UIN MALIKI MALANG ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PERBANDINGAN PAJAK DAERAH SEBELUM DAN SESUDAH DITERAPKANNYA UNDANG-UNDANG PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH NOMOR 28 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, melalui pengeluaran-pengeluaran rutin dan pembangunan yang

KONTRIBUSI DAN EFEKTIFITAS PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Gambaran Umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset

EVALUASI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) SETELAH PENETAPAN UU NO

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB P2) TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Otonomi

Isfatul Fauziah Achmad Husaini M. Shobaruddin

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH BOJONEGORO DAN JOMBANG TAHUN

ANALISIS KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PEMATANGSIANTAR. Calen (Politeknik Bisnis Indonesia) Abstrak

ANALISIS EFEKTIVITAS PAJAK DAERAH ATAS PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA BADAN PELAYANAN PAJAK DAERAH KOTA MALANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang

Keywords: Local Revenue, Local Taxes, effectivity and Contributions

ANALISIS EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK HOTEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PAJAK DAERAH DI KOTA KOTAMOBAGU

BAB I PENDAHULUAN. mayoritas bersumber dari penerimaan pajak. Tidak hanya itu sumber

BAB I PENDAHULUAN. mengurus keuangannya sendiri dan mempunyai hak untuk mengelola segala. sumber daya daerah untuk kepentingan masyarakat setempat.

Pande Kadek Yuda Mahardika. Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia.

Yerni Pareang Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Balikpapan. Yudea Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Balikpapan

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan daerahnya sendiri, membuat peraturan sendiri (PERDA) beserta

Analisis Kontribusi Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Di Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Asaet Kabupaten Rokan Hulu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan otonomi daerah memberikan kewenangan kepada daerah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan nasional,

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah salah satu

ANALISIS PERANAN PAJAK DAERAH DALAM RANGKA PENINGKATAN PENDAPATAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN MINAHASA

EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK RESTORAN DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN SERANG (TAHUN ANGGARAN )

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK PENERANGAN JALAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PEKALONGAN SYAIFUL AMRI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar pembangunan tersebut dibutuhkan dana yang cukup besar.

ANALISIS PERBANDINGAN KONTRIBUSI PAJAK REKLAME KABUPATEN MINAHASA SELATAN DAN KABUPATEN MINAHASA TERHADAP PAJAK DAERAH TAHUN

EFEKTIVITAS PAJAK HOTEL SEBAGAI SUMBER PENERIMAAN PAJAK DAERAH ( Studi Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Kediri)

BAB I PENDAHULUAN. pulihnya perekonomian Amerika Serikat. Disaat perekonomian global mulai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemerintah daerah diberi kewenangan yang luas untuk mengurus rumah

BAB I PENDAHULUAN. daerah adalah untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat dimana

BAB I PENDAHULUAN. bersangkutan, sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 32

BAB III METODE PENELITIAN. menganalisis atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana

ANALISIS KONTRIBUSI DAN EFEKTIVITAS PAJAK SERTA RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA BEKASI TAHUN

KONTRIBUSI PAJAK HIBURAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA DINAS PENDAPATAN KABUPATEN PAMEKASAN ACMARUL FAJAR. Universitas Madura

Analisis Rasio Kontribusi Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Pasaman Untuk Mengoptimalkan Manajemen Pendapatan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. dikelola dengan baik dan benar untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KONTRIBUSI PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN KUTAI BARAT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PEMUNGUTAN PAJAK REKLAME SERTA KONTRIBUSINYA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK DAERAH (STUDI KASUS DI DPPKA KOTA SURAKARTA)

ABSTRACT. Keywords : Effectiveness, contribution, land and building tax ABSTRAKSI

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan dengan memberikan keleluasaan pada

BAB I PENDAHULUAN. daerahnya dari tahun ke tahun sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. No.22 tahun 1999 dan Undang-undang No.25 tahun 1999 yang. No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

Irsandy Octovido Nengah Sudjana Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

ANALISIS EFEKTIVITAS REALISASI PAJAK HOTEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA BITUNG

BAB I PENDAHULUAN. daerah menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 yaitu PAD. Pendapatan Asli Daerah yang selanjutnya disingkat PAD, adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu Negara, ketersediaan data dan informasi menjadi sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 23Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. ini tidak terlepas dari keberhasilan penyelenggaraan pemerintah propinsi maupun

BAB I PENDAHULUAN. semua itu kita pahami sebagai komitmen kebijakan Pemerintah Daerah kepada. efisien dengan memanfaatkan sumber anggaran yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah merupakan peluang dan sekaligus juga sebagai tantangan.

