MANAGEMEN ERGONOMI. Solichul Hadi A. BAKRI Program Pascasarjana UNIBA Surakarta

dokumen-dokumen yang mirip
Konsep Dasar Ergonomi. Solichul HA. BAKRI Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas ISBN:

DASAR-DASAR PENGETAHUAN ERGONOMI

ERGONOMI PADA BURUH GENDONG PEREMPUAN. ( Oleh : Risma A Simanjuntak, Prastyono Eko Pambudi ) Abstrak

Perpustakaan Nasional: Katalog dalam terbitan (KDT) Tarwaka, Solichul HA.Bakri, Lilik Sudiajeng

C. Materi Pembelajaran I. Pendahuluan I.1. Ergonomi I.2. Teknik Tata Cara Keija I.3. Faktor Manusia Dalam Sistem Produksi

IDENTIFIKASI TINGKAT KELELAHAN OTOT PADA PENGGUNA KOMPUTER DI BIRO PUSAT ADMINISTRASI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

ANALISIS PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN METODE FISIOLOGI

Ergonomi dan K3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) FTP UB 2016

Simposium Nasional RAPI XIII FT UMS ISSN

Analisis Sistem Kerja Sortasi Biji Kopi Dengan Menggunakan Pendekatan Ergonomi Di CV. Kopi Tunah Kolak Jaya

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENGATURAN SISTEM SHIFT KERJA

PERTIMBANGAN ERGONOMI PADA PERANCANGAN STASIUN KERJA

SARANA KERJA YANG TIDAK ERGONOMIS MENINGKATKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA GARMENT DI BALI

PERTIMBANGAN ERGONOMI PADA PERANCANGAN STASIUN KERJA

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Pengertian dan Ruang Lingkup Ergonomi : bahasa Yunani Ergon : kerja Nomos : peraturan/hukum - Arbeitswissenschaft di Jerman - Biotechnology di Skandin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

ERGO SAFETY LELY RIAWATI, ST., MT. DRIVING EXCELLENCE IN SAFETY & HEALTH AT WORKPLACE. Name of chairman

perusahaan lupa untuk memperhatikan akibat dari pengangkutan material secara manual tersebut bagi kenyamanan dan kesehatan pekerja atau operator. Pabr

Kegiatan Belajar -6. Modul 4: Konsumsi Energi. Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc. Modul-4, data M Arief Latar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau

BEBAN KERJA & PRODUKTIVITAS PERTEMUAN KE-2

MODUL II PHYSIOLOGICAL PERFORMANCE

Antropometri Dan Aplikasinya Dalam Perancangan Fasilitas Kerja

Organisasi Kerja. Solichul HA. BAKRI Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas ISBN:

Perubahan Postur/Sikap Tubuh Pada Aktivitas Pewarnaan Batik (Colet) Setelah Dilakukan Perancangan Meja Batik Secara Ergonomi Untuk Mengurangi Keluhan

ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X.

Tujuan penggunaan antropometri pemakai :

. II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

DESAIN BENTUK FISIK KERETA DORONG SESUAI ANTROPOMETRI ANAK-ANAK UNTUK PENJUAL COBEK ANAK

Hubungan Faktor Internal Dan Eksternal Terhadap Kelelahan Kerja Melalui Subjective Self Rating Test

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA. Alexander, DC., 1986, The Practice and Management of Industrial Ergonomics, Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall.

BEBAN KERJA DAN MIKROKLIMAT RUANG KERJA PERAJIN UANG KEPENG (PIS BOLONG) UD. KAMASAN BALI DI DESA KAMASAN KLUNGKUNG

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.

PENGANTAR DAN KONSEP DASAR ER E G R O G N O O N M O I

Kajian Ergonomi Pada Tungku Masak Dapur Tradisional Masyarakat Desa Sukorejo Kediri

BEBAN KERJA DAN KELUHAN SISTEM MUSCULOSKELETAL PADA PEMBATIK TULIS DI KELURAHAN KALINYAMAT WETAN KOTA TEGAL

PERANCANGAN STASIUN KERJA OPERATOR PADA LINI PACKING PT. X SURABAYA

PERANCANGAN ALAT PEMINTAL BENANG ERGONOMIS KERAJINAN TENUN IKAT

Penilaian Resiko Manual Handling dengan Metode Indikator Kunci. dan Penentuan Klasifikasi Beban Kerja dengan Penentuan. Cardiovasculair Load

