BAB IV GAMBARAN UMUM. yang dibawa oleh Mauritius dari Amsterdam dan ditanam di Kebun Raya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi dalam 4 tahun terakhir yang melanda Indonesia. beberapa negara dikawasan Asia Pasifik, telah membuka kesadaran dan

PELUANG BISNIS KELAPA SAWIT DI DAERAH SUMATERA

BAB l PENDAHULUAN. Krisis ekonomi dalam 4 tahun terakhir yang melanda lndonesia

BAB I PENDAHULUAN. sawit, serta banyak digunakan untuk konsumsi makanan maupun non-makanan.

BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS

I. PENDAHULUAN. yang terkait dengan proses belajar mengajar yang berdasarkan kepada

SERAT PELEPAH KELAPA SAWIT (SEPAWIT) UNTUK BAHAN BAKU PRODUK KERAJINAN

TINJAUAN PUSTAKA. ekonomis pada tahun 1910 (di Pulau Raja), Asahan dan sungai Liput (dekat perbatasan Aceh).

LINGKUNGAN BISNIS PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PROVINSI RIAU KHUSUSNYA DAERAH KABUPATEN BENGKALIS KECAMATAN PINGGIR TUGAS AKHIR KULIAH LINGKUNGAN BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kelestarian sumber daya alam (Mubyarto, 1994).

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai perkebunan kelapa sawit terluas disusul Provinsi Sumatera. dan Sumatera Selatan dengan luas 1,11 juta Ha.

5 GAMBARAN UMUM AGRIBISNIS KELAPA SAWIT

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan/industri berupa pohon batang lurus dari

I. PENDAHULUAN. minyak goreng, margarine, shortening, food emulsifier, coffee whitener, filled

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mendorong pembangunan ekonomi nasional, salah satu alat dan

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT

Lampiran 1. Lanjutan. Keterangan : *) sementara **) sangat sementara. Sumber : Ditjenbun dan PPKS, 2006

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN

KAJIAN MODEL KELEMBAGAAN DAN PEMBIAYAAN KOPERASI UNTUK MEMBANGUN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

V. GAMBARAN UMUM INDUSTRI KELAPA SAWIT INDONESIA

PENDAHULUAN. integral pembangunan nasional. Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Kemudahan ini melahirkan sisi negatif pada perkembangan komoditas pangan

BAB I PENDAHULUAN. Prospek industri kelapa sawit Indonesia semakin cerah di pasar minyak

BAB I PENDAHULUAN. krisis tersebut adalah industri agro bisnis dan sampai akhir tahun 2010 industri agrobisnis

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya hubungan saling ketergantungan (interdependence) antara

I. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II INDUSTRI MINYAK GORENG SAWIT DI INDONESIA. A. Struktur Produksi Industri Minyak Goreng Sawit Di Indonesia

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa sawit, berasal dari daerah tropis di Amerika Barat yang penting

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Luas Areal Perkebunan Kopi Robusta Indonesia. hektar dengan luas lahan tanaman menghasilkan (TM) seluas 878.

IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Perkebunan Dunia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui, dalam kata lain cadangan migas Indonesia akan semakin menipis.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, tetapi berasal dari Afrika Barat. Invasi kelapa sawit pertama

I. PENDAHULUAN. diarahkan pada berkembangnya pertanian yang maju, efisien dan tangguh.

V. GAMBARAN UMUM. sebagai produsen utama dalam perkakaoan dunia. Hal ini bukan tanpa alasan, sebab

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

BAB I PENDAHULUAN. opportunity cost. Perbedaan opportunity cost suatu produk antara suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. tandan buah segar (TBS) sampai dihasilkan crude palm oil (CPO). dari beberapa family Arecacea (dahulu disebut Palmae).

I. PENDAHULUAN. penyumbang devisa, kakao (Theobroma cacao) juga merupakan salah satu

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA. NOMOR 30 /KPPU Pat /X/2017 TENTANG PENILAIAN

INDUSTRI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT INDONESIA In House Training Profil Bisnis Industri Kelapa Sawit Indonesia Medan, Mei 2011

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan Asean sebagai basis produksi pasar dunia. Dilanjutkan dengan WTO ( World Trade Organization ) yaitu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. banyak kebutuhan lainnya yang menghabiskan biaya tidak sedikit. Guna. sendiri sesuai dengan keahlian masing-masing individu.

