Data Perdagangan Orang (DPO) NTT Tahun 2014 & 2015 Dr. Dominggus Elcid Li and IRGSC Team Disampaikan dalam diskusi awal tahun di IRGSC, 3 Januari 2017
Struktur Presentasi Gambaran awal penelitian (tujuan, metode, dll) Deskripsi korban human trafficking Persoalan dan Rekomendasi untuk NTT
Pendahuluan NTT merupakan Provinsi Tertinggi untuk human trafficking (Perdagangan Orang) tahun 2014 dan 2015 Pulau-pulau di Residen Timor sejak dahulu merupakan kantong perbudakan (Parimarta 2002, Ormeling 1956) Kasus hukum yang diselesaikan amat sedikit 2014 Jumlah penangkapan naik tahun 2015
Tujuan Riset Mendapatkan data awal Jumlah korban trafficking Pelaku trafficking Jenis trafficking Penyebaran trafficking Peta trafficking
Metode (1) Analisa isi surat kabar Tiga surat kabar: (a) Pos Kupang, (b) Timex, (C ) Victory News Januari-Desember 2014, dan Januari-Desember 2015 www.irgsc.org
Metode (2) Kelemahan: Hanya yang termuat di media (ekstrim, bergejolak, ada kematian) Berbasiskan liputan/perspektif wartawan Minim investigasi Ini trafficking atau bukan? Detil korban seringkali hilang Tergantung dari pihak kepolisian dan TNI AURI, dan TNI AD
Protokol Palermo (Article 3) According to the Protocol of Palermo (Article 3), trafficking in persons is defined as follows (OHCR 2000): Trafficking in person shall mean the recruitment, transportation, transfer, harbouring or receipt of persons, by means of the threat or use of force or other forms of coercion, of abduction, of fraud, of deception, of the abuse of power or of a position of vulnerability or of the giving or receiving of payments or benefits to achieve the consent of a person having control over another person for the purpose of exploitation. Exploitation shall include, at a minimum, the exploitation of the prostitution of others or other form of sexual exploitation, forced labour or services, slavery or practices similar to slavery, servitude or the removal of organs;
Peta Jaringan Tahun 2014
Peta Jaringan: Tahun 2015
Titik Penangkapan Bandar Udara: Koordinasi dengan TNI AU (El Tari) Polres dan Polresta di Kabupaten Pelabuhan Laut Perlu kerjasama dengan: Agen penjualan tiket Petugas pemberangkatan
Perbandingan Perdagangan Orang (1) 2014 Indikasi Trafficking: 605 (n=1021) Tujuan Migrasi: Dalam Negeri : 279 Luar Negeri : 736 Tidak Diketahui: 6 2015 Indikasi Trafficking: 468 (n=1004) Tujuan Migrasi: Dalam Negeri:532 Luar Negeri: 298 Tidak Diketahui: 174
Perbandingan Perdagangan Orang (2) 2014 Pelaku Migrasi Berisiko berdasarkan gender: Perempuan: 584 Laki-laki: 52 Tidak Diketahui: 382 Anak-anak: 108 (18%, jika dihitung dari total korban trafficking) 2015 Pelaku Migrasi Berisiko Berdasarkan Gender: Perempuan: 257 Laki-laki: 92 Tidak Diketahui: 618 Anak-anak: 89 (19%, jika dihitung dari total korban trafficking)
Dalam Negeri: Perkebunan Sawit Daerah Tujuan Buruh Sawit: Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Papua Pekerja Domestik: Sumatra Utara Jakarta Surabaya Minimnya instrument hukum untuk melindungi para pekerja yang bermigrasi dalam negeri
Perkebunan Kelapa Sawit
Pelaku Trafficking (2014) Pegawai Pemerintah, 45, 4% Yayasan, 11, 1% Polisi tidak identifikasi, 181, 17% Individual, 146, 14% Perusahaan, 651, 61% TKI/Eks TKI/Eks Pekerja, 28, 3%
Pelaku Trafficking 2015 Yayasan, 3, 0% Chart Title TNI, 9, 1% Perusahaan, 457, 46% Tidak Diketahui, 321, 32% Individual, 199, 20% TKI/Eks TKI, 15, 1%
Sex Trafficking Pada Anak 2014: 1 Orang 2015 7 Orang
