Pengadaan Tanah PKP. untuk Pembangunan KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN KAWASAN. Jakarta, 19 Maret 2014

dokumen-dokumen yang mirip
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TEN TANG RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TEN TANG RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

KEBIJAKAN dan STRATEGI PENYEDIAAN PERUMAHAN TA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2018, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan

2 dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 3. Undang-undang Nomor

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Bastary Pandji Indra Asdep Perumahan, Pertanahan dan Pembiayaan Infrastruktur

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN PERDA KUMUH KOTA YOGYAKARTA

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 1999 TENTANG KAWASAN SIAP BANGUN DAN LINGKUNGAN SIAP BANGUN YANG BERDIRI SENDIRI

- 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

PEMERINTAH. sumber daya air pada wilayah sungai kabupaten/kota.

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201

A. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN.

5. Pelaksanaan urusan tata usaha; dan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 Tahun 1985 TENTANG RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PRT/M/2015 TENTANG

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14/PERMEN/M/2006 TENTANG PENYELENGGARAAN PERUMAHAN KAWASAN KHUSUS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1992 TENTANG PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NO LD.27 PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2008 TANGGAL 16SEPTEMBER 2008 DAFTAR URUSAN PEMERINTAHAN KABUPATEN GARUT

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

Aspek-aspek minimal yang harus tercantum dalam Perda Kumuh

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 51 TAHUN 2016 TENTANG

PENGELOLAAN RUMAH SUSUN DAN PERMASALAHANNYA DITINJAU DARI PRESPEKTIF PENERAPAN UU.NO.20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 1999 TENTANG KAWASAN SIAP BANGUN DAN LINGKUNGAN SIAP BANGUN YANG BERDIRI SENDIRI

Untuk Pemerintah Kota/Kabupaten BANTUAN STIMULAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH (BSPK) TAHUN ANGGARAN...

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG RUMAH SUSUN

PERANAN RP2KPKP DALAM PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS KUMUH PERKOTAAN PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN

PEMERINTAH. 3. Penetapan rencana. 3. Penetapan rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai

IDENTIFIKASI URUSAN RIIL YANG DILAKSANAKAN DI DAERAH KENDAL

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tam

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON

C. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG PEKERJAAN UMUM

KEBIJAKAN NASIONAL PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SINERGI PUSAT DAERAH DALAM UU 23/2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

G. BIDANG PERUMAHAN SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN. 1. Pembiayaan 1. Pembangunan Baru

KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

D. BIDANG PEKERJAAN UMUM SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN. 1. Sumber Daya Air

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENATAGUNAAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Pokok-Pokok Substansi PERATURAN PEMERINTAH NO 24 TAHUN 2009 TENTANG KAWASAN INDUSTRI

Apakah yang dimaksud dengan Perumahan dan Permukiman?

1. Sumber Daya Air D. BIDANG PEKERJAAN UMUM SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN. 1. Pengaturan 1. Penetapan kebijakan pengelolaan sumber daya air daerah.

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88 TAHUN 2014 TENTANG PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBIAYAAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

WALI KOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT

MONITORING PELAKSANAAN KEGIATAN KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN 2010 DI KABUPATEN/KOTA K.5.1. Kegiatan Deputi Bidang Pembiayaan

KATA PENGANTAR. Deputi Bidang Pengembangan Kawasan. Dr. Hazaddin TS

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88 TAHUN 2014 TENTANG PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

GUBERNUR SUMATERA BARAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR : 1 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BONE

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR... TAHUN... TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

2. Makna dari ketersediaan jumlah rumah layak huni bagi pemenuhan visi Perumahan :

Penyediaan Hunian Layak bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88 TAHUN 2014 TENTANG PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Perumahan dan pemukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang


Transkripsi:

Pengadaan Tanah untuk Pembangunan PKP Jakarta, 19 Maret 2014 KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN KAWASAN

OUTLINE PAPARAN 1. LATAR BELAKANG 1.1. Latar Belakang Kebijakan 1.2. Lingkungan Strategis 1.3. Dasar Hukum 2. PENCADANGAN TANAH (LAND BANKING) 2.1. Tujuan Kebijakan Pencadangan Tanah 3. OUTPUT DAN OUTCOME KEBIJAKAN 4. LINGKUP KEGIATAN PENYEDIAAN TANAH 5. TAHAPAN KEGIATAN PENCADANGAN TANAH 6. LEMBAGA/BADAN PELAKSANA PENGADAAN TANAH 7. PEMBAGIAN KEWENANGAN 8. PROGRAM PENGADAAN TANAH 2015-2019 8.1. Skenario Tahapan Pelaksanaan Pencadangan Tanah Dan Pembagian Peran Stakeholder 8.2. Kriteria Kabupaten/Kota Penerima Program 8.3. Strategi Program 8.4. Prioritas Program 8.5. Kebutuhan Anggaran 2015-2019 Pengadaan Tanah untuk Pembangunan PKP 2

