ASUHAN KEBIDANAN PADA NY N P POST SECTIO CESARIA (SC) DENGAN PREEKLAMSI BERAT (PEB) DI RS DKT SIDOARJO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indikator derajat kesehatan masyarakat, tercermin dalam kondisi angka kematian,

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan, persalinan, dan nifas merupakan proses reproduksi yang normal.

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN DENGAN PRE EKLAMPSIA BERAT DI RUANG PONEK RSUD KABUPATEN JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Proses kehamilan, persalinan, nifas merupakan suatu proses fisiologis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia saat ini masih tinggi

BAB I PENDAHULUAN. sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai tiga perempat resiko jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. perempuan, setiap ibu hamil harus mendapatkan pelayanan antenatal care

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur dan

BAB I PENDAHULUAN. pada saat persalinan. Di Indonesia angka kematian ibu tergolong tinggi yaitu

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di. kesehatan meluncurkan upaya terobosan berupa Jaminan Persalinan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO tahun 2013, terdapat sekitar kasus kematian ibu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu kodrat dari wanita yaitu mengandung, melahirkan dan

KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan ujian akhir Program. Kompetensi Bidan di Program Studi Diploma III Kebidanan

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN DENGAN MASALAH PREEKLAMSI BERAT DI RSUD.Dr.WAHIDIN SUDIRO HUSODO MOJOKERTO EVI NUR JANNAH

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran hidup. Angka ini meningkat dibandingkan dengan SDKI tahun

BAB 1 PENDAHULUAN Di bawah MDGs, negara-negara berkomitmen untuk mengurangi angka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asuhan selama periode masa nifas perlu mendapat perhatian karena sekitar

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan puerperium (Patricia W. Ladewig, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih

BAB V PENUTUP. khususnya pada keluhan utama yaitu Ny. S G III P II A 0 hamil 40 minggu. mmhg, Nadi: 88 x/menit, Suhu: 36,5 0 c, RR: 26 x/menit, hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. proses fisiologis dan berksinambungan. Kehamilan dimulai dari konsepsi

BAB I PENDAHULUAN. dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum

BAB 1 PENDAHULUAN. bayi baru lahir merupakan proses fisiologis, namun dalam prosesnya

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN MASALAH BENDUNGAN ASI DI BPS NY. SRI MEI WINARDIATI, SST MEDAENG SIDOARJO KHOLIDA UMAMA

BAB I PENDAHULUAN. pertolongan di fokuskan pada periode intrapartum (Saleha, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. merupakan persalinan normal, hanya sebagian saja (12-15%) merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan dan persalinan adalah suatu proses fisiologis, diharapkan

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. S UMUR 31 TAHUN DI RSUD KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari ovulasi, migrasi sperma dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB IV PEMBAHASAN. Keberadaan bidan menjadi tolak ukur kesehatan di masyarakat. Hal inilah

BAB I PENDAHULUAN. kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu,

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

BAB l PENDAHULUAN. Angka Kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN. setiap perubahan yang terjadi pada wanita selama kehamilan, persalinan dan nifas

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan suatu negara. Angka Kematian Ibu (AKI) adalah indikator di bidang kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurunkan Angka Kematian Anak dan meningkatkan Kesehatan Ibu. adalah dua dari delapan tujuan Millenium Development Goals (MDGs)

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

BAB 1 PENDAHULUAN. 102/ kelahiran hidup (Visi Indonesia Sehat 2015). Penyebab tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung antara minggu (hamil aterm) dan ini merupakan periode

BAB I PENDAHULUAN. perdarahan 21,14%, hipertensi 26,34% dan lain-lain sebesar 40,49%

BAB I PENDAHULUAN. waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN ANEMIA DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. WAHIDIN SUDIRO HUSODO MOJOKERTO WAHYU FATMAWATI

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY C P 2002 DENGAN POST HPP KARENA RETENSIO PLASENTA DI RSUD dr.soegiri LAMONGAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. per kelahiran hidup, AKI yang dicapai masih jauh dari target

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya angka Kematian Ibu yang masih tinggi (AKI) di. berbagai pihak. Terdapat beberapa penyebab yang

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei

BAB I PENDAHULUAN. Negara dengan Angka Kematian Ibu (AKI) terendah pada tahun 2011

