PENGARUH PRAPERLAKUAN JUS KUBIS BUNGA (Brassica oleracea L. var botrytis L.) TERHADAP AKTIVITAS DIKLOFENAK DALAM TERAPI INFLAMASI

dokumen-dokumen yang mirip
Jatmiko Susilo, Oni Yulianta Wilisa, Serimawati

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL MAJAKANI (Quercus infectoria G. Olivier) TERHADAP TIKUS PUTIH YANG DIINDUKSI KARAGENAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu farmakologi khususnya

PERBANDINGAN EFEK ANTIINFLAMASI SENYAWA ASAM 4-t-BUTILSINAMAT HASIL SINTESIS DAN ASAM SINAMAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAT PAW OEDEMA

ABSTRAK. EFEK SARI KUKUSAN KEMBANG KOL (Brassica oleracea var. botrytis DC) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGIS KOLON PADA MENCIT MODEL KOLITIS

UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI SENYAWA ASAM 4-METOKSIBENZOIL SALISILAT RUTH SETIAWATI CHRISTANTO FAKULTAS FARMASI UNIKA WIDYA MANDALA SURABAYA

EFEKTIVITAS ANTIINFLAMASI FRAKSI AIR EKSTRAK DAUN SEMBUKAN (Paederia foetida L.) PADA TIKUS PUTIH (Rattus Norvegicus) ABSTRAK

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN LEMBAYUNG (Vigna unguiculata) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS DIABETES MELLITUS DENGAN INDUKSI ALOKSAN

POTENSI ANTIINFLAMASI EKSTRAK DAUN TAHONGAI (Kleinhovia hospita L) ABSTRACT

UJI EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN SUJI (Dracaena angustifolia Roxb) TERHADAP EDEMA KAKI TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Pemberian senyawa uji terhadap respon infalamasi. metode induced paw edema. Senyawa ini telah diuji aktivitas

UJI EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa Boerl.) TERHADAP EDEMA KAKI TIKUS PUTIH JANTAN

EFEK ANTIINFLAMASI DAUN SIRIH (Piper betle L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

DIURETIC EFFECT OF MULBERRY LEAF INFUSION (Morus alba L.) TOWARD POTASSIUM AND SODIUM CONCENTRATION IN URINE ON THE WHITE MALE RATS WISTAR

ABSTRACT. THE EFFECT of SOY MILK (Glycine Max) to THE INCREASING AMOUNT of HCL IN WISTAR CHANNEL MALE RAT STOMACH

BAB 5 SIMPULAN Simpulan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Mencapai Derajat Sarjana S-1. Diajukan Oleh : DHYNA MUTIARASARI PAWESTRI J

TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN DAN DIARE PADA MENCIT MODEL KOLITIS YANG DIINDUKSI DSS

ABSTRAK EFEK JUS BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS Wistar JANTAN

UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz and Pav) SEBAGAI ANTIINFLAMASI PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR SPRAGUE-DAWLEY

UJI EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SAMBILOTO (ANDROGRAPHIS PANICULATA NESS) PADA TIKUS PUTIH JANTAN

UJI EFEK ANTIINFLAMASI INFUS DAUN ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN

ABSTRAK. EFEK GASTROPROTEKTIF AIR PERASAN DAUN PISANG (Musa paradisiaca L.) PADA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI ASPIRIN

Correspondence to : dr. EM Sutrisna Bagian Farmakologi Molekuler Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta

ANTI-INFLAMATORY ACTIVITY OF Hisbiscus sabdariffa CALYX EXTRACT

UJI EFEK PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH DAUN KUBIS (BRASSICA OLERACEA VAR. CAPITATA) TERHADAP TIKUS PUTIH HIPERGLIKEMIA

BAB 4 METODE PENELITIAN

EFEK ANTIINFLAMASI INFUSA RIMPANG TEMU PUTIH (Curcuma zedoaria (Berg) Roscoe) PADA TIKUS YANG DIINDUKSI KARAGENIN

ABSTRAK. F. Inez Felia Yusuf, Pembimbing I : Dra. Rosnaeni, Apt. Pembimbing II: Penny Setyawati M., dr., Sp.PK.,M.Kes.

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK RIMPANG JAHE (Zingiberis rhizoma) SEBAGAI ANALGETIK PADA MENCIT BETINA GALUR SWISS-WEBSTER

ABSTRAK. Aldora Jesslyn O., 2012; Pembimbing I : Penny Setyawati M, dr., Sp.PK, M.Kes. Pembimbing II : Sijani Prahastuti, dr., M.Kes.

ABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS Wistar JANTAN

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA

LINDA ANDRIYANI

ABSTRAK. EFEK SARI KUKUSAN KEMBANG KOL (Brassica oleracea var botrytis) TERHADAP GEJALA KLINIK PADA MENCIT MODEL KOLITIS ULSERATIVA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Farmakologi, Farmasi, dan

ABSTRAK. PENGARUH PEMBERIAN INFUSA Musa paradisiaca.linn (Musaceae) TERHADAP TUKAK LAMBUNG PADA TIKUS GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI ASETOSAL

PENGUJIAN EFEK DIURETIK SARI WORTEL (Daucus carota L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus)

EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN WORTEL (Daucus carota L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ataupun infeksi. Inflamasi merupakan proses alami untuk mempertahankan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Niken Dyah Ariesti, Agitya Resti Erwiyani, Okvitia Ningsih

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi eksperimental

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGARUH EKSTRAK ETANOL RIMPANG KENCUR (Kaempferia YANG DIINDUKSI ASAM ASETAT ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK PENGARUH KALSIUM TERHADAP KADAR KOLESTEROL DARAH TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

Dewi Luksri Anjaniwati, Richa Yuswantina, Sikni Retno K. ABSTRACT

ABSTRAK. EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL RIMPANG JAHE MERAH ( Zingiberis rhizoma) TERHADAP MENCIT GALUR SWISS-WEBSTER

UJI ANTIINFLAMASI ASAM 4 FLUOROBENZOIL SALISILAT PADA TIKUS PUTIH JANTAN

PENGARUH EKSTRAK BUAH MERAH

ABSTRAK. EFEK ANALGESIK INFUSA KULIT KAYU RAPAT (Parameria laevigata (Juss.) Moldenke) PADA MENCIT JANTAN YANG DIINDUKSI RANGSANG TERMIK

ABSTRAK. Ronauly V. N, 2011, Pembimbing 1: dr. Sijani Prahastuti, M.Kes Pembimbing 2 : Prof. DR. Susy Tjahjani, dr., M.Kes

AKTIVITAS ANALGETIKA INFUSA DAUN ALPUKAT (Persea americana) PADA MENCIT. TITA NOFIANTI Program Studi S1 Farmasi STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

9 Anastasia S.P. 200 jenis diantaranya merupakan tumbuhan obat penting bagi industri obat tradisional sebagai bahan baku (Sriningsih dkk., 2006). Sala

UJI ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA AJERAN (BIDENS PILOSA L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GRACIA BUDIASIH

PENGARUH INFUSA DAUN MURBEI ( Morus alba L. ) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH JANTAN DIABETES KARENA PEMBERIAN ALOKSAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.) PADA MENCIT (Mus musculus)

PENENTUAN AKTIVITAS ANTIINFLAMASI DAN ANTIPIRETIK SENYAWA ASAM O-(4-KLOROBENZOIL) SALISILAT PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR

UJI EFEK ANTIINFLAMASI FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK ETANOL DAUN MINDI (MELIA AZEDARACH L.) PADA TIKUS PUTIH LEWIS LUTHER LAURANO

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PRODUK X SEBAGAI ANTIINFLAMASI PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

EFEK ANTI INFLAMASI INFUSA DAUN PETAI CINA (Leucaena glauca, Benth) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR SKRIPSI

UJI ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN SANGITAN (SAMBUCUS JAVANICA REINW.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN

PENGARUH EKSTRAK BUAH MERAH

ABSTRACT THE EFFECT OF CALCIUM AND VITAMIN D TOWARDS HISTOPATHOLOGICAL CHANGES OF WISTAR MALE RAT S KIDNEY WITH THE INDUCED OF HIGH LIPID DIET

ABSTRAK. Pembimbing II: Lusiana Darsono, dr., M.Kes

ABSTRAK. Stefany C.K, Pembimbing I : Laella Kinghua Liana, dr., Sp.PA, M.Kes. Pembimbing II: Endang Evacuasiany, Dra., MS., AFK.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Validasi Metode Docking dengan Autodock Vina. dahulu dilakukan validasi dengan cara menambatkan ulang ligan asli (S58)

ABSTRAK. EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS WISTAR JANTAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISASI SIMPLISIA DAN UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASIEKSTRAK ETANOL TERIPANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam proses memasak. Hal ini dapat dilihat dari sebagian besar

SKRIPSI. EFEK EKSTRAK BAWANG MERAH ( Allium ascalonicum L.) TERHADAP PERUBAHAN SUHU TUBUH PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG MENGALAMI DEMAM

AKTIVITAS ANALGESIK EKSTRAK DAUN JARUM TUJUH BILAH (Pereskia Bleo K) PADA MENCIT JANTAN (Mus Musculus)

ABSTRAK. EFEK PROPOLIS TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS (Rattus norvegicus) GALUR WISTAR JANTAN

Antiinflamatory Effect Of Ethanol Extract Of Krokot (Portulaca oleracea, L.) on Carageenan Induced edema In Rats.