I.1. LATAR BELAKANG KEBIJAKAN PENGADAAN TANAH 1. Keterbatasan lahan yang sebagian besar dikuasai oleh Pengembang menjadikan harga lahan semakin melangit di lokasi-lokasi yang strategis harga rumah semakin tidak terjangkau bagi MBR 2. Pembangunan rumah bagi MBR yg sesuai dgn ketentuan batas harga Pemerintah berlokasi jauh dari perkotaan dan tempat kerja di lain pihak semakin dekat pusat kota, nilai lahan semakin tinggi 3. Sampai saat ini belum ada intervensi Pemerintah untuk menyediakan tanah bagi pembangunan PKP dan mengendalikan harga lahan 4. Dibutuhkan intervensi pemerintah untuk menyediakan lahan bagi rumah MBR yang dekat tempat kegiatan/ aktivitas I.2. LINGKUNGAN STRATEGIS Pemerintah dapat melaksanakan kegiatan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum, yaitu penataan permukiman kumuh perkotaan dan/atau konsolidasi tanah, serta perumahan untuk MBR dengan status sewa Pengadaan Tanah untuk Pembangunan PKP 3

I.3. DASAR HUKUM (1) 1. UU No. 1/2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman Pasal 17 huruf i pemerintah provinsi mempunyai wewenang mengoordinasikan pencadangan atau penyediaan tanah untuk pembangunan perumahan dan permukiman bagi MBR pada tingkat provinsi Pasal 18 huruf e pemerintah kabupaten/kota mempunyai wewenang mencadangkan atau menyediakan tanah untuk pembangunan perumahan dan permukiman bagi MBR Pasal 40 Pemerintah atau pemda menugasi dan/atau membentuk lembaga atau badan yang menangani pembangunan perumahan dan permukiman 2. UU No. 20/2011 tentang Rumah Susun Pasal 72 ayat (1) Untuk mewujudkan penyediaan rumah susun yang layak dan terjangkau bagi MBR, Pemerintah menugasi atau membentuk Badan Pelaksana. Pasal 72 ayat (4) Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud ayat (3), Badan Pelaksana melaksanakan tugas: a)... b)... c) Memfasilitasi penyediaan tanah untuk pembangunan rumah susun umum dan rumah susun Pengadaan khusus. Tanah untuk Pembangunan PKP 4

I.3. DASAR HUKUM (2) 3. UU No. 2/2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum Pasal 10 huruf o tanah untuk kepentingan umum digunakan untuk pembangunan : penataan permukiman kumuh perkotaan dan/atau konsolidasi tanah, serta perumahan untuk MBR dengan status sewa. 4. Perpres No. 71/2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Pasal 3 ayat (1) : Setiap Instansi yang memerlukan tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum membuat rencana Pcngadaan Tanah yang didasarkan pada: a. Rencana Tata Ruang Wilayah; b. Prioritas Pembangunan yang tercantum dalam: 1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah; 2. Rencana Strategis; dan 3. Rencana Kerja Pemerintah Instansi yang bersangkutan. 5. Peraturan Kepala BPN No. 4/2010 tentang Tata Cara Penertiban Tanah Terlantar Pengadaan Tanah untuk Pembangunan PKP 5

2. PENCADANGAN TANAH (LAND BANKING) DEFINISI : Upaya-upaya dalam rangka praktek perolehan tanah dan menyimpan tanah yang sudah diperoleh/dibebaskan untuk penggunaan pada masa yang akan datang 2.1. TUJUAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN PENCADANGAN TANAH 1. Memberikan jaminan ketersediaan tanah melalui upaya peningkatan daya guna dan hasil guna tanah, dengan mengutamakan fungsi sosial tanah dalam konteks pembangunan yang berkelanjutan 2. Mendukung pengembangan kota baru dan penerapan kebijakan hunian berimbang 3. Mengendalikan pengadaan, penguasaan, dan pemanfaatan tanah secara adil dan wajar dalam pelaksanaan pembangunan 4. Menyediakan tanah siap bangun (secara fisik maupun administrasi) 5. Mengendalikan harga tanah (tidak terpengaruh dengan mekanisme pasar yang diakibatkan pembangunan sektor properti oleh swasta, tidak terpengaruh dengan spekulasi, dll) sehingga wajar untuk dibangun rumah bagi MBR dengan harga yang terjangkau Pengadaan Tanah untuk Pembangunan PKP 6

