TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERALIHAN HAK ATAS TANAH KARENA JUAL BELI DENGAN LELANG BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 1997 DI SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. di dalam UUD 1945 Pasal 33 Ayat (3) telah ditentukan bahwa bumi, air,

Oleh : NORMA ADI SATRIA C

BAB III PRAKTEK PENDAFTARAN TANAH PEMELIHARAAN DATA DENGAN MENGGUNAKAN SURAT KUASA JUAL

BAB I PENDAHULUAN. Jaminan atau agunan yang diajukan atau yang diberikan oleh debitur

BAB I PENDAHULUAN. merupakan jaminan perorangan. Jaminan kebendaan memberikan hak. benda yang memiliki hubungan langsung dengan benda-benda itu, dapat

I. PENDAHULUAN. memperoleh bahan pangan dengan cara mendayagunakan tanah, lebih dari itu tanah juga

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan jumlah luas tanah yang dapat dikuasai oleh manusia terbatas

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam rangka memelihara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

PENYELESAIAN KREDIT MACET DENGAN HAK TANGGUNGAN PADA PT. BPR ARTHA SAMUDRA DI KEDIRI

8. PENDAFTARAN KARENA PERUBAHAN DATA YURIDIS

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan serta penghidupan masyarakat baik dari segi sosial, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. bertahap, pada hakikatnya merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia, manusia hidup di atas tanah

BAB II PROSES PELAKSANAAN PENINGKATAN STATUS TANAH DARI HAK GUNA BANGUNAN MENJADI HAK MILIK DI PERUMNAS MARTUBUNG MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yaitu mewujudkan pembangunan adil dan makmur, berdasarkan. Pancasila dan Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945.

BAB I PENDAHULUAN. tanah sebagai lahan untuk memperoleh pangan. untuk pertanian, maupun perkebunan untuk memperoleh penghasilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Tanah merupakan permukaan bumi yang memiliki dua dimensi dengan

TERHAMBATNYA PROSES JUAL BELI KARENA TIDAK JELASNYA TANDA BATAS HAK MILIK ATAS TANAH DI KABUPATEN GROBOGAN

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak diundangkannya UUPA maka pengertian jual-beli tanah

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan pada Kantor Pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. dan air dan ruang angkasa, serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. memberikan jaminan kepastian hukum kepada subyek hukum.

BAB I PENDAHULUAN. begitu besar meliputi bumi, air, ruang angkasa dan kekayaan alam yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kebutuhan yang mutlak, oleh para pelaku pembangunan baik. disalurkan kembali kepada masyarakat melalui kredit.

BAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini terlihat dalam pembukaan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan tanah. Tanah mempunyai kedudukan dan fungsi yang amat penting

PROSES PEMERIKSAAN PERKARA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH SECARA KREDIT. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB III KEDUDUKAN HUKUM TANAH OBYEK SENGKETA Sengketa yang Timbul Sebagai Akibat dari Kelalaian dalam Proses Penerbitan Sertifikat Hak Pakai

BAB IV. A. Analisis Hukum Mengenai Implementasi Undang-Undang Nomor 5. Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

Imma Indra Dewi Windajani

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. bidang pertanahan, maka sasaran pembangunan di bidang pertanahan adalah terwujudnya. 4. Tertib pemeliharaan dan lingkungan hidup.

KEDUDUKAN HUKUM SURAT KETERANGAN PENDAFTARAN TANAH DALAM LELANG EKSEKUSI OBJEK HAK TANGGUNGAN. (Jurnal Ilmiah) Oleh Agung Kurniawan

BAB I PENDAHULUAN. terutama oleh instansi-instansi yang menurut Undang-Undang mempunyai

JURNAL. Diajukan oleh : Lusius Maria Bram Bintang Ferdinanta. Program Kekhususan : Hukum Pertanahan dan LingkunganHidup

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sarana dan prasarana lainnya. akan lahan/tanah juga menjadi semakin tinggi. Untuk mendapatkan tanah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PELAKSANAAN PEWARISAN HAK ATAS TANAH DI KOTA SURAKARTA. ( Studi Kasus Penetapan Pengadilan Negeri Nomor : 170/Pdt.P/2014/PN.Skt

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

IMPLEMENTATION OF DEVELOPMENT AND REGISTRATION AND ELIMINATION ACCEPTANCES OF RIGHTS BASED ON LAW NUMBER REGARDING RIGHTS OF RESPONSIBILITY YUNIMAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Tanah memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. segala kebutuhannya tersebut, bank mempunyai fungsi yang beragam dalam

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Dimyati Gedung Intan: Prosedur Pemindahan Hak Atas Tanah Menuju Kepastian Hukum

BAB I PENDAHULUAN. tempat tinggal yang turun temurun untuk melanjutkan kelangsungan generasi. sangat erat antara manusia dengan tanah.

