PERANAN IBU-IBU DALAM PENGELOLAAN KOMPREHENSIF SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT DI KELURAHAN SUKOMULYO KABUPATEN LAMONGAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERAN ASPEK KELEMBAGAAN DALAM PENGELOLAAN SAMPAH KOMPREHENSIF MENUJU ZERO WASTE (Studi Kasus di Kecamatan Lamongan)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE)

Potensi Penerapan Pengelolaan Sampah Permukiman Berbasis 3R di Kelurahan Tunjungsekar Kota Malang

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Permukiman Sehat Yang Bersih Dari Sampah

BAB V IMPLEMENTASI PROGRAM KOMPOSTING RUMAH TANGGA

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA)

PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH KOMPREHENSIF MENUJU ZERO WASTE

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo ± 4 km. Jumlah penduduk pada tahun 2011 adalah Jiwa

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pengelolaan Sampah Mandiri Berbasis Masyarakat. Oleh: Siti Marwati, M. Si Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY

BAB I PENDAHULUAN. mengabaikan pentingnya menjaga lingkungan hidup. Untuk mencapai kondisi

PERATURAN DESA SEGOBANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA SEGOBANG,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BUPATI POLEWALI MANDAR

INVENTARISASI SARANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA PURWOKERTO. Oleh: Chrisna Pudyawardhana. Abstraksi

EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2012 SERI E.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

Pemberdayaan Masyarakat Rumpin Melalui Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga

1. Pendahuluan ABSTRAK:

PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KAWASAN PERDESAAN KABUPATEN PONOROGO ( STUDI KASUS KECAMATAN BUNGKAL )

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Kajian Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Secara Terpadu Di Kampung Menoreh Kota Semarang. Tugas Akhir

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TRENGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA.

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pengelolaan Sampah. Pedoman.

ABSTRAK. Kata Kunci : Kabupaten Tabanan, Peran serta masyarakat, pengelolaan sampah, TPS 3R

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP Sampah rumah tangga. Raperda. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

TUGAS AKHIR RP

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN BONDOWOSO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kata Kunci: Evaluasi, Masa Pakai, Reduksi, Pengomposan, Daur Ulang

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN,

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengelolaan Sampah Terpadu. Berbasis Masyarakat Kelurahan Karang Anyar

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk yang tinggi dengan pertumbuhan cepat di kota bila

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manusia dalam aktivitasnya tidak terlepas dari kebutuhan terhadap ruang

1

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam

Lampiran IA Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 12/SE/M/2011 Tanggal : 31 Oktober 2011

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 7 TAHUN 2012

KUESIONER PENELITIAN

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERAN PEREMPUAN DAYA AIR, SANITASI DAN HIGIENE UNTUK KESEJAHTERAAN ETTY HESTHIATI LPPM UNIV. NASIONAL

Kajian Timbulan Sampah Domestik di Kelurahan Sukamenak Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung

QANUN KABUPATEN PIDIE NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

III. METODOLOGI PENELITIAN

POTENSI PENERAPAN PRINSIP 3R DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI DESA NGENEP KECAMATAN KARANGPLOSO KABUPATEN MALANG

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

STUDI PENINGKATAN PELAYANAN OPERASIONAL PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KOTA BANDA ACEH TUGAS AKHIR

Prosiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Sampah merupakan limbah yang dihasilkan dari adanya aktivitas manusia.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERINGATAN HARI LINGKUNGAN HIDUP

KUISIONER FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUNG APUNG RT10/01 KELURAHAN KAPUK JAKARTA BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA BENGKULU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kurang tepat serta keterbatasan kapasitas dan sumber dana meningkatkan dampak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ADLN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. 13 tahun 2012 tentang pedoman pelaksanaan reduce, reuse, dan recycle melalui

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KEBIJAKAN PENGELOLAAN SAMPAH MENUJU INDONESIA BERSIH SAMPAH 2020 KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP L/O/G/O

pendahuluan dilakukan untuk memperoleh hasil pengolahan atau daur ulang yang mengefektifkan pengolahan sampah selanjutnya, termasuk upaya daur ulang.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

OLEH : SIGIT NUGROHO H.P

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH DI KAWASAN SELATAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan responden pemukiman elite