BAB I PENDAHULUAN. Pre eklamsia atau toksemia preeklantik (pre eclamtic toxaemia, PET)

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kualitas dan aksebilitas fasilitas pelayanan kesehatan. Berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2016, Angka

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan dan persalinan adalah suatu proses yang normal, alami

BAB I PENDAHULUAN. terakhir (Mochtar, 2012;h.35). Persalinan adalah rangkaian proses yang

ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PADA Ny.G G4P2A1 27 TAHUN USIA KEHAMILAN 39 MINGGU DENGAN PRESENTASI BOKONG DI RSUD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap

BAB I PENDAHULUAN. Masa nifas adalah masa dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY C P 2002 DENGAN POST HPP KARENA RETENSIO PLASENTA DI RSUD dr.soegiri LAMONGAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. keadaan yang fisiologis namun dalam prosesnya terdapat kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN. di kawasan ASEAN yaitu sebesar 228/ kelahiran hidup (SDKI. abortus (11%), infeksi (10%), (SDKI 2012).

BAB I PENDAHULUAN. diprioritaskan pada upaya peningkatan derajat Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap. tahun, dan ini merupakan kehamilan ibu yang pertama.

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal, hipertensi

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny R G I P UK MINGGU DENGAN PRE EKLAMSI BERAT DI RSU DR. WAHIDIN SUDIRO HUSODO KOTA MOJOKERTO

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan masyarakat sangat diperlukan. seorang bidan yang berkompeten untuk menangani masalah-masalah tersebut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. partum.dari data WHO menunjukan 25% kematian maternal disebabkan. oleh perdarahan post partum dan di perkirakan 100.

BAB I PENDAHULUAN kelahiran hidup. Penyebab kematian terbanyak ibu di sebabkan

BAB I PENDAULUAN. kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya

BAB I PENDAHULUAN. hamil normal adalah 280 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir. Pada

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin, post partum, bayi baru lahir (Lestari, 2014:34).

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga mampu untuk menekan AKI dan AKB. Angka Kematian Ibu (AKI)

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Disusun oleh : Intiyaswati. membengkak dan pada pemeriksaan laboratorium dijumpai protein didalam urine

BAB I PENDAHULUAN. individu mempunyai hak untuk lahir sehat maka setiap individu berhak

BAB I PENDAHULUAN. hamil sehingga dapat membahayakan ibu dan janin jika mengalami

BAB I PENDAHULUAN. penurunan AKI dan AKB. Untuk itu dibutuhkan tenaga bidan yang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium

BAB I PENDAHULUAN. setelah kelahiran (Cunningham, 2013). Periode nifas ini terjadi pemulihan

BAB 1 PENDAHULUAN. terdapat kemungkinan suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. AKI yaitu perdarahan, infeksi, hipertensi, gangguan sistem peredaran darah,

B AB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa

ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PADA NY. S G4P3A0 UMUR

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny F GI P TRIMESTER III INPARTU DENGAN PRE EKLAMPSIA BERAT. Siti Aisyah* dan Sinta Lailiyah** ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan kehamilan adalah pengawasan kehamilan untuk. kehamilan, menegakan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan kelahiran, tersedianya dan penggunaan fasilitas. obstetri yang rendah pula (Profil kesehatan jawa tengah 2015).

BAB I PENDAHULUAN. kontrasepsi merupakan proses fisiologis dan berksinambungan. Pada

BAB I PENDAHULUAN. dhihitung dari hari perama haid terakhir. Masalah kematian ibu adalah

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PATOLOGI DENGAN PREEKLAMSI BERAT PADA NY. N UMUR 35 TAHUN P5A0 8 JAM POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT UMUM TIDAR MAGELANG

Transkripsi:

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY N P 10001 POST SECTIO CESARIA (SC) DENGAN PREEKLAMSI BERAT (PEB) DI RS DKT SIDOARJO YENNIWIDYANINGSIH 1211010091 Subject : Preeklamsia, post partum DESCRIPTION Penyebab kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan setelah persalinan 30%, infeksi 11%, eklamsia 11%, partus lama 5%, dan abortus 5%. Dilihat dari penyebab kematian ibu tahun 2010-2012, terjadi peningkatan pada faktor Pre Eklamsia/Eklamsia. Kasus Pre Eklamsi Berat pada ibu nifas sebesar 85,7/100.000 KH, ini menunjukan kasus PEB masih besar terutama pada ibu nifas. Tujuan penelitian ini adalahuntuk mengetahui dan memberikan asuhan kebidanan ibu nifas kepada Ny N P 10001 post SC dengan PEB di RS DKT Sidoarjo dengan menejemen kebidanan lima langkah. Asuhan ini diakukan pada Ny N P 10001 post SC dengan PEB dengan keluhan nyeri pada ulu hati da bengkak di bagian ekstremitas, pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan albumin urin +2. Hasil yang ditemukan keadaan ibu dan bayi baik setelah diberikan asuhan selama 3 hari sesuai dengan kolaborasi denga dr. SpOG seperti memberikan terapi dan asuhan sesuai prosedur yang ditetapkan. Asuhan kebidanan pada kasus Ny N yaitu ibu nifas dengan PEB menggunakan menejemen kebidanan lima langkah. Pasien di observasi dilakukan asuhan sesuai kolaborasi dan dari asuhan yang diberikan dibahas perbedaan dan kesenjangan antara teori dan praktek. Saran bagi tenaga kesehatan yaitu berupaya untuk memberikan asuhan dini pencegahan preeklamsia pada saat ANC dan melakukan rujukan jika ditemukan kasus dilahan praktek, bagi tenaga kesehatan di Rumah Sakit yaitu tetap melakukan kolaborasi dengan dr. SpOG sesuai prosedur yang ditetapkan. ABSTRACT The causes of maternalmortality in Indonesia is bleeding after partusition 30%, infection 11%, eclampsia 11%, prolonged partus 5%, and abort 5%. Views of the cause of death of the mother of the year 2010-2012, increase in factor of Pre eclampsia/eclampsia. The case of severe pre eclampsia in postpartum mother is about 85,7/100.000 KH, this shows the case of pre eclampsia is still great especially in postpartum mothers. The purpose of this research was to know and provide the postpartum midwifery

care to Mrs N P 10001 post SC with PEB RS DKT Sidoarjo with midwifery management with five steps. It was condected in Mrs N P 10001 post SC with the PEB with complains of pain in the solar plexus and swollen at the extremities, complementary examination carried out examination of urine albumin +2. Results found the circumstances of both mother and baby after given midwifery care for 3 days in accordance with the collaboration with dr SpOG as providing therapy and care of appropriate procedures established. Midwifery care in the case of the Mrs N that was how mothers with PEB used a five stepp of midwifery care. Patients in the observation carried out appropriate collaboration and midwifery care given discussed the differences and the incompatibility between theory and practice. Advice for health workers that are able to provide the care of early prevention of pre eclampsia at a time when the ANC and do reference if found case in their work place, for health personnel in hospital are still doing a collaboration with dr SpOG accordance with the procedures established Keywords : Pre eclampsia, post partum Contributor : 1. Ferilia Adiesti, S.ST.,MM 2. Elyana Mafticha, S.ST.,S.KM.,M.PH Date : 10 Juni 2015 Type Material : Laporan Tugas Akhir Identifier : - Right : Open Document Summary : LATAR BELAKANG Pre-eklamsia (PE) fulminating dapat mengancam kehidupan ibu dan bayi. Pada pre-eklamsi tersebut, keadaan ibu biasanya baik, sampai nantinya mengarah pada pre-eklamsia berat selama beberapa jam atau hari, tanpa disertai tanda dan gejala. (Helen Bryce, 2010). Penyakit yang khas untuk kehamilan merupakan penyakit hipertensi yang akut pada wanita hamil dan wanita dalam nifas yang nantinya bisa berlanjut pre eklamsi dan eklamsia. Di Indonesia kasus PEB masih sangat tinggi, berdasarkan data dan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, AKI di Indonesia sebesar 359/100.000KH. Penyebab kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan setelah persalinan 30%, infeksi 11%, eklamsia 11%, partus lama 5%, dan abortus 5% (Suwandi,2010). Berdasarkan kesepakatan global Millenim Develoment Goals (MDG s) 2000 untuk tahun 2015, diharapkan AKI menurun dari 359/100.000KH pada tahun 2013 menjadi 102/100.000KH. (SDKI). Dilihat dari penyebab kematian ibu tahun 2010-2012, terjadi peningkatan pada faktor Pre Eklamsia/Eklamsia. Dari proporsi tahun 2012, faktor Pre Eklamsia/Eklamsia masih menjadi faktor dominan (34,88%) penyebab kematian ibu di Jawa Timur. (Dinkes, 2012). Kasus Pre Eklamsi Berat pada ibu nifas sebesar 85,7/100.000 KH,