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Dalam. rangka upaya peningkatan pembangunan nasional yang bertitik berat

Lex Privatum Vol. V/No. 3/Mei/2017

BAB I PENDAHULUAN. fungsi yang amat penting untuk membangun masyarakat yang adil dan

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA ttd. JOYO WINOTO, Ph.D. KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA ttd. JOYO WINOTO, Ph.

SURAT KUASA MEMBEBANKAN HAK TANGGUNGAN Nomor : 14

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik materiil maupun spiritual. Salah satu cara untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyalurkan kredit secara lancar kepada masyarakat. Mengingat

BAB I PENDAHULUAN. haknya atas tanah yang bersangkutan kepada pihak lain (pembeli). Pihak

JURNAL ILMIAH PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG HAK ATAS SERTIFIKAT YANG HILANG (STUDI DI BPN KOTA MATARAM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tanah merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari

Lex Administratum, Vol. IV/No. 4/Apr/2016. PROSES PEMBERIAN HAK TANGGUNGAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN Oleh : Naomi Meriam Walewangko 2

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KREDITUR DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN

BAB II Kasus Posisi, Fakta Hukum, dan Identifikasi Fakta Hukum. selaku Kreditur, telah terjalin hubungan keperdataan dalam hal

PELAKSANAAN PENDAFTARAN HAK TANGGUNGAN ATAS TANAH HAK MILIK SEBAGAI JAMINAN KREDIT DI KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. batasan usia dewasa. Berbagai ketentuan dalam peraturan perundang-undangan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa sepanjang masa dalam mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat yang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PROBLEMA DALAM PELAKSANAAN HUKUM PERALIHAN HAK MILIK ATAS TANAH DI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. terakhirnya. Selain mempunyai arti penting bagi manusia, tanah juga mempunyai kedudukan

BAB I PENDAHULUAN. masih bercorak agraris. Seluruh bumi, air dan ruang angkasa, termasuk kekayaan

*35279 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 24 TAHUN 1997 (24/1997) TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

- Para penghadap tersebut diatas menerangkan dengan akta ini :

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, salah satu usaha untuk mewujudkan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peranan hukum di dalam pergaulan hidup adalah sebagai sesuatu yang

Lex Crimen Vol. VI/No. 8/Okt/2017

PEMBEBANAN HAK TANGGUNGAN TERHADAP HAK ATAS TANAH SEBAGAI OBYEK JAMINAN

TINJAUAN YURIDIS HAK-HAK NASABAH PEGADAIAN DALAM HAL TERJADI PELELANGAN TERHADAP BARANG JAMINAN (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten)

PEMBAHASAN RESPONSI UAS HUKUM AGRARIA SEMESTER GENAP TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan

- Para penghadap saya, Notaris kenal

BAB I PENDAHULUAN. patut, dinyatakan sebagai penyalahgunaan hak. 1 Salah satu bidang hukum

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari, manusia sangat tergantung kepada tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sudiono (2001: 52), lelang adalah penjualan dihadapan orang banyak

PELAKSANAAN NOVASI SEBAGAI UPAYA PENYELESAIAN KREDIT MACET OLEH BANK

BENTUK PERALIHAN HAK ATAS TANAH YANG DAPAT DILAKUKAN OLEH WARGA NEGARA ASING AKIBAT PERCAMPURAN HARTA DALAM PERKAWINAN

MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PELAKSANAAN PENINGKATAN HAK GUNA BANGUNAN MENJADI HAK MILIK UNTUK RUMAH TINGGAL DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah merupakan kebutuhan hidup manusia yang sangat mendasar.

BAB II LAHIRNYA HAK KEBENDAAN PADA HAK TANGGUNGAN SEBAGAI OBYEK JAMINAN DALAM PERJANJIAN KREDIT

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

PELAKSANAAN PENDAFTARAN HAK TANGGUNGAN SEBAGAI MEKANISME ASAS PUBLISITAS DALAM PENCATATAN HAK TANGGUNGAN PADA KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. untuk berlomba-lomba untuk terus berusaha dalam memajukan ekonomi masingmasing.

