THE RELATIONS BETWEEN HEMODIALYSIS ADEQUACY AND THE LIFE QUALITY OF PATIENTS

dokumen-dokumen yang mirip
THE RELATIONS BETWEEN HEMODIALYSIS ADEQUACY AND THE LIFE QUALITY OF PATIENTS

BAB I.PENDAHULUAN. dengan penurunan glomerular filtrate rate (GFR) serta peningkatan kadar

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 15,2%, prevalensi PGK pada stadium 1-3 meningkat menjadi 6,5 % dan

BAB I PENDAHULUAN. progresif dan lambat, serta berlangsung dalam beberapa tahun. Gagal ginjal

I. PENDAHULUAN. keluhan maupun gejala klinis kecuali sudah terjun pada stadium terminal (gagal

BAB 1 PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DAN KUALITAS HIDUP PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) DI RUMAHSAKIT Dr.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan lambat. PGK umumnya berakhir dengan gagal ginjal yang memerlukan terapi

BAB I PENDAHULUAN. atau fungsi ginjal yang berlangsung 3 bulan dengan atau tanpa disertai

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Ginjal Kronik (Chronic Kidney Disease/CKD) adalah gangguan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit ginjal kronik merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia. Di

PERSENTASE KEBERHASILAN OPERASI CIMINO DAN AV-SHUNT CUBITI PADA PASIEN HEMODIALISA DI RSUP PROF KANDOU PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER 2013

BAB I PENDAHULUAN. Chronic Kidney Disease (CKD) atau Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah kerusakan ginjal yang menyebabkan ginjal tidak dapat membuang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Estimasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. multipel. Semua upaya mencegah gagal ginjal amat penting. Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi menggantikan sebagian fungsi ginjal. Terapi pengganti yang. adalah terapi hemodialisis (Arliza, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Disease: Improving Global Outcomes Quality (KDIGO) dan the Kidney Disease

BAB I PENDAHULUAN. Pasien Penyakit Ginjal Kronik (PGK) yang menjalani hemodialisis reguler

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan kasus sebanyak 300 juta penduduk dunia, dengan asumsi 2,3%

I. PENDAHULUAN. metabolisme tubuh yang sudah tidak digunakan dan obat-obatan. Laju Filtrasi

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang dapat dilakukan adalah pengendalian penyakit tidak menular. 2

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya semakin meningkat setiap tahun di negara-negara berkembang

perkembangan penyakit DM perlu untuk diperhatikan agar komplikasi yang menyertai dapat dicegah dengan cara mengelola dan memantau perkembangan DM

Curriculum Vitae. : Ni Made Hustrini. : EDUCATION Faculty of Medicine, Udayana University. Faculty of Medicine, of Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. penyakit yang merusak nefron ginjal (Price dan Wilson, 2006).

ABSTRAK PATOLOGI GAGAL GINJAL KRONIK

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

Abstract. Key words: Dialysis (HD, DPMB), Quality of life, Short Form-36, Terminal Renal Failure,

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit yang banyak dialami oleh

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ginjal memiliki fungsi untuk mengeluarkan bahan dan sisa-sisa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penderita gagal ginjal kronik menurut estimasi World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. nefrologi dengan angka kejadian yang cukup tinggi, etiologi luas, dan sering diawali

HUBUNGAN ANTARA ADEKUASI HEMODIALISIS DAN KUALITAS HIDUP PASIEN DI RSUD ULIN BANJARMASIN

DETEKSI DINI DAN PENCEGAHAN PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIK. Oleh: Yuyun Rindiastuti Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNS BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. komposisi kimia darah, atau urin, atau kelainan radiologis (Joannidis et al.,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit gagal ginjal kronis atau yang biasa dikenal sebagai Chronic Kidney

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Hidup. individu mengenai posisi individu dalam hidup, konteks budaya dan

Kata kunci: diabetes melitus, diabetic kidney disease, end stage renal disease

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan berupa

Jurnal Ilmiah Sehat Bebaya Vol.1 No. 2, Mei 2017

Dewantari EO, Taruna A, Angraini DI, Dilangga P. Medical Faculty of Lampung University ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. disease) saat ini masih menjadi masalah yang besar, sebagaimana prediksi

BAB I PENDAHULUAN. komposisi cairan tubuh dengan nilai Gloumerulus Filtration Rate (GFR) 25%-10% dari nilai normal (Ulya & Suryanto 2007).


BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Banyak penyebab dari disfungsi ginjal progresif yang berlanjut pada tahap

ABSTRAK HUBUNGAN STATUS NUTRISI DENGAN DERAJAT PROTEINURIA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN KOMPLIKASI NEFROPATI DIABETIK DI RSUP SANGLAH

BAB I PENDAHULUAN. dan progresif, kadang sampai bertahun-tahun, dengan pasien sering tidak

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronis (PGK) merupakan salah satu masalah kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh secara menyeluruh karena ginjal adalah salah satu organ vital

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia lanjut merupakan tahap akhir kehidupan manusia. Seseorang pada

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ginjal stadium akhir (gagal ginjal kronik tahap 5) dapat

ARTIKEL PENELITIAN. Vina Octavia Simanjuntak 1, Rebecca Rumesty Lamtiar 2, Jenny N Sitepu 3 ABSTRACT

HUBUNGAN ASUPAN PROTEIN NABATI DAN HEWANI DENGAN KADAR UREUM DAN KREATININ PADA PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK DENGAN HEMODIALISIS RAWAT JALAN DI RSUP

BAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi ginjal secara progresif dan irreversible 1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Centers for Disease Control

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah salah satu penyakit dengan risiko

INDIKATOR KUALITAS HIDUP PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS YANG MENJALANI HEMODIALISA BERDASARKAN STRATEGI KOPING

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. mendadak dan hampir lengkap akibat kegagalan sirkulasi renal atau disfungsi

Hubungan Kejadian Anemia dengan Penyakit Ginjal Kronik pada Pasien yang Dirawat di Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUP dr M Djamil Padang Tahun 2010.

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang bersifat progresif dan irreversibel yang menyebabkan ginjal kehilangan

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Hipertensi merupakan salah satu kondisi kronis yang sering terjadi di

Hikmatul Husna 1*, Nora Maulina 2. Lhokseumawe-Aceh 24352, Indonesia * Corresponding Author:

KADAR HAEMOGLOBIN DAN HEMATOKRIT DARAH PADA PASIEN YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISIS DI RUMAH SAKIT UMUM MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

DAN TANPA JAMINAN KESEHATAN DI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis atau End Stage Renal Desease (ESRD) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronik (GGK) atau Chronic Kidney Diseases (CKD) dalam jangka waktu yang lama (Black & Hawks, 2014).

PERBANDINGAN KUALITAS HIDUP PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG DITERAPI DENGAN CONTINUOUS AMBULATORY PERITONEAL DIALYSIS ATAU HEMODIALISIS

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN MEKANISME KOPING PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RUANG HEMODIALISA RSUD. PROF. DR. W. Z.

PharmaXplore ISSN: Jurnal Sains dan Ilmu Farmasi Vol. 1 No 2 November 2016

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN HIPERTENSI PADA PENDERITA PENYAKIT GINJAL KRONIK DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dan 8 16% di dunia. Pada tahun 1999 berdasarkan data Global burden of

PEMBERIAN SMS REMINDER EFEKTIF MEMPERBAIKI STATUS GIZI ANTROPOMETRI PASIEN HEMODIALISIS

1 RSUD Dr M. Yunus Bengkulu 2 Dosen Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Denpasar 90

BAB I PENDAHULUAN. irreversible. Hal ini terjadi apabila laju filtrasi glomerular (LFG) kurang dari 50

EVALUASI PENATALAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIS DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. MOEWARDI TAHUN 2014

ABSTRAK. Kata kunci: Gagal ginjal kronik, hemodialisa, kualitas hidup, peritoneal dialisis

Association between Hemodialysis Adequacy, Family Support, and Quality of Life in Chronic Renal Failure Patients

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA LAMA HIPERTENSI DENGAN ANGKA KEJADIAN GAGAL GINJAL TERMINAL DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kondisi Kesehatan Ginjal Masyarakat Indonesia dan Perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang albuminuria, yakni: mikroalbuminuria (>30 dan <300 mg/hari) sampai