GALENIKA Journal of Pharmacy Vol. 1 (2) : ISSN : October 2015

ABSTRAK. Pembimbing I : Dr. Meilinah Hidayat, dr., M.Kes Pembimbing II : Hartini Tiono, dr., M.Kes

BAB 5 SIMPULAN 5.2. Alur Penelitian Selanjutnya

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) DALAM MENURUNKAN KADAR TRIGLISERIDA TIKUS WISTAR JANTAN

THE EFFECTIVITY TEST OF DUDUK LEAVES OINTMENT (Desmodium triqurtrum (L.) DC) AS ANTI-INFLAMMATION IN WHITE MALE RATS OF WISTAR STRAIN

EFEK NEFROPROTEKTIF EKSTRAK TAUGE (Vigna radiata (L.)) TERHADAP PENINGKATAN KADAR KREATININ SERUM TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI PARASETAMOL DOSIS TOKSIK

KARYA TULIS ILMIAH. PERBEDAAN EKSTRAK BUAH DAN EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) TERHADAP SEL PMN PADA PROSES PENYEMBUHAN LUKA GINGIVA

UJI EFEKTIVITAS INFUSA AKAR SELEDRI (Apium graveolens L.) SEBAGAI DIURETIK PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus novergicus).

PENENTUAN AKTIVITAS ANTIPIRETIKA DAN ANTIINFLAMASI DARI SENYAWA ASAM O-(4-METILBENZOIL) SALISILAT TERHADAP TIKUS PUTIH GALUR WISTAR

AKTIVITAS ANTIDIABETES KOMBINASI EKSTRAK KULIT MANGGIS

III. METODE PENELITIAN

ABSTRAK. EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN TIKUS WISTAR JANTAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Penelitian Hewan Uji

BAB I PENDAHULUAN. seperti informasi dan teknologi, namun juga berpengaruh pada pola hidup

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK AIR DAN ETANOL HERBA JOMBANG PADA DERMATITIS ALERGIKA MENCIT GALUR Swiss Webster

BAB II METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. rancangan acak lengkap (RAL) atau completely randomized design yang terdiri

Banyak penyakit yang dihadapi para klinisi disebabkan karena respons inflamasi yang tidak terkendali. Kerusakan sendi pada arthritis rheumatoid,

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas fisik adalah setiap pergerakan tubuh akibat otot-otot skelet yang

Transkripsi:

Majalah Obat Tradisional, 16(1), 7 13, 2011 PENGARUH PRAPERLAKUAN JUS KUBIS BUNGA (Brassica oleracea L. var botrytis L.) TERHADAP AKTIVITAS DIKLOFENAK DALAM TERAPI INFLAMASI THE EFFECT OF CAULIFLOWER (Brassica oleracea L. var botrytis L.) JUICE PRETREATMENT ON DICLOFENAC ACTIVITY IN INFLAMATION THERAPY Endang Sri Sunarsih 1*), Dwi Hadi Setya Palupi 2 dan Indriati Hapsari 2 1. Bagian Farmasi Kedokteran FK.UNDIP Semarang 2. Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi "Yayasan Pharmasi" Semarang ABSTRAK Terapi suatu obat yang bersamaan dengan konsumsi makanan dapat mempengaruhi efektivitas obat tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh praperlakuan jus kubis bunga (Brassica oleracea L. var. botrytis L.) terhadap aktivitas diklofenak dalam terapi inflamasi pada tikus putih jantan galur Wistar. Tiga puluh ekor tikus dibagi enam kelompok secara acak. Kelompok I (kontrol negatif) hanya diberi aquadest, kelompok II (kontrol positif) diberikan perlakuan natrium diklofenak dosis 5,04 mg/kg BB secara peroral. Kelompok III diberi praperlakuan jus kubis bunga dosis 20 ml/kg BB 1 jam sebelum perlakuan natrium diklofenak. Kelompok IV diberi praperlakuan jus kubis bunga dosis 20 ml/kg BB 1 hari sebelum perlakuan natrium diklofenak. Kelompok V diberi praperlakuan jus kubis bunga dosis tunggal 20 ml/kg BB selama 3 hari sebelum perlakuan natrium diklofenak dan kelompok VI diberi praperlakuan jus kubis bunga dosis tunggal 20 ml/kg BB selama 5 hari sebelum perlakuan natrium diklofenak. Tiga puluh menit setelah perlakuan natrium diklofenak, kemudian telapak kaki tikus diinjeksi dengan karagenin 1% sebanyak 0,10 ml secara subplantar. Volume udema diukur dari jam ke-0 sampai jam ke-5 setelah injeksi karagenin menggunakan pletismometer. Hasil analisa statistik data AUC dan DAI menunjukkan bahwa praperlakuan jus kubis bunga yang diberikan 1 jam sebelum pemberian natrium diklofenak tidak memperlihatkan perubahan yang bermakna terhadap kontrol positif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa praperlakuan jus kubis bunga selama 3 hari dan 5 hari mampu menurunkan daya antiinflamasi dari diklofenak, sehingga terapi inflamasi dengan diklofenak menjadi tidak maksimal. Kata kunci : Jus kubis bunga, inflamasi, diklofenak, tikus. ABSTRACT A drug therapy together with food consumption could influence the drug effectiveness. This research aimed to know the influence of cauliflower (Brassica oleracea L. var botrytis L.) juice pretreatment on diclofenac activity in inflammation therapy to wistar white male rats. Thirty rats divided into 6 groups randomized design. Group I (negative control) was only given aquadest, while group II (positive control) was given treatment with sodium diclofenac orally and the dose was 5,04 mg/kg BW. Group III was given pretreatment cauliflower juice with the dose of 20 ml/kg BW. It was given one hour before treatment with sodium diclofenac. Group IV was given pretreatment cauliflower juice with the dose of 20 ml/kg BW and it was given one day before treatment with sodium diclofenac. Group V was given pretreatment cauliflower juice with single dose 20 ml/kg BW for 3 days before treatment with sodium diclofenac, and group VI was given pretreatment cauliflower juice with single dose 20 ml/kg BW for 5 days before treatment with sodium diclofenac. Thirty minutes after treatment with sodium diclofenac, the rat s paw was injected with 1% carrageenan 0,10 ml subplantary. Edema volume was measured from 0 th hour to 5 th hour after carrageenan injection used the pletismometer. The result of statistic analysis of AUC and DAI data have shown that cauliflower juice pretreatment given one hour before treatment with sodium diclofenac did not show significant different with positive control. The research showed that cauliflower juice pretreatment for 3 and 5 days was capable to reduce antiinflamation activity of diclofenac, therefore inflammation therapy with diclofenac was not maximum. Key words : cauliflower juice, inflammation, diclofenac, rat. Majalah Obat Tradisional, 16(1), 2011 7