BAB I PENDAHULUAN. ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang

BANTAENG, 30 JANUARI (Prof. DR. H.M. NURDIN ABDULLAH, M.Agr)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. yang belum bisa ditangani dengan tuntas, terutama dikota-kota besar. Rata-rata

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

WALI KOTA PALU PROVINSI SULAWESI TENGAH

SUMMARY. PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA GORONTALO (Studi Kasus di UD. Loak Jaya)

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

PERANAN IBU-IBU DALAM PENGELOLAAN KOMPREHENSIF SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT DI KELURAHAN SUKOMULYO KABUPATEN LAMONGAN (Pengaruhnya Terhadap Kelestarian Lingkungan Hidup) Nur azizah Affandy 1 dan Cicik Herlina Yulianti 2 1 Dosen dpk, Jurusan Teknik Sipil, Universitas islam lamongan, Telp. 08113407073, email: nurazizah_5@yahoo.com 2 Dosen dpk, Jurusan Teknik Elektro Universitas islam lamongan, Telp. 085730616331, email: cicikherlina@gmail.com ABSTRAK Penanganan sampah yang tidak komprehensif akan memicu terjadinya masalah pencemaran lingkungan dan sosial. Kunci keberhasilan program penanganan sampah ini terletak pada proses pemilahan. Keberhasilan pemilahan sampah yang bersumber dari rumah tangga sangat ditentukan dengan peranan seorang ibu dalam memberikan contoh bagi anggota keluarganya dalam memilah, mengelola dan menanamkan kesadaran terhadap masalah lingkungan hidup. Penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini berlokasi di Kelurahan Sukomulyo. Kelurahan Sukomulyo merupakan salah satu kelurahan di kabupaten Lamongan yang pengelolaan sampahnya telah terlaksana dengan baik mulai dari pemilahan sampai pengomposan. Dari hasil penelitian ini, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : (1) Peranan ibu-ibu dalam proses perencanaan, sosialisasi, dan pelaksanaan teknis program pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat di kelurahan Sukomulyo sangat penting dari hasil analisa 49% ibu-ibu yang paling aktif dari beberapa tahapan pengelolaan. (2) Pengaruh kegiatan ibu-ibu dalam pengelolaan sampah rumah tangga terhadap kelestarian lingkungan hidup sangat besar 71 % merasakan manfaatnya di mana Lingkungan tempat tinggal mereka menjadi lebih bersih, rapi, indah, rindang dan sehat. (3) Problematika yang dihadapi ibu-ibu dalam pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat adalah bagaimana merubah paradigma ibu-ibu yang merupakan aktor utama kegiatan pemilahan sampah dari paradigma membuang sampah menjadi memanfaatkan sampah. Kata Kunci : Komprehensif, Sampah, Berbasis Masyarakat, Kelestarian Lingkungan 1. PENDAHULUAN Persoalan lingkungan yang selalu menjadi isu besar di hampir seluruh wilayah perkotaan adalah masalah sampah. Pertambahan jumlah sampah yang tidak diimbangi dengan pengelolaan yang ramah lingkungan akan menyebabkan terjadinya perusakan dan pencemaran lingkungan (Tuti Kustiah, 2005:1). Pengkajian mengenai pengelolaan sampah yang diujicobakan menjadi kajian yang sangat menarik dan strategis, sebagai sebuah upaya untuk mengatasi permasalahan sampah di Kabupaten Lamongan. Kajian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh kegiatan ibu-ibu dalam pengelolaan secara komprehensif sampah rumah tangga terhadap kelestarian lingkungan hidup di kelurahan Sukomulyo. Hasil dari kajian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam rangka