ini menunjukan kasus PEB masih besar terutama pada ibu nifas (DepKes RI, 2012). Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 1 Maret 2015 yang dilakukan di Rumah Sakit DKT Sidoarjo tercatat ibu nifas Tahun 2014 sebayak 2282 ibu nifas yang terdiri dari, 284 (12,5%) ibu nifas normal, dan 1998 (87,5%) ibu nifas patologi. Ibu nifas patologis tersebut meliputi ibu nifas dengan febris puerperalis sebayak 1393 (69,8%), mastitis sebanyak 338 (16,9%), pre eklamsi sebanyak 207 (10,3%). Ibu nifas dengan pre eklamsi ringan sebanyak 138 (66,7%) dan pre eklamsi berat sebanyak 69 (33,3%). Upaya-upaya yang sudah di lakukan pemerintah yakni Pemerintah masih harus bekerja keras untuk mencapai target MDG s sesuai kesepakatan yaitu AKB 24 per 1.000 kelahiran hidup dan AKI 102 per 100.000 kelahiran hidup pada 2015, salah satunya adalah upaya jampersal yaitu gratis pada saat ANC dan persalinan hal ini di harapkan ibu hamil lebih rutin dalam melakukan ANC yaitu deteksi dini terjadinya tiga penyebab kematian ibu yaitu perdarahan, Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK), dan infeksi. Semua ibu hamil di harapkan bersalin di tenaga kesehatan dan tidak dianjurkan bersalin di rumah (DepKes RI, 2013). METODE PENELITIAN Studi kasus yang dilakukan dilakukan di RS DKT Sidoarjo, subjek studi kasus ibu nifas dengan PEB, penelitian yang digunakan secara bentuk studi kasus yaitu untuk mencari gambaran yang lebih jelas tentang asuhan kebidanan yag diberikan kepada pasien dengan nifas PEB melalui lima langkah, yaitu pengkajian data asuhan kebidanan, penentuan diagnosa kebidanan, rencana asuhan kebidanan, pelaksanaan dan evaluasi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny N P 10001 Post SC dengan Pre Eklamsi Berat di RS DKT Sidoarjo selama 3x24jam, penulis membandingkan antara tinjauan teori dan asuhan kebidanan. Untuk mempermudah pembahasan penulis disini membagi dalam 5 tahap yaitu : pengkajian data, identifikasi diagnosa/masalah, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pengumpulan data yang sayalakukan dalam pengkajian data dari klien tidak mengalami kesulitan karena klien sangat kooperatif. Pada data subjektif dari pengkajian di lahan praktek pada kasus Ny N P 10001 Post SC dengan Pre Eklamsi Berat di RS DKT Sidoarjo ibu mengatakan nyeri pada ulu hati pada data objektif didapatkan hasil dari pemeriksaan umum TD 174/102mmHg, sedangkan di pemeriksaan fisik ditemukan oedema pada kedua kaki bagian metatarsal, pretibia, kalkaneus, dan pada pemeriksaan penunjang didapatkan protein urine +2. Pada tinjauan teori pre eklamsi berat adalah komplikasi pada masa nifas yang ditandai dengan tekanan darah sistolik 160mmHg dan tekanan darah diastolik 110mmHg disertai protein urine, nyeri epigastrium, dan odema. (Maureen Boyle, 2011). Sehingga tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan kasus dengan asuhan kebidanan. Diagnosa dan masalah ditemukan berdasarkan data subjektif dan objektif yang diperoleh saat pengkajian data. Dari identifikasi diagnosa/masalah muncul diagnosa kebidanan Ny N P 10001 Post SC dengan Pre Eklamsi Berat. Sedangkan diagnosa masalah yang timbul yaitu ibu mengatakan nyeri pada luka bekas operasi. Potensial masalah yang mungkin muncul pada