PENGARUH PRAPERLAKUAN JUS... PENDAHULUAN Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi respon tubuh terhadap pengobatan terdapat faktor interaksi obat. Faktor ini dianggap penting secara klinik bila berakibat meningkatkan toksisitas atau mengurangi efektivitas obat yang berinteraksi (Setiawati, 2007). Selama ini informasi mengenai pengaruh makanan terhadap kinerja obat masih sangat kurang. Terapi suatu obat bersamaan dengan pemberian makanan dapat mempengaruhi efek obat tersebut. Faktor yang mempengaruhi bertambahnya atau berkurangnya obat di dalam tubuh salah satunya adalah proses biotransformasi yang terganggu. Biotransformasi atau metabolisme adalah aspek farmakokinetik dimana terjadi proses perubahan struktur kimia obat yang terjadi di dalam tubuh dan dikatalisis oleh enzim. Biotransformasi sebagian besar obat terjadi di dalam hati karena hati bertindak sebagai organ utama yang bertanggung jawab terhadap biotransformasi obat. Kebanyakan obat-obatan melalui proses biotransformasi atau dimetabolisme dahulu sebelum dapat diekskresikan (Olson, 2003). Pada proses ini molekul obat diubah menjadi tidak aktif dan bersifat lebih polar sehingga lebih mudah diekskresikan. Biotransformasi suatu obat dapat dipercepat atau diperlambat berdasarkan induksi atau inhibisi enzim yang ditimbulkan oleh komponen makanan. Akibat adanya induksi enzim maka laju biotransformasi akan meningkat. Peningkatan laju biotransformasi ini mengakibatkan jumlah metabolit inaktif yang dihasilkan meningkat sehingga terjadi penurunan dalam kerja farmakologinya. Obat-obat yang mengalami biotransformasi menjadi metabolitmetabolit reaktif, induksi enzim kemungkinan akan memperbesar aktivitas dan toksisitas obat tersebut (Katzung, 2001). Secara sederhana obat-obat antiinflamasi dapat digolongkan sebagai obat yang memiliki aktivitas menekan atau mengurangi peradangan. Diklofenak merupakan obat antiinflamasi yang digunakan secara luas di pasaran selama ini. Di dalam tubuh diklofenak mengalami biotransformasi hidroksilasi dan konjugasi dengan glukuronat dan sulfat di hati oleh enzim sitokrom *) Korespondensi : Endang Sri Sunarsih Farmasi kedokteran UNDIP Email : endss2007@yahoo.com P450. Diklofenak mempunyai efek sebagai analgetik, antipiretik dan antiinflamasi. Obat ini merupakan derivat-fenilasetat yang termasuk NSAID yang terkuat daya antiradangnya dengan efek samping yang lebih sedikit dibandingkan dengan obat NSAID lainnya (Tjay dan Kirana, 2002). Kubis bunga adalah salah satu sayuran yang banyak dikonsumsi masyarakat dan sangat memungkinkan bila dikonsumsi bersamaan dengan diklofenak. Kubis bunga yang termasuk dalam familia Brassicaceae diketahui mempunyai kandungan senyawa yang mampu mempercepat proses biotransformasi suatu obat jika diberikan secara bersamaan (Gibson dan Skett, 1986). Senyawa indol telah dikenal sebagai induktor enzim biotransformasi obat. Senyawa derivat indol yaitu indol-3-karbinol memiliki kemampuan untuk menginduksi enzim sitokrom P450 dan beberapa enzim biotransformasi fase II lainnya (Smith dan Yang, 1994) sehingga dimungkinkan dapat terjadi interaksi antara senyawa yang bersifat induktor dalam kubis bunga dengan enzim biotransformasi dari diklofenak. Pasien yang sedang menjalani terapi inflamasi dengan diklofenak ada kemungkinan mengkonsumsi bersamaan kubis bunga selama jalannya terapi. Dianggap menarik untuk diteliti apakah kubis bunga yang satu familia Brassicaceae dengan kubis dan brokoli juga dapat mempengaruhi biotransformasi obat lain. Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat kemungkinan pengaruh praperlakuan jus kubis bunga terhadap daya antiinflamasi dari diklofenak, apakah efek terapi inflamasi dengan diklofenak meningkat atau sebaliknya menjadi berkurang bahkan tidak memberikan efek sehingga dapat dipertimbangkan dalam terapi inflamasi dengan diklofenak. METODOLOGI Pada penelitian ini yang berperan sebagai obyek penelitian adalah daya antiinflamasi yang dinyatakan dalam persentase penghambatan volume udema pada kaki tikus yang diinduksi radang dengan karagenin 1 %. Sampel yang digunakan adalah kubis bunga yang berasal dari satu tempat di daerah Bandungan Kabupaten Semarang. Teknik sampling yang digunakan peneliti adalah cara acak (random sampling). 8 Majalah Obat Tradisional, 16(1), 2011