3. OUTPUT DAN OUTCOME KEBIJAKAN OUTPUT: Terfasilitasi pembinaan, perencanaan dan pelaksanaan pengadaan dan pencadangan tanah bagi pembangunan rumah umum Indikator Output: 1. Jumlah dokumen perencanaan, strategi dan kebijakan pengadaan dan pencadangan tanah bagi pembangunan rumah umum 2. Jumlah Lembaga/Bank Tanah untuk pembangunan PKP 3. Jumlah Luas Tanah yang dicadangkan bagi pembangunan rumah umum OUTCOME: Meningkatnya jumlah masyarakat berpenghasilan rendah yang menghuni rumah layak dan terjangkau Indikator Outcome: Jumlah unit rumah yang layak dan terjangkau terbangun bagi MBR Pengadaan Tanah untuk Pembangunan PKP 7

4. LINGKUP KEGIATAN PENYEDIAAN TANAH Pengadaan Tanah untuk Pembangunan PKP 8

KEGIATAN PENYEDIAAN TANAH UU 1/2011 Pasal 106 UU 20/2011 Pasal 22 Penyediaan tanah untuk pembangunan rumah, perumahan, dan kawasan permukiman dapat dilakukan melalui: a. pemberian hak atas tanah terhadap tanah yang langsung dikuasai negara; Penyediaan tanah untuk pembangunan rumah susun dapat dilakukan melalui: a. pemberian hak atas tanah terhadap tanah yang langsung dikuasai negara; b. konsolidasi tanah oleh pemilik tanah; b. konsolidasi tanah oleh pemilik tanah; c. peralihan atau pelepasan hak atas tanah oleh pemilik tanah; d. pemanfaatan dan pemindahtanganan tanah barang milik negara atau milik daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; e. pendayagunaan tanah negara bekas tanah terlantar; dan/atau f. pengadaan tanah untuk pembangunan bagi kepentingan umum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. c. peralihan atau pelepasan hak atas tanah oleh pemegang hak atas tanah; d. pemanfaatan barang milik negara atau barang milik daerah berupa tanah; e. pendayagunaan tanah wakaf; f. pendayagunaan sebagian tanah negara bekas tanah terlantar; dan/atau g. pengadaan tanah untuk pembangunan bagi kepentingan umum. Pengadaan Tanah untuk Pembangunan PKP 9

Kegiatan Penyediaan Tanah... 1. Pemberian Hak Atas Tanah terhadap Tanah yang Langsung Dikuasai Negara a. Terdiri dari : Tanah Negara yang tidak ada pemakainya Tanah Negara bekas tanah hak yang dipakai oleh perseorangan (tanah garapan) atau badan hukum (BUMN/BUMD) Tanah Negara yang dikuasai oleh masyarakat hukum adat sebagai hak ulayat b. Penyelenggara dapat langsung mengajukan permohonan hak atas tanah tersebut kepada negara, berdasarkan ketentuan peraturan yang berlaku c. Dilaksanakan melalui mekanisme ganti rugi d. Pemberian hak atas tanah didasarkan pada Keputusan Gubernur atau Bupati/Walikota tentang Penetapan Lokasi atau izin lokasi Pengadaan Tanah untuk Pembangunan PKP 10

Kegiatan Penyediaan Tanah.lanjutan 2) Konsolidasi Tanah (mengacu kepada UU 1/2011 pasal 108 s/d 113) 3) Peralihan atau pelepasan hak a. Diperoleh melalui mekanisme jual beli b. Pada tanah yang peruntukannya untuk perumahan dan permukiman sesuai rencana tata ruang 4) Pemanfaatan atau pemindahtanganan tanah milik negara atau milik daerah a. Tanah yang sejak semula adalah tanah negara, belum pernah ada hak tertentu selain negara b. Tanah negara tersebut di atas, dapat berasal dari tanah timbul atau hasil reklamasi di wilayah perairan pantai, pasang surut, rawa, danau, dan bekas sungai 5) Pendayagunaan tanah negara bekas tanah terlantar (mengacu kepada Peraturan Kepala BPN RI No.4 Tahun 2010) 6) Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan Bagi Kepentingan Umum (mengacu kepada UU No.2/2012 dan Perpres No. 71/2012) Pengadaan Tanah untuk Pembangunan PKP 11