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

KARYA TULIS ILMIAH PERILAKU PASIEN HEMODIALISIS DALAM MENGONTROL CAIRAN TUBUH. Di Ruang Hemodialisis RSUD Dr. Harjono Ponorogo

PERBANDINGAN EFEK TERAPI KOMBINASI 2 OBAT DENGAN 3 OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HEMODIALISIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang dapat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik-observasional dengan menggunakan

I. PENDAHULUAN. pengganti ginjal berupa dialisis atau transplantasi ginjal (Suwitra, 2009).

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PERBANDINGAN STATUS PEROKOK PASIF DENGAN KUALITAS HIDUP DOMAIN PSIKOLOGIS (WHO QL) PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK TERMINAL

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan ginjal (renal damage) yang terjadi lebih dari tiga bulan, dikarakteristikan

Transkripsi:

ARTIKEL REVIEW] THE RELATIONS BETWEEN HEMODIALYSIS ADEQUACY AND THE LIFE QUALITY OF PATIENTS Maradewi Maksum Faculty of Medicine, Lampung University Abstract Chronic Kidney Disease (CKD) is a long-term condition wihich is indicated bylower glomerulate filtrate rate and higher albumin urine. According to Kidney DiseaseOutcomes Quality Initiative (KDOQI) guidelines, there are five stages of CKD based on the glomerular filtration rate. In stage 5, which is defined as end stage renal disease (ESRD) there is total or near-total loss of kidney function which leads to poor life expectancy. All individuals who reach this stage need renal replacement therapy such as hemodialysis. A successful hemodialysis is based on its adequation and routinity. Hemodialysis adequation is associated with quality of life. Hemodialysis inadequation can reduce renal function progressively, material loss, and reduce patient s productivity. Keyword: adequacy,chronic kidney disease, health-related quality of life, hemodialysis Abstrak Gagal ginjal kronik (GGK) merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan penurunan glomerular filtrate rate (GFR) serta peningkatan kadar albumin dalam urin. Kidney Disease Outcomes Quality Initiative membagi GGK menjadi lima stadium berdasarkan glomerular filtrate rate (GFR) dimana End Stage Renal Disease (ESRD) merupakan stadium akhir dari GGK yang ditandai dengan kerusakan ginjal secara permanen dan irreversibel. Seluruh individu yang sudah mencapai stadium ini membutuhkan terapi pengganti ginjal seperti hemodialisis. Keberhasilan hemodialisis berhubungan dengan dua hal, yaitu dari adekuasi dan rutinitas yang dilakukan. Adekuasi hemodialisis memiliki keterkaitan yang kuat terhadap kualitas hidup pasien. Ketidakadekuatan hemodialisis dapat meningkatkan progresivitas kerusakan fungsi ginjal, kerugian material, dan menurunnya produktivitas pasien. Kata kunci:adekuasi,gagal ginjal kronik, hemodialisis, kualitas hidup Korespondensi: Maradewi Maksum maradewimaksum@gmail.com Pendahuluan Gagal ginjal kronik (GGK) merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan penurunan glomerular filtrate rate (GFR) serta peningkatan kadar albumin dalam urin. 1 Gagal ginjal kronikmerupakan masalah kesehatan yang telah meluas dan mengenai 5-10% populasi dunia. Kidney Disease Outcomes Quality Initiative membagi GGK menjadi lima stadium berdasarkan glomerular filtrate rate (GFR) dimana End Stage Renal Disease (ESRD)merupakan stadium akhir dari GGK yang ditandai dengan kerusakan ginjal secara permanen dan irreversibel. Seluruh individu yang sudah mencapai stadium ini membutuhkan terapi pengganti ginjal seperti hemodialisis, peritoneal dialisis, dan transplantasi ginjal. 2 Hemodialisis merupakan terapi pengganti yang paling banyak dilakukan oleh pasien gagal ginjal. J MAJORITY Volume 4 Nomor 1 Januari 2015 39