GADAI DAN HAK KEBENDAAN TINJAUAN YURIDIS GADAI SEBAGAI HAK KEBENDAAN UNTUK JAMINAN KREDIT

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 1996 TENTANG

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI PERANAN CAMAT SELAKU PEMBUAT AKTA TANAH (PPAT) DALAM RANGKA MEWUJUDKAN TERTIB HUKUM PERTANAHAN DI WILAYAH KECAMATAN

BAB I PENDAHULUAN. Ketentuan Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 menentukan bahwa: Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 merupakan peraturan dasar bagi pembentukan

Transkripsi:

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERALIHAN HAK ATAS TANAH KARENA JUAL BELI DENGAN LELANG BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 1997 DI SURAKARTA (StudiPadaKutipanRisalahLelang No.532 Tahun 2014 di Kantor Pertanahan Kota Surakarta) NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta Oleh: Shinta Mahardhika C.100.110.008 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015 i

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERALIHAN HAK ATAS TANAH KARENA JUAL BELI DENGAN LELANG BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 1997 DI SURAKARTA (Studi Pada Kutipan Risalah Lelang No.532 Tahun 2014 di Kantor Pertanahan Kota Surakarta) Shinta Mahardhika Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta Shintamahardhika7@gmail.com ABSTRAK Tanah memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat sebagai tempat pembangunan dan juga tempat mata pencaharian masyarakat. Sebagai tindak lanjut dari pengaturan mengenai tanah dan hak-hak atas suatu tanah dibentuklah Undang-undang Pokok Agraria dengan seperangkat peraturan pelaksanaanya bertujuan untuk terwujudnya jaminan kepastian hukum terhadap hak-hak atas tanah di seluruh wilayah Indonesia. Salah satu bentuk peralihan hak atas tanah adalah jual beli dengan lelang yang dilakukan di Kantor Pertanahan Kota Surakart. Jika dihubungkan dengan usaha-usaha pemerintah dalam penataan kembali penggunaan, penguasaan dan pemilikan tanah maka pendaftaran tanah yang sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 di Kantor Pertanahan, sangat penting untuk mewujudkan kepastian hukum. Kepastian hukum meliputi kepastian mengenai orang dan badan hukum. Kata kunci : peralihan hak atas tanah, pendaftaran tanah, kepastian hukum ABSTRACT The land has a very important role for the community as a place where development and people's livelihood. As a follow up of arrangements regarding the land and the rights to a land formed the Basic Agrarian Law implementation with a set of rules aimed at ensuring legal certainty for the realization of the rights on land in all parts of Indonesia. One form of transfer of rights over land is selling at auction in the City Land Office Surakart. If linked to government efforts in restructuring the use, control and ownership of land, the land registration in accordance with Government Regulation No. 24 of 1997 on the Land Office, it is very important to realize the rule of law. Covering legal certainty and certainty regarding the legal entity. Keywords: transfer of land rights, land registration, legal certainty 1

2 PENDAHULUAN Tanah memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat sebagai tempat pembangunan dan juga tempat mata pencaharian masyarakat. Tanah merupakan sarana yang penting dalam pembangunan, maka di dalam UUD 1945 Pasal 33 ayat (3) telah ditentukan bahwa bumi, air, ruang angkasa, dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.sehingga tanah merupakan kebutuhan hidup manusia yang sangat mendasar. Manusia hidup serta melakukan aktivitas di atas tanah sehingga setiap saat manusia selalu berhubungan dengan tanah. Sebagai tindak lanjut dari Pasal 33 ayat (3) tersebut pada tanggal 24 September 1960, diundangkan UU No.5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria 1. Undang-undang Pokok Agraria dengan seperangkat peraturan pelaksanaanya bertujuan untuk terwujudnya jaminan kepastian hukum terhadap hak-hak atas tanah di seluruh wilayah Indonesia. Jika dihubungkan dengan usahausaha pemerintah dalam penataan kembali penggunaan, penguasaan dan pemilikan tanah maka pendaftaran tanah sangat penting untuk mewujudkan kepastian hukum. 2 Selanjutnya ketentuan mengenai pendaftaran tanah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah yang diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan 1 Bambang Eko Supriyadi, 2013. Hukum Agraria Kehutana. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Hal 7 2 Bachtiar Effendi, 1993, Pendaftaran Tanah di Indonesia, Banjarmasin:PT. Alumni Bandung, hal.5.

