BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi pasar bebas dan AFTA (Asean Free Trade. Agreement) tahun 2015 memacu terjadinya perubahan disegala bidang

dokumen-dokumen yang mirip
negatif (Sittig et al., 2005, Hackl et al., 2009). Dokter marah dan jengkel karena alur kerja mereka tergantung pada sistem yang ada dan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk. memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan

BAB I PENDAHULUAN. 340/Menkes/Per/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit, Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomor 1173 Tahun 2004 Tentang Rumah Sakit Gigi. dan Mulut (RSGM) pasal 1 ayat 1, RSGM adalah sarana pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan (Hatta, 2008). Berdasarkan Undang-Undang No. 44 Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. terletak di Jalan Jendral Sudirman 124 Bantul Yogyakarta. Rumah sakit ini

BAB I PENDAHULUAN. 128/MENKES/SK/II/2004 sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas kesehatan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Azwar (2011), Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui

Bidan disini dapat berperan sebagai petugas administrasi, petugas pemberi pelayanan kesehatan serta petugas farmasi dan kasir (pembayaran).

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor pada bulan Juni 2009.

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidur rawat inap, pelayanan medis, dan pelayanan keperawatan. terus-menerus untuk diagnosis dan pengobatan oleh staf medis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai

BAB I PENDAHULUAN. tentang Kesehatan, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pusat latihan tenaga kesehatan, serta untuk penelitian biososial.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat. Dari

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kebutuhan masyarakat akan pentingnya kesehatan. rumah sakit sebagai suatu organisasi melalui tenaga medis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menuntut tiap organisasi profit dan non profit untuk saling berkompetisi

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu tujuan primer rekam kesehatan/rekam medis. berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan-kebutuhan baru sebagai kebutuhan dasar mutu layanan. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru

BAB I PENDAHULUAN. Dengan tingginya standar tingkat pendidikan, keadaan sosial ekonomi

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. Nama :Rumah Sakit Kusta Dr. Sitanala. Alamat :Jl.Dr. Sitanala No.99 Tangerang 15001

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era perdagangan bebas dunia yang dimulai dengan Asean Free Trade

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010, Rumah sakit adalah institusi pelayanan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. profesional yang terorganisir, serta sarana kedokteran yang permanen

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa pelayanan kesehatan seperti rumah sakit untuk memberikan informasi, fasilitas

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Surabaya

BAB IV HASIL PENELITIAN. Rumah Sakit Madya pada tanggal 23 Oktober 1975, langkah demi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi yang menyediakan tempat tidur rawat inap,

BAB III ELABORASI TEMA

LAPORAN. RS JIWA PROF. Dr. SOEROJO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2015 merupakan. dokumen rencana pembangunan RSUD Kota Bandung periode tahun

BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat. RSUD kota Bandung beralamat di Jl. Rumah Sakit No. 22 Ujung

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan kepada masyarakat dituntut untuk melayani dengan cepat dan

2 Menurut Alamsyah (2012) salah satu aktivitas yang rutin dilakukan dalam statistik rumah sakit adalah menghitung tingkat efisiensi hunian tempat tidu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit. rawat inap, rawat jalan, dan IGD. Rumah Sakit diselenggarakan

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa pemberi pelayanan

LAPORAN. RS JIWA PROF. Dr. SOEROJO MAGELANG

LAPORAN. RS JIWA PROF. Dr. SOEROJO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan. pelayanan kesehatan secara merata, dengan mengutamakan upaya

BAB IV HASIL PENGAMATAN. dikenal dengan nama Centrale Buzgerlijke Ziekewsichting (CBZ).

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. bagian selatan Kecamatan Mamajang Kota Makassar tepatnya di Jalan Dr.

LAPORAN. RS JIWA PROF. Dr. SOEROJO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya arti kesehatan.