ANALISIS KONTRIBUSI DAN EFEKTIVITAS PAJAK DAERAH SEBAGAI SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN KARAWANG

Gebriany P. Wenur, Analisis Kemampuan Pendapatan ANALISIS KEMAMPUAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DALAM MEMBIAYAI BELANJA DAERAH KOTA BITUNG

BAB I PENDAHULUAN. adalah ketersediaan dana oleh suatu negara yang diperlukan untuk pembiayaan

UNIVERSITAS INDONESIA

THE CONTRIBUTION OF THE COMPONENT OF LOCALLY GENERATED REVENUES MAGELANG CITY IN THE FISCAL YEARS

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang sebagai

ANALISIS PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DALAM RANGKA MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi Kasus pada Pemerintah Kota Kediri)

ANALISIS PENERIMAAN PAJAK REKLAME, PAJAK HIBURAN, PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. pada sensus penduduk yang dilakukan pada 1 Mei 15 Juni 2010 tercatat paling

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan termasuk

ANALISIS EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN SITARO

KONSTRIBUSI PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN PAMEKASAN

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Negara saat ini tak lepas dari campur tangan pihak-pihak

BAB III KONTRIBUSI PENDAPATAN PAJAK PARKIR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat untuk penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Pemerintah Republik

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA BATAM. Hikmah. Universitas Putera Batam

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dan kemasyarakatan harus sesuai dengan aspirasi dari

EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu bagian dari pendapatan yang diterima oleh negara. Di

KONTRIBUSI PEMUNGUTAN RETRIBUSI TERMINAL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (Studi Kasus pada Terminal Tirtonadi Surakarta tahun )

BAB I PENDAHULUAN. dengan kata lain Good Governance, terdapat salah satu aspek di dalamnya yaitu

REALISASI PAJAK RESTORAN DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN PAJAK DAERAH KOTA MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN KONTRIBUSI PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN LAIN-LAIN PAD YANG SAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH

EVALUASI EFEKTIVITAS PENERIMAAN DAN PERTUMBUHAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN SEBAGAI SALAH SATU SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. daerah dalam keuangan daerah menjadi salah satu tolak ukur penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan

BAB V PENUTUP. 1.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan Analisis Efektivitas,

BAB III ANALISIS DATA DAN PEBAHASAN. Daerah Kabupaten Boyolali Tahun daerah kabupaten boyolali tahun :

Diaz Ardhiansyah Sri Mangesti Rahayu Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJARNEGARA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. negara. Hasil dari pembayaran pajak kemudian digunakan untuk pembiayaan

EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN KUTAI TIMUR

ANALISA TINGKAT EFEKTIFITAS PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. maka menuntut daerah Kab. Lombok Barat untuk meningkatkan kemampuan. Pendapatan Asli Daerah menurut Undang Undang Nomor 28 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan prinsip

ABSTRACT. Keywords: Local Taxes, Revenue, Potential Local Tax, Voting System

Contribution and effectiveness Comparative Analysis Of Local Tax Revenue Pangkalpinang city with Revenue Bangka.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar yang berkedudukan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Rochmat Soemitro (dalam Waluyo, 2010) pajak adalah iuran kepada kas

ABSTRACT. vii Universitas Kristen Maranatha

Transkripsi:

Analisis Perbandingan Pajak Daerah Sebelum dan Sesudah Diterapkannya Undang-Undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Nomor 28 Tahun 2009 (Studi Pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Kabupaten Malang) Fitri Andriani Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UIN MALIKI MALANG ABSTRACT Tax is a activities process carried out by the government in order to develop and make change better. Tax is also a country major revenue source which is used to fund government spending and development. Tax revenue is the largest domestic revenues or major, the spending of a country finance, the state demands an increase of state revenues, one of which comes from tax revenue. This research used descriptive method with qualitative approach. The technique of collecting data used interviews, documentation and observation studies. Types and sources of data of this study used primary data and secondary data. PDRD Law of No. 28 of 2009 implemented on 1 th January, 2011. The level of effectiveness of local tax revenue in Malang, the percentage value was more than 100% and according to the criteria meant very effective either before or after the law implemented. Contributions of Regional Tax and Retribution before the law implemented, which was 31.29% which was medium and 17.77%, which was less. After the Law No. 28 of PDRD 2009 implemented, the level of contribution of Local Tax and level retribution toward PAD was 36.92 which was good criteria and 18.29 which was less criteria. PAD growth rate before the Law No. 28 of PDRD 2009 implemented experienced decreasing in 2010 amounted to 14.91% and after the the law implemented, growth rate of PAD increased, for the highest growth rate in 2014 was 36.21%. Keywords: Local Taxes, Effectiveness, Contribution, Growth Rate. PENDAHULUAN Pajak merupakan suatu fenomena yang menarik dalam kehidupan masyarakat dan negara. Saati ini pajak bukan lagi merupakan sesuatu yang asing bagi masyarakat Indonesia. Sebagaian kalangan telah menempatkan pajak sabagai salah satu kewajiban dalam bernegara, yaitu merupakan sarana untuk ikut berpartisipasi dalam membantu pelaksanaan tugas bernegara yang ditangani oleh Pemerintah (Nuranifah et al, 2010).