7.Tanah untuk pembangunan Rumah Susun (UU 20/2011 ) Pasal 17 : Rumah susun dapat dibangun di atas tanah: a. hak milik; b. hak guna bangunan atau hak pakai atas tanah negara; dan c. hak guna bangunan atau hak pakai di atas hak pengelolaan. Pasal 18 : Selain dibangun di atas tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, rumah susun umum dan/atau rumah susun khusus dapat dibangun dengan: a. pemanfaatan barang milik negara/daerah berupa tanah; atau b. pendayagunaan tanah wakaf. 7. 1. Pemanfaatan barang milik negara/daerah berupa tanah Pasal 19 ayat (1) : Pemanfaatan barang milik negara/daerah berupa tanah untuk pembangunan rumah susun dilakukan dengan cara sewa atau kerja sama pemanfaatan. Pengadaan Tanah untuk Pembangunan PKP 12

7.Tanah untuk pembangunan Rumah Susun (UU 20/2011 ) 7. 2. Pendayagunaan tanah wakaf Pasal 20 ayat (1) : Pendayagunaan tanah wakaf untuk pembangunan rumah susun dilakukan dengan cara sewa atau kerja sama pemanfaatan sesuai dengan ikrar wakaf. Pasal 20 ayat (4) : Pelaksanaan sewa atau kerja sama pemanfaatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan prinsip syariah dan ketentuan peraturan perundang-undangan. 7. 3. Jangka Waktu Sewa Pasal 21 ayat (1) : Pemanfaatan dan pendayagunaan tanah untuk pembangunan rumah susun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 dan Pasal 20 harus dilakukan dengan perjanjian tertulis di hadapan pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 21 ayat (3) : Jangka waktu sewa atas tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b diberikan selama 60 (enam puluh) tahun sejak ditandatanganinya perjanjian tertulis. Pengadaan Tanah untuk Pembangunan PKP 13

5. TAHAPAN KEGIATAN PENCADANGAN TANAH Pengadaan Tanah untuk Pembangunan PKP 14

5. 1. LINGKUP PENGADAAN TANAH PENGADAAN TANAH PEMBANGUNAN BARU PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN RUMAH TAPAK RUMAH SUSUN PEMUGARAN Pemberian Hak Atas Tanah terhadap Tanah yang Langsung Dikuasai Negara Konsolidasi Tanah Peralihan atau pelepasan hak Pemanfaatan atau pemindahtanganan tanah milik negara atau milik daerah TAHAPAN PENGADAAN TANAH PERENCANAAN PENYEDIAAN TANAH PEMATANGAN LAHAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH PEREMAJAAN PEMUKIMAN KEMBALI Pendayagunaan tanah wakaf (untuk Rusun) Pendayagunaan tanah negara bekas tanah terlantar Pengadaan tanah untuk pembangunan bagi kepentingan umum PENDISTRIBUSIAN / PEMANFAATAN TANAH WASDAL PEMANFAATAN TANAH PEMERINTAH PUSAT PEMERINTAH DAERAH PROVINSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA PELAKU PEMBANGUNAN MASYARAKAT Pengadaan Tanah untuk Pembangunan PKP 15

5.2. TAHAPAN PENCADANGAN TANAH PENCADANGAN TANAH PERENCANAAN Pemeriksaan thdp RTRW RP3KP RDTR Peraturan Zonasi RTBL RTR Kawasan STATUS LAHAN AMDAL/UKL/UPL Indikasi Kebutuhan Tanah Indikasi Potensi Tanah Perencanaan Pencadangan Tanah PELAKSANAAN PENYEDIAAN TANAH Perolehan tanah dilakukan melalui pengadaan lahan, pencabutan hak, jual beli, tukar menukar, atau perolehan dari tanah tanah terlantar Penguasaan Tanah PEMATANGAN LAHAN PENDISTRIBUSIAN/ PEMANFAATAN TANAH WASDAL PEMANFAATAN TANAH Penyiapan tanah matang dan melengkapi dengan sarana - prasarana, dan utilitas pendukung, a.l. pembangunan jalan, saluran drainase, dll. Pendistribusian tanah sesuai keperluannya yaitu untuk kepentingan umum/sosial (Pemerintah) atau kepentingan komersial (Swasta) Pengawasan dan pengendalian pemanfaatan tanah sesuai dengan peruntukannya Tersedia Kaveling Tanah Matang Pemanfaatan Tanah Pemanfaatan Tanah sesuai peruntukan Pengadaan Tanah untuk Pembangunan PKP 16

