MENINGKATKAN KETERAMPILAN LOMPAT JAUH MELALUI LATIHAN KECEPATAN PADA SISWA KELAS V SD INPRES 1 BUNTA

dokumen-dokumen yang mirip
Sumartani Tamping, Meningkatkan Ketrampilan Heading Permainan Sepak Bola Melalui Latihan Lompat-Lompat di Tempat Siswa Kelas V SDN Inpres Cemerlang

1 Ahmad Butolo, Meningkatkan kemampuan tembakan bebas bola basket melalui pendekatan bermain pada siswa kelas VI SD II kayutanyo

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada jurusan Penjaskesrek FKIP UN PGRI Kediri

Fadlun Almahdali, Meningkatkan Kemampuan Teknik Dasar Menendang Bola Permainan Sepak Bola Melalui Latihan Drill Siswa Kelas V SDN 1 Tangkian

Nolvin, Meningkatkan Kecepatan Lari Sprint Melalui Permainan Olahraga Tradisional Benteng Siswa SD Inpres 2 Kamarora.

Jesman, Kemampuan Lompat Jauh Melalui Metode Tutor Sebaya Siswa SD Inpres 12 Baiya.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI METODE PEMBELAJARAN PENJELAJAHAN GERAK PADA SISWA KELAS V SDN 19 BOKAT KABUPATEN BUOL

Pemanfaatan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Kelas IV SD Inpres Salabenda

PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI STRATEGI MODIFIKASI

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SDN TANJUNG II TAHUN PELAJARAN 2015/2016

oleh; Utun Cahyaman T; 1 H. Budi Indrawan, M.Pd.; 2 H. Gumilar Mulya, M.Pd.; 3 dan

TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH MELALUI MEDIA ALAT PERAGA KOTAK DI SDN 15 BELITANG UBAH ARTIKEL ILMIAH

Firmansah Dumang, Meningkatkan Kemampuan Lembar Lembing Melalui Latihan Terus Menerus Siswa Kelas V SD Hunduhon

MENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH MELALUI LATIHAN BARRIER HOPS (LOMPAT RINTANGAN) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI I MOJOROTO TAHUN AJARAN 2014/2015

PENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENERAPAN METODE BERMAIN PADA SISWA KELAS III SDN MOJOROTO KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN

PENGARUH LATIHAN SKIPIING TERHADAP KEMAMPUAN LARI 60 METER PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 DAMPELAS. Maspar Addriana Bulu Baan Muh.

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENGGUNAAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KUJANGSARI TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis,

SKRIPSI. oleh : FEBRIAN RIZKI SUSANDI NIM :

ABSTRAK. Kata kunci : kemampuan lari pendek melalui pendekatan pembelajaran variatif ditandai dengan peningkatan nilai rata-rata

Arfan Labani, Survei Kemampuan Teknik Dasar Permainan Sepak Bola Pada Siswa Sdn Pembina Luwuk

IMPLEMENTASI KOOPERATIF TPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH

Universitas Nusantara PGRI Kediri. Oleh : MATSURAH P

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kegiatan manusia sehari-hari seperti jalan, lari, lompat, dan lempar

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai prestasi yang maksimal, banyak. Harsono (2000:4) mengemukakan bahwa: Apabila kondisi fisik atlet dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan modern manusia tidak dapat dipisahkan dari olahraga,

Abdul Walid, Meningkatkan Keterampilan Menggiring Bola Melalui Metode Bermain dalam Kelompok Kecil Siswa SD Guntarano Pada Permainan Sepak bola Mini

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

I. PENDAHULUAN. unsur yang berpengaruh terhadap semua jenis olahraga. Untuk itu perlu

MENINGKATKAN KEMAMPUAN LARI ESTAFET MELALUI METODE BERMAIN PADA SISWA KELAS IV SDN 1 OTI. Anis

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 12 ISSN X

PENINGKATAN LOMPAT JAUH MENGGUNAKAN METODE ROLEPLAYINGPADA SISWA KELAS IV SD NEGERI NGADIREJOTAHUN PELAJARAN2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh: OKTAFIAN NPM

Muh. Fauzan, Pengaruh Latihan Loncat Katak dan Naik Turun Bangku Terhdap Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa SDN Sibalaya Selatan