Pungutan pajak berdampak mengurangi kekayaan individu tetapi sebaliknya merupakan penghasilan masyarakat yang mungkin dikembalikan lagi kepada masyarakat, melalui pengeluaran-pengeluaran rutin dan pembangunan yang akhirnya akan bermanfaat pada masyarakat. Jadi jelas bahwa kepentingan masyarakat dibiayai oleh pajak. Pajak mempunyai tujuan untuk memasukkan uang sebanyak-banyaknya dalam kas negara dengan maksud untuk membiayai pengeluaran negara, dapat dikatakan bahwa pajak dalam hal ini sebagai fungsi budgetair. Tetapi selain itu pajak juga mempunyai fungsi mengatur (regulered) yang artinya sabagai alat untuk mencapai tujuan tertentu (Resmi, 2009). Sesuai dengan amanat UU Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Nomor 28 Tahun 2009 ini, maka terdapat jenis pajak baru yang pemungutannya dilakukan oleh Pemerintah Daerah. Selain itu, ada beberapa jenis pajak yang hak pemungutannya dialihkan dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah Daerah. Penambahan jenis pajak dalam UU Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Nomor 28 Tahun 2009 tersebut tercantum dalam Tabel 1.1 berikut ini: Tabel 1.1 Penambahan Jenis Pajak dalam UU PDRD Nomor 28 Tahun 2009 UU No 34 Tahun 2000 UU NO 28 Tahun 2009 1. Pajak Hotel 2. Pajak Restoran 3. Pajak Hiburan 4. Pajak Reklame 5. Pajak Penerangan Jalan 6. Pajak Parkir 1. Pajak Hotel 2. Pajak Restoran 3. Pajak Hiburan 4. Pajak Reklame 5. Pajak Penerangan Jalan 6. Pajak Parkir 7. Pajak Pengambilan Bahan 7. Pajak Mineral Bukan Logam Galian Golangan C dan Batuan (Perubahan Nomenklatur) 8. Pajak Air Tanah (Pengalihan Dari Provinsi)

Sumber: (Wulan, 2012) 9. Pajak Sarang Burung Walet 10. PBB Pedesaan & Perkotaan 11. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan Diterapkannya UU Pajak Daerah dan Reribusi Daerah Nomor 28 Tahun 2009 membawa dampak positif terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Malang. Berdasarkan data Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBD) Kabupaten Malang tahun 2014, diketahui bahwa realisasi PAD Kabupaten Malang pada tahun 2010 sebesar Rp 133.603.259.814, dan pada tahun 2011 realisai PAD Kabupaten Malang sebesar Rp 172.333.335.997. KAJIAN PUSTAKA Pengertian Pajak Daerah Menurut Pasal 1 ayat 6 undang-undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang perubahan atas undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang mengatakan Pajak Daerah sebagai berikut. Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan daerah. Efektivitas Efektivitas adalah perbandingan atau rasio antara penerimaan dengan target penerimaan yang telah ditetapkan setiap tahunnya berdasarkan potensi