BAB V PEMBAHASAN. saat penelitian dilakukan yang diukur dengan satuan tahun. Dalam

Cut Ita Erliana dan Ruchmana Romauli Rajagukguk. Lhokseumawe Aceh Abstrak

PERANCANGAN TEMPAT JEMURAN BUAH PINANG DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI UNTUK MENGURANGI BEBAN KERJA

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN LARI AEROBIK DAN LATIHAN RENANG TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN

PERHITUNGAN ENERGI EXPENDITUR, KONSUMSI ENERGI DAN PENILAIAN BEBAN KERJA PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING

PENERAPAN 12 PRINSIP ERGONOMI PADA RUANG SERVER (STUDI KASUS RUANG SERVER UNIVERSITAS GADJAH MADA)

MODUL I PENGANTAR ERGONOMI

SIKAP KERJA YANG MENIMBULKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DAN MENINGKATKAN BEBAN KERJA PADA TUKANG BENTUK KERAMIK

APLIKASI ANTHROPOMETRI UNTUK PERANCANGAN STASIUN KERJA DI LOBBY PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS X, SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Oleh: Solichul Hadi A. BAKRI.

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

DESAIN SABIT PERKEBUNAN SALAK UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS

KELUHAN SUBJEKTIF PADA OPERATOR KOMPUTER DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PENGEMBANGAN SENI DAN TEKNOLOGI KERAMIK DAN PORSELIN BALI

PENINGKATAN TINGGI BADAN MAHASISWA BARU UNIVERSITAS UDAYANA TAHUN 1990 DAN I Gede Arya Sena; Suyasning, HI; IDP Sutjana

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH PSIKOLOGI KEREKAYASAAN KODE / SKS : KK / 2 SKS

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

SOSIALISASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR GUGUS I DAN II KECAMATAN SAWAN KABUPATEN BULELENG. oleh, Nyoman Wijana, Sanusi M

tenaga kerja yang sesuai dengan jenis pekerjaannya (Suma mur, 2014). organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu.

Penentuan Tingkat Resiko Kerja Dengan Menggunakan Score Reba

SEJARAH & PERKEMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan trasportasi dirasa memperpendek jarak dan

BAB I PENDAHULUAN. harus sesuai dengan kondisi tubuh serta tenaga yang dimiliki oleh masing-masing individu

BAB VI PEMBAHASAN. Subjek pada penelitian ini semua berjenis kelamin wanita dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Menurut Irianto (2004: 2),

BAB 6 KESIMPULAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

JURNAL "ANALYSIS OF COMPLAINTS AGAINST RISK OF INJURY IN MUSCLE BODY POSTURE SCAVENGERS"

ANALISIS POSTUR KERJA PEKERJA PROSES PENGESAHAN BATU AKIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA

DIPLOMA PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING WPK (Minggu 2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISA PENGARUH AKTIVITAS KERJA DAN BEBAN ANGKAT TERHADAP KELELAHAN MUSKULOSKELETAL

Seminar Nasional IENACO ISSN:

RANCANGAN TEMPAT WUDHU DUDUK ERGONOMIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani yang baik agar dapat

BAB II LANDASAN TEORI

Keywords : household, ironing, dynamic, alternating sitting-standing posture

PROFIL INDEKS MASSA TUBUH DAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PJKR UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI TAHUN 2015/2016

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang dibutuhkan untuk kesehatan optimal sangatlah penting.

ANALISIS KELELAHAN KERJA, KEBOSANAN KERJA, KEPUASAN KERJA SEBAGAI DASAR REKOMENDASI PERBAIKAN FISIOLOGIS PEKERJA

TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL INTRODUCTION ERGONOMI & TTCK

Djamal Thaib, B.Sc, S.IP, M.Sc. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Binawan 4/26/2012

BAB 2 LANDASAN TEORI

Anthropometry. the study of human body dimensions. TeknikIndustri 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs)

BAB VI PEMBAHASAN. Hasil analisis penelitian tentang pengecatan plafon menggunakan tangkai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DESIGN OF PHYSICAL TRAIN PUSH IN ACCORDANCE ANTHROPOMETRY CHILDREN SELLER FOR COBEK CHILDREN

