BAB I PENDAHULUAN. investasi merupakan faktor penting yang berperan besar dalam pertumbuhan dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perekonomian pada umumnya mengalami fluktuasi. Pertumbuhan ekonomi nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan berbagai indikator-indikator yang dapat menggambarkan potensi. maupun tingkat kemakmuran masyarakat suatu wilayah.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian menuju perekonomian yang berimbang dan dinamis. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan proses berkelanjutan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan

BAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam analisis makro. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik

BAB I PENDAHULUAN. angka pengangguran dapat dicapai bila seluruh komponen masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yag pesat merupakan feneomena penting yang

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri sehingga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian suatu negara sangat menentukan tingkat. kesejahteraan masyarakat suatu negara, yang berarti bahwa suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada hakekatnya merupakan suatu proses kemajuan dan

I. PENDAHULUAN. Dasar pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia dimulai sejak Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk mempercepat pencapaian tingkat kesejahteraan hidup yang tinggi

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta

BAB I PENDAHULUAN. sebagai khalifah Allah di dunia. Manusia dalam menjalankan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. akan meningkat yang disebabkan oleh faktor-faktor produksi yang selalu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Keberhasilan atau tidaknya pembangunan ekonomi di suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Begitu juga dengan investasi yang merupakan langkah awal

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi. Dimana pertumbuhan ekonomi

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT ( )

BAB I PENDAHULUAN. pembelanjaan. Pengeluaran-pengeluaran untuk membiayai administrasi

PENDAHULUAN. menyediakan sarana dan prasarana,baik fisik maupun non fisik. Namun dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dilakukan bertujuan untuk mengentaskan pengangguran dan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya apabila tingkat kegiatan ekonomi lebih tinggi daripada yang

I. PENDAHULUAN. Setiap negara selalu berusaha untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. oleh rumahtangga atas barang-barang akhir dan jasa-jasa dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, terus melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat bertambah sehingga akan meningkatkan kemakmuran masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. (growth). Pembangunan ekonomi yang mengalami pertumbuhan yaitu apabila tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang melakukan kegiatan perekonomian biasanya ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk salah satu negara yang sedang berkembang yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. bentuk kenaikan pendapatan nasional. Cara mengukur pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. dikelompokkan kedalam kegiatan memproduksi barang dan jasa. Unit-unit

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

PENGARUH BELANJA MODAL, PENGANGGURAN DAN PENDUDUK TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN AGAM DAN KABUPATEN PASAMAN

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengalami kenaikan dalam jumlah maupun kualitas barang dan jasa

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan ekonomi di antaranya adalah untuk. meningkatkan pertumbuhan ekonomi, disamping dua tujuan lainnya yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi diartikan juga sebagai peningkatan output masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja, meratakan pendapatan dan meningkatkan hubungan antara daerah.

BAB I PENDAHULUAN. dan distribusi pendapatan yang merata tanpa adanya disparitas. Selain untuk

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Dinamika penanaman modal memengaruhi tinggi rendahnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah pembangunan ekonomi bukanlah persoalan baru dalam

BAB I PENDAHULUAN. peranan daripada modal atau investasi. Modal merupakan faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi di Kalimantan Timur periode , secara umum

BAB I PENDAHULUAN. disuatu negara yang diukur dari pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. nasional dan pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan (Danawati, dkk 2016).

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi suatu daerah pada dasarnya merupakan kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. (Adrimas,1993). Tujuannya untuk mencapai ekonomi yang cukup tinggi, menjaga

BAB I PENDAHULUAN. ketahanan ekonomi nasional dalam menghadapi krisis, menimbulkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan indikator

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dikatakan baik apabila terjadi peningkatan pada laju pertumbuhan di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak

BAB I PENDAHULUAN. Secara defenitif, pada awalnya pengertian pembangunan ekonomi diberi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk mengumpulkan dana guna membiayai kegiatan-kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara yang sudah menjadi agenda setiap tahunnya dan dilakukan oleh

PENDAHULUAN. 2011:18-19). Hal ini serupa dengan yang diutarakan oleh Rovia (2013:1) dalam

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan daerah adalah meningkatkan. pertumbuhan sektor ekonomi, dengan pendapatan sektor ekonomi yang tinggi