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RAWAT JALAN EKSEKUTIF DI RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan secara profesional yang

BAB I PENDAHULUAN. identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain

MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT KEPUASAN DAN KESELAMATAN PASIEN ADALAH TUJUAN KAMI

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan Rumah Sakit Bergerak, rumah sakit sebagai salah satu. sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada

BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN

LAPORAN e- SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT RS JIWA PROF. Dr. SOEROJO MAGELANG INTISARI

2016, No Republik Indonesia Sebagai Instansi Pemerintah Yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum c. bahwa Kepala Kepolisian Nega

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang nomor 44 tahun 2009 bahwa Rumah Sakit adalah

2018, No b. bahwa usulan tarif layanan Badan Layanan Umum Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat III Kendari pada Kepolisian Negara Republik Indonesia

PANDUAN PELAYANAN DOTS TB RSU DADI KELUARGA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik dan organisasi yang sangat kompleks. Berbagai jenis tenaga

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Soeselo Slawi

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009). Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kesehatan,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Badan Layanan Umum. RSUP. DR. Mohammad Hoesin Palembang. Tarif.

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan tantangan yaitu peningkatan persaingan dalam berbagai upaya. Salah

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Peraturan Menteri

RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA Melayani Masyarakat Seluwes Lengkungan. Theresiana Ani Larasati

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Permenkes No.147 tahun 2010 tentang perijinan Rumah Sakit menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pelayanan publik dewasa ini semakin mendapat tekanan dari

LAMPIRAN. Bulan Biaya Penyusutan Gedung Penyusutan Alat Medis Penyusutan Mesin Penyusutan Perabotan

BAB I PENDAHULUAN. No. 269/MENKES/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya. pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal. Untuk mewujudkan

Perbedaan jenis pelayanan pada:

BAB 1 : PENDAHULUAN. yaitu pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (1,2)

RSUD KOTA BANDUNG RENJA 2014 BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2014 merupakan dokumen

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Doktrin New Public Management (NPM) atau Reinveting

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh seluruh

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Di dalam rumah sakit. terdapat suatu Unit Rekam Medis yang merupakan komponen

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

BAB 2 DATA DAN ANALISA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi pasar bebas dan AFTA (Asean Free Trade Agreement) tahun 2015 memacu terjadinya perubahan disegala bidang industri termasuk dalam bidang fasilitas kesehatan di Indonesia. Perubahan ini terjadi tidak hanya pada penyedia fasilitas kesehatan saja, tetapi juga dari sisi pelanggan. Pihak penyedia fasilitas kesehatan dituntut untuk meningkatkan mutu pelayanannya supaya mampu bersaing untuk mendapatkan kepercayaan pelanggan. Pihak penyedia fasilitas kesehatan yang dimaksud di atas salah satunya adalah rumah sakit. Selama beberapa dekade, rumah sakit telah berbicara tentang penggantian rekam medis berbasis kertas ke rekam medis elektronik atau RME. Saat ini, RME telah menjadi tren yang berkembang selama 10 tahun terakhir, tetapi secara signifikan telah meluas sejak tahun 2009. Sebuah hasil penelitian oleh Robert Wood Johnson Foundation menemukan bahwa beberapa rumah sakit di Amerika Serikat yang menggunakan beberapa jenis RME telah berkembang lebih maju dan bertambah pasiennya hingga tiga kali lipat dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, sehingga total penggunaan RME meningkat hingga 44% di beberapa rumah sakit di Amerika Serikat (Siemens, 2013). Penyedia fasilitas kesehatan wajib menyediakan fasilitas yang diperlukan dalam rangka penyelenggaraan rekam medis (Permenkes 269, 2008). Sesuai dengan pernyataan tersebut, sudah pasti, rekam medis harus 1

