G. RENCANA TINDAK LANJUT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI F. ANALISA KRITIS

BAB V E. HASIL KAMPANYE

PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian

V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Terms Of Reference Round Table Discussion 1 Rawa Tripa, penyangga kehidupan masyarakat Nagan Raya

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

- 1 - PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

19.0 TEORI PERUBAHAN. H. Teori Perubahan

H. Teori Perubahan 19.0 Teori Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya komunikasi adalah unsur pokok dalam suatu organisasi karena

Terms Of Reference Round Table Discussion 2 Rawa Tripa, penyangga kehidupan masyarakat Nagan Raya dan Aceh Barat Daya

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

Governance Brief. Bagaimana masyarakat dapat dilibatkan dalam perencanaan tata ruang kabupaten? Penglaman dari Kabupaten Malinau, Kalimantan Timur

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

LATAR BELAKANG. roadmap pembangunan Sanitasi di Indonesia. Program ini digagas oleh Tim

Rencana Aksi Rencana Pemantauan Risiko Kunci. Mitra Ukuran Metode Target Frekuen si BBTNGL, FFI, UNESCO, KSM Lokal

VII. RANCANGAN PROGRAM PENGUATAN KAPASITAS LMDH DAN PENINGKATAN EFEKTIVITAS PHBM

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

STRATEGI SANITASI KOTA. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

Selamatkan Cagar Budaya dengan Iklan Layanan Masyarakat

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG

Advokasi Anggaran untuk SRHR

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

G. Tindak Lanjut. Pendahuluan

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

LAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI

G. RENCANA TINDAK LANJUT

Tentang Hutan Kemasyarakatan. MEMUTUSKAN PEDOMAN PENGARUSUTAMAAN KEMISKINAN DALAM PELAKSANAAN HUTAN KEMASYARAKATAN BAB I KETENTUAN UMUM.

Rangkuman visi, misi, tujuan, sasaran, dan arah penahapan sesuai yang telah ditetapkan.

Kelompok Kerja IV REDD+ Sulawesi Tengah. Pembelajaran dari Indonesia pada Uji Coba PADIATAPA (FPIC)

Kabar dari Tim Pendamping Pengelolaan Hutan Bersama Hulu Sungai Malinau

1/12 COLABORATIVE MANAGEMENT UNTUK KAWASAN EKOSISTEM ESENSIAL DI KABUPATEN PEMALANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG ELIMINASI MALARIA DI KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 40 TAHUN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 25 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KABUPATEN KARAWANG

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

17.0 PESAN KAMPANYE Strategi pembuatan pesan Pesan-pesan Inti dan Slogan-slogan. G. Strategi Kampanye

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2004 TENTANG PERENCANAAN KEHUTANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ADVOKASI KESEHATAN Waktu : 45 Menit Jumlah soal : 30 buah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 10 TAHUN 2008

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 20 TAHUN 2018 TENTANG

BAB IV METODE PENELITIAN

-1- QANUN ACEH NOMOR 13 TAHUN 2017 TATA CARA PEMBERIAN PERTIMBANGAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN ULAMA

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

11 LEMBARAN DAERAH Oktober KABUPATEN LAMONGAN 6/E 2006 SERI E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PROGRAM WARGA MADANI: PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT*)

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DI ACEH

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan yang dibuat agar diketahui masyarakat. Misalnya ; kampanye, seminar,

H. TOTOK DARYANTO, SE A-489 / FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

Akuntabilitas. Belum Banyak Disentuh. Erna Witoelar: Wawancara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Bantuan United Nations Children s Fund (UNICEF) Dalam Mensukseskan

Judul Kegiatan: Pengembangan Koalisi CSO untuk Mengawal Proses Reformasi Birokrasi Daerah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.39/Menhut-II/2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SETEMPAT MELALUI KEMITRAAN KEHUTANAN

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN DESA DAN KERJA SAMA DESA

RENCANA AKSI GLOBAL MENANG DENGAN PEREMPUAN: MEMPERKUAT PARTAI PARTAI POLITIK

KONDISI KAWASAN HUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG

VIII. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

PERATURAN WALIKOTA SABANG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER DALAM PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PENGELOLA KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan massa. Menurut Mc Graw Hill, media memberikan metode