I. PENDAHULUAN. baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kapasitas fiskal yaitu pendapatan asli daerah (PAD) (Sidik, 2002)

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran merupakan salah satu masalah yang selalu dihadapi dan sulit

BAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih

I. PENDAHULUAN. Iklim investasi yang baik akan mendorong terjadinya pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. perubahan dengan tujuan utama memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN. berlebih, yang bisa mendatangkan suatu devisa maka barang dan jasa akan di ekspor

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Menurut Todaro dan

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB 1 PENDAHULUAN. dijelaskan terlebih dahulu beberapa istilah yang terkait dengan judul. Adapun

BAB I PENDAHULUAN. konsisten, perekonomian dibangun atas dasar prinsip lebih besar pasak dari pada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang salah satunya sebagai negara yang berkembang masih mengalami ketertinggalan

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengukur keberhasilan pembangunan dan kemajuan perekonomian di

BAB I PENDAHULUAN. berkembang bahwa industri dipandang sebagai jalan pintas untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. terdapat juga transfer, seperti tunjangan sosial yang merupakan bantuan

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LANDASAN TEORI. membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Penanaman modal yang sering disebut juga investasi merupakan langkah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan sangat penting dilakukan untuk menyelesaikan analisis terhadap

BAB I PENDAHULUAN. terjadi apabila barang yang dihasilkan oleh suatu negara dijual ke negara lain

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan kesehatan. Dari sudut pandang politik, ini terlihat bagaimana. kesehatan yang memadai untuk seluruh masyarakat.

I. PENDAHULUAN. menyokong penyelenggaraan pembangunan suatu bangsa. Dalam Anggaran

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk meningkatkan standar hidup pada masa yang akan datang. Investasi

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan kesejahteraan suatu negara yaitu dengan meningkatkan faktor

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di segala sektor diharapkan dapat mewujudkan struktur ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan penggunaan waktu (Boediono, 1999). pada intinya PDB merupakan nilai moneter dari seluruh produksi barang jadi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di suatu negara bisa dijadikan alat ukur untuk menganalisa tingkat perkembangan perekonomian di negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi disuatu negara bisa disebabkan oleh banyak faktor, contohnya investasi. Sebagian ahli ekonomi memandang bahwa pembentukan investasi merupakan faktor penting yang berperan besar dalam pertumbuhan dan pembangunan ekonomi suatu negara. Ketika pengusaha atau individu atau pemerintah melakukan investasi, maka ada sejumlah modal yang ditanam atau dikeluarkan, atau ada sejumlah pembelian barang-barang yang tidak dikonsumsi, tetapi digunakan untuk produksi, sehingga menghasilkan barang dan jasa di masa akan datang. Pembentukan investasi dapat dilakukan jika masyarakat tidak menggunakan semua pendapatannya untuk dikonsumsi, melainkan ada sebagian yang ditabungkan. Tabungan ini diperlukan untuk pembentukan investasi. Bagi negara-negara berkembang, investasi atau pinjaman sangat diandalkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi mereka karena jika tingkat investasi tinggi maka produktivitas masyarakat juga akan tinggi dan akan berdampak pada naiknya pendapatan masyarakat. Menurut Sukirno (2013) dalam analisis makro, tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara diukur dari perkembangan pendapatan nasional riil yang dicapai suatu negara atau daerah. Pendapatan nasional riil 1

tersebut dapat dihitung melalui metode pengeluaran, dua diantara jenis pengeluaran tersebut adalah pengeluaran investasi dan pengeluaran pemerintah. Menurut Todaro (2000) salah satu faktor penting atau komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi adalah akumulasi modal, yang meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik atau sumber manusia. Todaro (2000) menjelaskan bahwa akumulasi modal terjadi apabila sebagian pendapatan ditabung dan diinvestasikan kembali dengan tujuan memperbesar output dan pendapatan di kemudian hari. Di Indonesia terdapat Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 yang mengatur tentang Penanaman Modal. Dalam Undang-Undang tersebut dijelaskan bahwa untuk percepatan pembangunan ekonomi nasional dan mewujudkan kadaulatan politik serta ekonomi diperlukan peningkatan penanaman modal. Hal ini dilakukan agar dapat mengolah potensi ekonomi menjadi kekuatan ekonomi riil dengan menggunakan modal yang berasal baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 dijelaskan bahwa Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri sedangkan Penanaman Modal Asing (PMA) adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri. 2

