HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA PRIA YANG MELAKUKAN LATIHAN FITNESS. Elsadi Musba, *Zaenal Abidin

dokumen-dokumen yang mirip
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

Dwi Nur Prasetia, Sri Hartati MS Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA SISWA KELAS XI SMA ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY INTELLIGENCE DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS HUKUM ANGKATAN 2012 UNIVERSITAS DIPONEGORO.

HUBUNGAN KEPUASAN TERHADAP GAJI DENGAN ETOS KERJA KARYAWAN KPRI DI KOTA SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA PRESENTASI DIRI DENGAN KESEPIAN PADA REMAJA DI SMA TARUNA NUSANTARA

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN PERILAKU DIET PADA REMAJA PUTRI DI FITNESS CENTER SEMARANG JURNAL SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DENGAN REGULASI EMOSI PADA SISWA KELAS XI MAN KENDAL

ASERTIVITAS DITINJAU DARI KEMANDIRIAN DAN JENIS KELAMIN PADA REMAJA AWAL KELAS VIII DI SMPN 1 SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN INTENSI AGRESI PADA ANGGOTA PENCAK SILAT X. (Taufiq Akbar Wijayanto, *Zaenal Abidin)

PENGARUH KONSEP DIRI TERHADAP KEKERASAN DALAM PACARAN PADA REMAJA DI JAKARTA

Hubungan Antara Body Image dan Self-Esteem. Pada Dewasa Awal Tuna Daksa. Dahlia Nur Permata Sari Fakultas Psikologi Universitas Surabaya, 2012

PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Fitriana Rahayu Pratiwi, Dian Ratna Sawitri. Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang 50275

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP TATA RUANG TOKO DENGAN KEPUASAN KONSUMEN SWALAYAN ADA BARU SALATIGA

HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN ASERTIVITAS TERHADAP PASANGAN PADA WANITA MENOPAUSE. Ratri Dewi Anggraini, Sri Hartati*

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN INTENSI PROSOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO ANGKATAN 2012

PERBEDAAN KOMPETENSI SOSIAL SISWA BOARDING SCHOOL DAN SISWA SEKOLAH UMUM REGULER

HUBUNGAN ANTARA ADVERSTY INTELLIGENCE DENGAN SCHOOL WELL-BEING (Studi pada Siswa SMA Kesatrian 1 Semarang)

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dalam kehidupan manusia. Perkembangan adalah perubahanperubahan

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG

KONSEP DIRI DAN KECENDERUNGAN BULLYING PADA SISWA SMK SEMARANG

KEMATANGAN EMOSI DAN PERSEPSI TERHADAP PERNIKAHAN PADA DEWASA AWAL: Studi Korelasi pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang Abstrak

BAB 4 ANALISIS HASIL Gambaran umum responden. bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai identitas responden.

PENGARUH PERILAKU PROSOSIAL DAN KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP PENERIMAAN TEMAN SEBAYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa remaja penampilan fisik merupakan hal yang paling sering

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN PENGUNGKAPAN DIRI PADA REMAJA AWAL KELAS VII

RELATIONSHIP BETWEEN SPIRITUAL INTELLIGENCE AND SUBJECTIVE WELL-BEING IN CIVIL SERVANT GROUP II DIPONEGORO UNIVERSITY

HUBUNGAN ANTARA PEER ATTACHMENT DENGAN PENERIMAAN DIRI PADA SISWA-SISWI AKSELERASI. Abstrak

HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN AYAH DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL REMAJA PUTRI ANAK TKW (TENAGA KERJA WANITA) DI KECAMATAN PATEBON KENDAL

PERBEDAAN PENERIMAAN TEMAN SEBAYA DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN INTENSI PERILAKU SEKSUAL PADA SMP NEGERI X

DUKUNGAN SOSIAL AYAH DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA REMAJA LAKI-LAKI

FOCUSED. Memperoleh SKRIPSI. Disusun oleh: Mutiara Nandini M2A SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SANTRI ASRAMA MTs PONDOK PESANTREN PABELAN MAGELANG