3 Nasional Nomor 3 Tahun 1997 yang merupakan Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997. Pendaftaran tanah bertujuan untuk menjamin kepastian hukum dan kepastian hak atas tanah. Menurut Boedi Harsono pendaftaran tanah sebagai rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Negara atau pemerintah secara terus menerus dan diatur mengenai pengumpulan, pengolahan, penyajian untuk kepentingan rakyat dalam memberikan kepastian hukum. 3 Kepastian hukum meliputi kepastian mengenai orang atau badan hukum yang menjadi pemegang hak yang disebut juga kepastian mengenai subyek hak dan kepastian mengenai letak, batas batasnya serta luas bidang-bidang tanah yang disebut juga kepastian mengenai obyek hak. 4 Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana pelaksanaan pendaftaran peralihan hak atas tanah karena jual beli dengan lelang berdasarkanperaturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 di Kantor Pertanahan Kota Surakarta 2) Bagaimana kepastian hukum bagi pemegang risalah lelang dalam pelaksanaan pendaftaran peralihan hak atas tanah karena jual beli dengan lelang di Kantor Pertanahan Kota Surakarta berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengetahui dan mengkaji pelaksanaan peralihan hak atas tanah karena jual beli dengan lelang berdasar Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 di Kantor Pertanahan Kota Surakarta. (2) Mendeskripsikan mengenai kepastian hukum bagi pemegang risalah lelang dalam pelaksanaan pendaftaran peralihan hak atas tanah karena jual beli dengan lelang di Kantor 3 Boedi Harsono, 1999, Hukum Agraria Indonesia, Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanaanya, Jakarta: Djambatan, hal 72 4 Wahid Muchtar.2008.Memaknai Kepastian Hukum Hak Milik Atas Tanah.Jakarta : Republika

4 Pertanahan Kota Surakarta berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997. Manfaat Penelitian adalah: (1) Manfaat secara teoritis yaitu, diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan ilmu hukum terkait dengan pendaftaran peralihan hak atas tanah karena jual beli dengan lelang dan dapat memberikan sumbangan ilmu terhadap ilmu lainnya sehingga menambah wawasan bagi masyarakat mengenai pendaftaran peralihan hak atas tanah karena jual beli dengan lelang. (2) Manfaat bagi pribadi penulis yaitu, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan penambahan wawasan bagi pribadi penulis, khususnya agar penulis lebih memahami dengan baik mengenai peralihan hak atas tanah karena jual beli dengan lelang berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah di Surakarta.(3) Manfaat bagi masyarakat umum yaitu, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan, penambahan wawasan dan pencerahan kepada masyarakat luas dan khususnya dapat memberikan informasi dan pengetahuan hukum yang bisa dijadikan pedoman untuk warga masyarakat secara umum. Mengenai peralihan hak atas tanah karena jual beli dengan lelang berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah di Surakarta. Tipe kajian dalam penelitian ini lebih bersifat deskriptif yaitu penelitian yang memberika gambaran secara sistematis terhadap objek yang diteliti. Untuk mendapatkan data yang akurat diperlukan (a) data primer dan (b) data sekunder.analisis data pada penulisan hukum lazimnya dilakukan melalui pendekatan kualitatif. Menurut Soerjono Soekanto pendekatan kualitatif adalah cara penelitian yang menghasilkan deskriptif analisis yaitu apa yang dinyatakan