2 dibuat pada setiap rumah sakit sebagai penyedia fasilitas kesehatan. Rekam medis dibuat secara tertulis maupun secara elektronik, asalkan data yang terkumpul lengkap dan jelas. Konsep rekam medis atau rekam kesehatan yang menggunakan format kertas maupun elektronik, menjelaskan bahwa kedua format tersebut merupakan sarana pendokumentasian data/informasi utama di fasilitas kesehatan. Kedua format tersebut juga merupakan alat komunikasi dan penyimpanan informasi kesehatan (Hatta, 2011). Rekam medis elektronik adalah proses komputerisasi isi rekam medis dengan menggunakan sistem yang secara khusus dirancang untuk memudahkan pengguna. RME dilengkapi dengan fasilitas pendukung kelengkapan, akurasi data, memberikan tanda waspada sebagai peringatan, dan otentikasi pengaksesan data (RS Panti Rapih, 2013). Antarmuka pengguna merupakan tampilan dimana pengguna berinteraksi dengan sistem RME. Tujuan dari antarmuka pengguna adalah untuk memungkinkan pengguna menjalankan setiap tugas dalam kebutuhan pengguna (Fatta, 2008). Sesuai dengan pernyataan tersebut, jika RME pada suatu rumah sakit tidak mempunyai tampilan antarmuka yang sesuai dengan kebutuhan pengguna, maka RME tersebut tidak dapat meningkatkan efisiensi, efektivitas, profesionalisme, kinerja, serta kemudahan akses dalam menjalankan setiap tugas dalam kebutuhan pengguna di rumah sakit. Berdasar pada hasil wawancara studi pendahuluan pada tanggal 17 November 2014 yang dilakukan di RS Panti Rapih, diketahui bahwa RS Panti Rapih telah menggunakan RME di Instalasi Gawat Darurat (IGD). RME tersebut dimanfaatkan untuk pendaftaran pasien, untuk input data klinis pasien, dan untuk pengolahan pelaporan. Terdapat kendala yang terjadi pada

3 RME yang telah digunakan saat ini, yaitu RME di IGD masih mengadopsi RME yang digunakan di poliklinik RS Panti Rapih, sehingga masih banyak elemen-elemen data yang belum sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Selain itu, di IGD RS Panti Rapih juga masih menerapkan rekam medis manual atau menggunakan kertas dalam pengisian data klinis pasien. Hal ini terjadi karena ada beberapa ketentuan dalam pembuatan visum et repertum yang harus dibuat secara manual oleh dokter yang bertanggung jawab menangani pasien. Keterbatasan sarana dan prasarana juga menjadi alasan IGD RS Panti Rapih masih menerapkan rekam medis manual. Berdasar pada hasil wawancara dengan Kepala Instalasi Rekam Medis RS Panti Rapih, rencana ke depan pada IGD RS Panti Rapih akan tetap menerapkan elektronisasi dalam pendokumentasian rekam medisnya secara 100%. Berdasar pada permasalahan di atas, maka dirubah sistem rekam medis manual ke dalam sistem RME secara keseluruhan dengan merancang ulang tampilan antarmuka RME di IGD RS Panti Rapih sesuai kebutuhan pengguna. B. Rumusan Ide Bagaimana rancangan ulang tampilan antarmuka rekam medis elektronik yang sesuai dengan kebutuhan pengguna di Instalasi Gawat Darurat RS Panti Rapih Yogyakarta?

4 C. Tujuan Perancangan 1. Tujuan Khusus Menganalisis sistem RME, menganalisis kebutuhan pengguna dan merancang ulang tampilan antarmuka rekam medis elektronik di Instalasi Gawat Darurat RS Panti Rapih Yogyakarta. 2. Tujuan Umum a. Menganalisis sistem RME dan menganalisis kebutuhan pengguna di Instalasi Gawat Darurat RS Panti Rapih Yogyakarta. b. Merancang ulang tampilan antarmuka rekam medis elektronik di Instalasi Gawat Darurat RS Panti Rapih Yogyakarta. c. Mengevaluasi tampilan antarmuka rekam medis elektronik yang telah dirancang di Instalasi Gawat Darurat RS Panti Rapih Yogyakarta. D. Batasan Perancangan Perancangan ulang ini dibuat untuk lingkup Instalasi Gawat Darurat (IGD) di RS Panti Rapih yang telah menerapkan sistem rekam medis elektronik dalam mendukung perubahan paradigma rekam medis dari yang berbasis kertas ke rekam medis elektronik tanpa kertas. Penulis sebatas merancang ulang tampilan antarmuka pengguna rekam medis yang sesuai dengan kewenangan ahli madya rekam medis, yaitu merancang struktur isi dan standar data kesehatan, untuk pengelolaan informasi kesehatan.

