Oleh : I MADE WISNU SAPUTRA ADIWATI I NYOMAN MUDANA. Hukum Bisnis, Fakultas Hukum, Universitas Udayana

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. begitu besar meliputi bumi, air, ruang angkasa dan kekayaan alam yang

BAB I PENDAHULUAN. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 tahun. tertentu dengan pemberian bunga. 1

BAB I PENDAHULUAN. bertahap, pada hakikatnya merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam rangka memelihara

AGUNAN YANG DIAMBIL ALIH (AYDA) ATAS KREDIT MACET PADA PT. BPR TATA ANJUNG SARI

KEWAJIBAN PEMBUATAN AKTA PEMBERIAN HAK TANGGUNGAN(APHT) SEGERA SETELAH DITETAPKAN SURAT KUASA MEMBEBANKAN HAK TANGGUNGAN (SKMHT)

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KREDITUR DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. perubahan terencana dan terarah yang mencakup aspek politis, ekonomi, demografi, psikologi, hukum, intelektual maupun teknologi.

BENTUK PENGIKAT JAMINAN DAN PENYELESAIAN KREDIT MACET DI LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) CANGGU DI KABUPATEN BADUNG

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN SURAT SERTIFIKAT TANAH YANG BUKAN MILIK DEBITUR PADA PT. BPR. DEWATA CANDRADANA DI DENPASAR *

PRAKTIK PELAKSANAAN ROYA HAK TANGGUNGAN PADA KANTOR PERTANAHAN KOTA SAMARINDA JURNAL ILMIAH

BATASAN RUMAH SUSUN YANG DIJADIKAN AGUNAN PADA BANK. J. Andy Hartanto Universitas Narotama, Surabaya

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP AKIBAT HUKUM JAMINAN FIDUSIA YANG BELUM DI DAFTARKAN TERHADAP PEMINJAMAN KREDIT PADA BANK

AKIBAT HUKUM TERHADAP OBYEK JAMINAN FIDUSIA YANG SUDAH DIALIHKAN SEBELUM JAMINAN FIDUSIA DIDAFTARKAN

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan mempunyai peranan penting dalam menjalankan. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan diatur bahwa:

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL SEBAGAI JAMINAN FIDUSIA

TINJAUAN TENTANG KEKUATAN EKSEKUTORIAL SERTIFIKAT HAK TANGGUNGAN APABILA ADA PERLAWANAN DARI DEBITUR WANPRESTASI

PELAKSANAAN EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN PADA LPD DESA ADAT PECATU DI KABUPATEN BADUNG *

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, salah satu usaha untuk mewujudkan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. perumahan mengakibatkan persaingan, sehingga membangun rumah. memerlukan banyak dana. Padahal tidak semua orang mempunyai dana yang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu unsur pokok dalam kesejahteraan rakyat adalah. terpenuhinya kebutuhan masyarakat dalam bidang papan atau perumahan.

PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT ULATIDANA RAHAYU DI KABUPATEN GIANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang saat ini tengah. melakukan pembangunan di segala bidang. Salah satu bidang pembangunan

PENGGUNAAN PENJAMINAN BUY BACK GUARANTIE OLEH DEVELOPER TERHADAP KREDIT PEMILIKAN RUMAH (STUDI KASUS DI BANK BUKOPIN CABANG MEDAN)

PENDAFTARAN FIDUSIA DALAM PRAKTEK PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT RAGA JAYATAMA DI BATUBULAN GIANYAR

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KREDITUR TERHADAP KREDIT MACET DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN

PERALIHAN DAN HAPUSNYA HAK DAN TANGGUNGAN ATAS TANAH

PENGGUNAAN PENJAMINAN BUY BACK GUARANTIE OLEH DEVELOPER TERHADAP KREDIT PEMILIKAN RUMAH (STUDI KASUS DI BANK BUKOPIN CABANG MEDAN)

ASPEK HUKUM PEMBERIAN KREDIT DENGAN JAMINAN OBLIGASI NEGARA RITEL

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat

PROSES PEMBEBANAN HAK TANGGUNGAN PADA SERTIFIKAT HAK MILIK DALAM PERIKATAN JAMINAN KREDIT

PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN DI BPR KARYA SARI SEDANA DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. pinjaman yang mempunyai kelebihan uang bersedia meminjamkan uang kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam suatu perjanjian kredit memerlukan adanya suatu jaminan. Namun

TANGGUNG JAWAB HUKUM ANTARA BANK DENGAN KONSUMEN DALAM PELAKSANAAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH

KENDALA DALAM PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI CABANG DENPASAR.