5 oleh responden secara tertulis atau lisan dan juga perlakuannya yang nyata diteliti dan dipelajari sebagai suatu kesatuan. 5 Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian hukum ini adalah (a) studi dokumentasi yaitu dilakukan dengan cara penelusuran terhadap dokumen-dokumen sebagai bahan hukum kemudian memberikan penjelasan atas hasil penelusuran bahan hukum primer, ditelusuri pula bahan-bahan hukum sekunder dan tersier yang ada. (b) wawancara yaitu, dalam hal ini menggunakan pedoman wawancara sehingga wawancara lebih terarah dan sesuai dengan kemampuan penyusun. wawancara yang mendalam kepada responden (pejabat yang terkait) tentang pelaksanaan peralihan hak atas tanah karena jual beli dengan lelang berdasar Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 di Kantor Pertanahan Kota Surakarta. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan Pendaftaran Peralihan Hak atas Tanah karena Jual Beli dengan Lelang Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 di Kantor Pertanahan Kota Surakarta Dalam penelitian ini penulis akan menguraikan dan menganalisis satu kasus pelaksanaan peralihan hak atas tanah karena jual beli secara lelang berdasarkan Kutipan Risalah Lelang Nomor 532/2014 tertanggal 15 Juli 2014 yang terbit sebagai akibat kasus kredit macet berdasarkan perjanjian kredit sebagai perjanjian pokok yang dibuat antara debitur X dengan Perseroan Terbatas PT. BNI (Bank Negara Indonesia)Syariah Tbk.Kantor Cabang Surakarta sebagai 5 Soerjono Soekanto, 2008,Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta : Universitas Indonesia (UI- Press), hal 5

6 kreditur. 6 Kreditur melaksanakan akad kredit dengan menggunakan Akta Pemberian Hak Tanggungan sebagai perjanjian assesoir atau perjanjian tambahan. Pelaksanaan pendaftaran peralihan hak atas tanah berdasarkan risalah lelang tersebut melalui 3 (tiga) tahap yaitu: (1) Pengecekan atau pemeriksaan sertifikat jaminan lelang di BPN Surakarta. Ketentuan dalam pasal 39 PP 24 Tahun 1997 jo Pasal 97 Peraturan Menteri Negara Agraria No. 3 Tahun 1997, menyatakan bahwa PPAT wajib terlebih dahulu melakukan pemeriksaan di Kantor Pertanahan Kota Surakarta mengenai kesesuaian sertifikat hak atas tanah SHM No. 10813 yang terletak di Jalan Sabranglor RT 004/008 Kelurahan Mojosongo,Kec. Jebres Surakarta, sebagai jaminan lelang dengan buku tanah yang ada di Kantor Pertanahan Kota Surakarta. Untuk keperluan itu perlu diperlihatkan sertifikat asli. Apabila sertifikat tersebut sesuai dengan daftar yang ada, maka Kepala BPN Surakarta atau pejabat yang ditunjuk membubuhkan pada halaman perubahan sertifikat asli cap atau kalimat dengan tulisan: telah diperiksa dan sesuai dengan daftar dikantor Pertanahan Kota Surakarta, kemudian diparaf dan diberi tanggal pengecekan. Pada halaman perubahan buku tanahnya dibubuhkan cap atau tulisan dengan kalimat: PPAT Rita Esti SP, SH telah minta pengecekan sertifikat kemudian diparaf dan diberi tanggal pengecekan. Apabila sertifikat yang ditunjukkan tersebut ternyata bukan dokumen yang diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kota Surakarta, pada sampul dan semua halaman sertifikat tersebut dibubuhkan cap atau tulisan dengan kalimat: sertifikat ini tidak diterbitkan oleh BPN Surakarta. Namun apabila ternyata sertifikat 6 Bapak Maryadi Setiawan, Pemenang Lelang, Wawancara Pribadi, Kantor Pertanahan Kota Surakarta, 8 Januari 2015, Pukul 10.00 WIB.

