BAB IV PENUTUP. yang diperoleh akal, maka peneliti dapat menyimpulkan:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. plato, dia lebih menghargai kebenaran ketimbang plato. Aristoteles pernah

Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi manusia memerlukan. paling utama adalah sebagai sarana komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga bahasa merupakan sarana komunikasi yang utama. Bahasa adalah

SEMIOTIKA ISLAM Oleh Nurcholish Madjid

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ISLAM DAN MITOLOGI Oleh Nurcholish Madjid

BAB 1 PENDAHULUAN. Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, dengan perantara

BAB I PENDAHULUAN. Al-Ghazali (w M) adalah salah satu tokoh pemikir paling populer bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anwar Hafid Dkk, Konsep Dasar Ilmu Pendidikan, Alfabeta, Bandung, 2013, hlm

BAB I PENDAHULUAN. melalui ekspresi yang berupa tulisan yang menggunakan bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada

BAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur an dan al-sunah ke dalam diri manusia. Proses tersebut tidak

BAB I PENDAHULUAN. (al-qattan, 1973: 11). Di dalam al-qur an Allah menjelaskan beberapa ketentuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Restu Nur Karimah, 2015

golongan Kristiani, dan tidak juga kepada golongan keagamaan lainnya di muka bumi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya

BAB I PENDAHULUAN. Saw. yang mengandung petunjuk bagi manusia, Alquran diturunkan untuk menjadi

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin

Resensi Buku EKONOMI POLITIK: Peradaban Islam Klasik, karangan Suwarsono Muhammad Oleh: Musa Asy arie

SILABUS PEMBELAJARAN: SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

ABSTRAKSI PENGGUNAAN DANA ZAKAT OLEH BADAN AMIL (BAZ) SURAKARTA

BAB V KESIMPULAN. sekularisasi dari istilah sosiologis merupakan menduniawikan nilai-nilai

BAB V PENUTUP. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Ayat-ayat kawniyyah dalam pandangan al-ra>zi> adalah ayat-ayat yang

BAB I PENDAHULUAN. dan tujuannya di dunia ini. Manusia seharusnya mengingat tujuan hidup di dunia

Filsafat Islam قولية كونية. Wahyu. Para Rasul. Alam. Akal Manusia. Problem Filsafat Islam tentang tuhan: Bentuk Aktifitas Manusia. Aktivitas Kehidupan

Alhamdulillah.. Segala puji hanya milik Allah Azza Wa Jalla, Dzat yang menciptakan seluruh alam semesta, yang telah memberi sebaik-baik pemberian.

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakrta, 1999, hlm Pradjarta Dirdjosantojo, Memelihara Umat: Kiai Pesantren-Kiai langgar di Jawa, LKis,

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi tantangan globalisasi sekarang ini sangat sekali diperlukan sumber

SKRIPSI AKAL DAN WAHYU MENURUT IBN RUSYD

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. pemikiran si peneliti karena menentukan penetapan variabel. Berdasarkan Kamus Besar

PEMBUKAAN MUSABAQAH TILAWATIL QURAN TINGKAT NASIONAL XXII, 17 JUNI 2008, DI SERANG, PROPINSI BANTEN Selasa, 17 Juni 2008

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi

MASALAH PEMBARUAN PEMIKIRAN DALAM ISLAM

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Islam yang tidak terlalu penting untuk serius dipelajari dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Setelah melalui bab analisis, sampailah kita pada tahap simpulan yang akan

HAK ZAKAT BAGI PENGUNGSI

ILMU PERTANDA Oleh Nurcholish Madjid

BAB I PENDAHULUAN. Atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al Quran itu dengan perlahanlahan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Adanya kemunduran umat Islam tidak lain disebabkan oleh kemiskinan ilmu.