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Melalui olahraga dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlombakan baik di tingkat regional maupun nasional, karena atletik

MENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARDUS DI SDN

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Pendidikan Olahraga FKIP Universitas Tadulako Kampus Bumi Tadulako Tondo Telp Pst Palu Sulawesi Tengah ABSTRAK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN TENDANGAN JAUH DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI METODE LATIHAN SINGLE MULTIPLE JUMP PADA SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 4 KEDIRI

UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN TOLAK PELURU GAYA O BRIEN

BAB I PENDAHULUAN. setelah ada proses pembelajaran. Menurut Sugiyanto (1993: 24-25), berpendapat

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MELEMPAR DALAM BERMAIN KASTI MELALUI PENERAPAN BOLA MODIFIKASI PADA SISWA KELAS V SDN BANYUSARI

BAB I PENDAHULUAN. dan bahkan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul betul

BAB III METODE PENELITIAN. kedua, dan seterusnya sistem spiral yang saling terkait perlu diperhatikan

PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE

ARTIKEL ILMIAH ANALISIS TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA SMA NEGERI DI KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PASING ATAS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA SISWA KELAS VII-1 SMP N I TOJO

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat kualitatif dan kuantitatif juga merupakan hasil dari proses

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Student Team Achievement Division (STAD), yang merupakan suatu variasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Medan (UNIMED). Atletik juga

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)

: Daya Ledak Otot Tungkai, Kecepatan Lari 30 Meter, Kemampuan Lompat

HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA MENGGANTUNG PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KEDIRI TAHUN 2016

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK.

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. menghasilkan lompatan yang sejauh-jauhnya. Dalam pelaksanaannya,lompat jauh

Mudtrisman Sekolah Dasar Negeri 1 Kalisari UPTD Pendidikan Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

SKRIPSI. Disusun Oleh : NUR AMINSYAH RAMADHAN NPM:

Mamat, Keterampilan Memberi, Menerima Tongkat Estafet, Modifikasi Jarak

PENGARUH LATIHAN SQUAT JUMP TERHADAP KETEPATAN SMASH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA SISWA SMK NEGERI 7 PALU PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

KUSNAN. Pendahuluan. Abstrak:

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN PRESTASI LEMPAR CAKRAM SISWA KELAS XI SMA PGRI PURI KABUPATEN MOJOKERTO SKRIPSI

LOMPAT TINGGI GAYA FLOP DENGAN MODIFIKASI ALAT TALI KARET DI SDN 05 SEBERANG KAPUAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Sabran, Kemampuan Roll Depan, Metode Tutor Sebaya

Didi Suhaedi Guru Pendidikan Jasmani SD Negeri Jagara Kabupaten Kuningan ABSTRAK

Stenly, penggunaan media visual untuk meningkatkan hasil belajar penjas tentang budaya hidup sehaat siswa SDN Wuasa Kab. Poso

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kelas (classroom action research). Berbagai definisi diketengahkan oleh pakar

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ZANUAR BUDIANTO K

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. yaitu Athlon yang berarti memiliki makna bertanding atau berlomba (Yudha

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP

HUBUNGAN KECEPATAN LARI 60 METER DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA PUTRA KELAS XI JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 2 SMAN 11 PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. melalui aktifitas jasmani, olahraga dan kesehatan.

Risna Masirete, Meningkatkan Kemampuan Servis Atas Melalaui Metode Memantulkan Bola Voli ke Dinding Siswa SDN No. 2 Vunta.

HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI, DAYA LEDAK TUNGKAI, DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH MURID SD INPRES NO. 132 BUTTALE LENG KABUPATEN JENEPONTO

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini, gerakan-gerakan yang terkandung didalam olehraga atletik adalah gerakan yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka.

Penerapan Metode Resitasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SDN 2 Panau Pada Mata Pelajaran PKn

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH LATIHAN SPEED PLAY TERHADAP HASIL LARI SPRINT 60 METER PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 14 TEBO PROPINSI JAMBI

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KUTAMENDALA 02.

UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING GAYA HOP MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN BERMAIN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Oleh : TRIANATA WAHYU SETYAWIDI NPM :

I. PENDAHULUAN. dalam proses belajar melatih harus selalu dilakukan. Hal ini sesuai dengan

Isman Uspan, Bonifasius Saneba, dan Jamaludin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

I. PENDAHULUAN. dalam atletik merupakan gerakan-gerakan yang biasa di lakukan oleh

ABSTRAK. Kata Kunci : tolak peluru, Pembelajaran, modifikasi peluru, bola Kasti. A. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan atau bagian hidup yang tidak dapat ditinggalkan. dan kebiasaan sosial maupun sikap dan gerak manusia.

LOMPAT JAUH DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI KARDUS DI SDN 21 SUNGAI AYAK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT TINGGI GAYA GULING PERUT DENGAN PENGGUNAAN METODE BAGIAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah atletik. Menurut Yoyo Bahagia (2000:7) Atletik merupakan cabang

Transkripsi:

MENINGKATKAN KETERAMPILAN LOMPAT JAUH MELALUI LATIHAN KECEPATAN PADA SISWA KELAS V SD INPRES 1 BUNTA Muchtar Pendidikan jasmani, kesehatan dan rekreasi FKIP Universitas Tadulako kampus Bumu Tadulako Tondo Telp. 429743 Pst. 246-247-248-249-250 Palu Sulawesi Tengah Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana peningkataan Keterampilan Lompat Jauh Melalui Latihan Kecepatan Pada Siswa Kelas V SD Inpres 1 Bunta. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan di SD Inpres 1 Bunta tahun pelajaran 2012/2013 pada siswa Kelas V yang berjumlah 35 orang siswa. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian Tindakan Kelas. Penelitian ini dilaksanakan selama dua kali tindakan (siklus). Setiap tindakan meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Teknik pengumpulan data melalui tes unjuk kerja untuk memperoleh/mengukur Keterampilan Lompat Jauh. Penelitian ini difokuskan pada masalah, Apakah keterampilan Lompat Jauh dapat ditingkatkan melalui latihan kecepatan pada siswa kelas V SD Inpres 1 Bunta? Hasil Penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan Keterampilan Lompat Jauh melalui latihan kecepatan pada siswa kelas V. Peningkatan yang cukup berarti yakni dari rata-rata hasil belajar siklus I sebesar 64,44 naik menjadi 75,16 pada siklus II atau naik sebesar 10,72. Akan halnya pada ketuntasan hasil belajar secara klasikal dari 45,00% pada siklus I meningkat menjadi 82,50% pada siklus II atau mengalami peningkatan sebesar 37,50%. Artinya bahwa hasil yang diperoleh tersebut telah memenuhi kriteria ketuntasan belajar siswa secara klasikal sebagaimana yang telah ditetapkan pada indikator penelitian ini yaitu sebesar 65% dan ketuntasan hasil belajar individu sebesar 70 Kata Kunci : Metode Latihan, Kecepatan, Ketrampilan, Lompat Jauh

Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (Penjas Orkes) merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat berperan dalam membentuk fisik dan mengembangkan psikis peserta didik. Melalui mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan fisik dan perkembangan psikis, membentuk kebugaran jasmani, meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar peserta didik dalam berbagai cabang permainan dan olahraga, disamping tujuan-tujuan lainnya. Berdasarkan pengamatan dan pengalaman menjadi guru penjasorkes bahwa lompatan sering dibarengi/diawali dengan berlari, rata-rata siswa yang memiliki kecepatan dalam berlari lompatannya cukup jauh, namun demikian apakah jauhnya lompatan dipengaruhi oleh kecepatan lari atau adanya factor-faktor lain sehingga menghasilkan lompatan yang maksimal. Untuk itu peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul : Meningkatkan ketrampilan lompat jauh melalui latihan kecepatan pada siswa kelas V SD Inpres I Bunta. Hakekat Ketrampilan Lompat Jauh Pada hakikatnya belajar akan lebih baik dan bermakna apabila proses pembelajaran dilaksanakan secara alamiah dan ilmiah, dimana para siswa tidak hanya sekedar mengetahui konsep-konsep berbagai ilmu pengetahuan tetapi juga mengalami dan mempraktikkan apa yang dipelajarinya. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa atletik merupakan dasar dari semua cabang olahraga, namun dalam kenyataannya selama ini dalam kegiatan belajar mengajar proses pembelajaran nomor - nomor atletik masih berjalan secara monoton, kurang variatif dan kadang - kadang membosankan termasuk proses pembelajaran dengan materi lompat jauh. Lompat jauh merupakan salah satu nomor perlombaan pada lapangan atletik yang bertujuan untuk mencapai hasil l lompatan sejauh mungkin. Lompat jauh dilakukan dengan cara terlebih dahulu melakukan ancang - ancang dan lari awalan, dilanjutkan menolak dengan salah satu kaki pada balok tumpuan untuk melompat sejauh mungkin dan diakhiri dengan mendarat.