Data Keluarga dan Perempuan Miskin Jumlah Penduduk Miskin di Timor Barat: 333.710 warga, atau 33,9% dari total 1.159.840 penduduk di NTT (BPS 2016) Jumlah Perempuan Miskin: 166,608 jiwa di Timor Barat (Proyeksi Data BPS 2016 (0,49% Perempuan)) Di Kab.Timor Tengah Selatan: 144.010 penduduk miskin atau 12.5% dari total penduduk miskin di NTT, atau 43% penduduk miskin di Timor Barat ada di Kab.TTS. Jumlah Keluarga Pra Sejahtera (BKKBN, 2014) di Timor Barat: 219,290, atau 35% dari total keluarga Pra Sejahtera di NTT
Pengeluaran per Kapita/bulan di Kabupaten/Kota di NTT Terendah di Flores Timur Tertinggi di Kota Kupang Pengeluaran per kapita terendah di Timor Barat, di Kabupaten TTS Rp 254,454 Wilayah Tahun (Rp/Kap/Bulan) 2015 Sumba Barat 274,779 Sumba Timur 274,969 Kupang 282,496 Timor Tengah Selatan 254,454 Timor Tengah Utara 290,296 Belu 279,442 Alor 250,327 Lembata 288,970 Flores Timur 226,252 Sikka 247,641 Ende 291,770 Ngada 271,299 Manggarai 264,012 Rote Ndao 255,551 Manggarai Barat 263,746 Sumba Tengah 233,078 Sumba Barat Daya 287,622 Nagekeo 274,620 Manggarai Timur 260,411 Sabu Raijua 310,381 Malaka 279,799 Kota Kupang 455,924 Nusa Tenggara Timur 297,864
Data Rata-Rata Lamanya Anak Bersekolah di Timor Terendah di NTT di Sumba Tengah Terendah di Timor Barat di TTS (6,26) Di Timor Barat: Rata-rata anak putus sekolah pada tahun ketujuh (7,42) Fase krusial batas bawah pertama Keberadaan PAUD di Desa Asal Kabupaten Lamanya Sekolah Sumba Barat 6.44 Sumba Timur 6.31 Kupang 6.88 Timor Tengah Selatan 6.26 Timor Tengah Utara 6.87 Belu 7.05 Alor 7.75 Lembata 7.51 Flores Timur 6.98 Sikka 6.54 Ende 7.37 Ngada 7.60 Manggarai 6.81 Rote Ndao 6.45 Manggarai Barat 6.81 Sumba Tengah 5.12 Sumba Barat Daya 6.29 Nagekeo 7.33 Manggarai Timur 6.43 Sabu Raijua 5.56 Malaka 6.08 Kota Kupang 11.43 Nusa Tenggara Timur 6.93
Urbanisasi: Persentase Migrasi Masuk ke Kota Kupang Berdasarkan Asal Kabupaten di NTT (2015) 23.6 16.1 11.0 7.6 7.5 7.3 0.7 1.0 2.8 3.9 0.9 1.1 3.1 2.2 0.6 1.7 0.4 1.2 1.6 1.6 3.1 Sumber: BPS (2015)
Penduduk TTS 15 Tahun Keatas Menurut Status Pekerjaan Utama (BPS 2015) 60,000 50,000 40,000 30,000 20,000 10,000-2015 2015
Merancang Strategi Keluar dari Kemiskinan Rebut Proses Partisipasi di Desa (UU Desa No.6 Tahun 2014) Pendidikan yang Menghidupkan Belajar berhitung dan Memahami Mekanisme Pasar Kaum perempuan mandiri dan berdaya Lawan Perdagangan Orang, Tolak Komodifikasi Manusia
Desa sebagai locus Baru Pembangunan Perempuan mendapatkan tempat tersendiri Kepemimpinan perempuan di level Kepala Desa masih rendah Adanya prinsip rekognisi dan subsidiaritas Kaum Perempuan dan Anak mendapatkan tempat khusus dalam UU Desa No. 6 Tahun 2014
Potret Potensi Desa di Kab.TTS Dari 278 Desa di TTS 4 desa hidup dari sektor perdagangan 4 desa hidup dari sektor jasa 270 desa hidup dari sektor pertanian
Pendidikan yang Menghidupkan Imajinasi masa depan Sebagian besar ingin jadi PNS (50% ingin jadi guru) 60% Orangtuanya Petani Kurikulum menjawab kebutuhan anak Bahan ajar kontekstual untuk anak Ingin jadi Apa? Cita-cita Anak SD (n=112)
PR: Kaum Miskin Kota Jumlah tidak diketahui Tidak memiliki dokumen kependudukan Akses kesehatan dan pendidikan dipertanyakan Akses terhadap bantuan pemerintah juga dipertanyakan
Simpul Pemberdayaan Ekonomi Perempuan untuk Keluarga Miskin Pembukuan adalah kunci Membedakan antara urusan usaha pemberdayaan ekonomi dan tanggungjawab adat Laki-laki dan Perempuan adalah Tim Perempuan Menolong Perempuan: Membangun Solidaritas Membangun komoditi khas untuk masing-masing kawasan perdesaan Kembangkan BumDes (Badan Usaha Milik Desa) Pegang hulu dan bukan hilir
Kami Mampu dan Berdaya!