Menurut Clinical Practice Guideline on Adequacy of Hemodialysis, kecukupan dosis hemodialisis yang diberikan diukur dengan istilah adekuasi hemodialisis, yaitu dosis yang direkomendasikan untuk mendapatkan hasil yang adekuat sebagai manfaat dari proses hemodialisis yang dijalankan oleh pasien gagal ginjal. 3 Keberhasilan hemodialisis berhubungan dengan dua hal, yaitu dari adekuasi dan rutinitas yang dilakukan. Untuk mengetahui apakah hemodialisis telah adekuat atau tidak, dapat dilakukan pemeriksaan secara berkala. Hemodialisis dikatakan adekuat bila terdapat kadar ureum darah menurun (Ureum Reduction Ratio) dan rasio antara darah yang dihemodialisis per waktunya dengan fraksi hemodialisis yang terbentuk (Kt/V) lebih dari sama dengan 1,8. 4 Adekuasi hemodialisis memiliki keterkaitan yang kuat terhadap kualitas hidup pasien. Ketidakadekuatan hemodialisis dapat meningkatkan progresivitas kerusakan fungsi ginjal, kerugian material, dan menurunnya produktivitas pasien. Terdapat penurunan kualitas hidup pada pasien GGK baik secara fisik maupun secara mental. 5 DISKUSI Adekuasi hemodialisis merupakan kecukupan dosis hemodialisis yang direkomendasikan h adekuat pada pasien gagal ginjal yang menjalani terapi hemodialisis. Standar tetap dari adekuasi hemodialisis adalah berdasarkan klirens urea, volume urea yang didistribusikan, dan waktu dialisis. 6 Menurut WHO, kualitas hidup merupakan persepsi individu mengenai posisi mereka dalam kehidupan dilihat dari konteks budaya dan sistem nilai dimana mereka tinggal serta hubungannya dengan tujuan, harapan, standar dan hal-hal lain. Kualitas hidup merupakan konsep yang luas karena dipengaruhi oleh berbagai hal seperti kesehatan fisik, psikologis, tingkat kemandirian, hubungan sosial, keyakinan pribadi dan lingkungan. 7 Salah satu instrumen penilaian kualitas hidup adalah Short Form-36 (SF-36). SF-36 merupakan suatu kuesioner yang terdiri dari 36 pertanyaan dan telah mencakup delapan dimensi kualitas hidup, yaitu terdiri dari fisik, keterbatasan peran karena kesehatan fisik, tubuh sakit, persepsi kesehatan secara umum, vitalitas, fungsi sosial,peran keterbatasan karena masalah emosional, dan kesehatan psikis. Pengukuran ini menghasilkan nilai skala untuk masing-masing delapan domain dan dua ukuran ringkasan Tabel 1. Nilai Kualitas Hidup Gagal Ginjal Kronik Stage 1 dan 2 Stage 3 Stage 4 dan 5 Hemodialisis Fungsi Fisik 73.9 ±30.9 69.0 ± 24.6 67.1 ± 27.9 61.5 ± 29.3 Peran 61.1 ± 47.9 55.8 ± 39.8 52.3 ± 40.8 48.6 ± 40.1 keterbatasan Fisik Kesakitan 66.5 ± 27.4 57.2 ± 23.0 61.4 ± 26 59.8 ± 25.1 J MAJORITY Volume 4 Nomor 1 Januari 2015 40