Gbr 1. Gerakan Lompat Jauh (Sumber, Roji : 1995) Tujuan dari lompat jauh adalah untuk memaksimalkan ukuran jarak capai lompatan dimana aspek-aspek gerakan secara biomekanika dibutuhkan kecepatan saat bertolak, sudut tumpuan / tolakan dan tinggi titik pusat massa saat bertumpu. Prinsip Latihan Dalam pelaksanaan aktivitas jasmani baik untuk olahraga prestasi, kependidikan, dan kebugaran prinsip latihan perlu mendapat perhatian. Keberhasilan atlit (siswa) dalam suatu kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani tidak lepas dari kegiatan yang dilaksanakan secara teratur, terencana, sistimatis dan berkesinambungan melalui suatu proses latihan. Harsono, (1998:101) dan Hairy (1989:67) mengemukakan bahwa latihan adalah proses sistimatis dari berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulang - ulang dengan kian hari kian meningkatkan jumlah beban latihan atau pekerjaannya. Sedangkan menurut Thompson (1993:61) latihan adalah suatu proses sistimatis dengan tujuan meningkatkan fitness (kesegaran) seorang atlit atau siswa dalam aktivitas yang dipilih. Hakekat Latihan Kecepatan Kecepatan didefinisikan sebagai laju gerak, dapat berlaku untuk tubuh secara keseluruhan atau bagian tubuh. Pada cabang olahraga seperti berbagai macam lari, renang dan sebagainya prestasi yang diukur adalah kecepatan (waktu

tersingkat/pendek yang diperoleh untuk mencapai suatu jarak tertentu). Untuk menilai kecepatan, jarak yang ditempuh harus cukup jauh, sehingga penilaian tidak keliru dengan tenaga ledak otot. Faktor yang mempengaruhi kecepatan antara lain: kelenturan, tipe tubuh, usia, dan jenis kelamin Ade Mardiana, Purwadi dan Wira Indra Satya (2008:259) menguraikan beberapa bentuk latihan lompat jauh yang berhubungan dengan lari cepat, Pliometrik, dan keseimbangan merupakan latihan yang bagus untuk mencapai acuan tersebut antara lain adalah : a. Latihan lari sprint untuk mengembangkan kecepatan lari b. Lari cepat menaiki anak tangga c. Lompat pantul dengan jarak yang cukup jauh (Lari kijang) d. Hop atau lompat pantul melalui beberapa rintangan e. Lompat melewati beberapa rintangan rendah tapi lebar f. Lompat dari tumpuan yang lebih tinggih g. Lompat keatas dengan satu kaki setelah lari cepat dengan tidak mengurangi kecepatan larinya ketika akan melompat. Selanjutnya Paulus Pesurnay ( 2003:9 ) menjelaskan bahwa syarat untuk memberikan latihan kecepatan kepada anak-anak dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Kegiatan Usia 8-11 Tahun Usia 12-15 Tahun Usia yang menentukan - Frekwensi Gerakan - untuk meningkatkan: - Kecepatan Reaksi - Penambahan/peningkatan + 1,16 m/dt - kekuatan kecepatan lari + 0,51 m/dt Konsekwensi terhadap Pilih bentuk-bentuk latihan latihan yang akan meningkatkan frekwensi gerakan, artinya latihanlatihan koordinasi. Disamping latihan koordinasi, dibutuhkan latihan-latihan untuk peningkatan kekuatan