Konservasi Hutan Berbasis Masyarakat dan Mitigasi Perubahan Iklim di Bentang Alam Kerinci Seblat Konsorsium Perkumpulan WALESTRA (WALESTRA, ICS &

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2012

Rancangan Final 8 April 2013

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.39/Menhut-II/2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SETEMPAT MELALUI KEMITRAAN KEHUTANAN

LOGICAL FRAMEWORK ANALYSIS (LFA) KONSIL LSM INDONESIA HASIL PERENCANAAN STRATEGIS MARET 2011

METODOLOGI. Hutan untuk Masa Depan Pengelolaan Hutan Adat di Tengah Arus Perubahan Dunia

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

STRATEGI TINDAK LANJUT

-1- PENJELASAN ATAS QANUN ACEH NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG KEHUTANAN ACEH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH (BKPRD) KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

KERANGKA ACUAN PENGKAJIAN UNTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA WAWO WAE DALAM PENGELOLAAN KAWASAN CA WATU ATA, NGADA TGL 25 NOP S/D 20 DES 2002

Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Komisi I DPR RI

Transkripsi:

BAB VII G. RENCANA TINDAK LANJUT Rencana Tindak Lanjut Kampanye adalah strategi yang diartikulasikan dengan jelas dari langkah-langkah yang perlu diterapkan oleh lembaga mitra dalam periode 1-3 tahun untuk membangun, dan / atau mempertahankan momentum tahap awal kampanye. Strategi ini mesti mencakup ringkasan sumber-sumber daya manusia dan keuangan yang diperlukan, pemantauan yang akan dilakukan, dan mitra-mitra yang diperlukan untuk mencapai sukses. Kontennya akan tergantung pada tema kampanye. Beberapa contoh sebagaimana ditunjukkan di bawah ini, ditetapkan di sepanjang kontinum. Untuk beberapa kampanye di mana khalayak sasaran jelas berada dalam tahap awal pra kontemplasi, dua tahun pertama kampanye mungkin hanya dapat menggerakkan khalayak ke tahap kontemplasi dan baru sekarang - dalam tahap tindak lanjut - strategi-strategi penyingkiran halangan atau perubahan perilaku pro-aktif dapat dilaksanakan, dipupuk, atau diadopsi. Untuk beberapa kampanye kondisi tetap harus dipertahankan, dan hasil dari kampanye perlu dimonitor dari waktu ke waktu, hal ini disebabkan mengingat barangkali akan ada perkembangan baru yang muncul sekarang ini dan hal tersebut tidak muncul sebelumnya pada masa melaksanakan kampanye dikawasan tersebut. Dalam beberapa kasus dimana keberhasilan telah sepenuhnya dicapai, ekstensi geografis kampanye atau kampanye kedua mungkin dipertimbangkan untuk dijalankan. Sebagai contoh, jika tujuan kampanye adalah untuk mencapai penandatangan petisi seperti yang diharapkan terjadi di kawasan kampanye saya, maka hal tersebut harus tetap dikawal demi tercapainya hasil sebagaimana yang tertuang dalam petisi tersebut. 57