Endang Sri Sunarsih Bahan Bahan tanaman yang digunakan adalah kubis bunga (Brassica oleracea L. var. botrytis L.). Bahan penginduksi radang yang digunakan adalah karagenin (Sigma Chemical CO, USA). Bahan pembanding digunakan natrium diklofenak (LKT Laboratories). Hewan uji yang digunakan adalah tikus putih jantan galur Wistar berat badan 190-250 gram yang berumur 2-3 bulan yang diperoleh dari LPPT (Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu) Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Bahan-bahan lain yang digunakan diantaranya aquadest, aqua pro injeksi (Otsu-WI), FDC Red dan air raksa. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas (Pyrex), sonde tikus, spuit injeksi (Terumo), timbangan hewan uji (Ohaus), timbangan analitik (Sartorius), stopwatch, pletismometer (Ugo-Basil), juice extractor (Airlux). Cara kerja Identifikasi Tanaman Tanaman kubis bunga (Brassica oleracea L. var. botrytis L.) yang akan digunakan dalam penelitian ini dideterminasi di Laboratorium Morfologi dan Sistematika Tumbuhan STIFAR Semarang. Pembuatan Jus Kubis Bunga Sejumlah kubis bunga (Brassica oleracea L. var. botrytis L.) segar kemudian dimasukkan ke dalam juice extractor tanpa penambahan aquadestilata, kemudian ditampung sari kubis bunga yang telah dipisahkan dari ampasnya ke dalam baeker glass. Uji Daya Antiinflamasi Tikus dikelompokkan menjadi 6 kelompok (tiap kelompok terdiri 5 ekor tikus). Semua tikus ditandai telapak kaki kanan belakang sebatas mata kaki sebagai batas pengukuran pencelupan. Pembagian kelompok adalah sebagai berikut : Kelompok I : diberi aquadest 2 ml Kelompok II :diberi natrium diklofenak dengan dosis 5,04 mg/kg BB. Kelompok III : diberi jus kubis bunga dengan dosis 20 ml/kg BB 1 jam sebelum perlakuan dengan natrium diklofenak. Kelompok IV : diberi jus kubis bunga dengan dosis 20 ml/kg BB 1 hari sebelum perlakuan dengan natrium diklofenak. Kelompok V : diberi jus kubis bunga dengan dosis 20 ml/kg BB selama 3 hari berturutan sebelum perlakuan dengan natrium diklofenak. Kelompok VI : diberi jus kubis bunga dengan dosis 20 ml/kg BB selama 5 hari berturutan sebelum perlakuan dengan natrium diklofenak. Kelompok III, IV, V, VI diberi natrium diklofenak, tiga puluh menit kemudian disuntik karagenin 1% sebanyak 0,1 ml secara subplantar pada telapak kaki kanan belakang tikus. Sesaat setelah penyuntikan, diukur volume udema telapak kaki kanan belakang dengan cara mencelupkannya ke dalam cairan raksa sampai tanda batas pada alat pletismometer. Pengukuran dilakukan selama 5 jam dengan interval waktu pengamatan tiap 1 jam. Analisis Volume udema pada setiap jam diketahui dari selisih volume telapak kaki pada jam-jam tertentu setelah diinjeksi karagenin (Vt 0, Vt 1, Vt 2, Vt 3, Vt 4, Vt 5) dengan volume telapak kaki normal (Vn). Dari data volume udema, selanjutnya dihitung persentase kenaikan volume udema (% KVU), AUC dan persentase daya antiinflamasi (%DAI). Data AUC (Area Under Curve) dan DAI (Daya Antiinflamasi) dianalisa statistik dengan analisa varians satu jalan dengan taraf kepercayaan 95%. HASIL DAN PEMBAHASAN Tahapan awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah determinasi terhadap tanaman yang akan digunakan untuk penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kesalahan pengambilan tanaman yang akan diteliti, mengetahui identitas tanaman dan untuk membuktikan bahwa tanaman yang digunakan benar-benar kubis bunga (Brassica oleracea L. var. botrytis L.). Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh praperlakuan jus kubis bunga (Brassica oleracea L. var. botrytis L.) terhadap aktivitas natrium diklofenak pada terapi inflamasi. Tolok ukur aktivitas natrium diklofenak dapat dilihat pada kemampuannya untuk mengobati radang pada tikus yang diinduksi karagenin 1%. Uji daya antiinflamasi dalam penelitian ini menggunakan Majalah Obat Tradisional, 16(1), 2011 9

