitas total (TFR) menjadi 2,1 dari 2,3 dan pengguna kontrasepsi 65% dari 61,4 % (Depkes,2010). Penelitian yang dilakukan Rahayu (2010) bahwa ada pengaruh penyuluhan terhadap perubahan pengetahuan PUS tentang KB. Hasil

5 pengetahuan meningkat dari 45% menjadi 60 % setelah diberikan penyuluhan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hafidiah (2010) penyuluhan yang telah dilakukan oleh Pemerintah belum optimal. Ujung tombak sebuah keberhasilan program KB terdapat pada Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) yang secara langsung melakukan kontak, komunikasi dan secara langsung memotivisir PUS dalam menggunakan kontrasepsi. Selain itu, penyampaian materi KB dibuat semenarik mungkin, agar PUS dapat mengingat apa yang kita sampaikan (Hafidiah, 2010) Pemberian penyuluhan ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menarik minat masyarakat. Salah satunya metode simulasi yang ingin peneliti gunakan. Menurut Syaifuddin (2002), metode simulasi dapat digunakan untuk menyampaikan materi pendidikan kesehatan kontrasepsi dalam bentuk sosiodrama, permainan dan dramatisasi. Metode ini bertujuan untuk melatih dan memahami konsep atau prinsip dari pendidikan yang disampaikan sehingga dapat memecahkan masalah yang berhubungan dengan kontrasepsii. Hasil yang diharapkan agar kelompok belajar menghargai pendapat orang lain, menumbuhkan ide yang ditemukannya dan dianggap benar. Jumlah penduduk di Kecamatan Kebakkramat 7.345 jiwa dari 7.345 orang yang menjadi peserta KB 4.656 orang, dengan presentase keikutsertaan KB 63,39%. Kecamatan kebakkramat khususnya wilayah kerja puskesmas II Kebakkramat terdiri dari Desa Pulosari, Desa Kaliwuluh, dan Desa Waru. Ketiga Desa tersebut didapatkan informasi bahwa pengguna IUD masih rendah dibandingkan dengan suntik yaitu Desa Pulosari 7,03%, Desa Kaliwuluh 6,8%, dan Desa Waru 9,21%. Desa Pulosari yang akan dijadikan

6 tempat penelitian karena dari ketiga Desa tersebut, dari data Januari sampai Desember 2010 untuk penggunaan kontrasepsi IUD tidak ada penambahan akseptor IUD, berbeda dengan suntik terdapat 15 akseptor, implant 4 akseptor, pil 3 akseptor, MOW 7 akseptor, dengan peserta KB aktif sebayak 824 PUS atau 80,16% terhadap 1.028 PUS. Data pengguna kontrasepsi dapat dilihat sebagai berikut Suntik 525 akseptor (63,71%), MOW 209 akseptor (25,36%), IUD 58 akseptor (7,03%), Pil 13 akseptor (1,57%), Implant 16 akseptor (1,94%), MOP 0 akseptor. Berdasarkan data di atas dapat di interprestasikan bahwa pengguna kontrasepsi IUD masih rendah dibandingkan dengan kontrasepsi suntik. Padahal kontrasepsi IUD mempunyai efektivitas yang tinggi, sedikit efek samping dibandingkan dengan kontrasepsi hormonal, dan di dukung dengan program puskesmas untuk menggratiskan IUD. Salah satu yang mempengaruhi rendahnya pemakai IUD di kelurahan Pulosari adalah kurangnya pengetahuan masyarakat tentang IUD. Hal ini dapat diketahui dari hasil wawancara kepada 8 ibu, 6 orang mengatakan tidak memilih IUD karena kurang paham mengenai kontrasepsi IUD, 2 orang mengatakan tidak memilih IUD karena belum mengenal kontrasepsi IUD. Wanwancara mengenai sikap dari 8 ibu, 7 orang mengatakan takut karena IUD dapat berpindah ke Jantung, Pau-Paru, dan Hati, 1 orang mengatakan kurang setuju karena IUD dapat menyebabkan tumor pada rahim. Penulis juga mewawancarai kader dan bidan desa, mereka mengatakan penyuluhan tentang penggunaan kontrasepsi sudah pernah dilakukan, tetapi untuk penyuluhan secara spesifik kontrasepsi IUD belum pernah dilakukan, metode yang digunakan biasanya ceramah. Hal ini membuat ibu-ibu tidak memperhatikan

