Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan

dokumen-dokumen yang mirip
dan Pemberdayaan Perempuan

TINDAK LANJUT STRATEGI NASIONAL PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN YANG RESPONSIF GENDER (PPRG) DEPUTI SUMBER DAYA MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

OLEH KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK Dalam acara Orientasi Parameter Kesetaraan Gender Dalam Pembentukan Per Uuan bagi Pusat

STRATEGI NASIONAL PERCEPATAN PUG MELALUI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER

PENERAPAN PUG DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

dalam Pembangunan Nasional;

ANGGARAN RESPONSIF GENDER Anggaran Responsif Gender (ARG) DAN PENYUSUNAN GENDER BUDGET STATEMENT

PENGARUSUTAMAAN GENDER MELALUI PPRG KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

GENDER BUDGET STATEMENT. (Pernyataan Anggaran Gender) : Kedeputian Bidang SDM dan Kebudayaan. Perlindungan Anak

MENGENALI DAN MEMAHAMI PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG) DALAM PEMBANGUNAN YURNI SATRIA

Penerapan Anggaran ResponsifGender (ARG)

PENGARUSUTAMAAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL

Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58 Tambahan Le

Jakarta, 4 Maret Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Linda Amalia Sari, S.IP

SOSIALISASI FORUM PRA MUSRENBANGNAS TAHUN 2015

KONSEP GENDER PENGARUSUTAMAAN GENDER Dan ANGGARAN RESPONSIF GENDER

... Lanjutkan & Mantapkan Pembangunan Menuju Masyarakat Kabupaten Gunung Mas Yang SEJAHTERA, MANDIRI, BERDAYA SAING dan BERMARTABAT...

STRATEGI PUG dalam pembangunan daerah. Hj. ANDI MURLINA PA, S.Sos KEPALA DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK PROV.

PAPARAN PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN

PENGUATAN KEBIJAKAN SOSIAL DALAM RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP) 2011

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 34 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER (PPRG)

MENTERI KEUANGAN R I

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN

PENYUSUNAN PEDOMAN NOMENKLATUR BAPPEDA BERDASARKAN PP 18/2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH

Jakarta, Maret Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Ttd. Linda Amalia Sari, S.IP

Proses dan Mekanisme Penyelenggaraan Musrenbang Tahun 2010 dalam rangka Penyusunan RKP 2011

Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Direktorat Perencanaan Pembangunan Daerah

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

4.9 Anggaran Responsif Gender Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun , telah menetapkan tiga strategi pengarusutamaan

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 119 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

MEKANISME PEMANFAATAN DATA TERPILAH BAGI KEMENTERIAN DAN SKPD DAERAH. Mobile phone

NOTA DINAS Nomor : ND 6/D4/1/2017 Tanggal : 16 Januari 2017

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

Mekanisme Pelaksanaan Musrenbangnas 2017

PETUNJUK PELAKSANAAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN YANG RESPONSIF GENDER UNTUK KEMENTERIAN/LEMBAGA

KEBIJAKAN DAK TAHUN 2018

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PAPARAN FORUM PERANGKAT DAERAH DAN RAPAT KOORDINASI TEKNIS (RAKORTEK) PEMBANGUNAN TINGKAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2017

MATRIK RENSTRA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN INOVASI DAN DAYA SAING DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH

TATA CARA PENYUSUNAN INISIATIF BARU

POLICY BRIEF NO. 005/DKK.PB/2017

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

-2- Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3277); 2. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 t

LAPORAN TENTANG PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS RAKORTEK PUG DI BATAM DARI TANGGAL 10 APRIL 14 APRIL 2017

IMPLEMENTASI PUG KEMENHUT DRAFT REVISI PERMENHUT PEDOMAN PUG. Dan PEDOMAN PUG DI KEMENHUT

OLEH : ENDAH MURNININGTYAS DEPUTI BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP SURABAYA, 2 MARET 2011

B A B I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

1) Peraturan Menteri Dalam Negeri No 13 tahun 2006 jo No. 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pelaksanaan Keuangan di Daerah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

RENCANA KINERJA TAHUNAN

PEMBANGUNAN NASIONAL BERWAWASAN GENDER

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PETUNJUK PELAKSANAAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN YANG RESPONSIF GENDER PPRG UNTUK KEMENTERIAN/LEMBAGA LAMPIRAN 1

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

disampaikan oleh : Kepala BAPPEDA Provinsi Kalimantan Tengah

Pelaksanaan RAN/RAD-GRK: Sebagai Pedoman Mewujudkan Pembangunan Berkualitas

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum...