menemukan model yang paling tepat pengelolaan komprehensif sampah rumah tangga berbasis masyarakat yang dapat diterapkan di perkotaanan pada umumnya, dan Kabupaten Lamongan pada khususnya. 2. TINJAUAN PUSTAKA Sampah adalah barang yang tidak berguna. Itulah imajinasi sebagian besar orang ketika melihat sampah di sekelilingnya. Pengertian sampah adalah suatu yang tidak dikehendaki lagi oleh yang punya dan bersifat padat. Sementara didalam UU No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, disebutkan sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang kelingkungan, (Faizah,2008). Sistem pengelolaan sampah adalah proses pengelolaan sampah yang meliputi 5 (lima) aspek/komponen yang saling mendukung dimana antara satu dengan yang lainnya saling berinteraksi untuk mencapai tujuan (Dept. Pekerjaan Umum, SNI 19-2454-2002). Gambar 1. Skema Manajemen Pengelolaan Sampah (Sumber : Departemen Pekerjaan Umum, (SNI 19-2454-2002) Gambar 2 Teknis Operasional Pengelolaan Sampah (Sumber : SNI 19-2454-2002) 3. METODOLOGI PENELITIAN Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang bermaksud mendeskripsikan fenomena dalam pengelolaan sampah rumah tangga, yang terjadi di Kelurahan Sukomulyo Kabupaten Lamongan. Dengan demikian, penelitian deskriptif kualitatif yang dilakukan dimaksudkan untuk mengeksplorasi dan mendeskripsikan fenomena peranan ibu-ibu dalam pengelolaan sampah berbasis masyarakat di Kelurahan Sukomulyo.

Untuk menentukan jumlah responden pengisian kuesioner ditentukan dengan menggunakan Rumus Slovin (Sevilla, et. al., 1993), yaitu: N n = 2 1+ Ne (1) dengan: n = jumlah sampel (responden) yang diperlukan N = jumlah populasi (N=221) e = sample error (10 %) = = 69 jiwa ( (. ) ) Dalam penelitian yang telah dilakukan, peneliti berhasil mendapatkan 82 orang responden, sehingga jumlah tersebut sudah sangat memadai. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Sejalan dengan perkembangan pembangunan Kabupaten Lamongan, limbah atau sampah yang dibuang ke lingkungan pada masa-masa mendatang jumlahnya akan meningkat. Peningkatan tersebut tidak hanya dari segi jumlah dan volume tetapi meningkat pula pada keanekaragaman bentuk, jenis dan komposisinya. Peningkatan volume sampah di Kabupaten Lamongan terutama disebabkan oleh : 1. Jumlah pertumbuhan penduduk dan teknologi yang terus meningkat. 2. Meningkatnya konsentrasi penduduk di perkotaan atau pusat-pusat kawasan industri yang disebabkan oleh pertumbuhan penduduk dan urbanisasi. 3. Terjadinya peningkatan timbulan sampah per kapita yang diakibatkan oleh perubahan konsumsi karena meningkatnya kesejahteraan ekonomi masyarakat. 4. Pergeseran teknik penanganan makanan, misalnya menuju ke kemasan yang tidak terurai seperti plastik kaleng dan lain-lain. Pada tahun 2007 jumlah timbulan sampah di TPA Tambakrigadung mencapai 101,1 /h. Dari jumlah sampah tersebut, sampah yang terkelola dengan sistem yang ada sebanyak 1.9 /h atau 1.84% dari total volume timbulan sampah. Secara keseluruhan daerah pelayanan sistem persampahan di Kota Lamongan tercantum dalam Gambar 3. Gambar 3. Peta Pelayanan Sampah Eksisting

Sumber. DPUCK Kabupaten lamongan 2012 a. Kondisi Wilayah Penelitian 1. Kondisi Geografis Kelurahan Sukomulyo wilayah bagian Kecamatan Lamongan, Propinsi Jawa Timur luas wilayah keseluruhan 347,36 Ha (3,47 Km 2 ). Batas Kelurahan Sukomulyo yaitu : - sebelah Utara : Kelurahan Tumenggungan - sebelah selatan : Kelurahan Sidoharjo dan Desa Sumberjo - sebelah Barat : Desa Plosowahyu dan Desa Sumberjo. - sebelah Timur : Desa Sidoharjo 2. Demografi Wilayah Kelurahan Sukomulyo dihuni oleh 1538 Kepala Keluarga dengan jumlah penduduk Keseluruhan 7.322 jiwa. Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Penduduk di wilayah penelitian Kelurahan Sukomulyo, berdasarkan jenis kelamin, terdiri dari komposisi sebagai berikut : Tabel 1. Komposisi Penduduk Kelurahan Sukomulyo Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis kelamin Jumlah (Orang) Persentasi (%) Laki-laki 3562 48,27 Perempuan 3817 51,73 Jumlah 7322 100 Sumber : Monografi Kelurahan Sukomulyo, 2012 Berdasarkan Jenis Kelamin 52% 48% Laki-laki Perempuan Gambar 4. Komposisi Penduduk Kel. Sukomulyo Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan tabel dan grafik tersebut, terlihat bahwa di wilayahh penelitian, dari total jumlah penduduk sebanyak 7322 orang, 3779 orang atau 52 % penduduknya berjenis kelamin perempuan dan 3543 orang penduduknya atau 48 %penduduknya berjenis kelamin laki-laki.

Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia Penduduk di wilayah penelitian, berdasarkan usia, komposisi sebagai berikut: Tabel 2. Komposisi Penduduk Kelurahan Sukomulyo Berdasarkan Usia Usia Jumlah (Orang) Persentasi (%) 00-14 th 15-60 th 60 th keatas Jumlah 1998 4460 921 7379 27.08 60.44 12.48 100 Sumber : Monografi Kelurahan Sukomulyo, 2012 Komposisi Berdasarkan Usia 13% 27% 60% 00-14 th 15-60 th Gambar 5. Komposisi Penduduk Kelurahan Sukomulyo Berdasarkan Usia Sumber : Hasil Analisa Berdasarkan tabel dan grafik tersebut di atas, terlihat bahwa mayoritas penduduk di wilayah penelitian (60 %) berusia antara 15 60 th, yang merupakan kelompok usia produktif. Sedang 27% penduduknya berusia 0 14 th, yang mayoritas merupakan pelajar, dan 13% merupakan kelompok lansia (>60 th). b. Implementasi Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat di Kelurahan Sukomulyo 1. Peranan Ibu-Ibu dalam Proses Perencanaan Kemunculan kegiatan pengelolaan sampah berbasis masyarakat di kelurahan Sukomulyo, memiliki korelasi yang kuat terhadap keterbatasan pemerintah dalam menyediakan infrastrukturr yang mendukung kegiatan pengelolaan sampah. Upaya pemerintah Lamongan dalam menangani permasalahan sampah dengann pendekatan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) adalah dengan menawarkan program Lamongan Green and Clean (LGC) kepada seluruh masyarakat Lamongan. Menanggapi hal ini, semua masyarakat Lamongan antusias dan ingin berperan serta, tidak terkecuali dengan masyarakat di kelurahan Sukomluyo. Berdasarkan data dari kuesioner, diketahui alasan ibu-ibuu di kelurahan Sukomulyo mengikuti kegiatan pengelolaan sampah adalah sebagai berikut: Tabel 3. Alasan Ibu-Ibu Mengikuti Program Pemilahan Sampah Alasan Ibu-ibu mengikuti kegiatan Frekuensi pengelolaan sampah Persenta se Karena tertarik manfaatnya 21 30 % Tertarik manfaat & diwajibkan 7 9 % RT/RW Tertarik manfaat & inisiatif sendiri 19 23 %

Tertarik manfaat, diwajibkan 31 38 % RT/RW & inisiatif sendiri TOTAL 82 100 % Dari tabel 3 diketahui bahwa alasan utama ibu-ibu mengikuti kegiatan pengelolaan sampah adalah karena diwajibkan oleh RT/RW/Kelurahan/Kecamatan dalam rangka mengikuti program LGC (30%), karena tertarik manfaat & diwajibkan RT/RW (9%), karena tertarik manfaat & inisiatif sendiri (23%), karena tertarik manfaat, diwajibkan RT/RW & inisiatif sendiri (38%). 2. Peranan Ibu-Ibu dalam Sosialisasi Kegiatan a. Sosialisasi Tahap Perencanaan Berdasarkan data yang dikumpulkan melalui kuesioner, pihak yang pertama kali mengajak ibu-ibu untuk memilah sampah adalah sebagi berikut: Tabel 4. Pihak yang pertama kali mengajak ibu-ibu memilah sampah Pihak yang pertama kali Frekuensi Persentase mengajak memilah sampah 1. Ibu-ibu Pengurus 40 49% RT/RW 2. Ibu-Ibu pengurus PKK 28 34% 3. Ibu-Ibu pengurus 13 16% pengajian 4. Dinas Kebersihan 1 1% TOTAL 82 100% Dari hasil tersebut dapat diketahui, bahwa yang paling aktif pertama kali mengajak warga masyarakat untuk memilah sampah adalah ibu-ibu pengurus RT/RW (49%). kemudian ibu-ibu pengurus PKK (34%), Ibu-Ibu pengurus pengajian (16%), dan Dinas Kebersihan (1%). b. Sosialisasi Tahap Pengelolaan Proses ini mulai berjalan di tengah masyarakat terutama setelah berbagai peralatan dan perlengkapan tersedia dan telah dibagikan kepada masyarakat yang sudah terdaftar. Tabel 5. Pihak yang Aktif Melakukan Sosialisasi Pihak yang Aktif Melakukan Sosialisasi Frekuensi Persentase 1. Dinas Kebersihan 1 1% 2. Pengurus RT/RW 28 34% 3. Ibu-ibu Pengelola Sampah 40 49% 4. Ibu-Ibu (warga) 13 16% TOTAL 82 100% Dari hasil tersebut dapat diketahui, bahwa pihak yang paling aktif melakukan sosialisasi adalah ibu-ibu Pengelola Sampah (49%) dan pengurus RT/RW (34%). Jadi