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL REMAJA- ORANGTUA DAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 7 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbatas pada siswa baru saja. Penyesuaian diri diperlukan remaja dalam menjalani

HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA DENGAN KEPUASAN PERNIKAHAN PADA WANITA YANG BEKERJA SEBAGAI PENYULUH DI KABUPATEN PURBALINGGA

HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN KEPERCAYAAN DIRI MAHASISWI YANG MENGALAMI OBESITAS

HUBUNGAN PARENTAL DISCIPLINE

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Prosiding Psikologi ISSN:

Okta Setiani, Hastaning Sakti. Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro. ABSTRAK

SILABI PSIKOLOGI PENDIDIKAN

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN REKAN KERJA DENGAN

*) Alumni Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Purwokerto **) Dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Purwokerto

BAB V PENUTUP 5.1. Bahasan

PROFIL PENYESUAIAN SOSIAL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 35 JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA QUALITY OF SCHOOL LIFE DENGAN EMOTIONAL WELL BEING PADA SISWA MADRASAH SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KESEPIAN PADA REMAJA (STUDI KORELASI PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 SEMARANG)

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENGGUNAKAN PRODUK SKIN CARE PADA MAHASISWI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KETERLIBATAN AYAH DALAM PENGASUHAN DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA SISWA LAKI-LAKI KELAS X SMK NEGERI 4 SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN SELF ESTEEM PADA WANITA YANG MELAKUKAN PERAWATAN DI SKIN CARE HALAMAN SAMPUL DEPAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DENGAN INTENSI TURNOVER PADA PILOT PENERBANGAN ANGKATAN DARAT (PENERBAD) DI SEMARANG DAN JAKARTA

MOTIVASI BERAFILIASI DAN MINAT MENJADI PASKIBRAKA PADA SISWA SMKN

PENGARUH SEMANGAT KERJA PEMILIK DAN PEKERJA TERHADAP KEWIRAUSAHAAN MORO ARTOS DI SALATIGA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 20 SEMARANG

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL. Erick Wibowo

Hubungan Konsep Diri Dengan Konformitas Teman Sebaya Dalam Kegiatan Perkuliahan


HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN AMAN DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK REMAJA

Jurnal SPIRITS, Vol.6, No.1, November ISSN:

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DENGAN INTENSI SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA

diperoleh. Pembahasan diawali dengan memberikan gambaran umum subjek Subjek penelitian ini adalah remaja yang bersekolah di MTsN Pitalah

HUBUNGAN ANTARA GEGAR BUDAYA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA BERSUKU MINANG DI UNIVERSITAS DIPONEGORO

HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN AMAN TERHADAP IBU DAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

HUBUNGAN ANTARA PERFORMANCE GOAL ORIENTATION DENGAN SIKAP TERHADAP SERTIFIKASI GURU PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS A

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini menggunakan sampel berjumlah 83 yaitu mahasiswa

kata kunci : kemandirian, penyesuaian diri, social adjustment, mahasiswa

Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. & ABSTRACT

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN TEMAN SEBAYA DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA MAHASISWA BARU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2013

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang

BAB II. Tinjauan Pustaka

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN RESILIENSI AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR JURUSAN X FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Kontribusi Social Comparison Terhadap Body Image pada Wanita Dewasa Awal

ABSTRAK. Tingkat kinerja seorang karyawan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor,

KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMATANGAN KARIR REMAJA PENERIMA MANFAAT DI BALAI REHABILITASI SOSIAL WIRA ADHI KARYA UNGARAN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA. NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI TUJUAN MASTERY DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA SMA NEGERI I TAHUNAN DI KABUPATEN JEPARA

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN BURNOUT PADA PERAWAT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KOTA SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN KARIR DAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA SISWA KELAS XII SMA NEGERI 5 SEMARANG

DUKUNGAN DOSEN DAN TEMAN SEBAYA DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

DAFTAR PUSTAKA. Papalia, D., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2009). Human Development (Perkembangan Manusia) (edisi ke 10 Buku 2). Jakarta: Salemba.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan keputusan pembelian. Peneliti mendeskripsikan skor brand image dan

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN ORGANISASI DENGAN REGULASI DIRI PADA REMAJA : STUDI KASUS DI SMA N 2 NGAWI

KECEMASAN DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA DITINJAU DARI KONSEP DIRI PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. Ada beberapa defenisi yang dikemukakan para ahli mengenai citra tubuh.