7 tersebut diterbitkan oleh BPN Surakarta, akantetapi data fisik dan data yuridis yang termuat didalamnya tidak sesuai lagi dengan data yang tercatat dalam buku tanah atau surat ukur yang bersangkutan, untuk PPAT Rita Esti SP, SH diterbitkan Surat Keterangan Pendaftaran Tanah (SKPT) sesuai dengan data yang tercatat di BPN Surakarta. Pada sertifikat yang bersangkutan tidak dicantumkan sesuatu tanda apapun. (2) Tahap Kedua: Roya atau Penghapusan Hak Tanggungan yang melekat dalam pasal 18 Undang-Undang Hak Tanggungan dinyatakan bahwa hapusnya Hak Tanggungan disebabkan karena: (a) Hapusnya piutang yang dijamin.(b) Dilepaskannya Hak Tanggungan oleh kreditur pemegang Hak Tanggungan.(c) Pembersihan Hak Tanggungan berdasarkan penetapan ketua pengadilan negeri atas permohonan pembeli obyek Hak Tanggungan.(d) Hapusnya hak atas tanah yang dijadikan jaminan.(e) Pendaftaran hapusnya HT yang disebabkan oleh hapusnya utang dilakukan berdasarkan yaitu, Surat Roya, Sertifikat Hak Tanggugan, Kutipan Risalah Lelang Nomor 532 Tahu 2014, Permohonan Roya, Serifikat Hak Milik Asli Nomor 10813. (3) Tahap Ketiga: pendaftaran peralihan Hak atas tanah karena jual beli dengan lelang. Pelaksanaan pendaftaran di Kantor Pertanahan Kota Surakarta ke atas nama Maryadi diserahkan sepenuhnya kepada Rita Esti SP, SH selaku PPAT Kota Surakarta untuk dilaksanakan pendaftaran peralihan haknya dengan menggunakan surat pengantar yang dibuat PPAT dengan menyerahkan dokumen-dokumen berupa, (a) Kutipan Risalah Lelang Nomor 532 Tahun 2014 tertanggal 15 Juli 2014; (b) Asli Sertifikat hak atas tanah yang dijadikan obyek lelang yaitu sertifikat nomor 10813 (SHM 10813) yang terletak di Jalan Sabranglor RT 004/008 Kelurahan Mojosongo, Jebres, Surakarta, kesemuanya terdaftar atas nama debitur. (c) Bukti

8 identitas pembeli lelang berupa Kartu Tanda Penduduk yang masih berlaku. (d)bukti pelunasan harga pembelian atau kuitansi. (e) Bukti pelunasan pembayaran bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) atas nama Maryadi.(f) Surat keterangan dari kepala KPKNL Surakarta dan bahwa sita telah ditindaklanjuti dengan lelang yang hasilnya dimohonkan pendaftarannya atau pernyataan dari kreditur bahwa pihaknya melepaskan Hak Tanggungan tersebut untuk jumlah yang melebihi hasil lelang. (g) Surat pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi dan Bangunan. (h) Surat permohonan peralihan hak yang ditandatangani oleh Maryadi tertanggal 12 Februari 2014.(i) Surat pernyataan yang menyatakan bahwa kepemilikan tanah yang dimiliki Maryadi tidak melebihi ketentuan maksimum pemilikan tanah (tidak melebihi 5 bidang) bermaterai cukup tertanggal 12 Februari 2014. (j) Surat pernyataan yang ditandatangani Maryadi di atas materai bahwa tanah yang dimiliki tidak dalam sengketa (tidak dalam sengketa kepemilikan maupun sengketa batas tanah) yang diketahui dan ditandatangani Kepala Desa Kelurahan Mojosongo serta tandatangan 2 orang saksi yaitu ketua RT atau RW. (k) Surat pernyataan penguasaan fisik bidang tanah (Sporadik) yang ditandatangani diatas materai oleh Maryadi dengan diketahui dan ditandatangani Kepala Desa dan dua orang saksi. Sistem publikasi yang digunakan dalam Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 adalah sistem publikasi negatif yang mengandung unsur positif. Hal ini dapat dilihat dari ketentuan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 Pasal 32 Ayat (1) dan Penjelasannya. Dalam Pasal 32 Ayat (1) disebutkan mengenai sertifikat sebagai alat pembuktian yang kuat yang berarti merupakan sistem publikasi positif karena melihat pada pendaftaran sebagai bukti hak. Sementara