7 sehingga informasi yang disampaikan kurang dimengerti oleh ibu-ibu. Perlu metode baru untuk menarik minat, serta informasi yang disampaikan agar mudah dimengerti oleh ibu, sehingga tujuan dari penyuluhan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapakan. Berdasarkan fenomena tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Efektivitas Metode Simulasi (modeling) terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Kontrasepsi IUD Di Desa Pulosari Wilayah Kerja Puskesmas II Kebakkramat B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dikemukakan perumusan masalah penelitian sebagai berikut: Apakah metode simulasi (modeling) efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu tentang kontrasepsi IUD di Desa Pulosari? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan dan sikap ibu tentang kontrasepsi IUD sebelum dan sesudah simulasi modeling. 2. Tujuan Khusus Penelitian ini mempunyai tujuan khusus, antara lain sebagai berikut: a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu sebelum dan sesudah simulasi modeling tentang kontrasepsi IUD

8 b. Untuk mengetahui sikap ibu sebelum dan sesudah simulasi modeling tentang kontrasepsi IUD c. Untuk mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan ibu sebelum dan sesudah diberikan simulasi modeling tentang kontrasepsi IUD d. Untuk mengetahui perbedaan sikap ibu sebelum dan sesudah diberikan simulasi modeling tentang kontrasepsi IUD e. Untuk mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan dan sikap pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah simulasi modeling tentang kontrasepsi IUD. D. Manfaat penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara praktis sebagai berikut: 1. Bagi Universitas Khususnya bagi Fakultas Ilmu Kesehatan program studi keperawatan, hasil penelitian secara teoritis dapat menambah khasanah ilmu kesehatan terutama tentang kontrasepsi IUD. 2. Bagi Dinas Kesehatan Hasil penelitian dapat memberikan masukan dalam rangka mengambil kebijakan dan menentukan kegiatan operasional di lapangan, terutama yang berkaitan dengan materi kontrasepsi khususnya IUD 3. Bagi Peneliti Menambah ilmu pengetahuan tentang kontrasepsi IUD dan pengalaman nyata dalam menghadapi berbagai macam karakteristik masyarakat.

9 4. Bagi Perawat Sebagai pertimbangan pentingnya informasi tentang kontrasepsi pada masyarakat dalam rangka meningkatkan partisipasi ibu dalam penggunaan kontrasepsi IUD 5. Bagi Masyarakat Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kontrasepsi IUD sehingga motivasi masyarakat untuk menggunakan kontrasepsi IUD meningkat. E. Keaslian Penelitian Berdasarkan penelusuran pustaka, peneliti menemukan beberapa penelitian tentang kontrasepsi IUD, akan tetapi belum dijumpai penelitian dengan judul efektivitas metode simulasi terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap ibu tentang kotrasepsi IUD di dukuh Karangkidul. Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yaitu: 1. Julia Veronica (2009) dengan judul Pengaruh Metode Simulasi Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Guru Tentang Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Di Sekolah Menengah Umum Dan Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Pencawan Medan Tahun 2009. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan rancangan Nonequivalent control group. Metode pengambilan sampel yang disebut sebagai responden dalam penelitian ini adalah keseluruhan populasi (total sampling). Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji pair T-test dan Regresi Linear Berganda pada taraf kepercayaan 95%. Perbedaan denagn penelitian yang akan dilakukan adalah variabel, waktu dan tempat.

10 2. Isnaini (2010) dengan judul Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap perubahan pengetahuan dan sikap ibu tentang KB IUD di Dukuh Sawahan, Desa Karakan, Wilayah Kerja Puskesmas Weru, Sukoharjo. Metode penelitian yang digunakan eksperimen dengan desain one group beforeafter study dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Analisa data denagn menggunakan t-test. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan adalah metode perlakukan yang diberikan, waktu dan subyek. 3. Eka Prasetya Budi Rahayu (2010 ) dengan judul Pengaruh Penyuluhan Pada Pasangan Usia Subur Terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Keluarga Berencana Di Desa Sine Sragen. Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi experimental research). Sampel dengan jumlah 41 responden dengan teknik pengambilan sampel quota sampling. Analisa data dengan menggunakan T test dengan taraf signifikansi 96%. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada variabel, waktu dan tempat.