Terwujudnya Pemerintahan yang Baik dan Bersih Menuju Masyarakat Maju dan Sejahtera

KLA DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN DAN PERWUJUDAN HAK ANAK

BAPPEDA Planning for a better Babel

Kebijakan Program Bidang Cipta Karya

Dalam Rangka Penyusunan RKP

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

IMPLIKASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 DALAM KERANGKA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG PENATAAN RUANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RENCANA KINERJA TAHUNAN

GERAKAN PEMBANGUNAN DESA SEMESTA (GERAKAN DESA) BERBASIS KAWASAN UNTUK PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

KOORDINASI PENGAWALAN PENGGUNAAN DANA DESA 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

Pelaksanaan RAN/RAD-GRK: Sebagai Pedoman Mewujudkan Pembangunan Rendah Karbon

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI

IKU Pemerintah Provinsi Jambi

Oleh: Staf Ahli Menteri PPN Bidang Hubungan Kelembagaan

MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RPJMD PROVINSI DKI JAKARTA PERIODE TAHUN

Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender di Kementerian Keuangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN

TINDAK LANJUT KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN DAERAH. Ir. Diah Indrajati, M.Sc Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri

C KONSEP PENGURUSUTAMAAN/ MAINSTREAMING GENDER

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

TINJAUAN TENTANG ANGGARAN BANTUAN SOSIAL Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN Setjen DPR RI

KEBIJAKAN PENGANGGARAN SEKTOR PERTANIAN

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasionall Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEBIJAKAN & STRATEGI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN BIDANG KOMINFO TAHUN

PADA MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANGKA

Transkripsi:

Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan dalam Peningkatan Kapasitas dan Peran SDM Pembangunan Pertanian dan Wilayah Disampaikan oleh: Direktur Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Bappenas Disampaikan pada Rapat Koordinasi Program/Kegiatan Responsif Gender Bandung, 22-23 Oktober 2013

OUTLINE PAPARAN I. Pembangunan Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan (KGPP) dalam RPJPN 2005-2025 dan RPJMN 2010-2014 II. Percepatan PUG melalui Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG) III. Strategi Nasional Percepatan Pengarusutamaan Gender melalui Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender (Stranas PPRG) IV. Lampiran 2

I. Pembangunan Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan (KGPP) dalam RPJPN 2005-2025 dan RPJMN 2010-2014 3

Strategi Pengarusutamaan dalam Pembangunan Pengarusutamaan Pembangunan Berkelanjutan Pengarusutamaan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik Pengarusutamaan Gender 4

PUG dalam Perencanaan Kebijakan dan Program di Tingkat Nasional (Tahun 1998-2009) 19 program RG 26 program RG Repeta 2001 (UU No. 35/2000) RPJPN 2005-2025 (UU 17/2007) RKP 2006 (Perpres No.39/2005) Penyusunan GAP (1998) GBHN 1999-2004 KKG sebagai salah satu tujuan pemb Propenas 2000 2004 (UU No. 25/2000) 19 program responsif gender (RG) Repeta 2002 (UU No.19/2001) Repeta 2003 (UU No.29/2002) Repeta 2004 (UU No. 28/2003) RKP 2005 Transisi 32 program RG SNPK RPJMN 2004-2009 (Perpres No. 7/2005) Bab 12 dan 13 bab lainnya RKP 2007 (Perpres No. 19/2006) RKP 2008 (Perpres No. 18/2007 ) Draft Kepmen PPN ttg PPRG RKP 2009 Inpres 9/2000 Sumber: Direktorat KP3A-Bappenas 5 38 program RG PUG sebagai salah satu prinsip pengarusutamaan semua kebijakan, program & kegiatan (Perpres No. 38/2008) Dit.KP3A-Bappenas

PUG dalam Perencanaan Kebijakan dan Program di Tingkat Nasional (Tahun 2009-2013) PUG sebagai salah satu prinsip pengarusutamaan semua kebijakan, program & kegiatan RKP 2009 (Perpres No. 38/2008) Kepmen PPN No. 30/M.PPN/HK/03/2009: Tim Teknis dan Tim Pengarah PPRG PMK No. 119/PMK.02/2009: 7 K/L pilot RKP 2010 (Perpres No. 21/2009) Transisi Evaluasi PPRG 7 K/L - Bappenas Sumber: Direktorat KP3A-Bappenas PUG : Prionas Lainnya Bidang Kesra, sbg salah satu dr 3 pengarusutamaan 56 kegiatan K/L dalam matriks RPJMN 2010-2014 (Perpres No. 5/2010) Reformasi Perencanaan dan Penganggaran SE 4 Menteri Stranas PPRG- Nov. 2012 IKKG-IKPUG, PUG API-Bappenas 6 RKP 2011 (Perpres No.19/2010) RKP 2012 (Perpres No.29/2011) RKP 2013 (Perpres No.54/2012) RKP 2014 (Perpres No.39/2013) PMK hanya mengatur teknis pelaksanaan PPRG di K/L dan daerah yang dibiayai oleh Dekon/TP PMK No. 104/PMK.02/2010: 7 K/L pilot + K/L ekpolsoskum PMK No. 93/PMK.02/2011: K/L yg telah didampingi KPP&PA 28 K/L + 10 provinsi pilot PMK No. 112/PMK.02/2012 34 K/L + 10 provinsi pilot 37 K/L PMK No. 94/PMK.02/2013 BS RPJMN KG 2015-2019 Bappenas

Latar Belakang: Pembangunan Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan dalam RPJPN 2005-2025 & RPJMN 2010-2014 Dit.KP3A-Bappenas 7