Beberapapa contoh bentuk-bentuk latihan kecepatan bagi atlit/siswa (Pemula) dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Gbr. 2a Gbr. 2b Gbr. 2c Gbr. 2d Gbr. 2e Gbr. 3a Gbr. 3b Gbr. 3c Bentuk Latihan Kecepatan (Sumber, Roji, 1995) Bentuk-bentuk latihan dalam gambar adalah sebagai berikut : a. Posisi duduk kemudian dengan aba-aba dari guru siswa berlari cepat dengan jarak 10 m, pengulangan dilakukan sesuai dengan pembebanan latihan (gbr. 2a) b. Jogging ditempat kemudian lanjutkan bergerak kedepan dengan gerakan sama/latihan inervasi dengan jarak 10 m, pengulangan dilakukan sesuai dengan pembebanan latihan (gbr. 2b) c. Lari cepat bolak-balik dengan jarak 20 m, dilakukan pengulangan sesuai dengan pembebanan latihan (gbr. 2c) d. Posisi Push Up kemudian dengan aba-aba dari guru siswa berlari cepat dengan jarak 10 m, pengulangan dilakukakn sesuai dengan beban latihan (gbr. 2d)

e. Lari bolak-balik berpasangan dengan perlombaan antara kelompok siswa dengan jarak 20 m, dilakukan pengulangan sesuai dengan beban latihan (gbr. 2e) f. Posisi star kemudian dilanjutkan dengan lari cepat kedepan dengan jarak 50 m, dilakukan pengulangan sesuai dengan beban latihan (gbr. 3a,3b,3c) METODE PENELITIAN Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas, yang meliputi: Perencanaan; Tindakan, Mengamati, dan Merefleksi. Penelitian ini merupakan penelitian berdaur dan bertujuan untuk mengetahui Kemampuan ketrampilan lompat jauh melalui latihan kecepatan pada siswa kelas V SD Inpres I Bunta Tahun Pelajaran 2012/2013. Lokasi Penelitian di laksanakan di SD Inpres I Bunta, Jln. Trans Sulawesi No.4 Kabupaten Banggai. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 35 siswa, 20 siswa Putra dan 15 siswa Putri. Pengambilan data dan pelaksanaan penelitian adalah pada bulan Nopember 2012 sampai Januari 2013 tahun 2012. DESAIN PENELITIAN Identifikasi Masalah Reflesksi Perencanaan aksi Observasi Obeservasi Refleksi Perencanaan Ulang aksi

Gambar 3. Spiral Tindakan Kelas ( Hopkins, 1993 dalam Aqib Zainal ) Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : a. Observasi b. Wawancara c. Dokumentasi Data yang diperoleh dianalisis bersama mitra kolaborasi sejak penelitian dimulai, dikembangkan selama proses refleksi sampai proses penyusunan laporan Tehnik analisa data yang digunakan adalah model alur, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan ( Milles & Huberman, 1989). HASIL Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus, setiap siklusnya terdapat empat tahapan (Suharsimi Arikunto, 2006:16) yaitu ; Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi, dan refleksi. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Inpres 1 Bunta pada kelas V Semester ganjil tahun pelajaran 2012-2013 dengan judul penelitian meningkatkan keterampilan lompat jauh melalui latihan kecepatan pada siswa SD Inpres 1 Bunta. SD Inpres 1 Bunta adalah suatu sekolah negeri yang berada dibawah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Banggai yang beralamatkan di Jl. Trans Sulawesi Kecamatan Bunta Kabupaten Banggai, yang menempati lahan seluas 20.000 m 3 dengan jumlah kelas 6 ruang dan jumlah siswa 245 orang yang diasuh oleh 12 orang guru. Sekolah tersebut dipilih sebagai tempat penelitian karena SD Inpres 1 Bunta merupakan tempat bertugas peneliti sehingga diyakini peneliti mengetahui dengan baik kondisi siswa tersebut. Desain penelitian terdiri dari dua siklus secara berulang yang meliputi siklus I, dan Siklus II. Setiap siklus dalam penelitian ini meliputi empat tahap sebagaimana yang dikemukakan Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi (2006:16), sebagai berikut : 1) Perencanaan (Planning), 2) Pelaksanaan (acting), 3)