STRUKTUR FUNGSIONAL DAN RAGAM KALIMAT PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AL QALAM

BAB I PENDAHULUAN. sendi kehidupan manusia termasuk masalah ekonomi. Kegiatan perekonomian

RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAH LUQMAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Alquran yang secara harfiah berarti bacaan sempurna merupakan suatu

IMAMAH DALAM PANDANGAN POLITIK SUNNI DAN SYI AH

BAB I PENDAHULUAN. teks yang isinya berbagai jenis, baik berupa ide, gagasan, pemikiran suatu tokoh

Filsafat Ilmu dalam Perspektif Studi Islam Oleh: Maman Suratman

BAB I LATAR BELAKANG PENDAHULUAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Grafindo Persada, 2006), hlm Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Raja

BAB IV MAKNA SIMBOLIS TRADISI LEMPAR AYAM DALAM PERSPEKTIF HERMENEUTIKA PAUL RICOEUR

Bulan Penuh Rahmat itu Telah Meninggalkan Kita. Written by Mudjia Rahardjo Friday, 15 November :41 -

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Landasan Sosial Normatif dan Filosofis Akhlak Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata Pembelajaran

BAB IV ANALISIS. Setelah mengetahui legalitas şallallahu alaihi wasallam dan alaihi

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

BAB I PENDAHULUAN. dengan petunjuk-petunjuk, keterangan-keterangan dan konsep-konsep, baik

PENGANTAR LOGIKA INFORMATIKA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Pensyarah: Ustazah Nek Mah Bte Batri Master in Islamic Studies Calon PhD- Fiqh Sains & Teknologi Calon PhD -Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penciptaan

TAKWA DAN IKHLAS Oleh Nurcholish Madjid

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGANTAR METODOLOGI STUDI ISLAM. Tabrani. ZA., S.Pd.I., M.S.I

BAB V PENUTUP. 1. Metode yang dipergunakan dan yang dipilih dari penafsiran al-ṭabari dan al-

Kedudukan Akal Dalam Islam

SILABUS PEMBELAJARAN. Alokasi Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Indikator. Sumber Belajar (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN. Teosofi Islam dalam tataran yang sederhana sudah muncul sejak abad 9 M.

HARAPAN IBN KHALDUN Oleh Nurcholish Madjid

BAB I PENDAHULUAN. ibadah yang setiap gerakannya mengandung do a.1 Shalat adalah kewajiban

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

ILMU TAUHID. Disusun Guna Memenuhi Tugas. Mata Kuliah : Ilmu Tauhid. Dosen Pengampu : Dr. Syafi i M.Ag

PROPORSI HUBUNGAN ANTARA KEILMUAN DAN KEAGAMAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. mencerminkan sosok manusia berkarakter. Beliau membawa misi risalahnya

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum pendidikan, misalnya, yang sebelumnya terbatas pada Al-Qur an dan

WAHYU 11. Dua Saksi Allah Dan Sangkakala Ketujuh. Pdt Gerry CJ Takaria

BAB IV PENUTUP. ekonomi dan karena kurangnya perhatian dari orang tua. memahami lagi falsafah adat yang ada di Minangkabau Adat Basandi

BAB V ANALISIS. Akhlak Islami: Integrasi Struktur Jasmani, Nafsani, dan Ruhani

Kata Kunci: Pemahaman, Berpikir Rasional, Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Allah. Manusia. Bagan 1.1 Allāh sebagai sumber ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, maka tuntutan untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB IV ANALISIS TEORI KONVERGENSI DAN RELEVENSINYA DENGAN HADIST NABI MUHAMMAD SAW TENTANG FITRAH MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fitrah manusia adalah adanya perasaan saling suka antara lawan

BAB I PENDAHULUAN. membacanya ibadah dan tidak ditolak kebenarannya (Al-hafidz, 2005: 1).