Modal asing itu merupakan suatu hal yang semakin penting bagi pembangunan suatu negara. Sehingga kehadiran investor asing nampaknya tidak mungkin dihindari. Penanaman modal memberikan keuntungan kepada semua pihak, tidak hanya bagi investor saja, tetapi juga bagi perekonomian negara tempat modal itu ditanamkan serta bagi negara asal para investor. Pemerintah menetapkan bidang-bidang usaha yang memerlukan penanaman modal dengan berbagai peraturan. Selain itu, pemerintah juga menentukan besarnya modal dan perbandingan antara modal nasional dan modal asing. Selain investasi swasta, investasi yang dilakukan oleh pemerintah dalam bentuk pengeluaran pemerintah juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Sebagai sebuah organisasi atau rumah tangga, pemerintah melakukan banyak sekali pengeluaran untuk membiayai kegiatan-kegiatannya. Pengeluaran tersebut bukan saja untuk menjalankan roda pemerintah sehari-hari tapi juga untuk membiayai kegiatan perekonomian, dalam arti pemerintah harus menggerakkan dan mendorong kegiatan ekonomi secara umum. Sebagai konsekuensi pelaksanaan kewajibannya, pemerintah perlu dana yang dianggarkan melalui APBN/APBD, dan pada saatnya harus dikeluarkan melalui Kas Negara/Kas Daerah. Menurut Wibisono (2005) semakin besar pengeluaran pemerintah daerah yang produktif maka semakin tinggi tingkat perekonomian suatu daerah. Selain itu, menurut pendapat Keynes dalam Sukirno (2000) bahwa peranan atau campur tangan pemerintah masih sangat diperlukan karena apabila perekonomian sepenuhnya diatur oleh kegiatan di pasar bebas, tidak hanya perekonomian yang akan selalu tidak mencapai tingkat kesempatan kerja penuh tetapi juga kestabilan 3

kegiatan ekonomi tidak akan dapat diwujudkan. Oleh karena itu pengeluaran pemerintah mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Menurut model makroekonomi yang di kembangkan oleh Keynes dalam Mankiw (2006), dimana terjadinya kenaikan pada konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah dan net ekspor akan mengakibatkan produksi barang dan jasa. Kenaikan produksi barang dan jasa akan menyebabkan peningkatan terhadap pertumbuhan ekonomi. Oleh karena pentingnya investasi swasta dan pengeluaran pemerintah dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, maka perlu diteliti lebih mendalam tentang pengaruh investasi swasta dan pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Barat. Sumatera Barat sebagai daerah penelitian memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang berfluktuasi. Rata-rata laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Barat dari tahun 1996 sampai tahun 2014 adalah sebesar 4,30% per tahun. Dimana pada tahun 1998 mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi secara drastis yakni dari 5,14% pada tahun 1997 menjadi -6,73%. Pada tahun 2008 mencapai angka kenaikan laju pertumbuhan ekonomi tertinggi yaitu sebesar 6,88% dan kembali turun pada tahun 2009 yaitu sebesar 4,28%. Hal ini diantaranya dipengaruhi oleh laju pertumbuhan investasi swasta dan pengeluaran pemerintah di Sumatera Barat yang juga mengalami fluktuasi. Rata-rata nilai investasi Sumatera Barat menurut Badan Pusat Statistik (BPS) adalah sebesar 7,21% dimana angka kenaikan investasi tertinggi terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar 86,06% yang berbanding lurus dengan kenaikan pertumbuhan ekonomi pada tahun yang sama. Selanjutnya laju pertumbuhan pengeluaran pemerintah di Sumatera Barat mempunyai rata-rata sebesar 2,17%. 4