Pengamatan (Observing), 4) refleksi (Reflecting). Hasil refleksi dijadikan dasar untuk menentukan keputusan perbaikan pada siklus berikutnya. PEMBAHASAN Penggunaan latihan lompat jauh sebagai media dalam meningkatkan hasil belajar lompat jauh pada siswa kelas V SD Inpres 1 Bunta hasinya sangat efektif, hal ini terlihat dari hasil pembelajaran yang dilaksanakan dalam dua siklus sebagai berikut: Tabel. 1 Rekapitulasi nilai rata-rata evaluasi hasil belajar siswa dan ketuntasan hasil belajar pada siklus I dan II Ketuntasan No Siklus Rataan Tuntas Tdk Tuntas Nilai Individu klasikal Individu Klasikal 1 I 68,44 62,5% 45 % 37,5 % 55% 2 II 75,16 100% 82,5% 0 % 17,5% Peningkatan 37,5% 37,5% - 37,5% - 37,5 Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa yang diperoleh melalui tes ketrampilan melakukan lompat jauh pada siklus satu menunjukkan bahwa siswa secara rata-rata memperoleh nilai 68,44 dan ketuntasan secara individu diperoleh 62.5% sedangkan ketuntasan klasikal 45%, hasil ini belum memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar secara individu maupun kriteria ketuntasan hasil belajar secara klasikal. Dimana kriteria yang telah ditetapkan untuk ketuntasan individu harus mencapai nilai rata-rata 65% dan ketuntasan klasikal harus mencapai nilai 70%, sehingga penelitian ini perlu ditindak lanjuti pada siklus dua.

Pada siklus dua terlihat bahwa hasil belajar siswa telah mencapai indikator kinerja atau indikator ketuntasan dengan perolehan angka rata-rata hasil evaluasi 75,16 dan ketuntasan hasil belajar secara individu dicapai 100% dan pencapaian secara klasikal 82,5 % ini berarti baik secara individu maupun secara klasikal proses belajar mengajar telah tuntas karena telah melebihi indikator ketuntasan hasil belajar. meskipun masih 7 orang (17,5%) siswa yang belum tuntas secara klasikal, hal ini disebabkan karena ada beberapa orang diantara siswa yang belum menguasai dengan sempurna gerakan lompat jauh yang dilakukan sehingga perlu diadakan latihan yang kontinyu dan membutuhkan waktu ekstra sehingga mereka dapat menuntaskan kemampuan lompat jauhnya. Tabel 2. Rekapitulasi Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran pada siklus I dan II Siklus I Siklus II No Aspek Yang Dinilai Skor Prosentasi Skor Prosentase Nilai Nilai 1. Aktif Melakukan 25 62,5% 24 60% 2. gerakan Keberanian dalam 32 80 % 31 77,5% melakukan gerakan 3. Berurutan dalam 29 72,5 % 36 90% 4. 5. melakukan gerakan Menunjukan sikap bersunguh-sungguh 31 15 77,5 % 37,5 34 34 85% 85% Disiplin Rata-rata Prosentase 66% 80% Berdasarkan pengamatan dan evaluasi hasil belajar terhadap partisipasi siswa pada siklus satu dan siklus dua (tabel 2) diperoleh nilai untuk siklus satu pada aspek aktif melakukan gerakan diperoleh skor nilai 25 (62,5%), Keberanian dalam melakukan gerakan diperoleh skor nilai 32 (80%), Berurutan dalam

melakukan gerakan diperoleh skor 29 (72,5%), menunjukkan sikap bersungguhsungguh diperoleh skor 31 (77,5%), dan sikap disiplin diperoleh skor 15 (37,5%). Dari kelima aspek yang diamati diperoleh rata-rata prosentase 66% atau berada pada rentang nilai antara 60-69 dengan kualifikasi Kurang. Selanjutnya pada siklus dua berdasarkan pengamatan dan evaluasi diperoleh nilai masing-masing aspek sebagai berikut; untuk aspek aktif melakukan gerakan diperoleh skor nilai 24 (60%), Keberanian dalam melakukan gerakan diperoleh skor nilai 31 (77,5%), Berurutan dalam melakukan gerakan diperoleh skor 36 (90%), menunjukkan sikap bersungguh-sungguh diperoleh skor 34 (8s5%), dan sikap disiplin diperoleh skor 34 (85%). Dari kelima aspek yang diukur pada siklus dua diperoleh rata-rata prosentase 80% atau berada pada rentang nilai antara 80 89 dengan kualifiksi Baik. Dengan demikian bahwa aktivitas siswa dalam melaksanakan latihan Keterampilan lompat jauh melalui latihan kecepatan terjadi peningkatan yang signifikan dimana terjadi kenaikan prosentase aktifitas sebesar 14% dan berada pada kategori kualifikasi Baik. Tabel 3. Rekapitulasi Partisipasi Guru dalam Pembelajaran pada siklus I dan II Siklus I Siklus II Kualifikasi Nilai Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase Sangat Baik O 0 4 25 Baik 9 56,25 11 68,75 Cukup 5 31,25 1 6,25 Kurang 2 12,5 - - Jumlah 16 100 16 100 Berdasarkan tabel 3 hasil rekapitulasi partisipasi guru dalam kegiatan pembelajaran pada siklus satu dan siklus dua dapat dijabarkan sebagai berikut: a) Siklus I :