6. LEMBAGA/BADAN PELAKSANA PENGADAAN TANAH Pengadaan Tanah untuk Pembangunan PKP 17

6.1. PEMBENTUKAN LEMBAGA/BADAN PELAKSANA RPP tentang BADAN PELAKSANA PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN Dibentuk berdasarkan amanat Pasal 40 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman serta Pasal 72 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun. TUJUAN 1. membangun rumah umum dan rumah khusus; 2. menyediakan tanah bagi pembangunan perumahan dan permukiman; 3. melakukan koordinasi dalam proses perizinan dan pemastian kelayakan hunian; 4. mempercepat penyediaan rumah susun umum dan rumah susun khusus terutama di perkotaan; 5. menjamin bahwa rumah susun umum hanya dimiliki dan dihuni oleh MBR; 6. menjamin tercapainya asas manfaat rumah susun; dan 7. melaksanakan berbagai kebijakan di bidang rumah susun umum dan rumah susun khusus. FUNGSI TUGAS 1. melaksanakan pembangunan rumah umum, rumah khusus, rumah susun umum dan rumah susun khusus; 2. menyelenggarakan koordinasi operasional lintas sektor, termasuk dalam penyediaan prasarana, sarana, dan utilitas umum; 3. melaksanakan peningkatan kualitas rumah umum, rumah khusus, rumah susun umum dan rumah susun khusus; 4. memfasilitasi penyediaan tanah untuk pembangunan rumah umum, rumah khusus, rumah susun umum dan rumah susun khusus; 5. memfasilitasi penghunian, pengalihan, pemanfaatan, serta pengelolaan rumah umum, rumah khusus, rumah susun umum dan rumah susun khusus; 6. melaksanakan verifikasi pemenuhan persyaratan terhadap calon pemilik dan/atau penghuni rumah umum, rumah khusus, rumah rumah susun umum dan rumah susun khusus; dan 7. melakukan pengembangan hubungan kerja sama di bidang perumahan dan permukiman dengan berbagai instansi di dalam dan di luar negeri. Pelaksanaan pembangunan, pengalihan kepemilikan, dan distribusi rumah umum, rumah khusus, rumah susun umum dan rumah susun khusus secara terkoordinasi dan terintegrasi. Pengadaan Tanah untuk Pembangunan PKP 18

6.2. P E R A N L E M B AGA T E R K AIT P E N G A D AAN T A N A H 1) Penghimpun Tanah : melakukan inventarisasi terhadap tanah-tanah yang akan dijadikan objek pengelolaan lembaga. Seiring dengan kegiatan penghimpunan tanah, juga mengumpulkan dan menyediakan data pertanahan yang lengkap, akurat, terpadu dan aktual 2) Pengaman Tanah : dengan mengacu kepada rencana tata ruang, lembaga/badan ini bertugas untuk mengamankan/mengawasi penyediaan, peruntukan, dan pemanfaatan tanah 3) Pengendali Penguasaan Tanah : mengendalikan penguasaan tanah, sehingga tidak terpusat pada kelompok masyarakat tertentu 4) Penilai Tanah : menetapkan harga dan nilai tanah, sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku 5) Pendistribusi Tanah : pembebasan tanah, pematangan tanah, pendistribusian tanah sesuai dengan peruntukan dan penggunaannya 6) Manajemen Tanah : menyusun kebijakan dan strategi optimalisasi pemanfaatan dan penggunaan tanah, sehingga bisa mengarahkan pengembangan penggunaan tanah Pengadaan Tanah untuk Pembangunan PKP 19

6.3. K E W A JIBAN L E M B A GA 1) Mengkonsultasikan rencana kerja lembaga kepada Pemerintah 2) Mengkonsultasikan kendala dalam pelaksanaan fungsi lembaga kepada Pemerintah 3) Memberikan laporan berkala terkait pelaksanaan tugas lembaga kepada Pemerintah Pengadaan Tanah untuk Pembangunan PKP 20

7. PEMBAGIAN KEWENANGAN Pengadaan Tanah untuk Pembangunan PKP 21

7.1. PERAN PEMERINTAH (1) 1. Pemerintah Pusat a. Merumuskan dan menetapkan kebijakan dan strategi nasional terkait pencadangan lahan; b. Mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional terkait pencadangan lahan; c. Menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi pelaksanaan kebijakan nasional terkait pencadangan lahan; d. Mengalokasikan dana dan/atau biaya pembangunan untuk mendukung terwujudnya upaya pencadangan lahan perumahan bagi MBR; e. Menyelenggarakan sosialisasi kebijakan terkait pencadangan lahan. f. Memfasilitasi pemberian bantuan prasarana, sarana, dan utilitas umum bagi pemerintahan daerah yang telah melaksanakan upaya pencadangan lahan perumahan bagi MBR. Pengadaan Tanah untuk Pembangunan PKP 22