ARAHAN RPJPN 2005-2025 MISI 2005-2025 1. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, beradab 2. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing 3. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum 4. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu 5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan 6. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari 7. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional 8. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasional VISI 2005-2025 MAJU MANDIRI ADIL MAKMUR 8 Tujuan negara (UUD 45) Melindungi tumpah darah Memajukan kesejahteraan umum Mencerdaskan kehidupan bangsa Ikut melaksanakan ketertiban dunia

MISI 2: Mewujudkan bangsa yang berdaya saing (RPJPN 2005-2025) SASARAN POKOK Kualitas SDM IPM IPG Penduduk tumbuh seimbang Pendidikan - Peningkatan kualitas SDM untuk mendukung masyarakat yang berharkat, bermartabat, berakhlak mulia, dan menghargai keberagaman - Menumbuhkan kebanggaan kebangsaan, akhlak mulia, serta kemampuan peserta didik untuk hidup bersama dalam masyarakat yang beragam Kesehatan ARAH PEMBANGUNAN Pemberdayaan Perempuan dan Anak: - Peningkatan kualitas hidup perempuan, kesejahteraan, perlindungan anak, penurunan kekerasan, eksploitasi, dan diskriminasi - Penguatan kelembagaan dan jaringan PUG Pemuda 9 9

Pembangunan Kesetaraan Gender dalam RPJPN 2005-2025 RPJM 1 (2005-2009) Mengendalikan jumlah dan laju pertumbuhan penduduk Meningkatnya kesetaraan gender di berbagai bidang pembangunan Meningkatnya IPG Meningkatnya kesejahteraan dan perlindungan perempuan dan anak RPJM 2 (2010-2014) Terkendalinya jumlah dan laju pertumbuhan penduduk Meningkatnya kesetaraan gender Meningkatnya tumbuh kembang optimal, kesejahteraan, dan perlindungan anak RPJM 3 (2015-2019) Tercapainya kondisi penduduk tumbuh seimbang Meningkatnya kesetaraan gender Meningkatnya tumbuh kembang optimal, kesejahteraan, dan perlindungan anak 10 RPJM 4 (2020-2024) Bertahannya kondisi penduduk tumbuh seimbang Terwujudnya kesetaraan gender Meningkatnya tumbuh kembang optimal, kesejahteraan, dan perlindungan anak

11

BUKU 1 Prioritas Nasional 11 Prioritas Nasional: 1. Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola 2. Pendidikan 3. Kesehatan 4. Penanggulangan Kemiskinan 5. Ketahanan Pangan 6. Infrastruktur 7. Iklim Investasi dan Iklim Usaha 8. Energi 9. Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana 10. Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, & Pascakonflik 11. Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi Prioritas Lainnya : 1. Bidang Politik, Hukum dan Keamanan 2. Bidang Perekonomian 3. Bidang Kesejahteraan Rakyat Substansi Inti: Perumusan kebijakan dan pedoman bagi penerapan pengarusutamaan (mainstreaming) Gender oleh Kementerian Negara dan Lembaga Pemerintah Nonkementerian lainnya, termasuk perlindungan bagi perempuan dan anak terhadap berbagai tindak kekerasan. BUKU 2 Prioritas Bidang 11 Bidang : 1. Kebijakan pengarusutamaan dan lintas bidang Pengarusutamaan Gender (PUG) 2. Pembangunan sosial budaya dan kehidupan beragama Sub bidang : pembangunan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan Fokus Prioritas: Peningkatan kapasitas kelembagaan PUG dan pemberdayaan perempuan. 3. Ekonomi 4. Ilmu pengetahuan dan teknologi 5. Sarana dan prasarana 6. Politik 7. Pertahanan dan keamanan 8. Hukum dan aparatur 9. Wilayah dan tata ruang 10. Sumber daya alam dan lingkungan hidup 11. Sistem pendukung manajemen pembangunan nasional 12

Strategi pembangunan: mengurangi kesenjangan antara penduduk laki-laki dan perempuan Indonesia dalam mengakses dan mendapatkan manfaat pembangunan, serta meningkatkan partisipasi dan mengontrol proses pembangunan. 13

Tahun Rata-rata Lama Sekolah Penduduk Berusia 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kelamin, Tahun 2003-2010 9,00 8,00 7,00 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00 7,09 7,24 7,30 7,44 7,47 7,52 7,72 7,92 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Laki-laki Perempuan Rata-rata Sumber : Susenas BPS, 2003-2010 Taraf pendidikan penduduk laki-laki dalam kurun waktu 2003-2010 masih lebih baik daripada penduduk perempuan. Pada tahun 2010, rata-rata lama sekolah 14 penduduk laki-laki dan perempuan telah mencapai 8,34 tahun dan 7,50 tahun.

1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 III. KONDISI SAAT INI (4) Rasio APM Menurut Jenjang Pendidikan, 1992-2010 120 100 80 60 40 20 0 SD/MI SMP/MTs SM PT Sumber : Susenas BPS, 2010 Rasio APM < 100 APM perempuan lebih rendah daripada laki-laki, sebagaimana di Sekolah Menengah/SM. 15 Rasio APM = 100 menunjukkan kesetaraan gender, sebagaimana di SD/MI. Rasio APM > 100 APM perempuan lebih tinggi daripada APM laki-laki, seperti di PT.