Analisis kebijakan industri minyak sawit Indonesia: Orientasi ekspor dan domestik Edid Erdiman

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian dan perkebunan merupakan sektor utama yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. pertukaran barang dan jasa antara penduduk dari negara yang berbeda dengan

KEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL PENGEMBANGAN BIOINDUSTRI KELAPA NASIONAL

I. PENDAHULUAN. (BPS 2012), dari pertanian yang terdiri dari subsektor tanaman. bahan makanan, perkebunan, perternakan, kehutanan dan perikanan.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan komponen yang terbuat dari karet seperti ban kendaraan, sabuk

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1. Luasan lahan perkebunan kakao dan jumlah yang menghasilkan (TM) tahun

POTENSI PEMBANGUNAN INDUSTRI HILIR KELAPA SAWIT DI DAERAH RIAU

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian. Pembangunan ekonomi diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang

IMPLIKASI KEBIJAKAN BAGI PENGEMBANGAN INDUSTRI SAWIT INDONESIA. Indonesia menetapkan kebijakan pada industri kelapa sawit dan

BAB I PENDAHULUAN. jenis tanaman yang banyak dimanfaatkan sebagai bumbu dapur atau juga diolah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan perusahaan besar adalah kelapa sawit. Industri kelapa sawit telah tumbuh

I. PENDAHULUAN. Peran ekspor non migas sebagai penggerak roda perekonomian. komoditas perkebunan yang mempunyai peran cukup besar dalam

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai Ekspor Sepuluh Komoditas Rempah Unggulan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang bergulir dengan cepat dan didukung oleh kemajuan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkembangan Produksi CPO di Indonesia

Boks 1. DAMPAK PENGEMBANGAN KELAPA SAWIT DI JAMBI: PENDEKATAN INPUT-OUTPUT

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan tanaman

BAB V GAMBARAN UMUM PRODUK PERTANIAN

JAMBI AGRO INDUSTRIAL PARK

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu negara dan diyakini merupakan lokomotif penggerak dalam

I. PENDAHULUAN. Komoditas kelapa sawit merupakan komoditas penting di Malaysia

Gambar I.1. Pertumbuhan Produksi dan Ekspor Minyak Kelapa Sawit Indonesia [1]

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR ECERAN RUPIAH APRIL 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Ringsek KER Zona Sumbagteng Tw.I-2009 Ekonomi Zona Sumbagteng Melambat Seiring Dengan Melambatnya Permintaan Domestik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Crude palm oil (CPO) berasal dari buah kelapa sawit yang didapatkan dengan

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Komposisi asam lemak minyak sawit, minyak kedelai, dan minyak kelapa (Ahmad 2000) Persentase berat Asam Lemak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Subsektor perkebunan merupakan salah satu sektor pertanian yang

I. PENDAHULUAN. untuk mendatangkan hasil dalam bidang pertanian. tanaman yang diusahakan yaitu tanaman pangan, hortikultura dan tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perkebunan : Ekofisiologi Kelapa Sawit. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Faperta, IPB (tidak dipublikasikan).

I. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas.

BAB I PENDAHULUAN. dalam perekonomian suatu negara. Terjalinnya hubungan antara negara satu

PENGEMBANGAN INDUSTRI BERBASIS KOMODITAS UNGGULAN SUBSEKTOR PERKEBUNAN DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH DI PROVINSI ACEH

BAB I. PENDAHULUAN. kerja seluas-luasnya sekaligus pemerataan pembangunan. Data kontribusi sub

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Faktor yang memegang peranan penting dalam produk agroindustri adalah

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dikembangkannya tanaman kelapa sawit di Indonesia pada tahun 60-an,

II. TINJAUAN PUSTAKA

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR ECERAN RUPIAH FEBRUARI 2016

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Volume dan Nilai Ekspor Minyak Sawit Indonesia CPO Turunan CPO Jumlah. Miliar)

Pe n g e m b a n g a n

Transkripsi:

62 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Profil Komoditas Kelapa Sawit Kelapa sawit pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1848. Ketika itu ada empat bibit kelapa sawit yang dibawa oleh Mauritius dari Amsterdam dan ditanam di Kebun Raya Bogor. Tanaman Kelapa Sawit mulai diusahakan dan dibudidayakan secara komersial pada tahun 1911 di Aceh dan Sumatera Utara oleh Adrien Hallet, seorang berkebangsaan Belgia. Luas kebun kelapa sawit terus bertambah dari tahun ke tahun. Perkebunan kelapa sawit pertama berlokasi di Pantai Timur Sumatera (Deli) dan Aceh. Luas areal perkebunannya mencapai 5.123 ha. Indonesia mulai mengekspor minyak sawit pada tahun 1919 sebesar 576 ton ke negaranegara eropa, kemudian tahun 1923 mulai mengekspor minyak inti sawit sebesar 850 ton. Pada masa pendudukan Belanda, perkebunan kelapa sawit mengalami perkembangan yang cukup pesat. Indonesia menggeser dominasi ekspor negara Afrika pada waktu itu. Namun, kemajuan pesat yang dialami oleh Indonesia tidak diikuti dengan peningkatan perekonomian nasional. Hasil perolehan ekspor minyak sawit hanya meningkatkan perekonomian negara asing termasuk Belanda. Memasuki masa pendudukan Jepang, perkembangan kelapa sawit mengalami kemunduran. Secara keseluruhan produksi perkebunan kelapa

63 sawit terhenti. Lahan perkebunan mengalami penyusutan sebesar 16% dari total luas lahan yang ada sehingga produksi minyak sawit Indonesia pun hanya mencapai 56.000 ton pada tahun 1948/1949. Pada tahun 1940 Indonesia mengekspor 250.000 ton minyak sawit. Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan/industri berupa pohon batang lurus dari famili Palmae. Tanaman tropis ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur ini berasal dari Amerika. Brazil dipercaya sebagai tempat dimana pertama kali kelapa sawit tumbuh. Dari tempat asalnya, tanaman ini menyebar ke Afrika, Amerika Equatorial, Asia Tenggara dan Pasifik Selatan. Kelapa sawit di Indonesia diintroduksi pertama kali oleh Kebun Raya pada tahun 1884 dari Mauritius (Afrika). Saat itu Johannes Elyas Teysmann yang menjabat sebagai Direktur Kebun Raya. Hasil introduksi ini berkembang dan merupakan induk dari perkebunan kelapa sawit di Asia Tenggara. Pohon induk ini telah mati pada 15 Oktober 1989, tapi anakannya bisa dilihat di Kebun Raya Bogor. Perkebunan kelapa sawit pertama dibangun di Tanahitam, Hulu Sumatera Utara oleh Schadt seorang Jerman pada tahun 1911. Pulau Sumatera terutama Sumatera Utara, Lampung dan Aceh merupakan pusat penanaman kelapa sawit yang pertama kali terbentuk di Indonesia, namun demikian sentra penanaman ini berkembang ke Jawa Barat (Garut selatan, Banten Selatan), Kalimantan Barat dan Timur, Riau, Jambi, Irian Jaya.

64 Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan/industri berupa pohon batang lurus dari famili Palmae. Tanaman tropis ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur. Bagian yang paling utama untuk diolah dari kelapa sawit adalah buahnya. Bagian daging buah menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah menjadi bahan baku minyak goreng. Selain sebagai sumber minyak goreng kelapa sawit, produk turunan kelapa sawit ternyata masih banyak manfaatnya dan sangat prospektif untuk dapat lebih dikembangkan, antara lain: 1). Produk turunan CPO selain minyak goreng kelapa sawit, dapat dihasilkan margarine, shortening, Vanaspati (Vegetable ghee), Ice creams, Bakery Fats, Instans Noodle, Sabun dan Detergent, Cocoa Butter Extender, Chocolate dan Coatings, Specialty Fats, Dry Soap Mixes, Sugar Confectionary, Biskuit Cream Fats, Filled Milk, Lubrication, Textiles Oils dan Bio Diesel; 2). Produk Turunan Minyak Inti Sawit. Dari 6 produk turunan minyak inti sawit dapat dihasilkan Shortening, Cocoa Butter Substitute, Specialty Fats, Ice Cream, Coffee Whitener/Cream, Sugar Confectionary, Biscuit Cream Fats, Filled Mild, Imitation Cream, Sabun, Detergent, Shampoo dan Kosmetik; 3). Produk Turunan Oleochemicals kelapa sawit. Dari produk turunan minyak kelapa sawit dalam bentuk oleochemical dapat dihasilkan Methyl Esters, Plastic, Textile Processing, Metal Processing, Lubricants, Emulsifiers, Detergent, Glicerine, Cosmetic, Explosives, Pharmaceutical Products dan Food Protective Coatings. Produk turunan dari minyak kelapa sawit secara umum diperlihatkan pada Gambar 4.1