yang sesungguhnya. Adapun rumus perhitungan efektivitas menurut Halim (2001:164) adalah sebagai berikut: Efektifitas Penerimaan = X 100% Untuk mengukur nilai efektivitas sacara lebih rinci digunakan kriteria berdasarkan Kepmendagri No. 690.900.327 Tahun 1996 tentang pedoman kriteria efektivitas yang disusun dalam tabel berikut ini: Kontribusi Tabel 1.2 Interpretasi Kriteria Efektivitas Presentase Kriteria >100% Sangat Efektif 90% - 100% Efektif 80% - 90% Cukup Efektif 60% - 80% Kurang Efektif < 60% Tidak Efektif Sumber: Kepmendagri No. 690.900.327 Tahun 2006 Menurut Halim (2001:164) untuk mengetahui bagaimana dan seberapa besar suatu Penerimaan pajak terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD), maka digunakan rumus sebagai berikut: Kontribusi Pajak Daerah Terhadap PAD = X100% Untuk mengukur rasio kontribusi secara lebih rinci digunakan kriteria Tim Litbang Degdagri Fisipol UGM tahun 1991 tentang klasifikasi kriteria kontribusi yang disusun dalam tabel berikut ini:

Laju Pertumbuhan Tabel 1.3 Interpretasi Kriteria Efektivitas Persentase Kriteria 0,00%-10% Sangat Kurang 10,10%-20% Kurang 20,10%-30% Sedang 30,10%-40% Cukup Baik 40,10%-50% Baik Diatas 50% Sangat Baik Sumber: Tim Litbang Degdagri-Fisipol UGM tahun 1991 Laju pertumbuhan suatu pendapatan daerah menunjukkan kemampuan pemerintah daerah dalam mempertahankan dan meningkatkan pendapatan daerahnya. Laju pertumbuhan penerimaan daerah dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Gy = X 100 Gy = Laju Pertumbuhan Penerimaan Pertahun Yt = Realisasi Penerimaan Tahun Tertentu Y (t-1) = Realisasi Penerimaan Pada Tahun Sebelumnya METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yang bertujuan untuk memberikan gambaran secara objektif tentang keadaan sebenarnya dari objek yang diteliti.

Penelitian ini dilakukan dengan cara mendeskripsikan masalah yang telah diidentifikasi pada saat melakukan penelitian. Objek Penelitian Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang digunakan. Penelitian ini mengambil obyek penelitian, yaitu Dinas Pengelolaan Pendapatan Kuuangan dan Aset Daerah Kabupaten Malang (DPPKA Kabupaten Malang). Sumber dan Jenis Data a. Data Primer. Data primer dalam penelitian ini adalah hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan Kepala Bagian Pendapatan 1. b. Data Sekunder. Data sekunder yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah Laporan Realisasi dan Anggaran DPPKA Kabupaten Malang tahun 2008-2014. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara. Wawancara dilakukan dengan Kepala Bagian Pendapatan 1 DPPKA Kabupaten Malang. b. Dokumentasi. Peneliti menggunakan Laporan Realisasi dan Anggaran DPPKA Kabupaten Malang. Teknik Analisis Data 1. Survei pendahuluan.

2. Wawancara kepada Kepala Bagian Pendapatan 1. Hal ini dilakukan untuk mengkonfirmasi antara hasil survei lapangan dengan pihak yang berkaitan. Dalam hal ini pihak yang terkait adalah pihak dari Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Kabupaten Malang. 3. Mengumpulkan semua data yang berhubungan dengan Pendapatan Asli Daerah selama tahun 2007 sampai tahun 2014. 4. Menghitung Pendapatan Pemerintah Kabupaten Malang untuk membandingkan Pajak Daerah sebelum dan sesudah diterapkannya UU PDRD Nomor 28 Tahun 2009. 5. Menganalisis tingkat efektivitas Penerimaan Pajak Daerah Sebelum dan Sesudah Diterapkannya UU PDRD No. 28 Tahun 2009. 6. Menganalisis kontribusi atas Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Sebelum dan Sesudah Diterapkannya UU PDRD No. 28 Tahun 2009. 7. Menganalisis Laju Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah Sebelum dan Sesudah Diterapkannya UU No. 28 Tahun 2009. 8. Kesimpulan dan Rekomendasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Pemungutan pajak daerah dilaksanakan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset (DPPKA) Kabupaten Malang menerapkan UU PDRD No. 28 Tahun 2009 Pada tanggal 1 Januari 2011. Hal ini sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) No. 28 yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Malang Tahun 2010