1. Dari 16 aspek yang dinilai dalam proses pembelajaran, terdapat - aspek atau 0 % yang memperoleh kualifikasi sangat baik 2. Dari 16 aspek yang dinilai dalam proses pembelajaran, terdapat 9 aspek atau 56,26% yang memperoleh kualifikasi baik 3. Dari 16 aspek yang dinilai dalam proses pembelajaran, terdapat 5 aspek atau 31,25% yang memperoleh kualifikasi Cukup 4. Dari 16 aspek yang dinilai dalam proses pembelajaran, terdapat 2 aspek atau 12,5% yang memperoleh kualifikasi Kurang. b) Siklus II : 1. Dari 16 aspek yang dinilai dalam proses pembelajaran, terdapat 4 aspek atau 25 % yang memperoleh kualifikasi sangat baik 2. Dari 16 aspek yang dinilai dalam proses pembelajaran, terdapat 11 aspek atau 68,75 % yang memperoleh kualifikasi baik 3. Dari 16 aspek yang dinilai dalam proses pembelajaran, terdapat 1 aspek atau 6,5% yang memperoleh kualifikasi Cukup 4. Dari 16 aspek yang dinilai dalam proses pembelajaran, terdapat - aspek atau 0 % yang memperoleh kualifikasi Kurang. Berdasar pada hasil nilai siklus I dan siklus II di atas, maka perlu dijelaskan kembali bahwa aspek yang di nilai dalam pembelajaran lompat jauh adalah: 1. Sikap awalan 2. Sikap kaki bertumpu ke depan 3. Posisi badan saat di udara 4. Sikap mendarat. Nilai setiap aspek berdasar pada kualitas gerak yang dilakukan oleh siswa, seperti: 1. Nilai 4 dihasilkan dari kualitas gerak yang sangat baik 2. Nilai 3 dihasilkan pada kualitas gerak yang baik 3. Nilai 2 dihasilkan pada kualitas gerak yang cukup 4. Nilai 1 dihasilkan pada kualitas gerak yang kurang.

KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis terhadap data hasil penelitian tindakan kelas ini, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode latihan kecepatan dapat meningkatkan ketrampilan lompat pada siswa kelas V SD Inpres 1 Bunta tahun pelajaran 2012-2013 semester ganjil. Peningkatan ketrampilan lompat jauh siswa dalam proses pembelajaran terlihat dari hal-hal sebagai berikut : 1. Ketrampilan lompat jauh siswa mengalami peningkatan karena telah mencapai indikator kinerja baik kriteria secara individu maupun secara klasikal hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil analisa data pada pelaksanaan proses pembelajaran dan evaluasi akhir kegiatan setiap siklus dimana pada siklus satu diperoleh ketuntasan individu siswa 62,5% dan ketuntasan klasikal 45 % dengan rata-rata kelas 62,5, berdasarkan kriteria yang ditetapkan bahwa ketuntasan individu 65% dan ketuntasan Klasikal 70% sehingga pada siklus satu belum dapat diterima sebagai hasil akhir dari penelitian sehingga dilanjutkan dengan penelitian siklus dua. Dari hasil evaluasi dan analisa data pada siklus dua ternyata indikator kinerja telah tercapai dimana ketuntasan individu diperoleh 100 % dan ketuntasan Klasikal diperoleh nilai 82,5 % dan rata-rata kelas berjumlah 75,16 %, Selanjutnya berdasarkan hasil analisa perbandingan peningkatan antara siklus satu dan siklus dua terjadi peningkatan untuk ketuntasan individu sebesar 37,5 % dan Peningkatan klasikal sebesar 37,5 %, dengan demikian penelitian ini dapat diterima. 2. Keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran termasuk pada kategori Baik karena diperoleh nilai partisipasi siswa 80 % yaitu berada diantara rentang nilai 80% -89%. 3. Kinerja guru terjadi peningkatan yang signifikan dengan kategori Baik dimana perolehan nilai aktivitas guru diperoleh peningkatan