Pendahuluan Apabila kita ingin melihat kembali capaian kampanye Pride penyelamatan Rawa Tripa yang telah dilakukan selama dua tahun terakhir ini, menunjukkan ada capaian yang sangat memuaskan dari sisi pengetahuan, sikap dan komunikasi interpersonal serta perubahan perilaku yang diperoleh berdasarkan hasil pasca survey yang dilakukan beberapa waktu yang lalu dikawasan Rawa Tripa tersebut. 1. Kalau kita ingin melihat dari sisi pengetahuan bahwa masyarakat sudah 61,5% Tahu arti penting Rawa Tripa dari sebelumnnya hanya 15,8%, begitu juga dengan masyarakat yang sudah 29,9% Tahu batas kawasan dari sebelumnya hanya 17,2%. 2. Hal ini juga tidak jauh berbeda apabila kita melihat dari sisi sikap dan komunikasi interpersonal, bahwa masyarakat sudah 40% mau melibatkan diri dalam upaya penyelamatan Rawa Tripa dari sebelumnya hanya 34,4%, walaupun masih sedikit mereka saling membicarakan kondisi Rawa Tripa saat ini hanya 13,2%. 3. Sementara untuk perubahan perilaku sendiri, masyarakat 21 Desa yang ada di sekitar kawasan Tripa sudah secara sadar dan meyakinkan untuk menandatangani Petisi percepatan penyelamatan Rawa Tripa. Namun begitu capaian seperti diatas ini tidak serta merta menjadikan saya dan lembaga saya untuk langsung berpuas diri melainkan kami masih melihat ada beberapa tantangan lagi yang kami harus capai guna mendapatkan sebuah capaian besar dalam hal penyelamatan Rawa Tripa kedepan. Adapaun beberapa tantangan tersebut yang telah kami pikirkan adalah sebagai berikut : 1. Menyatukan persepsi Pemerintah Kab. Nagan Raya dan pihak Perusahaan perkebunan sawit dalam upaya percepatan penyelamatan Rawa Tripa 2. Pemerintah Nagan Raya dan Aceh Barat Daya keberatan dengan usulan Pemerintah Prop. Aceh yang menginginkan sejumlah Kawasan di daerahnya termasuk Rawa Tripa menjadi Kawasan Lindung 3. Menjaga semangat masyarakat 21 Desa Kec. Darul Makmur untuk dapat terus mengawal pencapaian Petisi baik di Kab. Nagan Raya dan Prop. Aceh. Dengan masih adanya tantangan dalam pencapaian tujuan, maka kami perlu memikirkan strategi tindak lanjut yang barangkali dapat menjawab tantangan diatas dan berharap semua pihak dapat bermitra dengan kami untuk mencapai strategi tersebut. Adapun strategi yang telah saya dan lembaga pikirkan adalah sebagai berikut : 1. Mengupayakan secara bersama sama dengan Koalisi LSM lain melakukan sebuah kampanye Advokasi Kebijakan dan Media terkait kelanjutan petisi baik di tingkat Kab. Nagan Raya maupun di tingkat Prop. Aceh 58

2. Mengupayakan secara bersama sama dengan Koalisi LSM lain membangun komunikasi yang lebih intensif lagi dengan Pemerintah Kab. Nagan Raya dan Aceh Barat Daya. 3. Mengupayakan penguatan kapasitas masyarakat dari sisi ekologi, sosial, ekonomi, budaya, politik dan hukum khususnya masyarakat 21 Desa di Kec. Darul Makmur mengenai pencapaian Petisi Dari strategi yang nantinya akan ditempuh dalam mencapai tujuan diatas, maka diharapkan akan menghasilkan capaian SMART sebagai berikut : 1. Dalam kurun waktu setahun mendatang diharapkan dapat tercapaianya Strategi kampanye Advokasi Kebijakan dan Media terkait kelanjutan petisi baik di tingkat Kab. Nagan Raya maupun di tingkat Prop. Aceh 2. Dalam kurun waktu setahun mendatang diharapkan dapat terbangunnya Strategi komunikasi yang lebih intensif dengan Pemerintah Kab. Nagan Raya dan Aceh Barat Daya 3. Dalam kurun waktu setahun mendatang diharapkan dapat meningkat kapasitas masyarakat dari sisi ekologi, sosial, ekonomi, budaya, politik dan hukum khususnya masyarakat 21 Desa di Kec. Darul Makmur mengenai pencapaian Petisi Sementara tim pelaksana kegiatan baik di tingkat Masyarakat, Pemerintah kabupaten maupun Pemerintah propinsi yang tergabung dalam koalisi LSM penyelamatan Rawa Tripa adalah sebagai berikut : 1. YEL Medan (Co) 2. LBH Banda Aceh 3. Koalisi NGO HAM Aceh 4. YRBI Aceh 5. JKMA Aceh 6. Kontras Aceh 7. Walhi Aceh 8. Uno Itam Aceh Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat rincian pencapaian strategi tindak lanjut dari masing-masing item seperti yang tertera diatas yang nantinya akan direpiliksikan dalam bentuk kegiatan sebagai berikut : 59