Dimana penurunan laju pengeluaran pemerintah terendah terjadi pada tahun 1998 yaitu sebesar -1,65% yang juga berdampak pada penurunan pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat pada tahun yang sama. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi tidak lepas dari peran investasi swasta dan juga pengeluaran pemerintah, karena investasi swasta maupun pengeluaran pemerintah dapat menjadi engine of growth bagi pertumbuhan ekonomi sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sutawijaya (2010). Mengingat pentingnya perencanaan kedua variabel tersebut dalam pembangunan, maka perlu diteliti lebih mendalam mengenai pengaruh investasi swasta dan pengeluaran pemerintah di Sumatera Barat. Hal inilah yang melatarbelakangi penelitian ini, yang akan dibahas dengan judul Analisis Pengaruh Investasi Swasta dan Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Sumatera Barat. 1.2. Rumusan Masalah Pertumbuhan investasi swasta yang dicerminkan dari realisasi PMDN dan PMA, pertumbuhan pengeluaran pemerintah yang dicerminkan dari realisasi belanja langsung dan tidak langsung dalam APBD serta pertumbuhan ekonomi yang dicerminkan dari PDRB berdasarkan harga konstan tahun 2000 di Sumatera Barat sangat berfluktuasi. Berdasarkan data yang ada dari BPS ternyata pertumbuhan investasi swasta masih sangat lemah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, demikian juga dengan pertumbuhan pengeluaran pemerintah yang berfluktuasi. Hal ini mengindikasikan bahwa belum tentu dengan naiknya investasi swasta maka akan naik pula pertumbuhan ekonomi, begitu pula dengan 5

pengeluaran pemerintah. Oleh karena itu, peneliti merumuskan bahwa pokokpokok perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengaruh investasi swasta terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat? 2. Bagaimana pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat? 3. Bagaimana implikasi kebijakan dari kedua variabel penelitian? 1.3. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang dituliskan di atas, maka tujuan penulisan adalah : 1. Menganalisa pengaruh investasi swasta terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat 2. Menganalisa pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat 3. Merumuskan implikasi kebijakan dari kedua variabel penelitian guna mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. 1.4. Manfaat Penelitian berikut : Hasil atau temuan dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai 1. Pengambil Kebijakan 6

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan kepada pemerintah daerah Provinsi Sumatera Barat dalam merumuskan kebijakan guna mendorong pertumbuhan ekonomi. 2. Pengembangan Ilmu Pengetahuan Hasil penelitian diharapkan dapat dapat bermanfaat sebagai masukan dan membuka wawasan dan pikiran bagi peneliti lebih lanjut, khususnya dalam pengembangan teori pengaruh investasi swasta dan pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi. 3. Bagi Penulis Diharapkan penelitian dapat menambah khazanah dan pengetahuan tentang variabel yang diteliti serta wujud dari sumbangan pemikiran bagi kepentingan penulisan ilmiah. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Agar penulisan skripsi lebih terarah maka perlu dilakukan pembatasan masalah. Pada penelitian ini analisis dibatasi pada investasi swasta yang dicerminkan dari realisasi PMDN dan PMA, pengeluaran pemerintah yang dicerminkan dari belanja langsung dan belanja tidak langsung dalam APBD serta pertumbuhan ekonomi yang tercermin dari PDRB harga konstan tahun 2000 di Provinsi Sumatera Barat dengan menggunakan data time series yaitu selama periode tahun 1996-2014. Hal ini dimaksudkan agar pemerintah dapat menetapkan kebijakan pembangunan yang tepat, sesuai dengan pengaruh yang 7

diberikan oleh variabel- variabel yang dibahas dalam penelitian yaitu investasi swasta, pengeluaran pemerintah dan pertumbuhan ekonomi. 1.6. Sistematika Penulisan Agar penulisan ini tertulis secara sistematis dan untuk mempermudah pemahaman, maka penelitian ini disusun dengan sistematika sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini memuat tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian dan sistematika penulisan dari masing-masing bab yang merupakan uraian singkat dari isi penelitian ini. BAB II KERANGKA TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini memuat tentang landasan teori dan tinjauan pustaka, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran konseptual dan hipotesis penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini merupakan uraian tentang data dan sumber data, deskripsi variabel serta metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini. BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Bab ini membahas tentang kondisi geografis dan demografi Provinsi Sumatera Barat serta gambaran perekonomian melalui PDRB, perkembangan investasi, dan pengeluaran pemerintah. BAB V TEMUAN EMPIRIS DAN PEMBAHASAN 8

Bab ini menjelaskan penjabaran dari analisis data, hasil pengolahan data kemudian interpretasi dari hasil pengolahan data tersebut. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bab terakhir penulisan yang memuat simpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan. 9