KEGIATAN MEMBATIK PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN (Studi Deskriptif di TK Muslimat Salafiyah Karangtengah Pemalang) Lina Indra Kartika Fakultas Ilmu Pendidikan, IKIP Veteran Semarang Email : m300adsa@yahoo.co.id Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana yang dilakukan di TK Muslimat Salafiyah Karangtengah Pemalang. Kegiatan dilakukan agar mengoptimalkan kemampuan kreasi anak dalam menanamkan budaya Jawa. Metode penelitian dilakukan dengan pendekatan diskriptif kualitatif yaitu metode Spredley secara sederhana dan mendalam. Subjek penelitian adalah anak, guru, dan semua yang terlibat dalam di TK Muslimat Salafiyah Karangtengah Pemalang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, catatan lapangan, dan wawancara yang dilakukan dengan analisis triangulasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Melalui anak juga akan mengenal unsur-unsur seni tersebut untuk dikembangkan sesuai dengan karakteristik anak usia 5-6 tahun yaitu karakteristik kemampuan fisik (motorik halus), karakteristik kemampuan kognitif, dan karakteristik kemampuan sosio-emosional, (2) Pengenalan dan pengembangan tentang unsur-unsur seni ini akan terlihat dalam tujuan, materi, metode, media, proses, dan evaluasi. Kata Kunci :, seni, budaya I. PENDAHULUAN Membatik merupakan bagian dari pembelajaran melukis. Kegiatan yaitu memberi warna dengan menggunakan sehelai kain putih sebagai alat melukis dipakai canting dan sebagai bahan melukis dipakai cairan malam. Namun kenyataannya kreativitas seni dalam pada anak belum terlihat. Belum terlihatnya kreativitas seni dalam anak ini lebih banyak disebabkan oleh ketidakmampuan guru dalam mengembangkan kreativitas seni anak. Hal ini diperkuat dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Hartono, rendahnya pengembangan kreativitas seni lebih diperburuk dengan kurangnya keterampilan dalam berkarya seni dan minimnya wawasan guru terhadap tujuan, materi, media, metode, proses, dan evaluasi pendidikan seni, serta kurangnya sarana yang ada di sekolah. Selain itu banyak orang yang beranggapan bahwa tidak bsia dilakukan untuk anak usia TK yaitu usia 5-6 tahun, padahal bisa dilakukan pada anak, tentunya dengan pendampingan. Hal ini diperkuat pernyataan Indra bahwa tidak mudah, namun bisa dilakukan siapa saja. Anak usia lima pun bisa diajarkan, namun perlu pendampingan orangtua. Alat panas, jadi anak usia lima perlu didampingi agar lebih terlindungi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana yang dilakukan di TK Muslimat Salafiyah Karangtengah Pemalang. Kegiatan MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 95
dilakukan agar mengoptimalkan kemampuan kreasi anak dalam menanamkan warisan budaya Jawa. Membatik adalah memberikan perintang (lilin malam) di atas bahan atau kain. Pemberian perintang ini menggunakan alat perintang yaitu canting. Bahan perintang yang digunakan untuk merintang yaitu cairan lilin malam. Tahapan menurut Setiawan dan Acep terdiri atas beberapa tahap berikut: (1)Tahap I : Sediakan kain polos yang biasa digunakan sebagai kain batik, seperti mori, brokolin, suteri, dan kain tenun tangan. (2)Tahap II : Kain yang telah tersedia kemudian dikemplong atau dihaluskan. (3)Tahap III : tahap nglowong, yaitu menggambari kain dengan pensil atau arang. (4) Tahap IV : Tahap ini disebut tahap ngerengreng, yaitu menempelkan cairan lilin dengan teknik canting tulis atau cap pada gambar yang telah dibuat. Material untuk membuat lilin (malam) adalah gondorukem, dammar mata kucing, lilin tawon atau kote, lilin lancing, paraffin, minyak hewan, minyak kelapa, dan lilin bekas. Semua bahan tersebut dapat dibeli untuk pembuatan batik tradisional. Tahap selanjutnya disebut tahap (5) Tahap V : Tahap ini merupakan tahap pemberian warna yang terdiri atas dua tahap, yaitu diwidel (memberikan warna biru tua) dan dikelir (memberikan warna lain selain biru tua). Zat pewarnanya adalah zat warna alam seperti ekstrak. (6) Tahap VI : Tahap ini merupakan tahap dilorod, yaitu proses penghilangan lilin (malam) pada bagian tertentu dengan menggunakan air mendidihkan. Untuk memutihkan bekas batikan dan membersihkan sisa lilin malam, kain dimasukkan dengan larutan soda api lemah kemudian dicuci dan dikanji. 1. Pelekatan lilin batik pada kain untuk membuat motif batik yang dikehendaki. Pelekatan lilin batik ini ada beberapa cara mencanting 2. Pewarnaan batik, pekerjaan dapat dilakukan dengan mencelup, dapat secara coletan atau lukisan MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 96