Strategi 1 : Mengupayakan secara bersama sama dengan Koalisi LSM lain melakukan sebuah kampanye Advokasi Kebijakan dan Media terkait kelanjutan Petisi baik di tingkat Kab. Nagan Raya maupun di tingkat Prop. Aceh. Sasaran SMART : Mulai awal bulan Oktober 2010 sampai akhir bulan Maret 2011 mendatang, lembaga saya bersama koalisi LSM akan mendorong pemerintah kabupaten maupun propinsi melalui advokasi kebijakan dan media lokal maupun nasional terkait kejelasan petisi yang telah diusung oleh masyarakat 21 Desa. Adapun rincian waktu pelaksanaan kegiatan sebagai berikut : a. Bulan Oktober 2010 s/d Januari 2011 ; Audiensi dengan Bupati Nagan Raya dan Ketua DPR Kab. Nagan Raya sebanyak dua kali b. Bulan Oktober 2010 ; Pemberitaan Mengenai upaya penyelamatan Rawa Tripa di media lokal sebanyak tiga kali c. Bln Nopember 2010 ; Iklan Layanan Masyarakat dan Talkshow di Radio Kabupaten dan Propinsi selama tiga bulan d. Bulan Januari 2011 ; Kegiatan Jurnalist Trip ke kawasan Rawa Tripa sebanyak sekali Deskripsi Kegiatan : Kegiatan ini akan dilakukan dengan Koalisi LSM yang berkedudukan di Banda Aceh guna mengupayakan secara bersama sama untuk memperkuat advokasi kebijakan baik kepada pemerintah kabupaten dan Propinsi. Kegiatan ini juga dilakukan guna menggalang kampanye melalui media lokal maupun nasional yang diharapkan dapat dilakukan mulai bulan September nanti sampai selama enam bulan mendatang untuk tahap awal agar keseluruhan perkembangan dapat selalu diperbaharui informasinya sehingga memberikan dampak kepada kebijakan pemerintah nantinya. Walaupun kegiatan ini tidak mudah dilakukan mengingat cukup besar kepentingan pemerintah apalagi memperjuangkan petisi namun kami bersama koalisi yang lain akan mencoba melakukan langkah yang lain yang barangkali bisa juga dilakukan pewacanaan isu melalui ILM di radio kabupaten maupun propinsi sehingga dengan ini diharapkan dapat tersampaikan secara lebih luas setiap informasi yang ada. Kegiatan ini kemungkinan akan banyak kami lakukan di tingkat propinsi dengan harapan akan lahir sebuah kebijakan yang disokong oleh media guna dapat mempercepat upaya penyelamatan Rawa Tripa sesuai dengan butir-butir dalam petisi yang ditandatangani oleh masyarakat 21 gampong beberapa waktu yang lalu. Setelah kegiatan ini berlangsung untuk beberapa waktu tertentu maka akan juga dilakukan upaya monitoring dan evaluasi kegiatan sehingga dapat dilihat umpan balik dari setiap capaian dalam jangka waktu yang telah direncanakan sebelumnya. Oleh karena itu untuk menjaga agar capaian 60