pasien dengan pre eklamsia berat adalah terjadinya eklamsia pada ibu namun tidak ditemukan adanya masalah dalam praktek. Dengan demikian tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek. Perencanaan pada teori pemberian anti Konvulsan diteruskan sampai 24 jam post partum atau kejang terakhir, teruskan terapi anti hipertensi jika tekanan diastolic masih >110 mmhg, memantau jumlah urin. (Saifuddin, 2012). Memonitoring input (melalui infus maupun oral) dan out put cairan (melalui urin) dengan memasang foley catheter untuk mempermudah pemantauan. (Maureen Boyle, 2011). Serta dilakukannya pemeriksaan laboratorium per 24 jam setelah dilakukan asuhan. (Gathering RS Wijaya, 2009). Saat dilapangan perencanaan tersebut telah terencana sehingga dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek dilapangan. Pelaksanaan menurut teori yaitu : pemberian anti Konvulsan diteruskan sampai 24 jam post partum atau kejang terakhir, teruskan terapi anti hipertensi jika tekanan diastolic masih >110 mmhg, memantau jumlah urin. (Saifuddin, 2012). monitoring input (melalui infus maupun oral) dan out put cairan (melalui urin) dengan memasang foley catheter untuk mempermudah pemantauan. (Maureen Boyle, 2011). Serta dilakukannya pemeriksaan laboratorium per 24 jam setelah dilakukan asuhan. (Gathering RS Wijaya, 2009). Hampir semua perencaan telah dilaksanakan sesuai dengan teori saat dilapangan namun pemeriksaan laboratorium tidak bisa dilakukan setiap kali setelah diberikan asuhan, karena keterbatasan biaya keluarga pasien. Dalam teori disebutkan bahwa asuhan dikatakan berhasil jika dapat menyelamatka ibu dan bayi serta membaiknya keadaan ibu. Kenyataan dilapangan, setelah dilakukan asuhan kebidanan bisa menyelamatkan ibu dan bayinya serta keadaan ibu juga semakin membaik, hal ini bisa diketahui dari tekanan darah turun menjadi 142/82mmHg dan turun lagi menjadi 124/61mmHg setelah 1x24 jam post partum, namun odem pada ekstremitas bawah belum berkurang, kadar protein dalam urine belum berkurang. Dengan demikian asuhan kebidanan pada Ny N P 10001 3 hari post SC dengan PEB di RS DKT Sidoarjo dikatakan berhasil. SIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari asuhan yang telah diberikan kepada Ny N P 10001 3 hari post SC di RS DKT Sidoarjo adalah terbagi menjadi lima langkah meliputi : 1. Pada tahap pengkajian data terhadap ibu nifas dengan PEB tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan kasus yang dilahan 2. Diagnosa masalah tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan kasus yang dilahan 3. Pada tahap perencanaan penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan kasus yag ada dilahan 4. Pelaksanaan tindakan pada Ny N dilakukan sesuai dengan rencana tindakan yang telah dibuat 5. Pada langkah evaluasi penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan kasus yang dilahan

REKOMENDASI Bagi Tenaga Kesehatanhendaknya dapat menjalin hubungan yang baik dengan petugas kesehatan, pasien dan keluarga sehingga terjalin kepercayaan dalam melaksanakan tindakan-tindakan dan lebih memperdalam ilmu ketrampilan dalam melakukan asuhan kebidanan khususnya pada kasus ibu post SC dengan Pre eklamsi berat. Dapat menambah pengetahuan lebih banyak dan lebih mendalam tentang penanganan ibu ifas dengan kasus Pre Eklamsi Berat. Klien dan Keluargadapat menambah pengetahuan dan dapat mendeteksi secara dini adanya kelainan pada dirinya dan segera memeriksakan keadaannya ke tenaga kesehatan untuk mendapat pertolongan dari tenaga kesehatan sehingga tidak terjadi komplikasi yang lebih lanjut atau yang mengancam jiwa.studi kasus ini bermanfaat untuk menambah bahan bacaan dan wawasan bagi semua pihak serta dapat menjadi bahan kepustakaan bagi yang membutuhkan referensi khususnya tentang asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan Pre Eklamsi Berat. Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan baik keterampilan di dalam kelas maupun lahan praktek untuk memberikan bimbingan di lapangan bagi mahasiswa sehingga dapat dipantau secara optimal. ALAMAT KORESPONDENSI Email : yenniwidyaningsih21@gmail.com No. Hp : 085784319008 Alamat : Desa Semampir Rt 04Rw 02 No 86 Sedati Sidoarjo