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

BAB I PENDAHULUAN. maupun diluar sekolah. Mengingat demikian berat tugas dan pekerjaan guru, maka ia

Lesson 9 for June 2, 2018

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN IMAM AL- GHAZALI DAN SYED MUHAMMAD NAQUIB AL ATTAS

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad yang tertulis di dalam mushaf-mushaf, yang diriwayatkan. dengan jalan mutawātir, dan yang membacanya dipandang beribadah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

Transkripsi:

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melakukan pembahasan mengenai kebenaran pengetahuan yang diperoleh akal, maka peneliti dapat menyimpulkan: Pertama : Hayy dipelihara oleh seekor Rusa, hingga dia dapat belajar tindak tanduk dan bahasa hewan. Dia menutupi tubuhnya, membuat tempat berteduh, dan mempersenjatai dirinya serta memulai menyimpan bahan makanan. Kedua : Rusa yang memeliharanya mati. Hayy berusaha mengetahui penyebab kematian rusa itu. Dia berkesimpulan ada roh yang menjadi sentral dan bersifat immateri. Pada tahap ini pula dia mengetahui fungsi setiap anggota badan dan daya yang menggerakkannya. Ketiga : Dia mengetahui api, kesimpulannya adanya tertib alam dan akal budi. Keempat : Dia mengetahui kesatuan dan keberagaman pada jasad dan jiwa yang diamatinya. Pada tahap ini, akhirnya sampai kepada generalisasi dan klasifikasi berdasarkan kesatuan dan keberagaman itu. Kelima : Selain menemukan kepastian adanya penggerak yang disebut wajib wujud. Menurutnya asal alam yang meteri itu haruslah immateri dan wajib al-wujud. 61

62 Ketujuh : pada usia 50 tahun, Hayy berkesimpulan bahwa Tuhan itu pasti baik dan bijaksana, sempurna dan penuh rahmat dan menjadi tujuan manusia. Karena itu puncak kebahagiaan hanya dicapai dengan selalu berhubungan dengan-nya tampa henti dan melepas diri dari dunia meteri. Sehingga manusia sampai pada objek pengetahuan tertinggi, yaitu wajib alwujud. Disinilah Hayy sampai kepuncak tafrid Epistimologi Ibnu Thufail dalam mencari kebenaran. Dalam ajaran agama yang diwahyukan, yaitu melalui jalan pengetahuan yang diperoleh akal. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa akal menurut Ibnu Thufail adalah daya manusia atau daya berfikir, yang dengan sendirinya mampu memahami kebenaran. Tidak seperti filosof-filosof lainnya Ibnu Thufail mengkonsepsikannya secara simbolik dalam bentuk roman filosofis fiktif Hayy Ibn Yaqzhan yang dituangkan dalam bentuk kisah alegorik. Dalam kisah Hayy Ibn Yaqzhan Ibnu Thufail, menggambarkan Hayy merupakan tokoh utama dalam kisah Hayy Ibn Yaqzhan sebagai lambang akal pikiran, Hayy merupakan seorang anak manusia yang dengan akalnya dan dibarengi dengan kesucian jiwanya, bisa membedakan yang baik dan yang buruk, mampu memecahkan masalah kehidupannya, dan bisa memahami fenomena-fenomena yang terjadi di alam, tidak hanya sebagai gejala alam biasa, tetapi jembatan pengetahuan akan adanya Tuhan pencipta alam semesta. Sedangkan wahyu merupakan pengetahuan Tuhan yang disampaikan kepada para Nabi, kemudian diteruskan kepada umat manusia sebagai pegangan hidup. Dalam risalah Hayy Ibn Yaqzhan, Ibnu Thufail