BAB I PENDAHULUAN. Beserta Benda Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah. Undang undang Hak

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengeluarkan produk pemberian kredit untuk keperluan konsumtif.

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP KEPEMILIKAN HAK ATAS TANAH PADA SATUAN RUMAH SUSUN

PELAKSANAAN SURAT KUASA MEMBEBANKAN HAK TANGGUNGAN (SKMHT) DI KOTA PEKALONGAN. Dian Cahyo Wibowo *, Gunarto **

PELAKSANAAN PENGIKATAN JAMINAN FIDUSIA DALAM KREDIT PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Dalam. rangka upaya peningkatan pembangunan nasional yang bertitik berat

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KREDITUR DALAM HAL BENDA JAMINAN BERALIH

BAB I PENDAHULUAN. merupakan jaminan perorangan. Jaminan kebendaan memberikan hak. benda yang memiliki hubungan langsung dengan benda-benda itu, dapat

BAB I PENDAHULUAN. Jaminan atau agunan yang diajukan atau yang diberikan oleh debitur

TINJAUAN YURIDIS EKSEKUSI DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN ATAS WANPRESTASI DARI PENGEMBANG. Yunita Nerrisa Wijaya

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan. strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara.

PENDAHULUAN. mempengaruhi tingkat kesehatan dunia perbankan. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-undang nomor 7 tahun 1992

IMPLEMENTASI KREDIT TANPA AGUNAN DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI PADA PT BANK OVERSEAS CHINEESE BANKING CORPORATION (OCBC) NISP TBK CABANG DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. nasional, salah satu upaya untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur

BAB I PENDAHULUAN. Pada kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari manusia lain

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

AKIBAT HUKUM PERJANJIAN KERJASAMA KOPERASI DENGAN BANK DI DENPASAR DALAM PEMBERIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR)

PENJUALAN DIBAWAH TANGAN TERHADAP OBYEK JAMINAN FIDUSIA SEBAGAI PENYELESAIAN KREDIT NARATAMA BERSADA CABANG CIKUPA, KABUPATEN

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH PADA PT (PERSERO) BANK TABUNGAN NEGARA, Tbk. DI KOTA DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. penyalur dana masyarakat yang bertujuan melaksanakan pembangunan

I. PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, dalam rangka memelihara

Hak Paten Sebagai Objek Jaminan Kebendaan

BATALNYA PENGIKATAN PERJANJIAN JUAL BELI TANAH DAN BANGUNAN KARENA PERBUATAN MELAWAN HUKUM YANG DILAKUKAN OLEH PT. SRIKANDI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Jadi dalam pembangunan, masing-masing masyarakat diharap dapat. Indonesia yaitu pembangunan di bidang ekonomi

PENYELESAIAN WANPRESTASI DARI PEMBAYARAN KREDIT DI LPD DESA PAKRAMAN LEBIH GIANYAR

BAB I PENDAHULUAN. salah satu sumber daya alam yang mempunyai nilai batiniah yang mendalam

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan

BAB I PENDAHULUAN. nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Perbankan di Indonesia termasuk Hukum Perbankan Indonesia.

PERALIHAN KREDIT MODAL KERJA PERMANEN MENJADI KREDIT UMUM PADA LEMBAGA PEMBIAYAAN BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI CABANG NEGARA KABUPATEN JEMBRANA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan gencar-gencarnya Pemerintah meningkatkan kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bakti, 2006), hlm. xv. 1 Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia, cet.v, (Bandung:Citra Aditya

Oleh: Made Andri Rismayani I Gusti Ayu Puspawati Ida Bagus Putu Sutama. Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

AKIBAT HUKUM WANPRESTASI YANG DILAKUKAN OLEH PEMBELI DALAM PERJANJIAN JUAL BELI TANAH YANG BELUM LUNAS DI KABUPATEN BADUNG

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan/leasing) selaku penyedia dana. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Piutang negara saat ini cukup besar terutama yang berasal dari perbankan. Hal

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan ekonomi mengakibatkan tingkat kebutuhan

Jurnal Repertorium, ISSN: , Volume II No. 2 Juli - Desember 2015

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PIHAK YANG BERITIKAD BAIK DALAM PERJANJIAN JUAL BELI (STUDY KASUS PUTUSAN NO: 722/PDT. G/2014/PN

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka menyejahterakan hidupnya. Keinginan manusia akan benda

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kebutuhan yang mutlak, oleh para pelaku pembangunan baik. disalurkan kembali kepada masyarakat melalui kredit.