65 Gambar 4.1 Pohon Produksi Minyak Kelapa Sawit Sumber : Departemen perindustrian, 2007 Produk minyak kelapa sawit sebagai bahan makanan mempunyai dua aspek kualitas. Aspek pertama berhubungan dengan kadar dan kualitas asam lemak, kelembaban dan kadar kotoran. Aspek kedua berhubungan dengan rasa, aroma dan kejernihan serta kemurnian produk. Kelapa sawit bermutu prima (SQ, Special Quality) mengandung asam lemak (FFA, Free Fatty Acid) tidak lebih dari 2% pada saat pengapalan. Kualitas standar minyak kelapa sawit mengandung tidak lebih dari 5 % FFA. Setelah pengolahan, kelapa

66 sawit bermutu akan menghasilkan rendemen minyak 22,1 % - 22,2 % (tertinggi) dan kadar asam lemak bebas 1,7 % - 2,1 % (terendah). B. Perkembangan Ekspor Minyak Kelapa Sawit Indonesia Produksi minyak kelapa sawit Indonesia sebagian besar diekspor ke mancanegara dan sisanya dipasarkan di dalam negeri. Pada tahun 2015 Indonesia tercatat sebagai pemasok CPO terbesar di dunia dengan total produksi sebesar 26,4 juta ton. Banyaknya jumlah CPO yang diekspor menjadikan CPO sebagai andalan devisa negara selain migas, hal ini ditunjukkan dengan total nilai ekspor CPO berikut produk turunannya mencapai lebih dari 18,64 milyar USD. Berikut adalah grafik perkembangan ekspor minyak kelapa sawit Indonesia dari Periode Januari 2013 Desember 2015. Gambar 4.2 Volume Ekspor Minyak Kelapa Sawit Indonesia Periode Januari 2013 Desember 2015 Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah.

67 C. Perkembangan Variabel yang Mempengaruhi Ekspor Minyak Kelapa Sawit 1) Perkembangan Produksi Minyak Kelapa Sawit Produksi merupakan kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan optimalisasi dari faktor produksi seperti tenaga kerja, modal, dan keahlian oleh suatu perusahaan sehingga menghasilkan suatu produk. Produksi minyak kelapa sawit Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami penngkatan yang signifikan. Berikut adalah grafik perkembangan produksi minyak kelapa sawit Indonesia dari Periode Januari 2013 Desember 2015. Gambar 4.3 Produksi Minyak Kelapa Sawit Indonesia Periode Januari 2013 Desember 2015 Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah.

68 2) Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Nilai tukar atau kurs merupakan harga mata uang suatu negara yang dinyatakan dalam mata uang lain yang dapat dibeli dan dijual. Kegiatan perdagangan internasional antara suatunegara dengan negara lain sangat dipengaruhi oleh nilai tukar atau kurs valuta asing. Kurs valuta asing memiliki peranan yang cukup penting dalam menentukan harga relatif dari barang maupun jasa di negara lain lebih murah atau lebih mahal dibandingkan dengan barang maupun jasa yang diproduksi didalam negeri. Berikut adalah grafik perkembangan nilai tukar rupiah terhadap dolar amerika dari tahun Periode Januari 2013 Desember 2015. Gambar 4.4 Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Periode Januari 2013 Desember 2015 Sumber : Bank Indonesia, diolah.

69 3) Perkembangan Harga Kelapa Sawit Harga merupakan hal yang terpenting dalam kegiatan bisnis, karena suatu barang yang dijual harus ditentukan harganya terlebih dahulu sehingga seluruh pihak bisa memperoleh keuntungan dan mendapatkan hasil yang memuaskan dengan penetapan harga yang disetujui. Harga adalah suatu nilai tukar dari barang atau jasa berupa sejumlah uang atas suatu barang atau jasa yang harus dibayarkan oleh konsumen untuk mendapatkan atau memiliki suatu barang maupun jasa. Berikut adalah grafik perkembangan harga kelapa sawit di pasar internasioanal dari Periode Januari 2013 Desember 2015. Gambar 4.5 Perkembangan Harga Minyak Kelapa Sawit Dunia Periode Januari 2013 Desember 2015 Sumber : www.indexmundi.com, diolah.

70 4) Perkembangan Term of Trade Indonesia Harga relatif barang dari suatu negara yang melakukan transaksi perdagangan dinamakan terms of trade (TOT), di mana perhitungannya diperoleh dari harga barang ekspor dibagi dengan harga barang impor. Berikut adalah grafik perkembangan Term of Tarde indonesia dari Periode Januari 2013 Desember 2015: Gambar 4.6 Perkembangan Term of Trade Indonesia Periode Januari 2013 Desember 2015 Sumber : World Bank, diolah.