tetap pada langkah yang tepat perlu selalu dikaji setiap periode selama empat bulan sekali guna melihat langkah demi langkah yang telah tercapai sehingga kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya dapat dicapai sesuai dengan kerangka waktu yang ditetapkan. Rincian Kegiatan dan Materi yang dibutuhkan : 1. Audiensi dengan Bupati Nagan Raya dan Ketua DPR Kab. Nagan Raya Audiensi dengan Bupati Nagan Raya dan Ketua DPRK Nagan Raya akan diupayakan bisa dilakukan sebanyak dua kali dalam kurun waktu 3 bulan mendatang mengingat perlu menindaklanjuti petisi yang pernah disampaikan masyarakat sehingga diperoleh sikap pemerintah terkait hal tersebut. 2. Iklan Layanan Masyarakat dan Talkshow di Radio Kabupaten dan Propinsi Iklan Layanan Masyarakat dan Talkshow Radio akan dilakukan dalam kurun waktu selama 3 bulan di dua radio yaitu Radio RRI Meulaboh dan RRI Pro 1 Banda Aceh dimana dari dua radio yang mempunyai jangkauan yang luas tersebut diharapkan dapat mensiarkan ILM tentang penyelamatan Tripa secara kontinue dan Talkshow yang membicarakan langkah konkrit penyelamatan Tripa yang melibatkan semua pihak dalam kegiatan tersebut. 3. Pemberitaan Mengenai upaya penyelamatan Rawa Tripa di media lokal Pemberitaan mengenai upaya penyelamatan Rawa Tripa akan terus dipublikasikan dengan mengirim berita yang sensasioanal dan terbaru terkait kondisi kawasan kepada media lokal yang dilakukan sebanyak 3 kali dalam kurun waktu 3 bulan mendatang. 4. Kegiatan Jurnalist Trip ke kawasan Rawa Tripa Kegiatan jurnalis trip ke kawasan Tripa dengan mengundang sejumlah wartawan lokal maupun nasional untuk dapat meliput kondisi kawasan dari berbagai aspek baik lingkungan, sosial, budaya, ekonomi, politik maupun hukum yang kesemuanya diharapkan dapat memberikan andil dalam mempengaruhi kebijakan pemerintah dalam mengupayakan penyelamatan Tripa nantinya. Rancangan Anggaran kegiatan yang dibutuhkan : No Rencana Kegiatan Unit Biaya Satuan (Rp) Total (Rp) Keterangan 1. Audiensi dengan Bupati Nagan Raya dan Ketua DPR Kab. Nagan Raya sebanyak dua kali - - 500.000 Bulan Oktober 2010 s/d Januari 2011 2. Pemberitaan Mengenai upaya penyelamatan Rawa Tripa di media lokal sebanyak tiga kali - - 500.000 Bulan Oktober 2010 3. Iklan Layanan Masyarakat dan Talkshow di Radio Kabupaten dan Propinsi selama tiga bulan - - 40.000.000 Bln Nopember 2010 61

4. Kegiatan Jurnalist Trip ke kawasan Rawa Tripa - - 20.000.000 Bulan Januari 2011 sebanyak sekali Total Dana yang dibutuhkan 61.000.000 Strategi 2 : Mengupayakan secara bersama sama dengan Koalisi LSM lain membangun komunikasi yang lebih intensif lagi dengan Pemerintah Kab. Nagan Raya dan Aceh Barat Daya. Sasaran SMART : Mulai bulan Oktober 2010 sampai September 2011 mendatang, lembaga saya bersama koalisi LSM akan mengupayakan membangun komunikasi yang lebih intensif dengan pemerintah di dua kabupaten demi terbangunnya kesepahaman bersama mengenai langkah percepatan penyelamatan Rawa Tripa. a. Oktober 2010 s/d September 2011 ; Mendorong Pemerintah Nagan Raya untuk menyusun peruntukan kawasan Tripa ke dalam RTRWK b. Oktober 2010 s/d September 2011 ; Kegiatan Festival lingkungan yang melibatkan kedua kabupaten baik Nagan Raya maupun Abdya c. Oktober 2010 s/d September 2011 ; Mengupayakan terbangunnya penegakan hukum terhadap para pihak yang masih membuka lahan d. Oktober 2010 s/d September 2011 ; Membuat dan mencetak Poster, Kalender 2011, Papan Informasi dan Banner tentang aksi penyelamatan Rawa Tripa Deskripsi Kegiatan : Kegiatan ini juga ikut melibatkan koalisi LSM dimana kegiatan ini mengupayakan dapat menjalin kembali komunikasi yang lebih intensif dengan kedua pemerintah baik pemerintah kab. Nagan Raya maupun pemerintah Aceh Barat Daya. Melihat bahwa pentingnya membangun komunikasi yang lebih intensif kedepan maka diperlukan berbagai kegiatan agar dapat mempererat komunikasi yang selama ini setelah penadatanganan petisi mulai tidak harmonis khususnya pemerintah kab. Nagan Raya sehingga diperlukan upaya semacam lobby kepada kedua pemerintah tersebut, disamping juga mengupayakan adanya kegiatan yang bersifat menghibur seperti Festival lingkungan yang melibatkan kedua kabupaten sehingga nantinya diharapkan pemerintah kedua kabupaten tersebut dapat secara bersama-sama menggagas kegiatan tersebut yang mengarah pada tema percepatan penyelamatan Rawa Tripa itu sendiri. Kegiatan ini juga ikut dilakukan dengan mengembangkan Poster, Kalender dan Banner yang kesemunya akan dipergunakan untuk meluaskan kampanye yang tentunya melibatkan kedua pemerintah kabupaten tersebut sehingga mereka dapat memberikan dukungan dan umpan 62