SKRIPSI PENYELESAIAN SENGKETA ATAS KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH

TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN SURAT KUASA MEMBEBANKAN HAK TANGGUNGAN (SKMHT) SEBAGAI JAMINAN KREDIT (Studi Kasus di Bank BRI Cabang Sragen Unit Sepat)

Oleh : Made Bagus Galih Adi Pradana I Wayan Wiryawan Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN. ini jasa perbankan melalui kredit sangat membantu. jarang mengandung risiko yang sangat tinggi, karena itu bank dalam memberikannya

PERLINDUNGAN HUKUM PENYEWA TERHADAP OBJEK HAK TANGGUNGAN YANG DIBEBANI HAK SEWA

ABSTRAK. Kata Kunci: perlindungan hukum, jual beli satuan rumah susun, wanprestasi. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK Pemberlakuan Klausula Buy Back Guarantee

PENGATURAN PENGALIHAN JAMINAN FIDUSIA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan

EKSEKUSI KREDIT MACET TERHADAP HAK TANGGUNGAN

TINJAUAN MENGENAI PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN HAK TANGGUNGAN ABSTRAK. Keywords: Credit Agreement, Bail Right, Banking ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia yang menganut Negara welfare state yaitu negara yang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh bank, salah satunya dengan memberikan fasilitas kredit untuk

PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN (STUDY KASUS DI BPR BANK BOYOLALI)

BAB III FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA TAKE OVER PEMBIAYAAN DI PT. BANK SYARIAH MANDIRI CABANG MEDAN

Pelaksanaan Jaminan Hak Tanggungan Kapal Laut Antara PT. Bank Nasional Indonesia Cabang Jambi Dengan PT. Sabak Indah Di Tanjung Jabung Timur

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi suatu alat bukti, maka tulisan tersebut dinamakan akta (acte) 1.

PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA

BAB I. Pendahuluan. dan makmur dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. pembangunan di bidang ekonomi. Berbagai usaha dilakukan dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi kebutuhannya sebagaimana tersebut di atas, harus. mempertimbangkan antara penghasilan dan pengeluaran.

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Peran koperasi

Transkripsi:

PELAKSANAAN ROYA PARSIAL DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GIANYAR TERHADAP HAK TANGGUNGAN BAGI PENGEMBANG YANG MENERIMA KREDIT KONSTRUKSI BPR SUKAWATI PANCAKANTI KABUPATEN GIANYAR Oleh : I MADE WISNU SAPUTRA ADIWATI I NYOMAN MUDANA Hukum Bisnis, Fakultas Hukum, Universitas Udayana ABSTRACT Implementation of housing and residential development undertaken by private developers organized. In doing the residential development business, developers need support from banks as creditors which gives a construction loan. As collateral to get a construction loan from the bank, the developer can use the location of land to be built housing project, following the buildings that will be erected on the land. Simultaneously when the developers doing development, developers can directly make sales units built houses to home buyers, buyers in making purchase of housing units from the developer, the payment can be by cash or credit. With the unsold units, then the developer should be split parent certificate for a certificate per housing unit on behalf of the buyer. Because the burden of mortgage certificates, then to split certificates per unit on behalf of the buyer, must go through roya partial or partial removal of the mortgage. Based on the real nature of the law or in accordance with the reality of life in the community. BPR issued a roya partial on housing units that are paid to the developer can then split the certificate to the land office. Key Words: Construction Loan, Mortgage, Roya Partial ABSTRAK Pelaksanaan pembangunan perumahan dan pemukiman dilakukan oleh pengembang swasta yang terorganisir. Didalam melakukan usaha pembangunan perumahan, pengembang membutuhkan dukungan dari perbankan sebagai kreditor yang meberikan kredit kontruksi. Sebagai agunan untuk mendapatkan kredit kontruksi dari pihak bank, pengembang dapat menggunakan tanah lokasi yang akan dibangun proyek perumahan, berikut bangunan bangunan yang akan didirikan di atas tanah tersebut. Secara bersamaan pada saat pengembang 1