5 E. Manfaat Perancangan 1. Bagi Rumah Sakit Hasil perancangan ulang ini diharapkan dapat memberi masukan bagi rumah sakit di Instalasi Gawat Darurat dalam pengembangan rekam medis elektroniknya terkait untuk menunjang rekam medis tanpa kertas. 2. Bagi Institusi Pendidikan Hasil perancangan ulang ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan menjadi bahan kajian dalam pengembangan ilmu pendidikan mengenai rekam medis elektronik dalam menunjang rekam medis tanpa kertas dan antarmuka pengguna yang diterapkan di Instalasi Gawat Darurat rumah sakit. 3. Bagi Peneliti Hasil perancangan ulang ini diharapkan mampu meningkatkan wawasan dan ilmu pengetahuan tentang rekam medis elektronik yang sesuai dengan kebutuhan pengguna dan cara merancang tampilan antarmuka pada rekam medis elektronik dalam menunjang rekam medis tanpa kertas dengan baik dan benar. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil perancangan ulang ini diharapkan dapat menjadi referensi, masukan, dan bahan evaluasi kepada peneliti selanjutnya agar dapat merancang Rekam Kesehatan Elektronik dalam menunjang rekam medis tanpa kertas yang lebih baik di instalasi yang lainnya.

6 F. Keaslian / Orisinalitas Perancangan ulang tampilan antarmuka rekam medis elektronik di Instalasi Gawat Darurat rumah sakit belum pernah dibuat, namun demikian ada beberapa perancangan antarmuka serupa yang pernah dilakukan sebelumnya, antara lain : 1. Romadlona (2013), perancangan dengan judul Desain Tampilan Antarmuka Sistem Informasi di RSGM Prof. Soedomo Yogyakarta. Perbedaan rancangan yang dilakukan oleh Romadlona dengan perancangan ini adalah : a. Perancangan yang dilakukan Romadlona berfokus pada desain tampilan antarmuka dengan mempertimbangkan interaksi kenyamanan pengguna terhadap sistem dan kebutuhan pengguna akan sistem, sedangkan pada penelitian ini, desain tampilan antarmuka dirancang dalam menunjang sistem rekam medis tanpa kertas yang mempertimbangkan interaksi kenyamanan pengguna sesuai dengan kebutuhan penggunanya. b. Tujuan perancangan desain tampilan antarmuka sistem informasi di RSGM Prof. Soedomo Yogyakarta oleh Romadlona adalah membuat desain tampilan antarmuka sistem informasi RSGM Prof. Soedomo yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna di rumah sakit untuk memaksimalkan sistem agar tercipta pelayanan yang cepat dan tepat. a. Persamaan perancangan ini dengan perancangan Romadlona terletak pada manfaat desain tampilan antarmuka pengguna diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi programmer untuk

7 mengetahui kebutuhan pengguna dalam melaksanakan kegiatan pencatatan, pengolahan hingga pelaporan. 2. Kusumahati (2014), membuat perancangan dengan judul Analisis dan Desain Ulang Tampilan Antarmuka Sistem Informasi Manajemen Puskesmas di Puskesmas Danurejan II Yogyakarta. Perbedaan perancangan yang dilakukan oleh Kusumahati dengan perancangan ini adalah : a. Objek dalam perancangan Kusumahati adalah mendesain ulang tampilan antarmuka sistem informasi manajemen puskesmas terkait Laporan Bulanan SP2TP pada LB2, LB4 dan mendesain tampilan antarmuka Laporan PWS KIA dan Laporan Imunisasi. Sedangkan dalam objek perancangan ini, adalah tampilan antarmuka rekam medis elektronik di Instalasi Gawat Darurat rumah sakit. b. Tujuan perancangan Kusumahati adalah menganalisis dan mendesain ulang tampilan antarmuka Sistem Informasi Manajemen Puskesmas Danurejan II Yogyakarta yang sesuai dengan kebutuhan pengguna di Puskesmas Danurejan II Yogyakarta. c. Persamaan perancangan ini dengan perancangan Kusumahati adalah mendesain ulang sistem informasi rekam medis pada fasilitas kesehatan. 3. Ahmad (2014), perancangan dengan judul Desain Ulang Antarmuka Menu Pendaftaran dan Pelaporan LB 4 pada Sistem Informasi Puskesmas di Puskesmas Pakem Yogyakarta. Perbedaan rancangan yang dilakukan oleh Ahmad dengan perancangan ini adalah :