Kesehatan 54.3 ± 16.0 58.2 ± 19.9 58.2 ± 25.5 51.7 ± 21.1 Umum Vitalitas 61.9 ± 24.6 56.7 ± 25.1 72.4 ± 27.7 54.3 ± 22.2 Nilai Sosial 75.0 ± 30.6 70.2 ± 30.5 72.9 ± 40.0 63.7 ± 33.7 Peran 46.3 ± 45.9 68.6 ± 41.4 65.7 ± 21.4 65.7 ± 44 Keterbatasan Mental Kesehatan Mental 65.3 ± 29.8 64.4 ± 24.2 43.1 ± 10.4 64.0 ± 24.5 Gambar 1. Perbedaan nilai PCS dan MCS pada stage gagal dinjal kronik 2 kesehatan fisik dan psikis. Nilai skor kualitas hidup rata-rata adalah 60, dibawah skor tersebut kualitas hidup dinilai kurang baik dan nilai skor 100 merupakan tingkat kualitas hidup yang sangat baik. 8 Delapan dimensi dalam SF-36 terbagi lagi menjadi dua, yaitu Physical Component Summary yang terdiri dari kesehatan fisik, tubuh sakit, persepsi kesehatan secara umum, dan vitalitas. Selain itu terdapat Mental Component Summary yang terdiri dari fungsi sosial, peran keterbatasan karena masalah emosional dan kesehatan psikis. 8 Berdasarkan penelitian mengenai hubungan kualitas hidup dengan stadium gagal ginjal kronik, terdapat hubungan antara nilai kualitas hidup dengan stadium gagal ginjal kronik. 9 Pada penelitian tersebut terdapat 119 sampel yang masing-masing diberikan kuesioner SF-36. Pasien dengan gagal ginjal stadium awal memiliki penurunan nilai kualitas hidup yang progresif. Seperti pada tabel 1, pada pasien gagal ginjal kronik stadium satu dan dua memiliki nilai MCS (Mental Component Summary) dan persepsi kesehatan secara umum yang lebih rendah. Gagal ginjal stadium tiga memiliki nilai fisik dan vitalitas yang rendah, sementara pasien dengan gagal ginjal stadium empat dan lima memiliki nilai fungsi fisik dan kesehatan umum yang rendah. Pada gambar 1, dijelaskan bahwa nilai MCS akan meningkat pada gagal ginjal kronik stadium dua dan kemudian akan menurun. Nilai PCS akan mengalami penurunan drastis pada stadium tiga. 9 Selain itu, hemoglobin dan penyakit komorbid juga memengaruhi kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik. Semakin rendah nilai hemoglobin maka semakin rendah pula nilai kualitas hidupnya. Adanya penyakit komorbid seperti diabetes melitus mengakibatkan dampak negatif pada domain fungsi fisik. 9 Penelitian lain yang dilakukan dengan judul yang sama, menyatakan bahwa terjadi penurunan nilai kualitas hidup secara progresif pada tiap stadium gagal ginjal kronik. 10 Gagal ginjal kronik stadium lima memiliki nilai kualitas hidup yang paling rendah J MAJORITY Volume 4 Nomor 1 Januari 2015 41

terutama padaaspek fungsi fisik dan peran serta fisik. 10 Gagal ginjal kronik stadium dua-tiga memiliki perbedaan nilai kualitas hidup yang signifikan dengan kontrol, dimana aspek kesehatan secara umum memiliki ukuran efek (ES) yang besar (0.85-1.28), aspek peran keterbatasan karena masalah emosional memiliki ES yang paling kecil (<49), sementara aspek-aspek kualitas hidup lain memiliki ES yang sedang (0.50-0.79). 10 Pasien gagal ginjal kronik stadium 4 mengalami pemburukan di fungsi fisik (ES = 1.05), kesehatan secara umum (ES = 0.94) dibanding dengan pasien gagal ginjal kronik stadium 2-3. Pasien dengan gagal ginjal kronik stadium 5 mengalami penurunan pada aspek peran keterbatasan karena emosional. 10 Pasien gagal ginjal kronik dengan kelainan kardiovaskular memiliki nilai kualitas hidup yang lebih rendah dibanding dengan yang tidak dan pasien dengan diabetes memiliki nilai yang lebih rendah terutama pada aspek vitalitas dibandung dengan yang tidak. Pasiendengan Indeks Massa Tubuh (IMT) > 30 memiliki nilai yang lebih rendah pada aspek fungsi fisik, tetapi tidak ada perbedaan nilai kualitas hidup antara pasien dengan IMT 20 dan>20. 10 Penelitian yang meneliti hubungan antara adekuasi hemodialisis dengan kualitas hidup pasien menyatakan bahwa pasien dengan adekuasi hemodialisis baik memiliki kualitas hidup yang baik juga (p <0.05), dimana berdasarkan kuesioner SF-36 ditemukan nilai paling rendah pada kesehatan fisik baik pada pasien hemodialisis yang tidak adekuat (15.2) dan yang adekuat (26), kemudian diikuti dengan persepsi kesehatan secara umum dengan nilai hasil pasien yang tidak adekuat sebesar 30 dan pasien yang adekuat sebesar 44,2. 11 Nilai tertinggi didapatkan pada dimensi kesehatan psikis dengan nilai 62,8 pada pasien dengan adekuasi tidak baik dan nilai 73 pada pasien dengan adekuasi baik. 11 Pada penilaian dengan kuesioner KDQOL, nilai tertinggi ada pada fungsi kognitif sebesar 75,9 pada pasien dengan adekuasi tidak baik dan 79,3 pada pasien dengan adekuasi yang baik. Nilai terendah ada pada dimensi tanggungan terhadap penyakit ginjal dengan nilai sebesar 20,7 pada pasien dengan adekuasi yang tidak baik. Pasien dengan adekuasi yang baik memiliki nilai terendah pada aspek status pekerjaan dengan nilai 26,7. Pada kenaikan nilai adekuasi hemodialisis sebanyak 0,1, nilai kuesioner EQ-5D juga meningkat dengan rata-rata sebesar 0.031 (95% CI 0.010,0.051). 11 Kekurangan dari penelitian ini adalah, karena cross sectional, sehingga penelitian ini hanya melihat asosiasi tetapi tidak dapat melihat kausa mengenai hubungan antara adekuasi hemodialisis dengan kualitas hidup pasien. 11 SIMPULAN Adekuasi hemodialisis memiliki hubungan yang signifikan dengan kualitas hidup pada pasien, terutama pada aspek persepsi kesehatan secara umum dan peran J MAJORITY Volume 4 Nomor 1 Januari 2015 42