Persentase Penduduk Berusia 7-18 Tahun yang Tidak/ Belum Pernah Bersekolah/ Tidak Bersekolah Lagi Menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2010 Alasan Tidak/Belum Pernah Perkotaan Perdesaan Total Bersekolah atau Tidak Bersekolah Lagi L P L+P L P L+P L P L+P Tidak ada biaya 52,68 6,64 54,66 53,82 56,48 55,05 53,38 56,55 54,89 Bekerja/ mencari nafkah 12,94 13,45 13,19 9,09 4,96 7,18 10,57 8,52 9,59 Menikah/ mengurus RT 0,30 4,57 2,43 0,30 8,12 3,92 0,30 6,63 3,32 Merasa pendidikan cukup 6,08 6,08 6,08 4,61 5,49 5,02 5,18 5,73 5,44 Malu karena ekonomi 1,58 0,94 1,26 1,55 1,20 1,39 1,56 1,09 1,34 Sekolah jauh 0,44 0,53 0,49 4,69 4,73 4,71 3,06 2,97 3,01 Cacat 3,10 1,99 2,55 2,60 2,37 2,49 2,79 2,21 2,51 Menunggu Pengumuman 3,25 4,27 3,76 0,99 1,51 1,23 1,86 2,67 2,25 Tidak Diterima 0,72 0,46 0,59 0,51 0,42 0,47 0,59 0,44 0,52 Lainnya 18,90 11,08 15,00 21,84 14,72 18,54 20,71 13,19 17,12 Jumlah 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 Sumber: BPS, Susenas, 2010 100,0 100,0 100,0 100,0 Umumnya penduduk perempuan yang tidak melanjutkan sekolah adalah karena alasan menikah/ mengurus rumah tangga, dengan persentase 6 kali lipat lebih tinggi dibandingkan 16 persentase penduduk laki-laki (6,63 persen berbanding 0,30 persen).

Perempuan dalam Pekerjaan dan Karir Jenis Pekerjaan Berdasarkan Jenis Kelamin, 2010 Jenis Pekerjaan Laki-laki % Perempuan % Total Pejabat lembaga legislatif dan pemerintah 205.776 85,85 33.927 14,15 239.703 1 Pejabat lembaga legislatif 13.891 81,20 3.216 18,80 17.107 2 Pejabat tinggi pemerintah 58.358 82,67 12.237 17,33 70.595 Manajer perusahaan 1.099.890 77,59 317.660 22,41 1.417.550 1 CEO 56.020 84,09 10.599 15,91 66.619 Tenaga profesional 2.320.667 44,56 2.887.265 55,44 5.207.932 1 Insinyur 123.071 91,06 12.088 8,94 135.159 2 Dokter 22.721 39,33 35.049 60,67 57.770 3 Dokter gigi 2.462 17,74 11.413 82,26 13.875 4 Ekonom 6.731 63,27 3.907 36,73 10.638 5 Pengacara 18.667 84,72 3.366 15,28 22.033 6 Hakim 4.648 72,59 1.755 27,41 6.403 7 Jaksa 3.099 84,37 574 15,63 3.673 8 Notaris dan Ahli Hukum ytdl 16.554 65,13 8.864 34,87 25.418 9 Akuntan 30.596 56,09 23.952 43,91 54.548 10 Wartawan 35.994 90,09 3.961 9,91 39.955 Sumber: Sakernas Agustus 2010 17 Proporsi perempuan sebagai pejabat tinggi pemerintah/legislatif/ceo jauh lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki, namun cukup tinggi pada tenaga profesional (dokter/ akuntan).

Persentase (%) Tingkat Pengangguran Terbuka, Tahun 2001-2010 30 25 20 15 6,59 10 7,47 7,89 8,11 9,29 8,52 8,11 7,59 7,51 6,15 5 10,55 11,75 12,68 12,89 14,71 13,35 10,77 9,69 8,47 8,74 0 Agt 2001 Agt 2002 Agt 2003 Agt 2004 Agt 2005 Agt 2006 Agt 2007 Agt 2008 Agt 2009 Agt 2010 Laki-laki Perempuan Sumber: Sakernas, 2001 2010 Meskipun nilai TPT menurun, kesenjangan TPT antara laki-laki dan perempuan pada setiap tahunnya masih tinggi akses terhadap lapangan kerja bagi perempuan masih lebih rendah bila dibandingkan dengan laki-laki..