9 dalam penjelasan Pasal 32 disebutkan sertifikat tersebut sebagai tanda bukti yang kuat dalam arti bila tidak dapat dibuktikan sebaliknya, sehingga hak dari sertifikat tersebut menjadi tidak mutlak, bila dapat dibuktikan bahwa sertifikat tersebut didapatkan dengan melakukan perbuatan hukum yang tidak sah dalam jangka waktu 5 tahun. Disinilah unsur sistem publikasi negatif tersebut ada. Pelaksanaan pendaftaran peralihan hak atas tanah keatas nama Maryadi berdasarkan risalah lelang di BPN Surakarta telah sesuai dengan ketentuan PP 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. Hanya dalam prakteknya penyelesaian peralihan hak atas tanah SHM. 10813 yang terletak di Jalan Sabranglor RT 04/008 Kel. Mojosongo, Jebres, Surakarta yang didaftarkan oleh Rita Esti SP,SH selaku PPAT Kota Surakarta lebih dari 90 (Sembilan puluh) hari sejak berkas diterima dan dianggap lengkap oleh BPN Surakarta, dengan uraian sebagai berikut: (a) Pengecekan SHM.10813dinyatakan sesuai dengan Buku tanah BPN Surakarta dalam jangka waktu 3 (tiga) hari.(b) Roya atau penghapusan hak tanggungan atas jaminan tersebut diatas yang seharusnya selesai dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari baru selesai dalam waktu 30 (tiga puluh) hari. Hal ini disebabkan karena: (1) Adanya peningkatan kualitas proses pendaftaran yang dimohon oleh PPAT kepada Kantor Pertanahan Kota Surakarta. Banyaknya berkas yang diterima dan harus diselesaikan oleh BPN Surakarta tidak sebanding dengan jumlah pegawai BPN Surakarta yang hanya berjumlah kurang lebih 100 (seratus) orang. Dalam hal ini Kantor Pertanahan Kota Surakarta melayani seluruh hampir 70 (tujuh puluh ) orang yang tergabung dalam Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Kota Surakarta. Dalam setiap harinya BPN Surakarta menerima berbagai permohonan pendaftaran dari PPAT baik berupa permohonan

10 pengecekan sertifikat-sertifikat, pendaftaran roya, pembebanan HT, jual beli, hibah, pembagian hak bersama dan lain-lain.jika setiap PPAT masing-masing mengajukan permohonan pendaftaran minimal berjumlah 15 (lima belas) permohonan, dan maksimal 30 (tiga puluh) permohonan dalam sehari. Apabila dihitung maka BPN Surakarta menerima pendaftaran minimal 115 dan maksimal 210 permohonan yang harus ditangani. (2) Setiap berkas permohonan harus diperiksa seteliti mungkin melalui 2 (dua) orang bagian pemeriksa dan 1 (satu) orang kepala seksi, agar tidak terjadi kekeliruan atau kesalahan yang fatal dalam peralihan haknya karena berhubungan dengan data fisik dan data yuridis tentang sertifikat kepemilikan. Kepastian Hukum bagi Pemegang Risalah Lelang dalam Pelaksanaan Pendaftaran Peralihan Hak atas Tanah karena Jual Beli dengan Lelang di Kantor Pertanahan Kota Surakarta Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Penjualan lelang sebagaimana diuraikan dalam kasus diatas tidak secara khusus diatur dalam KUH Perdata tetapi di luar KUH Perdata yaitu disebut perjanjian bernama. Perjanjian bernama adalah perjanjian yang sudah mempunyai nama sendiri yang dikelompokkan sebagai perjanjian-perjanjian khusus dan jumlahnya terbatas. Dalam KUH Perdata diatur dalam title V s/d XVII dan diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD). Penjualan lelang dikuasai oleh ketentuan-ketentuan KUH Perdata mengenai jual beli yang diatur dalam KUH Perdata Buku III tentang Perikatan. Ketentuan dalam Pasal 1319 KUH Perdata menyebutkan bahwa semua perjanjian baik yang mempunyai nama khusus, maupun yang tidak dikenal

11 dengan nama tertentu, tunduk pada peraturan umum. Sedangkan, Pasal 1457 KUH Perdata merumuskan jual beli adalah suatu persetujuan, dengan mana pihak satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak yang lain untuk membayar harga yang dijanjikan. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dapat dikemukakan 5 (lima) unsur yang harus dipenuhi di dalam pengertian lelang, antara lain: (a) Lelang adalah suatu sarana dalam melakukan bentuk penjualan atas sesuatu barang. (b) Harga yang diperoleh bersifat kompetitif. (c) Pembeli tidak dapat ditunjuk sebelumnya, kecuali kepada calon peminat pembeli lelang dengan penawaran tertinggi yang telah melampaui harga limit dapat ditunjuk sebagai pemenang/pembeli. (d) Memenuhi unsur publisitas, karena lelang adalah penjualan yang bersifat transparan. (e) Dilaksanakan pada suatu saat dan tempat tertentu sehingga bersifat cepat, efisien, dan efektif. Kasus di atas menempatkan saudara Maryadi sebagai pemenang lelang yang mempunyai itikad baik untuk membantu debitur melunasi hutang pokok beserta bunganya yang telah wanprestasi, sudah sepantasnya mendapat jaminan kepastian hukum dalam pelaksanaan pendaftaran peralihan haknya di Kantor Pertanahan Kota Surakarta. Jaminan kepastian hukum yang dimaksud adalah: (1) Kepastian hukum mengenai pemilik tanah atau subyek hak yaitu, a) Maryadi, b) Wiraswasta, c) Jalan Gambirsari RT 06/013, Kadipiro, Banjarsari, Kota Surakarta.(2) Kepastian hukum tentang obyek tanah yang dimiliki yaitu atas sebidang tanah SHM 10813. Hal ini menyangkut: a) Kepastian letaknya, b) Kepastian mengenai batas-batas tanahnya yaitu berdasarkan Gambar Situasi yang dikeluarkan oleh BPN Kota Surakarta tanggal 18-07-2001 (delapan belas Juli dua