PENGARUH PRAPERLAKUAN JUS... Gambar 1. Kurva persentase kenaikan volume udema vs waktu tanpa dan setelah praperlakuan jus kubis bunga (Brassica oleracea var. botrytis L.) Keterangan tabel I dan II : Kelompok I : kontrol negatif Kelompok II : hewan uji diberi natrium diklofenak secara peroral dengan dosis 5,04 mg/kg BB tikus (kontrol positif) Kelompok III : hewan uji diberi jus kubis bunga dengan dosis 20 ml/kg BB tikus yang diberikan 1 jam sebelum Kelompok IV : hewan uji diberi jus kubis bunga dengan dosis 20 ml/kg BB tikus yang diberikan 1 hari sebelum Kelompok V : hewan uji diberi jus kubis bunga dengan dosis 20 ml/kg BB tikus yang diberikan 3 hari sebelum Kelompok VI : hewan uji diberi jus kubis bunga dengan dosis 20 ml/kg BB tikus yang diberikan 5 hari sebelum metode Rat Hind Paw Oedema (udema pada telapak kaki belakang tikus) yang ditujukan untuk mengetahui kemampuan suatu senyawa dalam mengurangi pembengkakan pada kaki yang diinduksi oleh suatu iritan. Metode ini dipilih karena mudah dan reprodusibel karena perubahan volume udema dapat selalu diketahui pada tiap waktu pengamatan (Gryglewski, 1976). Uji daya antiinflamasi dilakukan untuk mengetahui efektivitas natrium diklofenak dalam mengurangi udema pada telapak kaki tikus yang diinduksi karagenin 1% secara subplantar baik tanpa atau setelah praperlakuan jus kubis bunga. Penggunaan waktu praperlakuan 1 jam, 1 hari, 3 hari, 5 hari dilakukan untuk mengetahui waktu optimal dimana senyawa indol yang terkandung di dalam jus kubis bunga (Brassica oleracea L. var. botrytis L.) yang dikenal sebagai induktor enzim biotansformasi mampu mempengaruhi proses biotransformasi dari diklofenak. Penyuntikan karagenin 1% di telapak kaki tikus sebanyak 0,1 ml dilakukan 30 menit setelah pemberian sediaan uji natrium diklofenak. Hal ini dimaksudkan agar natrium diklofenak yang diberikan 30 menit sebelum injeksi karagenin 1% diharapkan sudah terabsorbsi terlebih dahulu sehingga mampu memberikan efek pencegahan terhadap timbulnya udema. Berdasarkan data volume udema kemudian dihitung persen kenaikan volume udema (% KVU) pada masing-masing hewan uji. Kurva hubungan persentase kenaikan volume udema (% KVU) dengan waktu (Gambar 1). Gambar 1 memperlihatkan bahwa kurva kelompok III (praperlakuan jus kubis bunga 1 jam sebelum pemberian natrium diklofenak) berhimpit dengan kurva kelompok kontrol positif. Kurva kelompok IV, V, VI terus bergerak naik dan tidak mengalami penurunan pada jam kelima. Hal tersebut memperlihatkan bahwa efek natrium diklofenak untuk mengurangi pembengkakan semakin menurun, sedangkan kurva pada kelompok kontrol negatif peningkatan volume udema pada setiap jamnya terlihat paling tinggi karena pada kelompok ini tidak diberikan bahan yang berkhasiat sebagai antiinflamasi. Nilai AUC menggambarkan luas daerah di bawah kurva yang terbentuk antara volume udema terhadap waktu. Semakin kecil harga AUC 10 Majalah Obat Tradisional, 16(1), 2011