serta fisik. Selain itu, pasien hemodialisis dengan penyakit komorbid seperti hipertensi atau diabetes mellitus memiliki nilai kualitas hidup yang lebih rendah. DAFTAR PUSTAKA 1. Kidney International Organization. KDIGO Clinical Practice Guideline for the Diagnosis, Evaluation, Prevention, and Treatment of Chronic Kidney Disease-Mineral and Bone Disorder (CKD-MBD) [Internet]. 2011 [Disitasi 2014 September 21]. Tersedia dari:http://www.nature.com/ki/journal /v76/n113s/full/ki2009189a.html. 2. Sathvik B.S. An Assessment of the Quality of Life in Hemodialysis Patients Using the WHOQOL-BREF Questionnaire. Indian Journal of Nephrology. 2008;18(4): 141-9. 3. National Kidney Foundation. KDOQI Clinical Practice Guideline Chronic Kidney Disease: Evaluation, Classification, Stratification [Internet]. New York: National Kidney Foundation, inc; 2008 [Disitasi 2014 September 20]. 4. Rahman AR, Rudiansyah M, Triawanti.Hubungan antara Adekuasi Hemodialisis dan Kualitas Hidup Pasien di RSUD Ulin Banjarmasin. Berkala Kedokteran. 2013;9(2):151-9. 5. Pourvarziani, Vahid. Laboratory Variables and Treatment Adequacy in 6. Hemodialysis Patients in Iran. Saudi Journal of Kidney Disease and Transplantation. 2008;19(5):842-6. 7. Breitsameter G, Figuireido AE, Kocchhan DS. Calculation of Kt/V in Haemodialysis; A Comparison Between the Formula. Jornal Brasileiro de Nefrologia. 2012;34(1):22-4. 8. Nofitri. Gambaran Kualitas Hidup Orang Dewasa pada Lima Wilayah di Jakarta [Skripsi]. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia;2009. 25-3. 9. Ware, JE. SF-36 Health Survey Update [Internet]. 2000 [Disitasi 2014 September 21]. Tersedia dari: http://www.sf-36.org/tools/sf36.shtml. 10. Cruz MC, Andrade C, Urrutia M, Draibe S, Noguiera-Martins LA, Sesso RC. Quality of Life in Patients with Chronic Kidney Disease. Clinics. 2011;66(6):991-5. 11. Pagels AA, Söderkvist BK, Medin C, Hylander B, Heiwe S. Health-Related Quality of Life in Different Stages of Chronic Kidney Disease and at Initiation of Dialysis Treatment. 2012;10:71 12. Manns. Dialysis Adequacy and Quality of Life in Hemodialysis Patients [Internet]. 2003 [Disitasi 2014 September 21]. Tersedia dari: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/ 12296580. 565-9. J MAJORITY Volume 4 Nomor 1 Januari 2015 43