12 ribu satu) Nomor 2794/Mojosongo/2001, c) Kepastian tentang luas bidang tanah atau obyek hak SHM 10813 yaitu seluas 228 m 2.(3) Kepastian hukum mengenai peralihan hak atas tanahnya di Kantor Pertanahan Kota Surakarta. Artinya bahwa saudara Maryadi mempunyai hak untuk mendaftarkan perolehan haknya atas SHM 10813 ke Kantor Pertanahan KotaSurakarta tanpa hambatan apapun, sehingga dapat menikmati kegunaan sesuatu kebendaan dengan leluasa, dan bebas menguasai dengan kedaulatan sepenuhnya, asal tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dan kepentingan umum serta berhak pula mendaftarkan peralihan hak atas tanahnya ke Kantor Pertanahan KotaSurakarta tanpa adanya hambatan apapun. PENUTUP Simpulan Pertama, pelaksanaan pendaftaran peralihan hak atas tanah karena jual beli dengan lelang berdasarkan study kasus pada Kutipan Risalah Lelang No.532 Tahun 2014 di Kantor Pertanahan Kota Surakarta telah sesuai dengan aturanaturan yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah juncto Peraturan Pelaksanaannya yaitu Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997. Prosedur atau tahap-tahap pendaftaran peralihan hak atas tanah karena jual beli dengan lelang berdasarkan risalah lelang meliputi pengecekan atau pencocokan sertifikat jaminan lelang dengan buku tanah, roya atau penghapusan hak tanggungan yang melekat dan pendaftaran peralihan hak atas tanah tersebut dengan adanya Risalah Lelang.

13 Kedua, adanya kepastian hukum bagi pemenang lelang dalam melaksanakan pendaftaran peralihan hak atas tanahnya dikantor Pertanahan Kota Surakarta. Jaminan tersebut meliputi kepastian hukum subyek dan obyek kepemilikan hak atas tanah serta jaminan kepastian peralihan hak atas tanah keatas nama pemenang lelang atau pembeli yang tidak mungkin terhambat karena adanya sita atau blokir dari pihak lain. Saran Pertama, jumlah pegawai ditambah lagi dengan orang-orang yang benarbenar ahli dalam bidang pertanahan sehingga dapat selesai tepat pada waktunya. Dan biaya-biaya pendaftaran peralihan hak atas tanah di Kantor Pertanahan Kota Surakarta harus diketahui masyarakat secara transparan. Kedua, Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah perlu diamandemen dan kemudian ditingkatkan menjadi UU Pendaftaran Tanah. Sistem pendaftaran tanah nasional yang kurang memberikan jaminan kepastian hukum bagi para pendaftar tanah adalah kenyataan yang harus diperbaiki dengan segera. Tanpa adanya jaminan kepastian hukum yang berupa perlindungan hukum yang nyata dari pendaftaran tanah akan mengakibatkan sistem pendaftaran tanah yang tidak berwibawa. DAFTAR PUSTAKA Effendi, Bachtiar, 1993.Pendaftaran Tanah di Indonesia. Banjarmasin: PT. Alumni Bandung. Harsono, Boedi, 1983, Hukum Agraria Indonesia, Sejarah Pembentukan Undang- Undang Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanaanya, Jakarta: Djambatan.

14 Muchtar, Wahid, 2008, Memaknai Kepastian Hukum Hak Milik Atas Tanah.Jakarta:Republika. Supriyadi,Bambang Eko.2013. Hukum Agraria Kehutanan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Soerjono, Soekanto, 2008.Pengantar Penelitian Hukum,Jakarta: UI Press.