3. Menghilangkan lilin dari permukaan kain. Dapat dengan cara ngerok atau nglorod Gambar 1. Proses Kegiatan Membatik Dari pengertian pembelajaran di atas maka penulis mendeskripsikan bahwa pembelajaran pada anak usia 5-6 tahun adalah cara guru untuk membuat suatu membubuhkan warna di atas permukaan datar yang ketebalannya tidak ikut diperhitungkan (karya dua dimensi) untuk menuangkan ide kreatif atau perasaan kedalam bentuk pewarnaan, dengan menyediakan fasilitas tersebut. Sehingga anak yang belum memahami bahan ajar dan belum memiliki keterampilan setelah mendapatkan pembelajaran dari guru, anak berubah menjadi memahami materi bahan ajar serta memiliki keterampilan. II. METODE PENELITIAN Metode penelitian dilakukan dengan pendekatan diskriptif kualitatif yaitu metode Spredley secara sederhana dan mendalam. Subjek penelitian adalah anak, guru, dan semua yang terlibat dalam di TK Muslimat Salafiyah Karangtengah Pemalang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, catatan lapangan, dan wawancara yang dilakukan dengan analisis triangulasi data. Berikut ini adalah instrumen yang digunakan dalam pengambilan data di lapangan. Komponen Deskripsi Umum Sub Komponen Tabel 1. Instrumen Penelitian Aspek Teknik Pengambilan Data 1. Latar belakang berdirinya TK 2. Visi dan misi TK 3. Dasar 3. Wawancara pelaksanaan 4. Jadwal 4. Wawancara pelaksanaan 5. Jenis batik yang 5. Wawancara dibuat Sumber Data 1. Kepala 2. Kepala 3. Kepala 4. Kepala 5. Kepala Deskripsi Khusus Tujuan 1. Tujuan di TK 1. Kepala MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 97
Materi Metode 1. Penggunaan garis pada anak dikembangkan oleh guru selama 2. Penggunaan bentuk diperlihatkan oleh anak selama berlangsung 3. Penggunaan warna pada anak dikembangkan oleh guru selama 4. Penggunaan tekstur pada anak dikembangkan oleh guru selama berlangsung 1. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan 2. Efektivitas dan efisiensi metode yang digunakan 3. Wawancara 4. Wawancara 1. Guru 2. Guru 3. Guru 4. Guru 1.Guru 2. Guru Media Proses 1. Macam media yang digunakan 2. Keragaman teknik penggunaan media 1. Langkah : a. Pemilihan motif batik b. Pemilihan warna yang digunakan 2. Peran guru 1.Guru 2.Guru 1. Guru KBM saat anak 2. Guru MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 98
Evaluasi selama 3. Tugas anak selama 4. Lama waktu 5. Peraturan yang berlaku saat 1. Evaluasi terhadap 2. Teknik evaluasi yang digunakan dalam mengevaluasi 3. Wawancara 4. Wawancara 5. Wawancara 3.Guru 4.Guru 5.Guru 1.Guru 2.Guru III. HASIL PENELITIAN Dari hasil penelitian tentang pada anak usia 5-6 tahun di TK Muslimat Salafiyah Karangtengah Pemalang, maka dapat disimpulkan bahwa, tujuan pada anak usia 5-6 tahun yaitu memberikan kesempatan kepada anak untuk meningkatkan dan mengembangkan apa yang bisa atau sudah anak- anak tahu mengenai bentuk dan unsur dari seni (garis, bentuk, warna, dan tekstur). Melalui anak juga akan mengenal unsur-unsur seni tersebut untuk dikembangkan sesuai dengan karakteristik anak usia 5-6 tahun yaitu karakteristik kemampuan fisik (motorik halus), karakteristik kemampuan kognitif, dan karakteristik kemampuan sosio-emosional. Selain itu juga untuk melestarikan dan mejaga kelanggengan warisan budaya bangsa. Materi pada anak usia 5-6 tahun yang diberikan di TK Muslimat Salafiyah Karangtengah Pemalang antara lain: cara membuat motif, mencating motif, mewarnai kain, dan pelorodan. Materi untuk motif, guru memberikan kebebasan dalam menentukkan motif begitu juga saat mencanting, penggunaan isen-isen dibebaskan sesuai dengan keinginan anak. Begitu juga untuk mewarnai dengan teknik colet, anak dibebaskan untuk mewarnai sesuai dengan keiginan anak. Metode pada anak usia 5-6 tahun di TK Muslimat Salafiyah Karangtengah Pemalang menggunakan lebih dari satu metode. Metode yang sering digunakan adalah metode demontrasi dan metode praktek langsung. Sedangkan Media MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 99