7.1. PERAN PEMERINTAH (2) 2. Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota a. Merumuskan dan menetapkan kebijakan dan strategi pada tingkat daerah (provinsi/kabupaten/kota) terkait dengan pencadangan tanah; b. Menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi pelaksanaan kebijakan pencadangan tanah baik dengan pemerintah maupun dengan stakeholder lainnya; c. Mengalokasikan dana dan/atau biaya pembangunan untuk mendukung terwujudnya kebijakan pencadangan tanah; d. Memfasilitasi pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum; e. Mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi pencadangan tanah. Pengadaan Tanah untuk Pembangunan PKP 23

7.2. PEMBAGIAN KEWENANGAN (1) No KEGIATAN PUSAT PROVINSI KABUPATEN/ KOTA 1. PEMBANGUNAN BARU PERUMAHAN TAPAK Pencadangan tanah untuk pembangunan perumahan pada kawasan : Program Strategis Nasional Kawasan perbatasan negara Kawasan/kota baru yang merupakan kebijakan nasional Pencadangan tanah untuk pembangunan perumahan pada: Kawasan lintas kabupaten/kota Kawasan strategis provinsi Pencadangan tanah untuk pembangunan perumahan pada kawasan pusat kegiatan kab/kota (ekonomi, industri, terminal, pendidikan, pesisir) 2. PEMBANGUNAN RUSUNAWA ATAU RUSUNAMI Penyediaan tanah di kawasan TOD/ Kawasan CBD, dalam rangka: Penanganan permukiman kumuh Kawasan strategis nasional Kawasan/kota baru Kontribusi 35% penyediaan tanah di kawasan TOD/ Kawasan CBD, dalam rangka: Penanganan permukiman kumuh Kawasan strategis nasional Kawasan/kota baru Kontribusi 15% penyediaan tanah di kawasan TOD/ Kawasan CBD, dalam rangka: Penanganan permukiman kumuh Kawasan strategis nasional Kawasan/kota baru Ket: Kegiatan di Pusat dilaksanakan oleh Badan, di daerah oleh Badan Pelaksana/BLU daerah Pengadaan Tanah untuk Pembangunan PKP 24

7.2. PEMBAGIAN KEWENANGAN (2) No KEGIATAN PUSAT PROVINSI KABUPATEN/ KOTA 3. PENGEMBANGAN KAWASAN/KOTA BARU 4. PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH 5. PEMUKIMAN KEMBALI 1. Penetapan model penyediaan tanah 2. Dukungan penyediaan tanah di kawasan permukiman yang merupakan program strategis nasional Penyediaan tanah dalam rangka peningkatan kualitas permukiman kumuh dengan luas 15 Ha atau lebih 1. Pelaksanaan penyediaan tanah 2. Dukungan penyediaan tanah pada kawasan permukiman lintas kab/kota Penyediaan tanah dalam rangka peningkatan kualitas permukiman kumuh dengan luas 10 s/d 15 Ha - Penyediaan tanah dalam rangka pemukiman kembali pada lokasi lintas kab/kota 1. Pengesahan masterplan pengembangan Kasiba/Lisiba 2. Dukungan penyediaan tanah pada kawasan permukiman yang merupakan pusat kegiatan kab/kota Penyediaan tanah dalam rangka peningkatan kualitas permukiman kumuh dengan luas dibawah 10 Ha Penyediaan tanah untuk lokasi pemukiman kembali Ket: Kegiatan di Pusat dilaksanakan oleh Badan, di daerah oleh Badan Pelaksana/BLU daerah Pengadaan Tanah untuk Pembangunan PKP 25

8. PROGRAM PENGADAAN TANAH 2015-2019 Pengadaan Tanah untuk Pembangunan PKP 26

8.1. SKENARIO TAHAPAN PELAKSANAAN PENCADANGAN TANAH DAN PEMBAGIAN PERAN S TAKEHOLDER TAHAP PEMPUS PEMPROV PERENCANAAN Penyusunan Panduan Pencadangan Tanah Fasilitasi Penyusunan Rencana Pencadangan Tanah Penyusunan Panduan Pencadangan Tanah Tkt Prov PEMKAB/KOTA (BLU Daerah) Sosialisasi Masy (T-1 & T) Penyusunan Panduan Pencadangan Tanah Tkt Kab/Kot Penyusunan Rencana Pengadaan Tanah KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MASYARAKAT SWASTA THN KE- Peranserta Masyarakat T-1 s/d 1 1 PELAKSANAAN PENYEDIAAN TANAH PEMATANGAN LAHAN PENDISTRI- BUSIAN/ PEMANFAATAN TANAH Perolehan tanah dilakukan melalui pengadaan tanah, pencabutan hak, jual beli, tukar menukar, atau perolehan dari tanah tanah terlantar Bantuan Stimulan pematangan lahan dan penyediaan PSU pendukung, a.l. jalan dan saluran drainase Fasilitasi Pendistribusian/ Pemanfaatan Tanah Pelaksanaan Pematangan Lahan dan pembangunan PSU Pembagian Kaveling Tanah Pelaksanaan Pendistribusian Tanah Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Peranserta Masyarakat Peranserta Masyarakat Peranserta Swasta dalam Pengadaan Tanah Peranserta Swasta dalam Pematangan Tanah dan Pembangunan PSU Pemanfaatan Tanah sesuai peruntukan Tanah Pengadaan Tanah untuk Pembangunan PKP 5 dst 27 1 2 3 4 5 dst 1 2 3 4 5 dst 1 2 3 4