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI MENGGUNAKAN TEKNIK REINFORCEMENT POSITIF SISWA KELAS 1 SD

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Piaget (dalam Hurlock, 2000) mengemukakan bahwa masa remaja merupakan masa mencari identitas diri. Oleh karena itu, remaja berusaha mengenali dirinya

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA PRIA YANG MELAKUKAN LATIHAN FITNESS Elsadi Musba, *Zaenal Abidin Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro (musba_xx@yahoo.com, zaenal_psi@yahoo.com) ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara body image dengan penyesuaian diri pada remaja pria yang melakukan latihan fitness. Subjek penelitian berjumlah 100 remaja pria yang melakukan latihanfitness. Teknik pengambilan subjek menggunakan teknikincidental. Pengumpulan data menggunakan skala body image (26 aitem valid dengan α= 0,880) dengan aspek antara lain adalah evaluasi penampilan, orientasi penampilan, kepuasan area tubuh, kecemasan menjadi gemuk, pengkategorian ukuran tubuh.skala penyesuaian diri (26 aitem valid dengan α=0,832) dengan aspek antara lain adalah kemampuan mengontrol emosionalitas yang berlebihan, kemampuan mengatasi mekanisme psikologis, kemampuan mengatasi perasaan frustrasi diri, pertimbangan rasional dan kemampuan mengarahkan diri, kemampuan untuk belajar dan memanfaatkan pengalaman masa lalu, dan sikap realistik dan objektif. Skala tersebut telah diujicobakan pada 110 remaja pria yang melakukan latihanfitness. Uji normalitas menggunakan teknik Kolmogorov Smirnov terhadap variabel body image sebesar 0,651 dengan nilai p=0,791 (P>0,05). Variabel penyesuaian diri sebesar 0,851 dengan nilai p=0,463 (P>0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa sebaran data kedua variabel tersebut memiliki distribusi normal. Hasil uji linieritas menunjukkan nilai koefisien F=44,195 dan p=0,000 (p<0,05). Hal tersebut mengandung arti bahwa hubungan antara kedua variabel penelitian adalah linier. Hasil analisis regresi sederhana menunjukkan angka koefisien sebesar 0,558 dengan p = 0,000 (p<0,05).hal tersebut mengandung arti bahwa hipotesis penelitian dapat diterima. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara body image dengan penyesuaian diri pada remaja pria yang melakukan latihan fitness. Artinya, semakin positif body image, maka semakin tinggi penyesuaian diri. Sebaliknya, semakin negatif body image, maka semakin rendah penyesuaian diri.body image memberikan sumbangan efektif sebesar 31,1% terhadap penyesuaian diri remaja pria yang melakukan latihan fitness. Kata Kunci : Body image, penyesuaian diri, remaja pria *Penulis Penanggungjawab

THE CORRELATION BETWEEN BODY IMAGE WITH SELF-ADJUSTMENT IN ADOLESCENT MEN WHO EXERCISES FITNESS ABSTRACT The purpose of this study to find correlation between body image and selfadjustment in adolescent men who do fitness exercises. Subjects consisted of 100 young men who do fitness exercises. Subject retrieval technique using a technique incidental. Data collection using a body image scale (26 aitem valid with α= 0,880) and adjustment scale (26 aitem valid with α=0,832). The scale has been tested to 110 adolescent men who exercises fitness. Normality test on body image variableand self-adjusment variable using the Kolmogorov-Smirnov technique.the results is 0,651 and p=0,791 (p>0,05) for body image; and 0,851 with p=0,463 (p>0,05) for self-adjusment. Two of variables data is normal distribution. Linearity test results show the value of the coefficient F=44,195 and p=0,000 (p<0,05). The correlation between the two variables is linear. Results of simple regression analysis showed that the coefficient is 0,558 and p=0,000 (p<0,05). This means that the hypothesis can be accepted. Based on the analysis results, we can conclude that there is a positive and significant correlation between body image and self-adjustment in adolescent men who exercises fitness. That means the more positive body image, the more higher self-adjustment. Body image effectively contribute 31,1% of the adolescent men s self-adjustment who exercises fitness. Keywords: Body image, self-adjustment, adolescent men PENDAHULUAN Remaja mempunyai tugas-tugas perkembangan,di antaranyaadalah remaja mampu mencapai relasi baru yang lebih matang dengan teman seusia dari kedua jenis kelamin, mampu mandiri, dan perubahan peran.hurlock (2003, h.213) menyatakan bahwa untuk mencapai tujuan dari sosialisasi remaja menuju kedewasaan, remaja harus mampu membuat banyak penyesuaian baru. Hal yang terpenting dan tersulit mengenai penyesuaian diri remaja adalah penyesuaian diri dengan meningkatnya pengaruh kelompok teman sebaya, perubahan perilaku sosial, nilai-nilai yang baru dalam hal kaitannya dengan dukungan maupun penolakan sosial.