PERANCANGAN ULANG FASILITAS KERJA PADA STASIUN CUTTING

Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA REKAM MEDIS BAGIAN PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN DI UPT PUSKESMAS PUCANG SAWIT SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan diwarnai dengan persaingan yang ketat. Dalam kondisi demikian. hanya perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif yang mampu

Transkripsi:

MANAGEMEN ERGONOMI Solichul Hadi A. BAKRI Program Pascasarjana UNIBA Surakarta ABSTRACT Ergonomi from the Greece language Which consists of word: Egon means work and Nomos means regulation as law. The term tobe used in skandinavia as Biotechnoogy, in USA Human Engineering. The purpose of ergonomy implementation are: 1). Evaluating physical and mental welfare 2). Evaluating social welfare and 3). Creating rational balance among some aspects. Aspects to considered in ergonomy are: Age, set (male/female), body shapes and nutrition, physical fitness and phsycal work performance. Keyword: ergonomy, worl, performance. A. PENDAHULUAN Akhir-akhir ini sering kita baca iklan dan promosi perihal kursi yang ergonomis, tempat tidur yang ergonomis dan berbagai produk ditawarkan senantiasa dengan predikat ergonomis. Terkadang sering muncul pertanyaan apa sebenarnya yang disebut dengan Ergonomi? Istilah Ergonomi berasal dari bahasa Yunani yang terdari dua kata yaitu ergon berarti kerja dan nomos berarti aturan atau hukum. Jadi secara ringkas ergonomi adalah suatu aturan atau norma dalam sistem kerja. Di Indonesia lebih sering dipakai istilah Ergonomi, tetapi di beberapa negara seperti di Skandinavia menggunakan istilah Biotechnology sedangkan di negara Amerika menggunakan istihah Human Engineering atau Human Factors Engineering. Namun demikian, kesemuanya membahas hal yang sama yaitu tentang optimalisasi fungsi manusia terhadap aktivitas yang dilakukan. B. KONSEP ERGONOMI Secara umum definisi-definisi ergonomi yang ada membicarakan masalah-masalah hubungan antara manusia pekerja dengan tugas dan pekerjaannya serta desain dari objek yang digunakannya. Untuk lebih memahami pengertian ergonomi, perlu ditampilkan definisi Ir H. Solichul Hadi AB, Erg adalah Staf Pengajar Program Studi : Manajemen (S2) Program Pascasarjana (PPs) Universitas Islam Batik (UNIBA) Surakarta, Alamat Kantor ; Jl. Agus Salim No. 10 Surakarta. Telp. (0271) 714751. 969

Sholicul Hadi A. Bakri ergonomi dari beberapa ahli ergonomi terdahulu. Secara ringkas Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam beraktivitas maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia baik fisik maupun mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik ( Pheasant.1988, Corlett & Clark. 1995, Annis & McConville. 1996, Manuaba. 1998 ) Ergonomi dapat diterapkan di mana saja, baik di lingkungan rumah, di perjalanan, di lingkungan sosial maupun di lingkungan tempat kerja. Ergonomi dapat dimanfaatkan kapan saja dalam kurun waktu 24 jam sehari semalam, dimulai pada saat bekerja, istirahat maupun dalam berinteraksi sosial kita dapat melakukannya dengan sehat, aman dan nyaman. Ergonomi juga berkaitan erat dengan kualitas hidup manusia. Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) menetapkan, bahwa yang dimaksud dengan kualitas hidup manusia pekerja adalah sebagai pencapaian kualitas hidup manusia secara optimal, baik di tempat kerja, di lingkungan sosial maupun di lingkungan keluarga, hal ini pula yang menjadi tujuan utama dari penerapan ergonomi. Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi adalah : 1 Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cedera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja. 2 Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial, mengelola dan mengordinir kerja secara tepat guna dan meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif. 3 Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek teknis, ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi. C. TINJAUAN ERGONOMI Manuaba (1998) menyatakan bahwa untuk mencapai tujuan ergonomi seperti yang telah dikemukakan, maka perlu keserasian antara pekerja dan pekerjaannya, sehingga manusia pekerja dapat bekerja sesuai dengan kemampuan, kebolehan dan keterbatasannya. Secara umum kemampuan, kebolehan dan batasan manusia ditentukan oleh berbagai faktor yaitu: umur, jenis kelamin, ras, antropometri, status kesehatan, gizi, kesegaran jasmani, pendidikan, keterampilan, budaya, tingkah laku dan kebiasaan, kemampuan kerja fisik dan adaptasi. Karenanya tinjauan Ergonomi biasanya terkait dan mempertimbangkan berbagai aspek tersebut. 1. Umur Umur seseorang berbanding langsung dengan kapasitas fisik sampai 970