tentang Pajak Daerah. Ini semua dilaksanakan sesuai dengan regulasi UU yang nantinya akan berpengaruh terhadap keuangan daerah di Kabupaten Malang. Tabel 1.4 Pajak Daerah Pajak Daerah Tahun Anggaran Realisasi Persentase 2007 Rp 23.832.500.000,00 Rp 26.393.015.873,00 110,74 2008 Rp 26.767.500.000,00 Rp 30.357.571.883,00 113,41 2009 Rp 28.207.500.000,00 Rp 33.782.874.886,00 119,77 2010 Rp 31.275.000.000,00 Rp 39.362.653.309,00 125,86 2011 Rp 46.250.000.000,00 Rp 64.689.653.942,00 139,87 2012 Rp 55.207.000.000,00 Rp 71.301.888.447,00 129,15 2013 Rp 66.465.000.000,00 Rp 95.918.841.193,00 144,31 2014 Rp 128.060.000.000,00 Rp 153.924.837.989,99 120,20 Sumber: Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kab. Malang Jika dilihat pada tabel diatas Penerimaan Pajak Daerah dari tahun ke tahunnya mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 realisasi pajak daerahnya mencapai Rp 64.689.653.942,00, yang mana ada tahun ini peningkatan realisasinya sebesar Rp 25.327.000.633,00. Untuk tahun 2014 realisasi penerimaan pajak daerahnya mencapai Rp 153.924.837.989,99 dan pada tahun ini peningkatan realisasinya sebesar Rp 58.005.996.796,99 dari tahun sebelumnya. Tabel 1.5 Pendapatan Asli Daerah Sebelum dan Sesudah Diterapkannya UU PDRD No. 28 Tahun 2009 Tahun Anggaran Pendapatan Asli Daerah (Rp) Realisasi Pendapatan Asli Daerah (Rp) Persentase 2007 Rp 71.651.826.500,00 Rp 84.353.396.934,00 117,73 2008 Rp 94.649.110.500,00 Rp 102.746.250.226,31 108,55 2009 Rp 116.160.148.000,00 Rp 153.526.441.534,00 132,17 2010 Rp 123.402.470.377,00 Rp 133.603.259.834,00 108,27 2011 Rp 142.238.867.526,00 Rp 172.333.335.997,00 121,16

2012 Rp 176.637.112.710,54 Rp 197.253.958.804,54 111,67 2013 Rp 201.395.878.609,93 Rp 262.267.260.453,69 130,22 2014 Rp 318.681.551.156,07 Rp 411.171.242.119,22 129,02 Sumber: Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kab. Malang Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Pendapatan Asli Daerah dari tahun 2007-2014 selalu mengalami peningkatan. Dari tahun ke tahunnya Realisasi Pendapatan Asli daerah selalu lebih tinggi dari yang dianggarkan oleh Pemerintah Kabupaten Malang. Pada dasarnya Penerapan UU PDRD No. 28 Tahun 2009 berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah. Efektivitas Penerimaan Pajak Daerah Tingkat Efektivitas Penerimaan Pajak Daerah, yang meliputi Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak BPHTB dan Pajak PBB-P2 tingkat efektivitasnya untuk sebelum dan sesudah diterapkannya UU PDRD No. 28 Tahun 2009 selalu melebihi dari 100%, yang mana menurut kriteria berarti sangat efektif. Untuk Penerimaan Pajak Daerah, yang meliputi Pajak Galian Golongan C dan Pajak Sarang Burung Walet untuk sebelum diterapkannya UU No. 28 Tahun 2009 Pendapatannya tidak mencapai 100% dan untuk setelah diterapkannya UU tersebut tingkat efektivitasnya melebihi dari 100%. Kontribusi Penerimaan Pajak daerah dan Retribusi Daerah Terhadap PAD Kontribusi Penerimaan Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah sebelum diterapkannya UU PDRD No. 28 Tahun 2009 berada pada tingkat persentase 20,10%-30% yang dalam kriteria berarti sedang. Setelah diterapkannya

UU PDRD No. 28 Tahun 2009 tingkat kontribusi pajak daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah berada pada persentase 30,10%-40%, yang menurut kriteria berarti cukup baik. Tingkat kontribusi Retribusi Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah sebelum diterapkannya UU PDRD No. 28 Tahun 2009 berada pada persentase 10,10%-20% yang menurut kriteria sangat kurang. Untuk kontribusi Retribusi Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah sesudah diterapkannya UU PDRD No. 28 Tahun 2009 berada pada persentase 20,10%-30%, yang menurut kriterian berarti sedang. Laju Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah Laju Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah dari tahun 2007-2009 mengalami peningkatan. Untuk tahun 2010 Laju Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah menagalami Penurunan sebesar 14,91%. Pada tahun 2011-2014 Laju Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah mengalami peningkatan pertumbuhan, terutama pada tahun 2014 yang laju pertumbuhannya mencapai 36,21.