Persentase (%) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, 2001-2010 160 140 120 100 85,76 85,57 85,33 86,03 84,94 84,22 83,72 83,47 83,65 83,76 80 60 40 20 51,78 0 Agt 2001 50,13 46,28 49,23 48,41 48,08 50,25 51,08 50,99 51,76 Agt 2002 Agt 2003 Agt 2004 Agt 2005 Agt 2006 Agt 2007 Agt 2008 Agt 2009 Agt 2010 Laki-laki Perempuan Sumber: Sakernas, 2001 2010 TPAK perempuan mengalami peningkatan, namun lebih rendah daripada laki-laki. 19

Proporsi Keterwakilan Laki-laki dan Perempuan di DPR 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 88,0% 90,1% 88,7% 82,1% 18,4% 12,0% 9,9% 11,3% 1992-1997 1999-2004 2004-2009 2009-2014 laki-laki perempuan Sumber: Komisi Pemilihan Umum (KPU) Proporsi keterwakilan perempuan di DPR mengalami peningkatan, namun 20 masih lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki.

Strategi pembangunan: mengintegrasikan perspektif (sudut pandang) gender ke dalam proses pembangunan (siklus perencanaan dan penganggaran di tingkat pusat dan daerah) di setiap bidang. 21

SIKLUS PERENCANAAN PEMBANGUNAN 2 1 3 4 Dit.KP3A-Bappenas 22 Sumber: Direktorat Alokasi Pendanaan Pembangunan-Bappenas

INTEGRASI PUG KE DALAM RKP, RENJA, DAN RKA-KL 2013 Daftar Kegiatan pada Matriks ARG (Pertemuan Tiga Pihak -RKP 2014) Memastikan K/L memasukkan kegiatan yang dilampiri GBS pada RKA-KL Capacity Building + Pelaksanaan: GBS/Lembar ARG digunakan sebagai alat pemantauan Perbaikan Matrik PUG (Buku II-Bab I) dan Narasi (Buku IIbab terkait) RKP 2014 Sosialisasi + Penelaahan GBS K/L terkait (Bappenas + Kemenkeu) Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dalam Matriks ARG Diintegrasikan ke dalam Renja K/L Sosialisasi + Penyusunan GBS kegiatan pada Matrik ARG (lampiran RKA-KL terkait) 23 Laporan masukan untuk perencanaan ke depan

Matriks ARG dalam Dokumen Kesepakatan Pertemuan Tiga Pihak*) Lampiran 3 : Revisi Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meeting) dalam Rangka Penyusunan RKP dan Renja K/L Penambahan butir: 10. ANGGARAN RESPONSIF GENDER Kode Program/ Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Rencana 2014 Target Alokasi Alokasi Prakiraan Maju Prakiraan Maju Anggaran Rencana Responsif 2015 2016 2017 2014 2015 2016 2017 Gender Proiritas (N,B,K/L) Rekapitulasi Matrik ARG hasil PTP seluruh K/L selanjutnya dicantumkan ke dalam Matrik Pengarusutamaan Gender, RKP 2014, Buku II-Bab I. Keterangan: 24 N = Nasional; B = Bidang; K/L = Kementerian/Lembaga.

PUG menghasilkan kebijakan publik: Alokasi sumberdaya lebih efektif dan akuntabel pembangunan yang lebih adil dan merata bagi seluruh penduduk Indonesia, dan memberikan manfaat baik laki-laki maupun perempuan. Piranti analisis yang dapat digunakan untuk strategi pengarusutamaan gender antara lain adalah Alur Kerja Analisis Gender (Gender Analysis Pathway GAP). 25

Gender Analysis Pathway (GAP) 26

Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3 Langkah 4 Langkah 5 Langkah 6 Langkah 7 Langkah 8 Langkah 9 Pilih Kebijakan/ Program/ Kegiatan yang akan Dianalisis. Data Pembuka Wawasan Faktor Kesenjangan Isu Gender Sebab Kesenjanga n Internal Sebab Kesenjangan Eksternal Kebijakan dan Rencana Aksi ke Depan Reformul asi Tujuan Rencana Aksi Pengukuran Hasil Data Dasar (Baseline) Indikator Gender Identifikasi dan tuliskan tujuan dari Kebijakan/ Program/ Kegiatan Sajikan data pembuka wawasan, yang terpilah menurut jenis kelamin Temukenali isu gender di proses perencanaan dengan memperhatika n 4 (empat) faktor kesenjangan yaitu: akses, kontrol, partisipasi, dan manfaat Temukenali isu gender di internal lembaga dan/atau budaya organisasi yang dapat menyebabk an terjadinya isu gender Temukenali isu gender di eksternal lembaga pada proses pelaksanaan Rumuska n kembali tujuan kebijakan/ program/ kegiatan sehingga menjadi responsif gender Susun rencana aksi yang responsif gender (Kegiatan/ Suboutput/ Komponen ) Tetapkan base-line (untuk indikator yang akan dipantau) Tetapkan indikator gender (yang tercantum di RPJMN /indikator proxy) Setelah ditemukan kegiatan pada langkah 7 selanjutnya dilakukan gender ceklist, tidak perlu dilakukan GAP lagi 27

a) Peningkatan kualitas hidup dan peran perempuan dalam pembangunan, melalui harmonisasi peraturan perundangan dan pelaksanaannya di semua tingkat pemerintahan, dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan. b) Peningkatan perlindungan perempuan terhadap berbagai tindak kekerasan, melalui upaya-upaya pencegahan, pelayanan, dan pemberdayaan. c) Peningkatan kapasitas kelembagaan PUG dan pemberdayaan perempuan. 28