Managenen Ergonomi batas tertentu dan mencapai puncaknya pada umur 25 th. Pada umur 50 60 th kekuatan otot menurun sebesar 25%, kemampuan sensoris-motoris menurun sebanyak 60%. Selanjutnya kemampuan kerja fisik seseorang yang berumur > 60 th hanya mencapai 50% dari orang yang berumur 25 th. Bertambahnya umur akan diikuti penurunan; VO2 max, tajam penglihatan, pendengaran, kecepatan membedakan sesuatu, membuat keputusan dan kemampuan mengingat jangka pendek. Dengan demikian pengaruh umur harus selalu dijadikan pertimbangan dalam memberikan pekerjaan pada seseorang (Astrand & Rodahl, 1977, Gradjean, 1993, Genaidy, 1996 dan Konz, 1996). 2. Jenis Kelamin Secara umum wanita hanya mempunyai kekuatan fisik 2/3 dari kemampuan fisik atau kekuatan otot lakilaki, tetapi dalam hal tertentu wanita lebih teliti dari laki-laki. Menurut Konz (1996) untuk kerja fisik wanita mempunyai VO2 max 15-30% lebih rendah dari laki-laki. Kondisi tersebut menyebabkan persentase lemak tubuh wanita lebih tinggi dan kadar Hb darah lebih rendah daripada laki-laki. Waters & Bhattacharya (1996) menjelaskan bahwa wanita mempunyai maksimum tenaga aerobik sebesar 2,4 L/menit, sedangkan pada laki-laki sedikit lebih tinggi yaitu 3,0 L/menit. Di samping itu, menurut Priatna (1990) bahwa seorang wanita lebih tahan terhadap suhu dingin daripada suhu panas. 3. Ukuran Tubuh (Antropometri) Data antropometri sangat penting dalam menentukan alat dan cara mengoperasikannya. Kesesuaian hubungan antara antropometri pekerja dengan alat yang digunakan sangat berpengaruh pada sikap kerja, tingkat kelelahan, kemampuan kerja dan produktivitas kerja. Antropometri juga menentukan dalam seleksi penerimaan tenaga kerja, misalnya orang gemuk tidak cocok untuk pekerjaan di tempat suhu tinggi (panas), pekerjaan yang memerlukan kelincahan, dll. Menurut Pulat (1992), data antropometri dapat digunakan untuk mendesain pakaian, tempat kerja, lingkungan kerja, mesin, alat dan sarana kerja serta produk-produk untuk konsumen. 4. Status Kesehatan dan Nutrisi. Status kesehatan dan nutrisi atau keadaan gizi berhubungan erat satu sama lainnya dan berpengaruh pada produktivitas dan effisiensi kerja. Dalam melakukan pekerjaan tubuh memerlukan energi, apabila kekurangan baik secara kuantitatif maupun kualitatif kapasitas kerja akan terganggu. Perlu keseimbangan antara intake energi dan output yang harus dikeluarkan. Nutrisi yang adekuat saja tidak cukup, tetapi diperlukan adanya tubuh yang sehat agar nutrisi dapat dicerna dan didistribusikan oleh organ tubuh. Menurut Suma'mur (1982) dan Grandjean (1993) bahwa selain jumlah kalori yang tepat, penyebaran persedian kalori selama bekerja adalah sangat penting. Sebagai contoh adalah pemberian snack atau makanan ringan dan teh manis setiap 1,5-2 jam 971