8.2. KRITERIA KABUPATEN/KOTA PENERIMA PROGRAM (1) a. Telah memiliki Perda RTRW, atau sekurang-kurangnya sudah mendapatkan persetujuan substansi RTRW dari Menteri PU b. Tingkat kepadatan yang relatif tinggi, dengan mengutamakan penanganan pada PKP padat penduduk (net density > 150 jiwa/ha), dan yang secara khusus telah berkembang atau akan dikembangkan menjadi pusat kegiatan suatu kawasan fungsional atau wilayah c. Memiliki angka jumlah kekurangan rumah atau backlog yang cukup tinggi d. Memiliki potensi lahan yang dapat dimanfaatkan sebagai landbanking e... Pengadaan Tanah untuk Pembangunan PKP 28

8.2. KRITERIA KABUPATEN/KOTA PENERIMA PROGRAM (2) e. Memiliki kompleksitas/indikasi banyaknya permasalahan PKP yang mendesak untuk ditanggulangi (banjir, padat, kumuh, rawan, ekspansi ke daerah pertanian produktif, perubahan fungsi lahan perkotaan dll.) f. Memiliki kawasan permukiman yang berfungsi sebagai pusat pelayanan primer daerah atau mempunyai potensi unggulan, pengembangan sentra kegiatan usaha ekonomi atau fungsi khusus dalam skala pembangunan kota/kabupaten. g. Memiliki data dasar yang memadai: memiliki kajian pertumbuhan penduduk baik yang alamiah maupun migrasi mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) h. Kesiapan Daerah, terutama pemda yang sudah memiliki BLUD Penyediaan Tanah Pengadaan Tanah untuk Pembangunan PKP 29

8.3. STRATEGI PROGRAM 1) Memanfaatkan tanah negara, tanah milik BUMN/BUMD, tanah terlantar, dll; 2) Melakukan kegiatan konsolidasi tanah permukiman, yaitu upaya penataan kembali penguasaan, penggunaan, dan pemilikan tanah oleh masyarakat pemilik tanah melalui usaha bersama untuk membangun lingkungan siap bangun dan menyediakan kaveling tanah matang sesuai dengan rencana tata ruang yang ditetapkan; 3) Merevitalisasi kawasan padat penduduk menjadi hunian vertikal terpadu. Pengadaan Tanah untuk Pembangunan PKP 30

8.4. PRIORITAS PROGRAM 1) Penyediaan tanah dalam rangka pengembangan Kasiba/Lisiba, untuk perumahan sederhana bagi MBR dan masyarakat miskin. 2) Fasilitasi penyediaan tanah dalam rangka implementasi kebijakan hunian berimbang (pembangunan rumah untuk MBR). 3) Penyediaan tanah untuk relokasi warga yang tinggal di bantaran kali, seputar waduk, di pinggir rel dan stasiun kereta api, serta di bawah kolong jembatan berupa perumahan vertikal (rusunawa) dan untuk area kegiatan usaha warga yang direlokasi. Pengadaan Tanah untuk Pembangunan PKP 31