setelah dilakukan implementasi program pengelolaan sampah, sosialisasi lebih banyak dilakukan oleh ibu-ibu pengelola daripada dilakukan oleh pengurus RT/RW. Tabel 6. Kegiatan Sosialisasi yang Paling Tepat Kegiatan Sosialisasi yang Paling Tepat Frekuensi Persentase a. Dalam pertemuan rutin PKK & pengajian 34 41% Ibu-Ibu b. Kunjungan ibu-ibu pengelola ke rumah 9 11% warga c. Pertemuan isidental (acara khusus yang 36 44% membahas sosialisasi teknis Pengelolaan sampah) d. Lainnya 3 4% TOTAL 82 100% Dari data tersebut dapat diketahui, bahwa kegiatan sosialisai pengelolaan sampah paling tepat dilakukan pada pertemuan isidental antara warga (ibu-ibu) dengan ibu-ibu pengurus RT/RW dan pengurus pengelola sampah yang khusus membahas sosialisasi teknis pengelolaan sampah (44%) dan juga dalam pertemuan rutin PKK dan pengajian Ibu-ibu (41%) serta kunjungan ibu-ibu pengelola ke rumah-rumah (11%) dan acara lainnya (4%). 3. Pelaksanaan Teknis Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat di Kelurahan Sukomulyo Hasil penelitian tentang pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang berlangsung di Kelurahan Sukomulyo tercantum dalam tabel berikut ini dan selanjutnya dibandingkan dengan standar Revisi SNI 03 3242 1994 tentang Pengelolaan Sampah di Pemukiman. Tabel 7. Tabel Perbandingan Aspek Teknis Operasional Berdasarkan Standar SNI dan Temuan di Lapangan no ASPEK TEKNIS OPERASIONAL (Revisi SNI 03-3242-1994) KETERANGAN TEMUAN LAPANGAN I. POLA OPERASIONAL 1 Pewadahan terdiri dari : Pola pewadahan berskala 1. pewadahan individual dan atau ; individual/rumah tangga 2. pewadahan komunal 2 Jumlah wadah sampah minimal 2 buah per rumah untuk pemilahan jenis sampah mulai di sumber yaitu 1. wadah sampah organik untuk mewadahi sampah sisa sayuran, sisa makanan, kulit buah-buahan, dan daun daunan menggunakan wadah dengan warna gelap ; 2. wadah sampah anorganik untuk mewadahi sampah jenis kertas, kardus, botol, kaca, plastik, dan lain-lain Peralatan yang yang ada di rumah tangga: - 2 buah tong plastik (untuk sampah organik) - 3 buah tas/kantong plastik (untuk sampah anorganik) - 1 buah tempat sampah untuk sampah Campursari