Penyesuaian diri diperlukan karena adanya suatu perubahan. Seiring perubahan zaman, mendorong individu untuk menyesuaikan diri dengan berbagai keadaan dan tuntutan baik dalam diri maupun lingkungan. Menurut Panuju dan Umami (2005, h.37), penyesuaian diri lebih dibutuhkan pada usia remaja, karena pada usia ini remaja mengalami banyak kegoncangan-kegoncangan dan perubahan dalam dirinya. Agustiani (2009, h.147) menyatakan bahwa penyesuaian diri bersifat relatif, artinya harus dinilai dan dievaluasi sesuai dengan kapasitas individu untuk memenuhi tuntutan terhadap dirinya. Proses penyesuaian diri dapat dikatakan berhasil bila individu dapat memenuhi tuntutan diri dan lingkungan, agar diterima oleh orang-orang di sekitar sebagai bagian dari masyarakat. Menurut Desmita (2010, h.194), individu dipandang memiliki penyesuaian diri yang baik adalah individu dapat menyelaraskan tuntutan dalam dirinya dengan tuntutan lingkungan dengan cara yang dapat diterima di lingkungannya. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap beberapa responden yang berumur 18-20 tahun, didapatkan data bahwa rata-rata responden yang mengikuti latihan fitness dikarenakan ketidakpuasan dengan kondisi tubuhnya yang sebelumnya gemuk maupun kurus yang membuat dirinya menjadi minder dengan teman-teman dan lingkungan sekitarnya. Adapun teman-teman yang memiliki tubuh yang bagus merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi responden untuk ikut-ikutan melakukan latihan fitness agar terlihat menarik di depan teman-temannya dan dapat diterima oleh teman kelompoknya. Responden mengaku tertarik mengikuti latihan fitness, karena dipengaruhi oleh media, iklaniklan di TV dan figur model bertubuh proporsional yang terlihat menarik. Responden juga mengaku bahwa dengan melakukan latihan fitness bisa menambah relasi baru dan dengan memiliki tubuh yang proporsional membuat dirinya tidak minder dan penuh percaya diri ketika menghadapi lingkungan sekitar. Menurut Steinberg (2002, h.318), kebutuhan teman-teman dari lawan jenis meningkat selama masa remaja madya dan remaja akhir. Schneiders (1964, h.122) menyebutkan bahwa penyesuaian diri dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain, kondisi fisik, perkembangan dan kematangan,