melakukan pembangunan, pengembang dapat langsung melakukan penjualan unit-unit bangunan rumah yang dibangun kepada pembeli rumah, pembeli didalam melakukan pembelian unit rumah dari pengembang, pembayarannya bisa dengan cara tunai atau kredit. Dengan terjualnya unit rumah tersebut, maka pihak pengembang harus melakukan pemecahan sertifikat induk menjadi sertifikat per unit rumah ke atas nama pembeli. Karena sertifikat terbebani hak tanggungan, maka untuk melakukan pemecahan sertifikat per unit atas nama pembeli, harus melalui roya parsial atau penghapusan sebagian dari hak tanggungan. Bertumpu pada sifat hukum yang nyata atau sesuai dengan kenyataan hidup dalam masyarkat. BPR mengeluarkan surat roya parsial terhadap unit rumah yang dibayar untuk kemudian pihak pengembang dapat melakukan pemecahan sertifikat ke kantor pertanahan. Kata Kunci: Kredit Kontruksi, Hak Tanggungan, Roya Parsial I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tujuan utama pembangungan nasional salah satu cara meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan pelayanan umum yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Pelaksanaan Pembangunan perumahan dan pemukiman dilakukan oleh developer/pengembang swasta yang terorganisir. Di dalam melakukan usaha pembangunan perumahan, pengembang membutuhkan dukungan dari perbankan sebagai Kreditor, yang memberikan kredit konstruksi untuk pembangunan perumahan. Yang dimaksud kredit kontruksi adalah pembiayaan bank untuk tambahan modal kerja atas proyek kontruksi. Dalam memberikan kredit kontruksi ini, pihak bank sebagai kreditur akan mendasarkan pada ada tidaknya agunan milik Debitor. Sebagai agunan untuk mendapatkan kredit konstruksi dari pihak bank, pengembang dapat menggunakan tanah lokasi yang akan dibangun proyek perumahan, berikut bangunan-bangunan yang akan didirikan di atas tanah tersebut. 1 Setelah Pengembang mendapat kredit konstruksi dari bank, dana yang diperoleh harus digunakan Pengembang untuk melakukan pembangunan proyek perumahan. Secara bersamaan pada saat Pengembang melakukan pembangunan, 1 Gatot Supramono, Perbankan dan Masalah Kredit Suatu Tinjauan di Bidang Yuridis, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2009), h. 154. 2

Pengembang dapat langsung melakukan penjualan unit-unit bangunan rumah yang dibangun kepada Pembeli rumah. Pembeli di dalam melakukan pembelian unit rumah dari Pengembang, pembayarannya bisa dengan cara tunai/cash atau dengan cara Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dari Bank 2. Cara pembelian unit unit rumah tersebut merupakan penyimpangan dari UUHT pasal 2 ayat (1) karena UUHT mempunyai sifat tidak dapat dibagi bagi namun penyimpangan tersebut diperbolehkan oleh UU dengan syarat tertentu, sebagaimana dinyatakan dalam pasal 2 ayat (2) sebagai berikut: Sifat tidak dapat dibagi-bagi ini menurut pasal 2 ayat (2) UUHT, dimungkinkan dapat disimpangi asalkan hal itu dapat diperjanjikan secara tegas dalam akta pemberian hak tanggungan. 1.2 Tujuan Tujuan penulisan ini untuk mengetahui pelaksanaan Roya Parsial terhadap tanah yang dibebani Hak Tanggungan oleh pengembang yang menerima kredit kontruksi dengan dijualnya sebagian tanah dan bangunan di atasnya kepada pembeli baik secara tunai maupun kredit dan pelaksanaan dari pembebanan hak tanggungan atas tanah yang menjadi obyek hak tanggungan dengan adanya Roya Parsial dari kredit kontruksi pengembang karena adanya sisa hutang yang belum dilunasi konsumen. II. ISI MAKALAH 2.1 Metode Penelitian adalah hukum empiris, yaitu penelitian dengan menggunakan pendekatan yang bertumpu pada sifat hukum yang nyata atau sesuai dengan kenyataan hidup dalam masyarakat. Sumber bahan hukum menggunakan bahan hukum premier dan sekunder, teknik pengumpulan bahan hukum dengan 2 Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia, Bandung, Penerbit PT. Cipta Aditya Bakti, 2000, h. 23. 3