Endang Sri Sunarsih Tabel I. Uji Mann-Whitney nilai AUC No Keterangan Asymp. Sig. Kesimpulan 1 Kelompok I vs II 0.009 Berbeda signifikan 2 Kelompok I vs III 0.009 Berbeda signifikan 3 Kelompok I vs IV 0.009 Berbeda signifikan 4 Kelompok I vs V 0.016 Berbeda signifikan 5 Kelompok I vs VI 0.602 Tidak berbeda signifikan 6 Kelompok II vs III 0.602 Tidak berbeda signifikan 7 Kelompok II vs IV 0.076 Tidak berbeda signifikan 8 Kelompok II vs V 0.016 Berbeda signifikan 9 Kelompok II vs VI 0.009 Berbeda signifikan 10 Kelompok III vs IV 0.009 Berbeda signifikan 11 Kelompok III vs V 0.009 Berbeda signifikan 12 Kelompok III vs VI 0.009 Berbeda signifikan 13 Kelompok IV vs V 0.076 Tidak berbeda signifikan 14 Kelompok IV vs VI 0.009 Berbeda signifikan 15 Kelompok V vs VI 0.009 Berbeda signifikan Tabel II. Uji Mann-Whitney nilai DAI No Keterangan Asymp. Sig. Kesimpulan 1 Kelompok II vs III 0.602 Tidak berbeda signifikan 2 Kelompok II vs IV 0.075 Tidak berbeda signifikan 3 Kelompok II vs V 0.016 Berbeda signifikan 4 Kelompok II vs VI 0.009 Berbeda signifikan 5 Kelompok III vs IV 0.009 Berbeda signifikan 6 Kelompok III vs V 0.009 Berbeda signifikan 7 Kelompok III vs VI 0.009 Berbeda signifikan 8 Kelompok IV vs V 0.075 Tidak berbeda signifikan 9 Kelompok IV vs VI 0.009 Berbeda signifikan 10 Kelompok V vs VI 0.009 Berbeda signifikan Keterangan tabel I dan II : Kelompok I : kontrol negatif Kelompok II : hewan uji diberi natrium diklofenak secara peroral dengan dosis 5,04 mg/kg BB tikus (kontrol positif) Kelompok III : hewan uji diberi jus kubis bunga dengan dosis 20 ml/kg BB tikus yang diberikan 1 jam sebelum Kelompok IV : hewan uji diberi jus kubis bunga dengan dosis 20 ml/kg BB tikus yang diberikan 1 hari sebelum Kelompok V : hewan uji diberi jus kubis bunga dengan dosis 20 ml/kg BB tikus yang diberikan 3 hari sebelum Kelompok VI : hewan uji diberi jus kubis bunga dengan dosis 20 ml/kg BB tikus yang diberikan 5 hari sebelum menunjukkan semakin besar daya antiinflamasinya. Kesimpulan dari penelitian ini didapat dengan melakukan analisa statistik terhadap nilai AUC dan DAI. Hasil analisa statistik terhadap nilai AUC dan DAI dapat dilihat pada tabel I dan II. Adanya perbedaan yang bermakna antar kelompok kontrol negatif dengan kontrol positif dapat dilihat pada tabel I dan II. Hal ini membuktikan bahwa natrium diklofenak yang digunakan sebagai kontrol positif pada penelitian ini benar-benar mempunyai kemampuan untuk mengurangi pembengkakan, sedangkan sebagai Majalah Obat Tradisional, 16(1), 2011 11