sebesar 37,49 %, pada siklus satu aktivitas guru diperoleh nilai 56,26 % sedangkan pada siklus dua terjadi peningkatan sebesar 93,75 %. Berdasarkan uraian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa tingkat keberhasilan ketrampilan lompat jauh dapat ditingkatkan pada siswa kelas V SD Inpres 1 Bunta. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini, dapat dikemukakan saransaran yang bermanfaat bagi peneliti, guru dan sekolah sebagai berikut : 1. Pembelajaran lompat jauh hendaknya dilaksanakan secara bervariasi, tidak monoton pembelajaran langsung ke gerakan tehnik dasar tetapi dapat divariasikan melalui berbagai kegiatan latihan yang menunjang gerakan tehnik dasar sehingga siswa tidak cepat bosan, salah satunya melalui latihan lompat gawang. 2. Agar kegiatan pembelajaran dapat berhasil dengan baik, maka seorang guru hendaknya selalu aktif dalam melibatkan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. 3. Bagi peneliti yang ingin mengadakan penelitian lanjutan tentang latihan lompat gawang dapat menjadikan penelitian ini sebagai bahan reverensi dan pembanding sehingga peningkatan kualitas terhadap pembelajaran smash dapat lebih ditingkatkan. DAFTAR PUSTAKA Akib Zainal, 2006, Penelitian Tindakan Kelas, Yrama Widya, Bandung Ali Mashar Mohammad dan Dwinarhayu, 2010, Pedidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional, Jakarta Depdiknas, 2000, Pedoman dan Modul Pelatihan Olahraga bagi Pelatih Olahragawan Pelajar. Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani, Jakarta Depdiknas, 2003, Undang-Undang Sistim Nasional, Jakarta Dwi Sarjianto, Sujarwadi, 2010, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk Kelas VIII SMP, Pusat Perbukuan Kementrian Nasional, Jakarta

Harsono, 1988, Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis daam Coaching, Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi PPLPTK, Jakarta. Jonath, E.HAAG, R. Krempel,1986, Atletik 1, Rosda Jaya Putra, Jakarta Jumusul, Hairy, 1989, Fisiologi Olahraga ilid I, Depdikbud Dirjen Dikti P2LPTK, Jakarta. Kosasih, Engkos. 1985. Olahraga, Teknik & Program Latihan, Penerbit Akademika Pressindo. Jakarta. Mardiana Ade, Purwadi Wira Indra Satya, 2008, Pendidikan Jasmani dan olahraga, Universitas Terbuka, Jakarta Mark Gutrie, 2008, Sukses Melatih Atletik, Pustaka Insan Madani, Yogyakarta Matakupan Oktavianus, 2004, Dasar-Dasar Penyususna Program Latihan, Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Lanjutan Pertama, Jakarta Muh. Ali Masyar, Dwi Narhayu, 2010, Pendidikan jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk SMP Kelas IX, Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional, Jakarta. Pesurnay Paulus, 2003, Latihan Keecpatan, Pusat Pendidikan dan Penataran KONI Pusat, jakarta. Roji, 1995, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan SLTP, Intan Pariwara, Jakarta Saputra, Yudha M. 2001. Dasar-Dasar Keterampilan Atletik. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta Syarifuddin. 1992. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta. Thompson, Peter J.L, 1993, Pengenalan Kepada Teory Kepelatihan, Alih Bahasa SDS PASI, Jakarta. Yoni Acep, dkk, 2010, Menyusun Penelitian Tindakan Kelas, Familia, Jogyakarta