keadaan psikologis, kondisi lingkungan, dan kebudayaan serta religiusitas. Kondisi fisik ini berpengaruh kuat dalam penyesuaian diri remaja.pada masa remaja pertumbuhan fisik berkembang begitu pesat, sehingga remaja sangat memperhatikan kondisi fisiknya.satu hal yang pasti tentang aspek-aspek psikologis dari perubahan fisik pada masa remaja adalah bahwa remaja disibukkan dengan tubuhnya sendiri dan mengembangkan citra individual mengenai gambaran tubuhnya (Santrock, 2002, h.8). Terkadang remaja yang merasa fisiknya kurang dari harapan idealnya, terlihat dari proporsi tubuhnya yang kelihatan kegemukan dan kekurusan mengakibatkan remaja merasa rendah diri, merasa minder dan timbul ketidakpuasan pada dirinya, sehingga dapat berpengaruh pada body image remaja tersebut. Menurut Burns (1993, h.197), semakin mendekati dengan kecocokan diantara body image yang telah ada dan ideal yang dipegang oleh individu, maka semakin besar kemungkinan orang tersebut akan menunjukan secara umum perasaan harga dirinya yang tinggi begitu pula, individu akan merasa positif mengenai penampilannya.phillips (dalam Santrock, 2002, h.91) mengatakan bahwa remaja laki-laki menjadi lebih puas ketika melewati masa pubertas sehubungan dengan meningkatnya masa otot. Rumusan Masalah Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara body image dengan penyesuaian diri pada remaja pria yang melakukan latihan fitness? Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara body image dengan penyesuaian diri pada remaja pria yang melakukan latihan fitness. Manfaat Penelitian Dari segi teoritis, diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah terhadap pengembangan ilmu psikologi, khususnya ilmu psikologi perkembangan dan psikologi sosial, serta psikologi pendidikan.

Tinjauan Pustaka 1. Penyesuaian Diri Penyesuaian diri adalah kemampuan individu untuk bereaksi secara matang, sehat dan memuaskan dalam menghadapi segala situasi sosial dan kebutuhan-kebutuhan didalam dirinya agar tercapai keseimbangan, keselarasan dan keharmonisan antara kebutuhan diri dan lingkungannya. 2. Body Image Body image adalah gambaran mengenai tubuh individu secara keseluruhan, berdasarkan atas evaluasi pada tubuh dan penampilan individu, serta umpan balik orang lain yang berdasarkan pada norma-norma budaya setempat terhadap tubuh individu yang bersangkutan. METODE Identifikasi Variabel Penelitian Variabel Kriterium : Penyesuaian diri Variabel Prediktor : Body image Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Penyesuaian diri Penyesuaian diri adalah kemampuan individu untuk bereaksi secara sehat, matang dan memuaskan dalam menghadapi segala situasi sosial dan kebutuhan-kebutuhan didalam dirinya agar tercapai keseimbangan, keselarasan dan keharmonisan antara kebutuhan diri dan lingkungannya. 2. Body image Body image adalah penilaian individu mengenai bentuk, berat dan ukuran tubuhnya, serta penilaian penampilan dari orang lain. Subjek Penelitian Karakteristik subjek dalam penelitian ini adalah: 1) remaja pria yang mengikuti latihan fitness di daerah Tembalang, Banyumanik dan Gunung Pati. Adapun nama-nama dari tempat fitness yang dijadikan lokasi penelitian yaitu: Argy Gym, Bee Gym, Fitsoul Gym, Toes one Gym, Pion Gym, dan FIK Fitness Centre. 2) Remaja pria yang berusia 18-22 tahun.

Teknik penentuan subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknikincidental. Teknik penentuan subjek berdasarkan incidental, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/incidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai subjek penelitian, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2010, h.67). Pengumpulan Data Penyesuaian diri diungkap menggunakan Skala Penyesuaian Diri. Penyesuaian diri akan diukur berdasarkan indikator perilaku dari aspek-aspek penyesuaian diri dari Schneiders (1964, h.274), yaitu:mampu mengontrol emosionalitas yang berlebihan, mampu mengatasi mekanisme psikologis, mampu mengatasi perasaan frustrasi diri, pertimbangan rasional dan kemampuan mengarahkan diri, kemampuan untuk belajar dan memanfaatkan pengalaman masa lalu, sikap realistik dan objektif Body image akan diungkap menggunakan Skala Body Imageyang disusun berdasarkan pada aspek-aspek body imagedari Brown, Cash dan Mikulka (dalam Cash & Pruzinsky, 2002, h.146), yaitu: evaluasi penampilan, orientasi penampilan, kepuasan terhadap bagian tubuh, kecemasan menjadi gemuk, pengkategorian ukuran tubuh. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Uji Normalitas Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan teknik Kolmogorov- Smirnov diketahui variabel body image dan penyesuaian diri bersifat normal. Nilai signifikansi variabel body image sebesar 0,651 dengan nilai p=0,791 (p>0,05). Variabel penyesuaian diri sebesar 0,851 dengan nilai p=0,463 (p>0,05). 2. Uji Linieritas Berdasarkan uji linieritas hubungan body image dengan penyesuaian diri, diketahui nilai F= 44,195 dengan signifikansi 0,000 (p<0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa hubungan kedua variabel adalah linier.