PENGARUH PRAPERLAKUAN JUS... pembanding pada kelompok kontrol negatif tanpa pemberian senyawa yang berkhasiat sebagai antiinflamasi maka tidak mengurangi pembengkakan yang terbentuk. Tabel I dan II memperlihatkan bahwa praperlakuan jus kubis bunga 1 jam sebelum pemberian natrium diklofenak tidak mempengaruhi daya antiinflamasi dari natrium diklofenak secara bermakna. Hal ini dimungkinkan karena senyawa indol yang terdapat dalam kubis bunga belum mampu menginduksi enzim biotransformasi natrium diklofenak sehingga jumlah natrium diklofenak utuh yang aktif tidak berubah bermakna yang mengakibatkan daya antiinflamasinya juga tidak berubah dari kontrol positif. Pada praperlakuan 1 hari jus kubis bunga sebelum perlakuan natrium diklofenak memberikan efek yang tidak bermakna dengan kontrol positif (pemberian natrium diklofenak tanpa perlakuan jus kubis bunga). Kemungkinan waktu praperlakuan 1 hari tersebut senyawa indol belum mampu menginduksi enzim sitokrom P450 yang mengkatalisis proses biotransformasi dari natrium diklofenak dengan maksimal. Dalam setiap proses induksi enzim biotransformasi suatu obat diperlukan waktu yang cukup (biasanya dalam hitungan hari atau minggu). Oleh karena itu waktu praperlakuan 1 hari jus kubis bunga dimungkinkan belum cukup untuk memaksimalkan enzim biotransformasi obat. Dalam setiap reaksi katalisis enzim, jumlah mutlak enzim aktif yang berperan penting terhadap keseluruhan reaksi (Gibson dan Skett, 1986). Adanya akumulasi enzim biotransformasi obat karena peristiwa induksi selama 3 dan 5 hari pemejanan dengan jus kubis bunga memberikan hasil yang berbeda signifikan dari kelompok kontrol positif yang hanya diberikan natrium diklofenak tanpa praperlakuan jus kubis bunga. Hal ini disebabkan selama waktu 3 hari dan 5 hari tersebut, senyawa indol yang dikenal sebagai induktor enzim sitokrom P450 mampu menginduksi proses biotransformasi natrium diklofenak menjadi lebih cepat. Laju biotransformasi menentukan lama dan intensitas aksi farmakologi (Gibson dan Skett, 1986). Biotransformasi yang menjadi lebih cepat akan menghasilkan metabolit dalam jumlah yang lebih besar. Secara umum metabolit ini bersifat tidak aktif secara farmakologi sehingga dalam hal ini jumlah natrium diklofenak yang aktif berkurang. Berkurangnya obat ini terlihat pada menurunnya daya antiinflamasi dari natrium diklofenak. Pada pengobatan jangka panjang diperlukan perhatian lebih, dalam hal penggunaan bersama antara makanan dan obat-obatan. Biotransformasi suatu obat berperan penting dalam menentukan metode pemberian, memutuskan dosis yang sesuai untuk diberikan dan frekuensi penyampaian obat yang tepat KESIMPULAN Ada pengaruh praperlakuan jus kubis bunga (Brassica oleracea L. var. botrytis L.) terhadap aktivitas diklofenak pada terapi inflamasi. Pemberian jus kubis bunga selama 3 hari dan 5 hari dengan dosis 20 ml/kg BB tikus mampu menurunkan daya antiinflamasi dari natrium diklofenak sebesar 63,16% dan 97,82% sehingga terapi inflamasi dengan natrium diklofenak menjadi tidak maksimal. DAFTAR PUSTAKA Abrams, G.D., 1994, Respon Tubuh Terhadap Cedera Peradangan dan Perbaikan, dalam Price, S.A. dan Wilson, L.M., (editor). Patofisiologi Konsep klinis Proses-proses Penyakit, Edisi 4, Buku I, Alih bahasa oleh Anugerah, P. Jakarta : EGC. Bangun, A.P., 2003, Terapi Jus dan Ramuan Tradisional untuk Kolesterol, Jakarta : Agromedia Pustaka. Dalimartha, S., 2000, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid II, Jakarta : Trubus Agriwidya. Dollery, S.C., 1999, Therapeutic Drugs, Volume I, Edinburgh : Churchill Livingstone. Gibson, G.G. dan Skett, P., 1991, Pengantar Metabolisme Obat, Diterjemahkan oleh lis Aisyah B., Cetakan 1, Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia. Gryglewski, R.C., 1976, Some Experimental Models for Study of Inflamation and Antiinflammatory Drugs, in Bonta, I.L, Thomson, J., Brune, K. (eds), Agent and Action Suplemen Inflamation, Mechanism and Their Impact On Therapy, Proceeding on Advance Teaching Course. Held in Rotterdam, Birkhauser Verlag Basel and Stuttgart. Department of Pharmacology, Copernicus Academy of Medicine, Cracow, Poland. Harkness, R, 1989, Interaksi Obat, Bandung : Penerbit ITB. 12 Majalah Obat Tradisional, 16(1), 2011

Endang Sri Sunarsih Olson, J., 2003, Belajar Mudah farmakologi, Jakarta : EGC. Reynolds, James E F., 1996, Martindale The Extra Pharmacopeia, Edisi XXXI, London: Royal Pharmaceutical. Smith, T.J. and Yang, C.S., 1994, Effect of Food Phytochemicals on Xenobiotic Metabolism and Tumorigenesis in Huang, M.T et al (editor) : Food Phytochemical for Cancer Prevention I : Fruits and Vagetables. Washington D.C : American Chemical Society. Jay, T.H. dan Rahardja, K., 2002, Obat-obat Penting, Khasiat Penggunaan dan Efek Sampingnya, Edisi IV, Jakarta : Gramedia. Wilmana, P.F., 2007, Analgesik Antipiretik Analgesik Anti Inflamasi Non Steroid dan Obat Pirai dalam Ganiswarna, S., Setiabudy, R., Suyatna, F.D. (ed). Farmakologi dan Terapi, Edisi V, Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran UI. Jakarta : Penerbit Gaya Baru. Majalah Obat Tradisional, 16(1), 2011 13