63 menggambarkannya dengan tokoh Absal dan Salaman dipandang sebagai simbol wahyu yang dipahami dengan pemahaman yang berbeda. Absal adalah lambang dari seorang sufi. Ia dipandang sebagai simbol wahyu dengan pemahaman metaforis kaum sufi, dapat mengenal Tuhannya melalui jalur agama, di samping itu ia selalu berhasrat hendak memakrifati Tuhan itu dengan ruhaninya, sehingga ia pun merasakan kebahagiaan ruhani dari upayanya itu. Absal banyak tertarik pada pengertaian metaforis dari teks-teks agama. Ia lebih banyak menulusuri makna-makna ruhani dan berkeinginan kuat untuk mentakwilkan makna-makna ruhani dari ayat-ayat ajaran agama. Dan Salaman dipandang sebagai simbol wahyu yang dipahami dengan pemahaman tekstual kalangan ulama pada umumnya. Permasalahan pokok yang berkembang pada pembahsan ini yaitu berkisar pada daya jangkau akal dan fungsi pengetahuan terhadap dua permasalahan pokok dalam agama yaitu adanya Tuhan serta kebaikan dan kejahatan. Dari dua masalah pokok ini masing-masing bercabang dua yaitu mengetahui Tuhan dan kewajiban mengetahui-nya. Dalam kisah Hayy Ibn Yaqzhan itu Ibnu Thufail hanya menggambarkan keharmonisan antara akal yang dilambangkan pada diri Hayy, dengan wahyu yang dilambangkan pada Absal, keduanya bertemu pada titik yang sama yaitu pada dataran kebenaran. Oleh karena itu akal yang dilambangkan pada diri Hayy itu melambangkan suatu dinamisan manusia. Kesanggupan manusia menakhlukkan dan menguasai makhluk-makhluk lain di sekitarnya itu disebabkan kekuatan akalnya. Bertambah tinggi kekuatan akal manusia bertambah kuat pula daya

64 kesanggupannya dalam mencapai suatu kebenaran. Jadi pengetahuan yang diperoleh akal terdapat suatu hubungan yang sangat erat. Kehadiran wahyu merupakan suatu pelengkap dan petunjuk bagi akal. Sebagai suatu pelengkap, karena kehadirannya merupakan penguat bagi kebenaran akal, dan sebagai petunjuk karena, kehadirannya itu sebagai penjabaran terhadap hal-hal tertentu. Seperti tata cara bagaimana merealisasikan kewajiban-kewajiban manusia sebagai makhluk terhadap khaliqnya. B. Saran Di samping beberapa kesimpulan diatas, ada beberapa catatan temuan yang perlu dikemukakan dari analisis kebenaran pengetahuan yang dijangkau dengan akal. Baik yang bersifat praktis maupun teoritis dari pemikir filosof Ibnu Thufail. Dari pemaparan dan eksplorasi penelitian di atas, bedakan antara pemikiran filosof muslim dengan filosof barat. Jika para filosof muslim yang tendensinya lebih kepada menyeimbangkan penggunaan akal dan Al-Qur an. Sedangkan filosof barat lebih kepada akal (rasio). Harus ditegaskan bahwa penggunaan akal dikalangan filosof muslim berbeda dengan penggunaan akal dikalangan filosof barat. Dari sudut pandang istilahnya memang sama, namun keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Secara kasat mata tentunya bisa dibilang mirip namun esensinya berbeda. Ideologi yang digunakan oleh kedua kubuh filosof tersebut pun berbeda. Para filufuf muslim pun lebih bertendensi pada meredefenisi dan merekonstruksi makna yang ada dengan teks suci Al-Qur an yang merupakan

65 mu jizat yang diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW. Fungsi utamanya adalah sebagai petunjuk dan pedoman serta pegangan bagi umat islam. Berbeda dengan para filusuf barat yang lebih menekankan penalaran rasional sebagai metode berfikir dan pencarian kebenaran. Besar harapan bagi penulis untuk pembaca agar dari tema tersebut masih bisa diuraikan kembali dan diteliti lebih dalam dengan model deskriptif dan interpretatif. Bisa juga memilih salah satu tema-tema tersebut lalu menguraikannya, kemudian menggunakan metode komparasi dengan para pemikir filosof lainnya.