3. Uji Hipotesis Koefisien korelasi antara body image dengan penyesuaian diri adalah r xy = 0,558 dengan signifikansi korelasi p= 0,000 (p<0,05). Koefisien korelasi yang bernilai positif menunjukkan bahwa arah hubungan kedua variabel adalah positif. Hasil analisis regresi sederhana menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan peneliti, yaitu terdapat hubungan positif antara body image dengan penyesuaian diri pada remaja pria yang melakukan latihan fitness dapat diterima. Pembahasan Hasil dari penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan, bahwa terdapat hubungan yang positif antara body image dengan penyesuaian diripada remaja pria yang melakukan latihan fitness. Diterimanya hipotesis ini, menunjukkan bahwa, remaja pria yang mengikuti latihan fitness secara rutin, terlihat perubahan bentuk tubuhnya menjadi lebih berotot dan dapat memenuhi kebutuhan fisiknya yang nantinya dapat menimbulkan kepuasan dan penerimaan pada dirnya. Menurut Feingold dan Mazella (dalam Papalia, Olds & Feldman, (2009, h.23), remaja laki-laki yang menjadi lebih berotot, lebih puas dengan tubuhnya. Penampilan dan tubuh yang menarik perhatian remaja sangat berhubungan dengan ketertarikan fisik. Ketertarikan fisik yang dianggap menarik dalam kehidupan sosial didasarkan pada standar budaya setempat. Menurut Burns (1993, h.190), evaluasi mengenai diri fisik berhubungan dengan norma-norma sosial dan umpan balik dari orang lain. Individu yang merasa bahwa dirinya tidak sesuai dengan standar ideal ini akan merasa tidak puas dengan tubuhnya dan merasa tidak menarik. Remaja memahami bahwa pentingnya penampilan untuk memperoleh dukungan sosial sehingga mereka sering menyalahkan penampilan sebagai penyebab kurang sesuainya dukungan yang mereka peroleh dengan apa yang mereka dapatkan (Hurlock, 2003, h.198). Hasil penelitian pada remaja pria yang melakukan latihan fitness menunjukkan bahwa body image merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi penyesuaian diri pada remaja pria yang melakukan latihan fitness. Body image dalam penelitian ini memberikan sumbangan efektif sebesar 31,1% terhadap variabel penyesuaian diri pada remaja pria yang melakukan latihan fitness. Artinya bahwa body image yang positif memberikan pengaruh terhadap penyesuaian diri yang tinggi pada remaja pria. Hasil penelitian body image menunjukkan bahwa tidak ada remaja pria yang berada pada kategori sangat negatif, 12 % remaja pria berada pada kategori negatif, 72 % berada pada kategori positif, dan 16 % berada pada kategori sangat positif. Deskripsi kategori body image menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki body image yang positif yaitu sebanyak 72 % subjek dengan rentang nilai antara 65 sampai dengan 84,5. Artinya subjek yang memiliki body image positif memiliki penilaian dan kepuasan yang positif terhadap tubuhnya yang nantinya berpengaruh kepada proses hubungan interaksi di lingkungan sekitar. Hasil penelitian mengenai penyesuaian diri menunjukkan bahwa tidak ada remaja pria yang berada pada kategori sangat rendah, 1 % remaja pria berada pada kategori rendah, 68 % berada pada kategori tinggi, dan 31 % berada pada kategori sangat tinggi. Deskripsi kategori penyesuaian diri menunjukkan bahwa rata-rata sampel penelitian memiliki penyesuaian diri yaitu sebesar 68 % berada pada kategori tinggi dengan rentang nilai antara 65 sampai dengan 84,5. Berkaitan dengan kondisi tersebut, bahwa penyesuaian diri pada subjek penelitian berada pada kategori tinggi. Penyesuaian diri yang tinggi menunjukan bahwa subjek memiliki gambaran diri yang positif, memiliki kemampuan yang baik dalam mengatasi stres dan kecemasan, memiliki kemampuan yang baik dalam mengekspresikan emosi, dan mempunyai hubungan interpersonal yang baik. Remaja yang dapat menyesuaikan diri yang tinggi, tentu mampu melewati masa remajanya dengan baik dan mampu untuk melakukan perkembangan kearah kedewasaan yang optimal serta dapat diterima oleh lingkungannya. Schneiders (1964, h.51) berpendapat bahwa penyesuaian diri adalah usaha individu untuk berhasil mengatasi kebutuhan, ketegangan, konflik dan frustrasi yang dialami didalam dirinya.