8 a. Objek dalam perancangan Ahmad adalah mendesain ulang antarmuka pelaporan LB 4 pada Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS), sedangkan objek dalam perancangan ini adalah merancang ulang tampilan antarmuka rekam medis elektronik di Instalasi Gawat Darurat rumah sakit. b. Tujuan perancangan yang dilakukan Ahmad dalam mendesain ulang antarmuka pada SIMPUS adalah untuk mendukung terciptanya suatu informasi yang tepat dan akurat, serta mampu memenuhi kebutuhan pengaksesnya secara cepat dan efisien. c. Persamaan perancangan Ahmad dengan perancangan ini yaitu mendesain ulang tampilan antarmuka sistem informasi manajemen rekam medis pada fasilitas kesehatan. G. Gambaran Umum Rumah Sakit 1. Sejarah Rumah Sakit Titik awal berdirinya Rumah Sakit Panti Rapih di Jalan Cik Di Tiro 30 Yogyakarta, adalah dibentuknya yayasan "Onder de Bogen" atau dalam bahasa Belanda Onder de Bogen Stichting oleh pengurus Gereja Yogyakarta pada tanggal 22 Februari 1927. Pembangunan rumah sakit akhirnya dapat diselesaikan pada pertengahan Agustus 1929 dan pada tanggal 24 Agustus 1929 Mgr. A.P.F van Velse, SJ berkenan memberkati bangunan tersebut. Tanggal 14 September 1929 secara resmi rumah sakit dibuka oleh Sri Sultan Hamengku Buwono VIII dengan nama Rumah Sakit "Onder de Bogen".

9 Hari berganti hari, jumlah penderita yang datang semakin meningkat. Fasilitas pun harus ditambah dan dikembangkan untuk mengimbangi kebutuhan pelayanan. Pada tahun 1942 datang bangsa Jepang untuk menjajah Indonesia. Rumah sakit Onder de Bogen diambil alih menjadi rumah sakit pemerintah Jepang. Pemerintah Jepang juga menghendaki agar segala sesuatu termasuk bahasa, yang berbau Belanda tidak digunakan di seluruh muka bumi Indonesia. Tidak luput pula nama rumah sakit ini harus diganti nama pribumi. Mgr. Alb. Soegijopranoto, SJ, Bapa Uskup pada Keuskupan Semarang berkenan memberikan nama baru "Rumah Sakit Panti Rapih", yang berarti Rumah Penyembuhan. Setelah kedaulatan Indonesia diakui oleh dunia Internasional, maka Rumah Sakit Panti Rapih juga semakin dikenal dan mendapat kepercayaan dari masyarakat. Semakin banyak pula penderita yang datang dan dirawat di Rumah Sakit Panti Rapih. Untuk mengimbangi hal ini, para pengurus Yayasan dan para Suster merencanakan untuk memperluas bangunan dan menambah fasilitas yang ternyata membutuhkan dana dan pembiayaan yang tidak sedikit. Atas jasa dan jerih payah Marcus Mangoentijoso, yang menjabat sebagai Pengurus Yayasan pada waktu itu, diperoleh bantuan yang cukup besar dari Pemerintah Republik Indonesia melalui Yayasan Dana Bantuan, yang dapat dimanfaatkan untuk membangun bangsal Albertus, bangsal Yacinta dan Poliklinik Umum.