Sholicul Hadi A. Bakri setelah kerja, terbukti dapat meningkatkan produktivitas kerja dibandingkan dengan hanya diberikan sekali makan siang pada saat jam istirahat. 5. Kesegaran Jasmani Hairy (1989) dan Hopkins (2002) menyatakan bahwa kesegaran jasmani adalah suatu kesanggupan atau kemampuan dari tubuh manusia untuk melakukan penyesuaian atau adaptasi terhadap beban fisik yang dihadapi tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti dan masih memiliki kapasitas cadangan untuk melakukan aktivitas berikutnya. Selanjutnya Nala (2001) mengatakan bahwa komponen kesegaran jasmani yang disebut biomotorik meliputi 10 komponen utama, yaitu : kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan, kelentukan, keseimbangan, kekuatan, koordinasi, ketepatan dan waktu reaksi. Dalam setiap aktivitas pekerjaan, maka setiap tenaga kerja dituntut untuk memiliki kesegaran jasmani yang baik sehingga tidak merasa cepat lelah dan performansi kerja tetap stabil untuk waktu yang cukup lama. 6. Kemampuan Kerja Fisik Kemampuan kerja fisik adalah suatu kemampuan fungsional seseorang untuk mampu melakukan pekerjaan tertentu yang memerlukan aktivitas otot pada periode waktu tertentu. Lamanya waktu aktivitas dapat bervariasi antara beberapa detik (untuk pekerjaan yang memerlukan kekuatan) sampai beberapa jam (untuk pekerjaan yang memerlukan ketahanan). Menurut Hairy (1989) dan Genaidy (1996) bahwa komponen kemampuan kerja fisik dan kesegaran jasmani seseorang ditentukan oleh kekuatan otot, ketahanan otot dan ketahanan kardiovaskuler. D. KESIMPULAN Dari ulasan singkat tersebut di atas, terlihat bahwa makna dan tinjauan Ergonomi bukan hanya sekedar suatu label kenyamanan untuk suatu produk. Tetapi lebih jauh merupakan sebuah kajian komprehensif yang menuntut sebuah studi dan pendekatan keilmuan yang lebih holistik sifatnya. Untuk dapat menerapkan ergonomi secara benar dan tepat, maka kita harus mempelajari dan memahami ergonomi secara lebih detail. Dalam penerapan ergonomi diperlukan suatu seni, agar apa yang akan diterapkan dapat diterima oleh pemakainya dan memberikan manfaat yang besar kepadanya. Setiap komponen masyarakat baik masyarakat pekerja maupun masyarakat sosial diharapkan dapat menerapkan ergonomi di kehidupan kesehariannya dalam upaya menciptakan tidak hanya sebatas kenyamanan, tetapi tujuannya juga untuk meningkatkan kesehatan, keselamatan dan produktivitas kerja yang setinggi-tingginya. 972

Apa Itu Ergonomi? REFERENSI Astrand, P.O. & Rodahl, K. 1977. Textbook of Work Physiology-Physiological Bases of Exercise, 2nd edt. McGraw-Hill Book Company. USA. Corlett, E.N. & Clark, T.S. 1995. The Ergonomics of Workspaces and Machines. A Design Manual. 2nd edt. Taylor & Francis. Great Britain. Geinady, A.M. 1996. Physical Work Capacity. Dalam: Battacharya, A. & McGlothlin, J.D. eds. Occupational Ergonomic. Marcel Dekker Inc. USA: 219-232. Grandjean, E. 1993. Fitting the Task to the Man, 4th edt. Taylor & Francis Inc. London. Hairy, J., 1989. Fisiologi Olahraga Jilid 1. Jakarta: Depdikbud, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Hopkins 2002. Fitness Fundamentals- Duidelines for Personal Exercise Programs. Developed by the President's Council on Physical Fitness and Sports. Konz, S. 1996. Physiology of Body Movement. Dalam: Battacharya, A. & McGlothlin, J.D. eds. Occupational Ergonomic. Marcel Dekker Inc. USA:47-61. Nala, 2001. Prinsip Pelatihan Fisik Olahraga. Denpasar. Prorgam Pascasarjana Program Studi Fisiologi Olahraga, Program Pasca Sarjana UNUD. Pheasant, S. 1988. Body Space. Anthropometry, Ergonomics and Design, Taylor & Francis. London. Priatna, B.L. 1990. Pengaruh Cuaca Kerja Terhadap Berat Badan. Majalah Hiperkes dan Keselamatan Kerja. Jakarta. Vol XXIII (3):39-49. Pulat, B.M. 1992. Fundamentals of Industrial Ergonomics. Hall International. Englewood Cliffs. New Jersey. USA. 973