balik dari setiap pesan yang yang akan dimunculkan nantinya. Kegiatan ini akan mencoba mensinergikan semua kepentingan sehingga kedepan tidak lagi terjadi benturan disana-sini yang menyebabkan tidak tercapainya tujuan kampanye dan malah menjadikan kampanye ini tidak efektif dan berdampak bagi masyarakat. Rincian Kegiatan dan Materi yang dibutuhkan : 1. Mendorong Pemerintah Nagan Raya untuk menyusun peruntukan kawasan Tripa ke dalam RTRWK Dalam melakukan upaya mendorong Pemerintah Kab. Nagan Raya untuk menyusun peruntukan kawasan Tripa ke dalam RTRWK akan dilakukan dengan membantu data dan informasi yang cukup disamping mengupayakan adanya pertemuan yang kontinue guna membahas penyusunan peruntukan kawasan tersebut. Dalam membantu mencapai tujuan tersebut setidaknya akan ada pertemuan rutin bulanan dengan tim dari masingmasing dinas terkait di kabupaten tersebut. 2. Kegiatan Festival lingkungan yang melibatkan kedua kabupaten baik Nagan Raya maupun Aceh Barat Daya Kegiatan festival lingkungan yang melibatkan kedua kabupaten baik Nagan Raya maupun Aceh Barat Daya akan diupayakan bisa dilakukan pada momentum peringatan hari ultah kedua kabupaten tersebut. kegiatan ini duiupayakan dapat diikuti oleh semua kalangan mulai masyarakat petani, pelajar, unsur pemerintah dan pihak swasta. Kegiatan akan dilangsungkan disalah satu kabupaten tersebut. 3. Mengupayakan terbangunnya penegakan hukum terhadap para pihak yang masih membuka lahan Mengupayakan terbangunnya penegakan hukum terhadap para pihak yang masih membuka lahan dengan mendesak pemrintah untuk dapat mengeluarkan peta zona larangan pembukaan lahan berikut sanksinya sebagai wujud penegakan hukum terhadap kawasan tersebut. 4. Membuat dan mencetak Poster, Kalender 2011, Papan Informasi dan Banner tentang aksi penyelamatan Rawa Tripa Membuat dan mencetak poster, kalender 2011, Papan Informasi dan Banner tentang aksi penyelamatan Rawa Tripa yang dilakukan dengan mengeluarkan beberapa edisi pesan aksi penyelamatan Rawa Tripa yang tertuang dalam poster, kalender 2011, Papan Informasi dan Banner. Beragam media informasi tersebut akan dicetak secara berseri demi tersampaikannya segala informasi mengenai aksi penyelamatan Tripa. Semua Media ini akan diupayakan bisa dibuat bersama masyarakat dan dapat dipublikasikan ke pemukiman masyarakat sekitar Tripa tersebut. Rancangan Anggaran kegiatan yang dibutuhkan : No Rencana Kegiatan Unit Biaya Satuan (Rp) Total (Rp) Keterangan 1. Mendorong Pemerintah Nagan Raya untuk menyusun peruntukan kawasan Tripa ke dalam RTRWK - - - Bulan Oktober 2010 s/d Januari 2011 63