KESIMPULAN DAN SARAN Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara body image dengan penyesuaian diri pada remaja pria yang melakukan latihan fitness. Arah hubungan bernilai positif mengandung arti bahwa semakin positif body image, maka semakin tinggi penyesuaian diri. Sebaliknya, semakin negatif body image, maka semakin rendah penyesuaian diri. Body image memberikan sumbangan efektif sebesar 31,1% terhadap peneyesuaian diri pada remaja pria yang melakukan latihan fitness. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti dapat mengemukakan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi Remaja Pria Body image memiliki pengaruh terhadap penyesuaian diri remaja pria yang melakukan latihan fitnees. Body image yang positif dapat mempengaruhi tingginya penyesuaian diri remaja pria yang melakukan latihan fitness, sehingga remaja pria mampu dan lebih mudah dalam berinteraksi dan membangun hubungan dengan orang lain. 2. Bagi Pihak Pengelola Tempat Fitness Bagi pihak pengelola tempat fitness dapat memberikan informasi mengenai kesehatan, bagaimana menjaga dan mempertahankan kesehatan yang baik, sehingga dapat berpenggaruh pada kondisi psikologis individu, karena kondisi fisik yang baik merupakan kondisi yang sangat menguntungkan dalam proses penyesuaian diri. 3. Bagi peneliti selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik dengan topik yang sama disarankan untuk mempertimbangkan fakor lain dalam variabel penyesuaian diri, misalnya faktor-faktor lain yang mempengaruhi penyesuaian diri seperti lingkungan keluarga, pendidikan, kepribadian, religiusitas dan kebudayaan.

DAFTAR PUSTAKA Agustiani, H. (2009). Psikologi perkembangan (pendekatan ekologi kaitannaya konsep diri dan penyesuaian diri remaja). Bandung: PT Refika Aditama. Burns, R. (1993). Konsep diri: teori, pengukuran, perkembangan dan perilaku. Terjemahan: Eddy. Jakarta: Arcan. Cash, T.F.,& Pruzinsky, T. (2002). Body images: a handbook of theory, research, and clinical practice. New York: Guilford Press. Dacey, J.,& Kenny M.(2004). Adolescent development. New York: Brown& Benchmark pub. Desmita. (2010). Psikologi perkembangan peserta didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hurlock, E. (2003). Psikologi perkembangan: suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan (edisi 5). Jakarta : Erlangga. Panuju & Umami. (2005). Psikologi remaja. Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya Papalia, D.E., Olds, S.W., & Feldman, R.D. (2009). Human development: psikologi perkembangan (edisi 10 buku 2). Terjemahan: Brian Marwensdy. Jakarta: Kencana. Santrock, J. (2002). Life span development: perkembangan masa hidup (edisi5jilid 2). Terjemahan: Juda Damanik; Achmad Chursairi. Jakarta: Erlangga. Sugiyono. (2010). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta. Schneiders, A. (1964). Personal adjusment and mental health. New York: Holt, Rinehart & Winston Inc. Steinberg, L. 2002. Adolescence (edisi 6). New York : McGraw-Hill Companies, Inc.