menggunakan wadah warna terang. 3 Pengumpulan terdiri dari : pola individual tidak langsung dari rumah ke rumah; pola individual langsung dengan truk untuk jalan dan fasilitas umum; pola komunal langsung untuk pasar dan daerah komersial ; pola komunal tidak langsung untuk permukiman padat. 4 Pengelolaan dan daur ulang sampah di sumber berupa : pengomposan skala rumah tangga dan daur ulang sampah anorganik, sesuai dengan tipe rumah atau luas halaman yang ada 5 Pemindahan sampah dilakukan di TPS atau TPS Terpadu dan di lokasi wadah sampah komunal 6 Pengangkutan dari TPS atau TPS Terpadu atau wadah komunal ke TPA frekuensinya dilakukan sesuai dengan jumlah sampah yang ada. II PENGELOLAAN DI SUMBER SAMPAH PERMUKIMAN 1 Sediakan wadah sampah minimal 2 buah per rumah untuk wadah sampah organik dan anorganik 2 Tempatkan wadah sampah anorganik di halaman bangunan 3 Pilah sampah sesuai jenis sampah. Sampah organik dan anorganik masukan langsung ke masing-masing wadahnya ; Pasang minimal 2 buah alat pengomposan rumah tangga pada setiap bangunan yang lahannya mencukupi ; Sumber: Data penelitian, diolah, 2012 Pengumpulan sampah menganut pola individual, artinya sampah dikumpulkan dari rumah ke rumah oleh petugas penarik gerobak sampah untuk selanjutnya dibawa ke TPSS. Pada skala rumah tangga, sampah organik dibuat pupuk, sampah anorganikdikumpulkan kemudian dijual langsung ke pedagang lapak. Sampah campursari dikumpulkan langsung di TPSS dengan menggunakan gerobag sampah. Pemindahan sampah dari lokasi penelitian (berupa sampah campursari) terjadi di TPSS Pengangkutan sampah dari TPSS ke TPSA sesuai jadwal yang sudah ditetapkan Pemerintah. Peralatan yang yang ada di rumah tangga: 2 bh tong plastik (untuk sampah organik), 3 bh tas/kantong plastik (untuk sampah anorganik) dan 1 bh tempat sampah untuk sampah campursari Letak wadah sampah anorganik di sisi luar rumah Warga memisahkan sampah menjadi 5 jenis, yaitu: sampah organik, sampah anorganik (plastik, kertas, logam/kaca), dan sampah campursari. Setiap rumah tangga memiliki 2 bh tong sampah organik, yang merupakan alat pengomposan Dari analisis dengan menggunakan standar SNI tersebut, dapat diketahui bahwa, dari segi teknis operasional program pengelolaan sampah yang dilakukan di kelurahan Sukomulyo telah memenuhi standar pengelolaan sampah di pemukiman dengan prinsip 3R. Kegiatan pengelolaan sampah rumah tangga yang dilakukan di kelurahan Sukomulyo adalah sebagai berikut :

a. Peran Ibu-Ibu dalam Kegiatan Pemilahan Sampah Proses pemilahan sampah yang dilakukan di tingkat rumah tangga (tingkat sumber), dapat dijelaskan sebagai berikut : - Kegiatan pemilahan sampah dilakukan ibu-ibu di rumah masing-masing. - Setelah dipisahkan, sampah dimasukkan dalam wadah-wadah terpisah: 1. Sampah organik dimasukkan pada tong sampah organik 2. Sampah anorganik (plastik, kertas dan logam/kaca) dimasukkan pada tas yang terpisah 3. Sampah campur sari dimasukkan pada keranjang sampah (dibuang langsung ke TPSS oleh petugas sampah). - Sampah anorganik yang telah terpilahkan pada masing-masing wadah (kertas, plastik, kaca/logam) akan disetor ibu-ibu (biasanya 1 minggu sekali atau 2 minggu sekali) - Sampah organik yang telah terkumpul dalam tong pertama dan telah penuh, ditutup rapat. Untuk selanjutnya digunakan tong kedua. Satu bulan sejak tong ditutup, isinya dibongkar dan dilakukan pengayakan untuk mendapatkan kompos. Berdasarkan kepraktisan kegiatan proses pemilahan sampah yang dilakukan oleh ibu-ibu di Kelurahan Sukomulyo, data hasil kuesioner tercantum dalam tabel berikut: Tabel 8. Kepraktisan tentang Kegiatan Pemilahan Sampah Kerepotan yang dialami ibuibu Frekuensi Persentase dalam kegiatan pemilahan sampah 1. Sangat merepotkan 0 0% 2. Merepotkan 5 6% 3. Sedikit/agak merepotkan 17 21% 4. Tidak merepotkan 60 73% TOTAL 82 100% Dari hasil tersebut dapat diketahui, secara umum ibu-ibu warga Kelurahan Sukomulyo berpendapat bahwa kegiatan pemilahan sampah di rumah adalah tidak merepotkan (73%) dan sedikit merepotkan (21%). Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pemilahan sampah di rumah sebenarnya tidak merepotkan. Bahwa masih adanya warga yang berpendapat agak merepotkan, barangkali hanya masalah kebiasaan. Gambar 6. Ibu-ibu di kelurahan Sukomulyo mengadakan pemilahan sampah Sumber. Hasil dokumentasi, 2012 b. Peralatan Pemilahan Sampah Dalam rangka melaksanakan pemilahan sampah rumah tangga di Kelurahan Sukomulyo dibutuhkan peralatan. Peralatan yang digunakan pada awalnya diperoleh secara cuma-cuma dari pemerintah.