2. Kegiatan Festival lingkungan yang melibatkan kedua kabupaten baik Nagan Raya maupun Aceh Barat Daya - - 50.000.000 Bulan Oktober 2010 3. Mengupayakan terbangunnya penegakan hukum - - - Bln Nopember 2010 terhadap para pihak yang masih membuka lahan 4. Membuat dan mencetak Poster, Kalender 2011, Papan - - 20.000.0000 Bulan Januari 2011 Informasi dan Banner tentang aksi penyelamatan Tripa Total Dana yang dibutuhkan 70.000.0000 Strategi 3 : Mengupayakan penguatan kapasitas masyarakat dari sisi ekologi, sosial, ekonomi, budaya, politik dan hukum khususnya kepada masyarakat 21 Desa di Kec. Darul Makmur mengenai pencapaian Petisi. Sasaran SMART : Mulai bulan Oktober 2010 sampai September 2011 mendatang, lembaga saya dan koalisi LSM akan mengupayakan semaksimal mungkin guna meningkatkan kapasitas masyarakat khususnya masyarakat 21 gampong agar di masa yang akan datang mereka dapat secara mandiri melanjutkan perjalanan mengupayakan pencapaian petisi yang telah mereka tandatangani bersama. a. Bln Oktober 2010 s/d September 2011 ; Pertemuan rutin dengan Masyarakat 21 gampong sebanyak 21 kali b. Bln Oktober 2010 s/d September 2011 ; Membuat pemetaan partisipatif masyarakat 21 gampong c. Bln Oktober 2010 s/d September 2011 ; Mendirikan Posko pengaduan masyarakat sekitar kawasan Tripa d. Bln Oktober 2010 s/d September 2011 ; Mendorong Pembahasan Qanun Mukim ataupun Gampong e. Bln Oktober 2010 s/d September 2011 ; Pembentukan Wadah Masyarakat 21 Gampong Deskripsi Kegiatan : Kegiatan penguatan masyarakat yang memang mutlak harus kami dilakukan dan dibantu juga oleh tim koalisi LSM dimana kegiatan peningkatan kapasitas masyarakat ini dapat berupa pertemuan rutin dengan masyarakat dan dapat dijadwalkan kapan saja sehingga diharapkan nantinya memberikan sebuah dampak langsung dalam hal peningkatan kapasitas masyarakat itu sendiri. Kegiatan semacam pemetaan partisipatif di masing- masing desa juga harus dilakukan karena mengingat masyarakat nantinya diharapkan tahu persis apa yang potensi dan kebutuhan didesa 64

mereka sendiri. Sebenarnya banyak cara yang dapat digunakan untuk melakukan upaya pemberdayaan masyarakat ini sendiri, dimana masyarakat dapat secara leluasa melakukan semacam pengaduan ke posko-posko pengaduan yang dibuat oleh masyarakat itu sendiri sebagai bagian dalam memberi ruang kebebasan masyarakat dalam menyelesaikan permasalahan mereka. Disamping itu diharapkan juga masyarakat di masa yang akan datang juga dapat mendorong lahirnya pembahasan qanun gampong ataupun mukim yang dapat dijadikan sebagai panduan dalam mengelola kawasan Tripa yang ada disekitar mereka untuk kemudian mereka bisa menjaga dan melestarikan kawasan tersebut sesuai kearifan lokal dan nilai budaya yang mereka miliki sehingga warisan alam dapat terjaga dengan baik sampai ke anak cucu mereka nantinya. Rincian Kegiatan dan Materi yang dibutuhkan : 1. Pertemuan rutin dengan Masyarakat 21 gampong Pertemuan rutin dengan masyarakat 21 gampong akan diupayakan dapat terlaksana dengan di masing-masing desa sedikitnya sebanyak 21 kali yang melibatkan semua kelompok dalam masyarakat termasuk kaum ibu. Pertemuan masyarakat tersebut diupayakan dapat mendiskusikan tema aksi penyelamatan Tripa sebagai sebuah upaya penguatan kapasitas masyarakat untuk melakukan langkah-langkah kemandirian dalam upaya penyelamatan Tripa tersebut. 2. Membuat pemetaan partisipatif masyarakat 21 gampong Membuat pemetaan partisipatif masyarakat 21 gampong dengan masyarakat sekitar kawasan tersebut agar bersama-sama membuat pemetaan permasalahan yang sedang terjadi sehingga nantinya dapat dilahirkan peta desa yang utuh dan tidak tumpang tindih dengan peta kawasan termasuk dengan HGU perusahaan sehingga dengan ini masyarakat dapat sedikit banyak terbebas dari konflik lahan yang belum kunjung usai sampai saat ini. Pemetaan kawasan ini akan melibatkan seluruh masyarakat termasuk imum mukim yang ada diwilayah tersebut sehingga diharapkan juga akan jelas wilayah kewenagan desa dengan mukim dimasa mendatang. 3. Mendirikan Posko pengaduan masyarakat di sekitar kawasan Tripa Mendirikan posko pengaduan masyarakat sekitar kawasan Tripa yang dilakukan oleh tim koalisi penyelamatan Tripa guna menjaring segala keluhan masyarakat sekitar kawasan mengenai berbagai persoalan yang mereka hadapi selama ini mulai dari konflik lahan sampai konflik sosial antar sesama masyarakat. Posko ini akan didirikan dipusat kecamatan dengan membuka layanan langsung demi lebih memberikan kebebasan menyampaikan segala persoalan yang ada di sekitar kawasan tersebut. 4. Mendorong Pembahasan Qanun Mukim ataupun Gampong Mendorong Pembahasan Qanun Mukim ataupun Gampong akan dilakukan bersama-sama masyarakat sekitar kawasan tersebut yang akan dilakukan pada pertemuan masyarakat secara khusus yang melibatkan terutama Imum Mukim dan Kepala Desa berikut perangkatnya masing-masing untuk 65