8.5. KEBUTUHAN ANGGARAN 2015-2019 No Sasaran Kebutuhan Anggaran (Rp. Milyar) 2015 2016 2017 2018 2019 TOTAL Satuan 2015 2016 2017 2018 2019 TOTAL Pencadangan Tanah 1.256,00 4.508,50 7.009,50 9.510,50 12.011,50 34.296,00 a Pencadangan Tanah oleh Pemerintah 25 50 100 150 200 525 Ha 1.254,50 2.505,00 5.006,00 7.507,00 10.008,00 26.280,50 1. Kajian pemetaan dan skenario pencadangan tanah oleh Pemerintah 1,50 1,00 1,00 1,00 1,00 5,50 2. Penyusunan peraturan Menteri terkait pencadangan tanah 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 5,00 3. Sosialisasi, bimbingan teknis pelaksanaan kebijakan pencadangan tanah 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 5,00 4. Pencadangan tanah (Ha) *) 25 50 100 150 200 525 Ha 1.250 2.500 5.000 7.500 10.000 26.250,00 5. Pengawasan dan Evaluasi Kinerja 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 15,00 b Fasilitasi Pencadangan tanah oleh Pemda 400 400 400 400 1600 Ha 1,50 2.003,50 2.003,50 2.003,50 2.003,50 8.015,50 1. Kajian Penyiapan DAK Pencadangan Tanah 1,50 1,50 1,50 1,50 1,50 7,50 2. DAK Pencadangan Tanah (Ha) **) 400 400 400 400 1600 Ha 2.000,00 2.000,00 2.000,00 2.000,00 8.000,00 3. Pengawasan dan Evaluasi Kinerja 2,00 2,00 2,00 2,00 8,00 TOTAL 1.256,00 4.508,50 7.009,50 9.510,50 12.011,50 34.296,00 Reguler 1.256,00 2.508,50 5.009,50 7.510,50 10.011,50 26.296,00 Dekon DAK TP Hibah BA-BUN Non APBN KEGIATAN *) asumsi harga tanah: rata-rata Rp. 5 juta/m2 *) asumsi harga tanah: rata-rata Rp. 500 ribu/m2, rata-rata per tahun 40 kab/kota, masing2 10 Ha - 2.000,00 2.000,00 2.000,00 2.000,00 8.000,00 Pengadaan Tanah untuk Pembangunan PKP 32

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA Contact Asisten Deputi Perencanaan Pengembangan Kawasan Deputi Bidang Pengembangan Kawasan Kementerian Perumahan Rakyat Jl. Raden Patah I No.1 Lantai 6, Wing 3 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Telp./Fax : 021-72788108

PERUMAHAN adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan yang dilengkapi dengan PSU sebagai hasil upaya pemenuhan rumah layak huni (UU PKP Pasal 1 angka 2) SKEMA SATUAN UNIT PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN SESUAI UU NO.1 TAHUN 2011 KOTA BARU Lingkungan Hunian Skala Besar/Kasiba Permukiman/Lisiba (Perumahan Skala besar) Perumahan Permukiman Lingkungan Hunian Kawasan Permukiman Kawasan Fungsi Lain/ Bukan Permukiman Pelayanan Sosial KAWASAN FUNGSI LAIN/KWS. BUKAN PERMUKIMAN Kegiatan Ekonomi Jasa Pemerintahan Perumahan mendukung Kawasan Fungsi Lain PERMUKIMAN adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai PSU serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan (UU PKP Pasal 1 angka 5) LINGKUNGAN HUNIAN adalah bagian dari kawasan permukiman yang terdiri atas lebih dari satu satuan permukiman (UU PKP Pasal 1 angka 4) KAWASAN PERMUKIMAN adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung baik berupa kawasan perkotaan maupun kawasan perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan (UU PKP pasal 1 angka 3 ) Pusat Kws. Perkim Pusat Lingk. Hunian Pusat Permukiman Pusat Perumahan

BATASAN/Skala (Pasal 6 ayat 3 Permenpera 7/2013 tentang Hunian Berimbang) KAWASAN PERMUKIMAN Diatas 10.000 RUMAH LINGKUNGAN HUNIAN 3.000-10.000 RUMAH PERMUKIMAN Diatas 1.000-3.000 RUMAH PERUMAHAN 15-1.000 RUMAH

KLASIFIKASI KAWASAN PERKOTAAN (PP 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang) No KLASIFIKASI KAWASAN PERKOTAAAN JUMLAH PENDUDUK (jiwa/kk) 1. Kawasan Perkotaan KECIL 50.000 100.000 (12.500 20.000 KK) 2. Kawasan Perkotaan MENENGAH > 100.000 500.000 (25.000 125.000 KK) 3. Kawasan Perkotaan BESAR > 500.000 (125.000 KK) 4. Kawasan Perkotaan METROPOLITAN > 1.000.000 (250.000 KK) 5. Kawasan Perkotaan MEGAPOLITAN > 10.000.000 (2.500.000 KK) KRITERIA JANGKAUAN PELAYANAN Satu kecamatan atau antar desa Satu wilayah kabupaten dan/atau antar kabupaten Satu wilayah provinsi dan/atau antar provinsi kawasan perkotaan yang berdiri sendiri atau kawasan perkotaan inti dengan kawasan perkotaan di sekitarnya yang saling memiliki keterkaitan fungsional; Antar provinsi dan/atau nasional gabungan 2 (dua) atau lebih kawasan metropolitan sehingga berpusat jamak dan memiliki keterkaitan fungsional; Regional antar negara