Gambar 7. Peralatan pemilahan sampah di kelurahan Sukomulyo c. Pengaruh Kegiatan Ibu-Ibu dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Terhadap Kelestarian Lingkungan Hidup Kegiatan ibu-ibu dalam pengelolaan sampah rumah tangga terhadap kelestarian lingkungan hidup berkorelasi positif terhadap kelestarian lingkungan hidup. Data quisioner pendapat ibu-ibu tentang pengaruh kegiatan pemilahan sampah yang mereka lakukan terhadap kelestarian lingkungan hidup ditampilkan pada tabel 9. Tabel 9. Pengaruh kegiatan pemilahan dan pengelolaan sampah terhadap kelestarian lingkungan hidup Pengaruh kegiatan pemilahan dan Frekuensi Persentase pengelolaan sampah terhadap kelestarian lingkungan hidup 1. Sangat bermanfaat untuk kelestarian lingkungan hidup 58 71% 2. bermanfaat untuk kelestarian 24 29% lingkungan hidup 3. kurang bermanfaat untuk kelestarian 0 0% lingkungan hidup 5. tidak bermanfaat untuk kelestarian 0 0% lingkungan hidup TOTAL 82 100% Dari tabel 9. dapat diketahui pendapat ibu-ibu mengenai dampak kegiatan pemilahan dan pengelolaan sampah terhadap kelestarian lingkungan hidup. Sebagian besar menyatakan sangat bermanfaat (71%) dan bermanfaat (29%). d. Problematika Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Problematika yang dihadapi dalam pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat di kelurahan Sukomulyo dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu hambatan dari dalam (internal) dan hambatan dari luar (eksternal). Berdasarkan hasil quisioner, dapat diketahui hambatan yang dialami ibu-ibu dalam pengelolaan sampah berbasis masyarakat di Kelurahan Sukomulyo, ditunjukkan pada tabel 10. :

Tabel 10. Problematika yang dihadapi ibu-ibu dalam kegiatan pemilahan dan pengelolaan sampah Problematika yang dihadapi ibu-ibu Frekuensi Persentase dalam kegiatan pemilahan dan pengelolaan sampah 1. Malas 14 17% 2. Ribet 14 17% 3.Tidak ada waktu untuk melakukan pengelolaan sampah 24 29% 4. Sarana dan prasarana kurang 30 37% memadai TOTAL 82 100% Problematika yang dihadapi ibu-ibu dalam kegiatan pemilahan dan pengelolaan sampah adalah malas (17%), Ribet (17%), Tidak ada waktu luang untuk melakukan pengelolaan sampah (24%), dan sarana dan prasarana yang kurang memadai (30%).