dapat merumuskan draf Qanun yang dapat dijadikan sebuah rujukan dalam pengelolaan kawasan yang lebih konfrehensif nantinya. Draf Qanun tersebut dapat lahir hasil konsep masyarakat itu sendiri untuk kemudian dapat diupayakan dibahas lebih lanjut oleh pemerintah setempat guna menjadi sebuah rujukan yang dapat diterapkan dalam masyarakat dimasa mendatang. 5. Pembentukan Wadah Masyarakat 21 Gampong Pembentukan Wadah Masyarakat 21 Gampong akan diupayakan dapat terlahirkan agar masyarakat nantinya dapat menjadikan wadah tersebut sebagai tempat bernaung dan memperjuangkan aspirasi mereka dalam telah tertuang dalam petisi mereka disamping banyak persoalan lain yang belum terpenuhi sehingga dengan demikian mereka akan semakin kuat dan solid dalam mencapai harapan mereka dimasa mendatang. Rancangan Anggaran kegiatan yang dibutuhkan : No Rencana Kegiatan Unit Biaya Satuan (Rp) Total (Rp) Keterangan 1. Pertemuan rutin dengan Masyarakat 21 gampong 21 kali 1.000.000 21.000.0000 Bulan Oktober 2010 s/d Januari 2011 2. Membuat pemetaan partisipatif masyarakat 21 gampong 10 kali 1.000.000 10.000.000 Bulan Oktober 2010 3. Mendirikan Posko pengaduan masyarakat di sekitar kawasan Tripa - - 20.000.000 Bln Nopember 2010 4. Mendorong Pembahasan Qanun Mukim ataupun 10 kali 1.000.000 10.000.000 Bulan Januari 2011 Gampong 5. Pembentukan Wadah Masyarakat 21 Gampong - - 10.000.000 Total dana yang dibutuhkan 3.000.000 71.000.0000 Jadi Total keseluruhan Dana yang dibutuhkan untuk semua rincian kegiatan untuk setahun mendatang adalah sebesar : Rp. 202.000.000,- 66

Kesimpulan Akhir masa kampanye selama dua tahun ini tidak lantas menjadikan semua berakhir begitu saja, ternyata masih banyak muncul hal- hal baru yang kadang tidak terpikirkan sebelumnya sehingga menuntut kami untuk mengambil langkah tindak lanjut sebagai bagian dari melanjutkan segala sesuatu yang masih belum pernah dilakukan. Berangkat dari sebuah keyakinan yang kuat untuk melanjutkan semua yang belum terlaksana dengan maksimal sebelumnya, maka saya memilih untuk dapat menjawab tantangan yang masih terjadi dikawasan untuk kemudian saya wujudkan dalam berbagai kegiatan yang baru guna mencapai tujuan akhir penyelamatan Rawa Tripa itu sendiri. Maka oleh karena itu saya masih sangat mengharapkan dukungan dari semua pihak baik moril maupun materil demi tercapainya tujuan besar masyarakat dan lembaga saya dalam menyelamatkan kawasan Rawa Tripa menjadi Kawasan Lindung nantinya. Semoga.. 67