10 2. Visi, Misi, Nilai, dan Motto a. Visi Rumah Sakit Panti Rapih sebagai rumah sakit rujukan yang memandang pasien sebagai sumber inspirasi dan motivasi kerja dengan memberikan pelayanan kepada siapa saja secara profesional dan penuh kasih dalam suasana syukur kepada Tuhan. b. Misi 1) RS Panti Rapih menyelenggarakan pelayanan kesehatan menyeluruh secara ramah, adil, profesional, ikhlas, dan hormat dalam naungan iman Katolik yang gigih membela hak hidup insani dan berpihak kepada yang berkekurangan. 2) RS Panti Rapih memandang karyawan sebagai mitra karya dengan meberdayakan mereka untuk mendukung kualitas kerja demi kepuasan pasien dan keluarganya, dan dengan mewajibkan diri menyelenggarakan kesejahteraan karyawan secara terbuka, proporsional, adil, dan merata sesuai dengan perkembangan dan kemampuan. c. Nilai Ramah (Ringan menyapa, tulus tersenyum, dan peka pada harapan/kebutuhan yang dilayani.) Adil (Memberikan layanan kesehatan dan sikap melayani yang sama tanpa memandang strata sosial, pangkat/jabatan, kaya-miskin, asalusul, dan perbedaan lain.)

11 Profesional (Memberikan layanan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan secara optimal setara dengan tersedianya sumber-sumber yang ada.) Ikhlas (Kepada siapapun, memperoleh seberapapun, tidak menjadi halangan untuk terus melayani dan membela kehidupan pasien sampai Tuhan sendiri mengambil keputusan.) Hormat (Sikap menghargai keunikan sebagai sumber yang mendasari pengabdian kepada setiap orang dan semua makhluk ciptaan Tuhan.) d. Motto SAHABAT UNTUK HIDUP SEHAT 3. Fasilitas Layanan a. Rawat Jalan Rawat jalan Rumah Sakit Panti Rapih didukung oleh beberapa dokter umum, dokter spesialis, dan dokter sub spesialis. Fasilitas layanan klinik di Instalasi Rawat Jalan adalah : 1) Layanan Klinik a) Akupuntur b) Anak c) Bedah Anak d) Bedah Digesti e) Bedah Plastik f) Bedah Saraf g) Bedah Thorax

12 h) Bedah Tulang i) Bedah Umum j) Bedah Urologi k) Gigi dan Mulut l) Gizi m) Kulit n) Kebidanan dan Kandungan o) Mata p) Paru dan Asma q) Penyakit Dalam r) Saluran Cerna s) Penyakit Darah t) Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah u) Psikiatri v) Psikologi w) Radioterapi x) Rehabilitasi Medik y) Saraf z) THT aa) Umum Rawat jalan Rumah Sakit Panti Rapih juga mempunyai fasilitas layanan pemeriksaan penunjang dan kegiatan lainnya, yaitu: 2) Pemeriksaan Penunjang : a) Audiometri b) EEG

13 c) Spirometri (LFT) d) Treadmill e) USG f) EKG g) Densitometri 3) Ganti Verband 4) Medical Check Up 5) Pojok TB DOTS 6) Unit Pelayanan Perempuan 7) Pelayanan VCT (HIV-AIDS) 8) BERA 9) Konsultasi KBA 10) Senam Hamil b. Layanan luar rumah sakit di instalasi rawat jalan 1) Layanan Home Care c. Fasilitas Pendukung Rawat Jalan 1) Gedung Rawat Jalan tersentralisasi 3 lantai 2) Rekam Medis Terkomputerisasi 3) Instalasi Farmasi Rawat Jalan di 3 lantai 4) Instalasi Radiologi 5) Instalasi Laboratorium 6) Ruang Tunggu yang nyaman dan bersih (Rumah Sakit Panti Rapih, 2015)