pada anak usia 5-6 tahun di TK Muslimat Salafiyah Karangtengah Pemalang belum terlihat. Proses pada anak usia 5-6 tahun yang dilakukan di TK Muslimat Salafiyah Karangtengah Pemalang yaitu pertama pembuatan pola (motif), mencating, colet (ada juga yang tidak melalui teknik ini) kemudian pencelupan dan pelorodan. Untuk anak di TK ini nya yaitu mencanting dengan kain ukuran kecil, kemudian langsung teknik celup dan pelorodan. Ada juga yang lain yaitu mencanting (untuk ukuran kain boleh kecil boleh juga agak panjang) kemudian colet, setelah itu dicanting lagi kemudian dicelup warna. Baru setelah itu pelorodan. Adapun langkah-langkah anak saat yaitu pertama anak membuat pola (motif) gambar yang ingin di canting, setelah itu anak mencating pola (motif) (boleh juga langsung mencanting, memilih pola (motif) yang sudah tersedia bila anak tidak mau membuat pola (motif). Kemudian setelah itu tahap pemberian warna (celup) dan terakhir pelorodan (pada tahap pencelupan dan tahap pelorodan anak hanya mengamati). Evaluasi pada anak usia 5-6 tahun di TK Muslimat Salafiyah Karangtengah Pemalang dilakukan saat anak (melihat bagaimana cara mencanting) dan setelah anak selesai (melihat hasil karyanya, yang dilihat pengaplikasian isen-isen dan hasil karya anak). Dari penjabaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada anak usia 5-6 memberikan kesempatan kepada anak untuk meningkatkan dan mengembangkan apa yang bisa atau sudah anak- anak tahu mengenai bentuk dan unsur dari seni (garis, bentuk, warna dan tekstur). Selain itu juga akan mengenalkan anak tentang unsur-unsur seni untuk dikembangkan sesuai dengan karakteristik anak usia 5-6 tahun, dan juga untuk melestarikan dan mejaga kelanggengan warisan hasil budaya bangsa. Pengenalan dan pengembangan tentang unsur-unsur seni ini akan terlihat dalam tujuan, materi, metode, media, proses, dan evaluasi. IV. KESIMPULAN 1. Melalui anak juga akan mengenal unsur-unsur seni tersebut untuk dikembangkan sesuai dengan karakteristik anak usia 5-6 tahun yaitu karakteristik kemampuan fisik (motorik halus), karakteristik kemampuan kognitif, dan karakteristik kemampuan sosio-emosional, 2. Pengenalan dan pengembangan tentang unsur-unsur seni ini akan terlihat dalam tujuan, materi, metode, media, proses, dan evaluasi. MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 100
V. Implikasi Implikasi dari penelitian adalah: 1. Guru sebaiknya lebih memperhatikan tujuan secara keseluruhan yaitu lebih dispesifikasikan agar lebih terlihat berkesinambungan. 2. Pengenalan secara khusus mengenai kain yang digunakan saat juga perlu diberikan dengan menyediakan waktu khusus untuk mengenalkan kain yang akan digunakan sehigga penggunaan tekstur dapat dipelajari anak. 3. Metode yang digunakan pun sebaiknya disesuaikan dengan keadaan anak dan bisa lebih beragam. Pada saat, guru sebaiknya mengkondisikan anak dengan baik dan setiap sebaiknya diberlakukan peraturan mengenai hal-hal yang dilakukan dan tidak boleh dilakukan. 4. Penyediaan media pun sebaiknya dipersiapkan. Selain itu dalam mengevaluasi, sebaiknya guru juga mencatat dalam buku atau lembar evaluasi, dengan terdapatnya nilai atau indikator yang dijadikan acuan dalam melakukan evaluasi. Sehingga perkembangan anak dalam dapat terlihat jelas. DAFTAR PUSTAKA Hartono. Konstruktivisme Sebuah Alternatif Pembelajaran Seni Anak Usia Dini. Semarang;Harmonia Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni,2005. http://www.jawapos.co.id/metropolis/index.php?act=detail&nid=54607 Jazuli, M. Mandala Pendidikan Seni. Semarang:Harmonia jurnal pengetahuan dan pemikiran seni,2005. Kusumawardani, Dwi. Seni, Seniman/wati dan Kreativitas. Jakarta:FBS UNJ.2004. Laura J.Colker dan Diane Trister Dogde, The Creative Curriculum for Early Childhood. Teaching Strategi: Washington DC,2000. Rueschhoff, Phil. Teaching Art in The Elementary School. New York: Ronal Press Company, 1969. Setiawan dan Acep. Seni Rupa untuk SMA dan MA kelas X. Jakarta:Erlangga, 2007. Santoso, Doellah. Batik Pengaruh Zaman dan Lingkungan. Surakarta:2002. MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 101