III. Stranas PPRG 29

Latar Belakang Penyusunan Maksud dan Tujuan Strategi 30

LATAR BELAKANG PENYUSUNAN Instruksi Presiden (Inpres) Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional Undang-undang (UU) No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005 2025 Dalam RPJMN 2004-2009, gender ditetapkan sebagai salah satu prinsip yang harus diarusutamakan di seluruh program/kegiatan pembangunan, selain prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan pembangunan yang berkelanjutan Dalam RPJMN 2010-2014, kesetaraan gender merupakan salah satu yang diarusutamakan dalam pembangunan nasional 31

MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN Penyusunan Strategi Nasional Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender dimaksudkan untuk percepatan pelaksanaan Pengarusutamaan Gender dan pencapaian pemerintahan yang baik (good governance). Tujuan Strategi Nasional PPRG adalah agar pelaksanaan PPRG menjadi lebih terarah, sistematis, dan sinergi, baik di tingkat nasional maupun di tingkat daerah. 32

STRATEGI 1. Penetapan Tim Penggerak PPRG di tingkat nasional dan daerah; 2. Pengawalan PPRG dengan MOU antara KPP&PA dengan K/L teknis yang menyebutkan secara eksplisit tentang komitmen melaksanakan PPRG; 3. Pembentukan wadah/mekanisme koordinasi penanggung jawab PPRG, agar setiap permasalahan yang dihadapi di masing-masing K/L dapat segera didiskusikan bersama dengan instansi motor penggerak PPRG; 4. Penetapan pelaksana dan mekanisme penyusunan PPRG di setiap K/L, minimal di setiap unit eselon 1 bagi Kementerian Negara/Lembaga, dan unit eselon 2 bagi Kementerian/Badan; 5. Re-orientasi fungsi pokja PUG dan fokal poin gender di setiap K/L, sebagai pendukung internalisasi pemahaman gender hingga ke unitunit terkecil K/L; dan 6. Penetapan mekanisme pendataan terpilah K/L. 33

34 HAL STRATEGIS YANG TELAH DILAKUKAN (1) 1. Inisiatif PPRG dimulai dengan dibentuknya Tim Pengarah dan Tim Teknis PPRG melalui Surat Keputusan (SK) Menteri Perencanaan Pembangunan/Kepala Bappenas, No. Kep. 30/M.PPN/HK/03/2009. 2. Kementerian Keuangan mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan terkait dengan penyusunan dan penelaahan rencana kerja dan anggaran Kementerian/Lembaga (RKA- K/L) PMK No.119 Tahun 2009 PMK No.104 Tahun 2010 PMK No. 93 Tahun 2011 PMK No. 112 Tahun 2012 PMK No.94 Tahun 2013

HAL STRATEGIS YANG TELAH DILAKUKAN (2) 3. Langkah ujicoba PPRG pada 3 (tiga) tahun pertama terhadap tujuh K/L a. Kementerian PP dan PA e. Kementerian Pendidikan b. Kementerian Keuangan f. Kementerian Kesehatan c. Kementerian PU g. Kementerian d. Kementerian Pertanian PPN/Bappenas Hasil: sebagian besar K/L ujicoba telah memenuhi target, yaitu setiap K/L menyusun minimal 1 (satu) GBS. di beberapa K/L ujicoba (Kementerian PU, Kementan, Kemenkes, dan Kemenkeu) telah menyusun lebih dari satu GBS, karena di K/L tersebut hampir setiap unit eselon 1-nya menyusun GBS 35

HAL STRATEGIS YANG TELAH DILAKUKAN (2) 4. Sejak tahun 2010, telah ada 4 (empat) provinsi yang turut melaksanakan ujicoba atas inisiatif sendiri, yaitu: Banten, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Hasil: Provinsi Banten, Jawa Tengah, dan Jawa Timur berhasil melakukan ujicoba PPRG di seluruh atau sebagian besar SKPD-nya Provinsi DI Yogyakarta telah melakukan exercise analisis gender dan penyusunan GBS oleh hampir semua SKPD-nya. 5. Tahun 2012: telah diterapkan ARG di 28 K/L dan 10 provinsi pilot (Jatim, Jateng, DIY, Banten, Jabar, Sumut, Babel, Kepri, Kalbar, Lampung) 6. Telah disusun Juklak PPRG bagi K/L dan Pemda untuk mendukung Stranas PPRG oleh Instansi Penggerak (4 driver) yang dikoordinasikan oleh KPP&PA. 36

TABEL 1.2 TARGET KINERJA PEMBANGUNAN PENGARUSUTAMAAN GENDER TAHUN 2014 (RKP 2014 BUKU II BAB I) No ISU / KEBIJAKAN NASIONAL KEMENTERIAN PERTANIAN 1.34 Penguatan perlindungan tanaman pangan dari gangguan OPT dan DPI 1.35 Pengembangan Sistem Perlindungan Tanaman Hortikultura 1.36 Dukungan perlindungan perkebunan INDIKATOR SASARAN 1. Peningkatan kualitas hidup dan peran perempuan dalam pembangunan Pengadaan Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (unit) Pengadaan Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (kelompok) Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) perkebunan (kelompok) Program Peningkatan Produksi Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan Untuk Mencapai Swasembada Dan Swasembada Berkelanjutan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Hortikultura Berkelanjutan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan 1.37 Peningkatan produksi ternak dengan pendayagunaan sumber daya lokal Peningkatan usaha budidaya ternak (kelompok) Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan Peningkatan Penyediaan Pangan Hewani yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal Sumber: RKP 2014, Buku II-Bab I