4.6 USULAN PENGELOLAAN Tabel 11. Usulan Model Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat Kegiatan Pihak Pemda Ibu-ibu pengurus RT/RW Ibu-ibu pengelola Ibu-ibu Perencanaan Implementasi Pengendalian & Pengawasan Regulator Inisiator Merencanakan program Edukator Sosialisasi pra implementasi Fasilitasi studi banding dan pelatihan bagi calon pengelola fasilitator pemerintah dan masyarakat Menjaring masukan dari masy. Memberi masukan ke Pemerintah Katalisator Advisor Motivator Menyiapkan organisasi bersama dengan pengelola Mengikuti pelatihan Mengikuti studi banding Menyiapkan organisasi Menyusun garis besar program Memberi masukan kepada Pemerintah melalui ibu-ibu pengurus RT/RW Fasilitasi sarana & prasarana serta anggaran pengelolaan Mengatur dan memberikan insentif dan disinsentif Sosialisasi implementasi (kampanye pengelolaan sampah) Bersama dengan pengelola membentuk lembaga dan menyusun program kerja Membantu Sosialisasi Membentuk organisasi dan program kerja Melakukan pengelolaan sampah di wilayah (mengumpulkan dan mengangkut ke TPSS Melakukan sosialisasi implementasi Membimbing warga untuk memanfaatkan sampah Menarik retribusi dan iuran Mengelola sampah anorganik Melakukan dokumentasi keg. Memilah sampah di rumah tangga Melakukan pengomposan Sosialisasi internal rumah tangga Monitoring dan supervisi Menerima laporan rutin dari pengelola Membantu Pemerintah dalam monitoring dan supervisi Melaporkan hasil monitoring dan supervisi ke Pemerintah Koordinasi dengan pengelola Mengendalikan kegiatan pengelolaan sampah Melakukan pengawasan internal Membuat laporan rutin Melaporkan kegiatan pengelolaan sampah ke Pemerintah Koordinasi dengan pengurus RT/RW Laporan rutin dari pengelola bersamaan dg pertemuan warga Saling mengingatkan warga Evaluasi Melakukan evaluasi tahunan berdasar laporan pengelola dan masukan masyarakat serta pengurus RT/RW Memberi masukan ke Pemerintah dan pengelola Menjaring masukan dari masyarakat Evaluasi bulanan dan tahunan Menyampaikan laporan dan hasil evaluasi kepada Pemerintah dan masyarakat Melakukan evaluasi pengelolaan Memberi masukan pada Pemerintah dan pengelola

5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan: 1. Peranan ibu-ibu dalam proses perencanaan, sosialisasi, dan pelaksanaan teknis program pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat di kelurahan Sukomulyo sangat penting dari hasil analisa 49% ibu-ibu yang paling aktif dari beberapa tahapan pengelolaan. 2. Pengaruh kegiatan ibu-ibu dalam pengelolaan sampah rumah tangga terhadap kelestarian lingkungan hidup sangat besar 71 % merasakan manfaatnya di mana Lingkungan tempat tinggal mereka menjadi lebih bersih, rapi, indah, rindang dan sehat. 3. Problematika yang dihadapi ibu-ibu dalam pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat adalah pada soal bagaimana merubah paradigma ibu-ibu yang merupakan aktor utama kegiatan pemilahan sampah dari paradigma membuang sampah menjadi memanfaatkan sampah. 6. DAFTAR PUSTAKA BUKU 1. DPUCK Kabupaten Lamongan, 2012, DED TPA Tambakrigadung Kabupaten Lamongan, Lamongan 2. Faizah,2008,Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berbasis Masyarakat (Studi Kasus Di Kota Yogyakarta), Thesis, Program Pasca Sarjana Magister Ilmu Lingkungan, Universitas Diponegoro, Semarang 3. Kementerian Lingkungan Hidup, 2008, Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun2008, tentang Pengelolaan Sampah, Jakarta 4. Ni Komang Ayu Artiningsih,2008, Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (Studi Kasus Di Sampangan Dan Jomblang, Kota Semarang), Thesis, Program Pasca Sarjana Magister Ilmu Lingkungan, Universitas Diponegoro, Semarang 5. Satker PPLP Jawa Timur, 2011, Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan (Ptmp) Kabupaten Lamongan, Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya, Surabaya. 6. Tuti Kustiah, 2005, Kajian Kebijakan Pengelolaan Sanitasi Berbasis Masyarakat, Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum, Bandung INTERNET 7. http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/06/22/150287/kaum- Ibu-dan-Pengelolaan-Sampah diakses padahari Senin tanggal 12 Maret 2012 jam 15.00). 8. http://green.kompasiana.com/iklim/2012/02/08/bapak-bapak-vs-ibu-ibu-pedulilingkungan/ diakses pada hari kamis tanggal 12 Maret 2012 jam 15.10). 9. http://www.republika.co.id/berita/breakingnews/nasional/10/06/25/121393- indonesia-hadapi-problem-urbanisasi-yang-tinggi,tanggal 20 Maret 2012, jam 10.02. 10. http://www.lamongan.go.id/ diakses pada hari Rabu tanggal 27 Desember 2012 jam 15.45.