mengadakan wawancara di Kantor Pertanahan Kabupaten Gianyar dan di BPR Sukawati Pancakanti Kabupaten Gianyar serta mengumpulkan bahan bahan hukum dan dokumen dokumen yang sesuai dengan kebutuhan penelitian. 2.2 Hasil dan Pembahasan 2.2.1 Pelaksanaan Roya Parsial Terhadap Tanah Yang Dibebani Hak Tanggungan Oleh Pengembang Dengan Dijualnya Bagian Tanah Dan Bangunan Diatasnya Kepada Pembeli Tanah milik pengembang yang sudah dibebani Hak Tanggungan untuk kredit yang sudah diterima dari Bank maka apabila pengembang tersebut sudah melunasi seluruh hutangnya kepada Bank, pengembang tersebut berhak untuk mendapat kembali legalitas surat surat tanahnya. Untuk mendapatkan sertifikat hak atas tanahnya kembali maka pihak Bank harus menyerahkan sertifikat hak atas tanah milik pengembang dengan disertai surat pernyataan bahwa hutang pengembang yang dijamin dengan tanah tersebut sudah lunas. Kemudian sertifikat hak atas tanah beserta sertifikat Hak Tanggungan yang disertai surat pernyataan lunas dari Bank tersebut harus didaftarkan ke Badan Pertanahan Nasional dimana obyek Hak Tanggungan itu berada untuk didaftarkan Roya/Penghapusan Hak Tanggungan yang membebani hak atas tanah tersebut. Pada prinsipnya, kegiatan Roya Hak Tanggungan sudah diatur dalam ketentuan Pasal 22 ayat (1) Undang - Undang No. 4 Tahun 1996 UUHT tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda - Benda yang Berkaitan Dengan Tanah. Walaupun dalam prakteknya Roya Hak Tanggungan wajib dilaksanakan apabila debitur telah melunasi hutangnya pada kreditur (Bank), tetapi tidak ada aturan yang tegas menyatakan bahwa pihak yang tidak segera melakukan Roya akan diberikan sanksi. Oleh karena itulah Kantor Pertanahan selaku pihak yang berwenang melakukan Roya Hak Tanggungan dapat memenuhi kendala dalam Pelaksanaan Roya tersebut. 3 3 Adjie, Habib, 2000. Hak Tanggungan Sebagai Lembaga Jaminan Atas Tanah. Bandung : Mandar Maju, h. 47. 4

2.2.2 Pelaksanaan Pembebanan Hak Tanggungan Atas Tanah Yang Menjadi Obyek Hak Tanggungan Dengan Adanya Sisa Hutang Pembelian Rumah Yang Belum Lunas Dari Konsumen Setelah dilakukan Roya Parsial terhadap tanah yang dibebani Hak Tanggungan, kemudian dilakukan perjanjian jual beli ke PPAT antara pengembang dan konsumen dengan pembuktian berupa akta jual beli dengan demikian tanah tersebut telah beralih menjadi hak milik konsumen. Dalam praktek tidak semua konsumen akan membeli tanah dan rumah membayar tunai tetapi ada yang melalui kredit/angsuran. Untuk penyelesaiannya dalam praktek upaya yang dilakukan pengembang atau konsumen mencairkan dana ke lembaga keuangan (Bank) dengan jaminan tambahan Hak Tanggungan. Bagaimana pelaksanaannya pengembangannya di BPR Sukawati Pancakanti Kabupaten Gianyar, dalam tulisan ini dibahas melalui perbedaan prosedur pembebanan Hak Tanggungan yang telah bersetifikat hak milik dan belum bersetifikat yang berasal dari tanah milik adat yang belum berkonversi maupun pembebanan dalam hal sisa hutang pembelian rumah yang belum lunas. III. KESIMPULAN Dari hasil pembahasan dapat dibuatkan kesimpulan bahwa Pelaksanaan Roya Parsial terhadap tanah yang dibebani Hak Tanggungan oleh pengembang dengan dijualnya sebagian tanah dan bangunan di atasnya kepada pembeli secara tunai maupun kredit, setelah semua pembayaran hasil penjualan unit rumah disetor dananya ke rekening Bank yang memberi kredit kontruksi yang kemudian didebet sebagai dana pengembalian pinjaman dan pembebanan Hak Tanggungan dengan adanya sisa hutang pembelian tanah serta rumah dari konsumen yang belum lunas dapat dilakukan setelah mendapat surat keterangan dari notaris/ppat yang ditunjuk oleh Bank untuk membuat Akta Jual Beli antara debitur dan penjual. 5

DAFTAR PUSTAKA Adjie, Habib, 2000. Hak Tanggungan Sebagai Lembaga Jaminan Atas Tanah. Bandung : Mandar Maju, h. 47. Gatot Supramono, Perbankan dan Masalah Kredit Suatu Tinjauan di Bidang Yuridis,(Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2009), h. 154. Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia, Bandung, Penerbit PT. Cipta Aditya Bakti, 2000, h. 23. PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN Undang Undang No. 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah (UUHT) 6