TABEL 1.2 TARGET KINERJA PEMBANGUNAN PENGARUSUTAMAAN GENDER TAHUN 2014 (RKP 2014 BUKU II BAB I) No ISU / KEBIJAKAN NASIONAL KEMENTERIAN PERTANIAN 1.38 Pengelolaan air irigasi untuk pertanian 1.39 Perluasan areal dan pengelolaan lahan pertanian 1.40 Pengembangan ketersediaan pangan dan penanganan kerawanan pangan 1.41 Pemantapan Sistem Pelatihan Pertanian INDIKATOR SASARAN 1. Peningkatan kualitas hidup dan peran perempuan dalam pembangunan Sumber: RKP 2014, Buku II-Bab I Jumlah (Unit) pengembangan kelembagaan petani pemakai air (melalui Pemberdayaan P3A dan Pengembangan Irigasi Partisipatif) untuk mendukung tanaman pangan, hortikultura, peternakan, dan perkebunan. Jumlah (Paket) Lahan yang dioptimasi, dikonservasi, direhabilitasi dan direklamasi Jumlah Desa yang diberdayakan/demapan Jumlah non aparatur yang ditingkatkan kapasitasnya melalui pelatihan pertanian (orang) Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian Program Penyediaan Dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian Program peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat Program Pengembangan SDM Pertanian Dan Kelembagaan Petani

CONTOH PERENCANAAN YANG DAPAT DI-ARG-KAN: KEMENTERIAN PERTANIAN PROGRAM KEGIATAN INDIKATOR KETERANGAN Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian Pengembangan Sistem Perlindungan Tanaman Hortikultura Pengadaan Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (kelompok) Sejauh mana Pengembangan Sistem Perlindungan Tanaman Hortikultura melibatkan laki-laki dan perempuan dalam pengambilan keputusan, dalam akses, partisipasi dan memperoleh manfaatnya. Sejauhmana Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu memberikan kesempatan, akses yang sama pada laki-laki dan perempuan Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan Peningkatan Penyediaan Pangan Hewani yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal Peningkatan produksi ternak dengan pendayagunaan sumber daya lokal Peningkatan usaha budidaya ternak (kelompok) Sejauh mana Peningkatan usaha budidaya ternak (kelompok) tersebut melibatkan laki-laki dan perempuan dalam pengambilan keputusan, dalam akses, partisipasi dan memperoleh manfaatnya.

Unsur Penelaahan Program *) Usulan Check List Penelaahan GBS Pertanyaan Jawaban *) Apakah program yang dipilih merupakan Program Prioritas Nasional yang ada dalam RPJMN 2010 2014 **) dan Pencapaian MDGs? Apakah merupakan kegiatan yang terkait dengan service delivery? 1. Apakah nama program, kegiatan, indikator kinerja kegiatan, dan output kegiatan telah sesuai dengan hasil restrukturisasi? 2. Analisa Situasi: a. Apakah isu gender yang teridentifikasi didukung oleh data terpilah yang dikumpulkan dan dianalisis sebagai (pembuka wawasan)? b. Apakah telah mencantumkan isu (kesenjangan) gender pada proses perencanaan; internal lembaga; dan/atau di eksternal? c. Apakah kesetaraan gender tercatat jelas sebagai sesuatu yang ingin dicapai tecermin dalam indikator: - output? - suboutput? d. Apakah telah dicantumkan indikator (baik yang tercantum dalam RPJMN/Renstra, maupun indikator proxy) yang akan digunakan sebagai baseline dalam pengurangan kesenjangan gender tersebut? e. Adakah perubahan dalam tujuan suboutput kegiatan yang telah mengakomodasikan perspektif gender? 40 N/B/M***)

Lanjutan: Usulan Check List Penelaahan GBS Unsur Penelaahan 3. Apakah rencana aksi dalam GBS dapat menjawab: a. - hasil analisis situasi? b. - isu gender yang teridentifikasi : o pada proses perencanaan; internal; eksternal? o tujuan? Pertanyaan Jawaban *) o kerangka pikir (jika ada), yang mencerminkan gender concern 4 Apakah alokasi anggaran output kegiatan sesuai dengan yang tercantum dalam pagu indikatif? 5 Apakah dampak/hasil output kegiatan berkontribusi pada pengurangan kesenjangan gender? 6 Apakah output/suboutput terkait langsung dengan indikator yang ada di RPJMN 2010-2014 (Buku I dan/atau Buku II Bab I)? Keterangan: *) Diisi dengan tanda ( ) jika Ya dan tanda (x) jika Tidak. **) Lihat RPJMN 2010-2014 untuk Buku 1 (Prioritas Nasional), atau Buku 2 bab 1 (Pengarusutamaan Gender). ***) N: Nasional, B: Bidang, M: MDGs. 41

Dit.KP3A-Bappenas 1. Pemilihan program/kegiatan yang akan di-arg-kan & penyusunan GBS (Kementerian PP dan PA, Kementerian Keuangan, Bappenas, Kemendagri) kegiatan/program yang mendukung: pencapaian prioritas nasional/daerah RPJMN/RPJMD; pencapaian target-target MDGs/RAD MDGs isu gender di seluruh tujuan, bukan tujuan 3 saja. 2. Pendampingan dalam proses implementasi ARG (Kementerian PP dan PA). 3. Monev dan pelaporan pelaksanaan ARG (Kementerian PP dan PA, Bappenas, Kementerian Keuangan, dan Kemendagri). 4. Penerapan Stranas PPRG di tingkat nasional dan daerah, sesuai SE yang ditandatangani oleh Meneg PPN/Kepala Bappenas, Menkeu, Mendagri, & Meneg PP&PA (dapat diunduh di situs www.bappenas.go.id). 5. Tahun 2013: akan diterapkan ARG di 34 K/L *) dan 10 provinsi pilot (Jambi, Bengkulu, Kalsel, Kaltim, Bali, NTB, Sulsel, Sulteng, Sultra, Maluku). 42

TINDAK LANJUT (2) 6. Tahun 2012-2014: Dana dekon hanya untuk 1 tahun selanjutnya PPRG diharapkan untuk diterapkan dan dibiayai dengan APBD pemda terkait terutama untuk kegiatankegiatan yang mendukung prioritas nasional dan pencapaian RAD MDGs. Output dekon PUG: Peningkatan kapasitas SDM tentang PUG, Data Terpilah, Jejaring PUG. Peningkatan kapasitas SDM terkait PPRG pada 4 K/L motor penggerak dan staf perencana (TAPD) di 33 provinsi. Empat penggerak PPRG memastikan bahwa kegiatan-kegiatan terkait pelaksanaan Stranas diintegrasikan ke dalam RKP dan Renja K/L T.A. 2014 (Contoh: Pokja PUG Bappenas T.A. 2012 diarahkan untuk mendukung tindak lanjut Stranas PPRG: Matriks ARG dalam Nota Kesepakatan-Pertemuan Tiga Pihak PUG RKP 2013, JFP, Penelaahan GBS, PHLN, Evaluasi, dll.) Penelaahan GBS K/L oleh Bappenas dan Kemenkeu. 7. Pembentukan Sekretariat Bersama PPRG: Nasional Bappenas. Daerah Sesditjen Bangda, Kemendagri. Dit.KP3A-Bappenas 43

*) Untuk T.A. 2012-2013, ARG akan diterapkan pada 34 K/L 1. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 2. Kementerian Perdagangan, 3. Kementerian Koperasi dan UKM, 4. Kementerian Perindustrian, 5. Kementerian Kehutanan, 6. Kementerian Pertanian, 7. Kementerian Kelautan dan Perikanan, 8. Kementerian Komunikasi dan Informatika, 9. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, 10. Kementerian ESDM, 11. Badan Pertanahan Nasional, 12. Kementerian Keuangan, 13. Kementerian Pekerjaan Umum, 14. Kementerian Perumahan Rakyat, 15. Kementerian Perhubungan, 16. Kementerian Pendidikan Nasional, 17. Kementerian Agama, 18. Kementerian Kesehatan, 19. BKKBN, 20. Kementerian Sosial, 21. Kementerian Lingkungan Hidup, 22. Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, 23. Mahkamah Agung 24. Kementerian Pertahanan, 25. Kementerian Dalam Negeri, 26. Kementerian Hukum dan HAM, 27. Sekretariat Negara, 28. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, 29. Lemhanas, 30. BNN, 31. BNPB, 32. Kementerian Luar Negeri, 33. Kepolisian RI, dan 34. Kementerian Riset dan Teknologi. Keterangan: yang berwarna hijau adalah K/L yang menerapkan ARG pada T.A 2013. 44 Dit.KP3A-Bappenas

Bahan-bahan terkait dapat diunduh pada situs Bappenas, melalui: http://www.bappenas.go.id ada deretan button di kanan bawah, diklik pada button: 45

IV. LAMPIRAN 46

Matriks Strategi Nasional Percepatan PUG melalui PPRG (1) 47

Matriks Strategi Nasional Percepatan PUG melalui PPRG (2) 48

Matriks Strategi Nasional Percepatan PUG melalui PPRG (3) 49

Matriks Strategi Nasional Percepatan PUG melalui PPRG (4) 50

Matriks Strategi Nasional Percepatan PUG melalui PPRG (5) 51

Matriks Strategi Nasional Percepatan PUG melalui PPRG (6) 52

Matriks Strategi Nasional Percepatan PUG melalui PPRG (7) 53

Matriks Strategi Nasional Percepatan PUG melalui PPRG (8) 54