KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DIREKTORAT FASILITAS KEPABEANAN

dokumen-dokumen yang mirip
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37/PMK.04/2013 TENTANG TOKO BEBAS BEA

SALINAN NOMOR TENTANG. Nomor. Berikat, Berikat, Menteri. Keuangan. Bebas Bea; Mengingat Tata Cara. Perpajakan. Republik. Tahun. (Lembaran.

SOSIALISASI PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 37/KMK.04/2013 TENTANG TOKO BEBAS BEA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR - 57 /BC/2011 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN TENTANG TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Universitas Sumatera Utara

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN TENTANG TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 50/BC/2011 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN TENTANG TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 2015 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER -35/BC/2013 TENTANG

2. Penetapan Tempat Sebagai Kawasan Berikat dan Pemberian Izin Penyelenggara Kawasan Berikat Sekaligus Izin Pengusaha Kawasan Berikat

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 128/KMK.05/2000 TENTANG TOKO BEBAS BEA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 143/PMK.04/2011 TENTANG GUDANG BERIKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BIAYA : tidak dipungut biaya

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 147/PMK.04/2011 TENTANG KAWASAN BERIKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 147/PMK.04/2011 TENTANG KAWASAN BERIKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 232/PMK. 04/2009 TENTANG KAWASAN PELAYANAN PABEAN TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

, No.2069 Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 105, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4755); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Ta

MENTERIKEUANGAN REPUBLlK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 204/PMK.04/2017 TENT ANG TOKO BEBAS BEA

TLDDP ( Tempat Lain Dalam Daerah Pabean )

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER -17 /BC/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 152/PMK.04/2010 TENTANG

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 399KMK.01/1996 TENTANG GUDANG BERIKAT MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-29/BC/2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/PMK.04/2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 272/PMK.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 152/PMK.04/2010 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 146/PMK.04/2014

KETUA DEWAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM/BINTAN/KARIMUN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 02/PJ/2018 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1996 TENTANG TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI

KETUA DEWAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM/BINTAN/KARIMUN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 6 /BC/2011 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: P-19/BC/2007

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-26/BC/2008

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 28/PJ/2015 TENTANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 226/PMK.04/2014 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 02/PJ/2018 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

KETUA DEWAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM/BINTAN/KARIMUN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 89/PMK.04/2007 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1996 TENTANG TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41/PMK.03/2018 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN FASILITAS PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAU

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 226/PMK.04/2014 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-38/BC/2007

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 274/PMK.04/2014 TENTANG

I. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 9/PMK.03/2018

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.323, 2009 DEPARTEMEN PERDAGANGAN. Minuman. Beralkohol.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Barang Ekspor. Barang Impor. Pengeluaran.

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR63/PMK.04/2011 TENTANG REGISTRASI KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.04/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 43/M-DAG/PER/9/2009 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negar

KONSEP TEORETIK TOKO BEBAS BEA (DUTY FREE SHOP) Dan PENGAWASANNYA. Oleh : Syaiful Anwar / Widyaiswara Utama

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 38/PJ/2013 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-20/BC/2008

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1996 TENTANG TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TATA CARA PENDAFTARAN DAN PENGHAPUSAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK. Oleh: Suwardi, SE, M.Si, Akt.

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-11/BC/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44/PMK.04/2012 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG KAWASAN BERIKAT

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

Presiden Republik Indonesia,

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 167/PMK.04/2015 TENT ANG

SURAT PERMOHONAN NIPER PEMBEBASAN DAN/ATAU NIPER PENGEMBALIAN

-2- kepolisian, termasuk suku cadang, serta barang dan bahan yang dipergunakan untuk menghasilkan barang yang dipergunakan bagi keperluan pertahanan d

-1- PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 2 /BC/2011 TENTANG PENGELOLAAN JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/PMK.03/2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 188/PMK.04/2010 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

63/PMK.04/2011 REGISTRASI KEPABEANAN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.04/2007 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123/KMK.05/2000 TENTANG ENTREPOT UNTUK TUJUAN PAMERAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

P - 12/BC/2010 TATA CARA PEMBERIAN BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS IMPOR BARANG DAN BAHAN GUNA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-20/PJ/2013 TENTANG

2015, No c. bahwa dalam rangka mendukung penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Bidang Keuangan di Badan Koordinasi Penanaman Modal, perlu

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 188/PMK.04/2010 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 188/PMK.04/2010 TENTANG

2 Indonesia Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3564); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lem

Transkripsi:

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DIREKTORAT FASILITAS KEPABEANAN GEDUNG UTAMA LANTAI 3, JALAN JEND A YANI JAKARTA 13230 KOTAK POS 108 JAKARTA 10002 TELEPON : (021) 4890308 EXT 326, FAKSIMILI : (021) 4701736, SITUS : www.beacukai.go.id PEDOMAN PENGAJUAN PERMOHONAN PENETAPAN TEMPAT SEBAGAI GUDANG BERIKAT DAN PEMBERIAN IZIN PENYELENGGARA TOKO BEBAS BEA SEKALIGUS PENGUSAHA TOKO BEBAS BEA, DAN PENGUSAHA DI TOKO BEBAS BEA MERANGKAP PENYELENGGARA DI TOKO BEBAS BEA A. Latar Belakang Toko Bebas Bea merupakan jenis fasilitas kepabeanan dan/atau perpajakan yang lazim digunakan di dunia internasional yang berazaskan domisili. Menurut Syaiful Anwar (2014), fasilitas Toko Bebas Bea diberikan dengan alasan bahwa subyek yang diperbolehkan membeli barang di Toko Bebas Bea bukan subyek pajak Indonesia dan menurut sopan santun internasional (international fatsoen) tidak etis memungut pajak atas warga negara asing yang bukan menjadi subyek dan obyek pajak Indonesia. Oleh sebab itu fasilitas ini berlaku juga pada Warga Negara Indonesia di negara lain berdasarkan azas timbal balik (reciprocity). Era globalisasi yang membuat batas antar negara semakin menghilang, dan juga semakin meningkatkan lalu lintas orang dan barang. Hal ini mempengaruhi jumlah warga negara asing yang berdomisili di Indonesia dan menggunakan Toko Bebas Bea. Masyarakat Ekonomi ASEAN yang dimulai pada 2016 juga menjadi salah satu driver tumbuhnya Toko Bebas Bea di Indonesia pada beberapa tahun ini. Fasilitas Toko Bebas Bea selain merupakan international fatsoen juga dapat memberikan benefit lain, seperti peningkatan pendapatan negara dari sisi pajak penghasilan (PPh Badan), penggerakan sektor ekonomi melalui peningkatan konsumsi dalam negeri, dan penyerapan tenaga kerja. Atas alasan tersebut, Pemerintah berkomitmen menjaga tidak hanya hubungan timbal-balik, tetapi juga iklim investasi nasional dan internasional yang kondusif sehingga investor terangsang untuk masuk ke pasar Indonesia. Toko Bebas Bea di Indonesia merupakan bagian dari Tempat Penimbunan Berikat diberikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2009 tentang Tempat

Penimbunan Berikat dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 37/PMK.04/2013 tentang Toko Bebas Bea. Adapun tatalaksana pemberian fasilitas Toko Bebas Bea juga telah diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor PER- 19/BC/2013 tentang Toko Bebas Bea Bahwa dalam rangka memberikan dan meningkatkan pemahaman kepada para pengusaha bagaimana cara untuk dapat memperoleh fasilitas Toko Bebas Bea, DJBC memandang perlu untuk menerbitkan Pedoman Pengajuan Permohonan Penetapan Tempat Sebagai Gudang Berikat Dan Pemberian Izin Penyelenggara Toko Bebas Bea Sekaligus Pengusaha Toko Bebas Bea, Dan Pengusaha Di Toko Bebas Bea Merangkap Penyelenggara Di Toko Bebas Bea. B. Maksud / Tujuan a. Memberikan informasi tentang Fasilitas Toko Bebas Bea; b. Memberikan informasi kepada para pengusaha mengenai tata cara untuk dapat memperoleh fasilitas Toko Bebas Bea; c. Mewujudkan proses pengajuan permohonan izin Toko Bebas Bea yang efektif dan efisien. C. Dasar Hukum Proses pengajuan permohonan izin Toko Bebas Bea telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2009 tentang Tempat Penimbunan Berikat dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 37/PMK.04/2013 tentang Toko Bebas Bea. Adapun tatalaksana pemberian fasilitas Toko Bebas Bea diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor PER-19/BC/2013 tentang Toko Bebas Bea. D. Ketentuan Umum 1. Definisi: Toko Bebas Bea adalah Tempat Penimbunan Berikat untuk menimbun barang asal impor dan/atau barang asal Daerah Pabean untuk dijual kepada orang tertentu.. 2. Subjek Fasilitas: Yang dapat mengajukan fasilitas Toko Bebas Bea ini adalah badan hukum yang berkedudukan di Indonesia yang bergerak di dalam bidang usaha

perdagangan baik yang berstatus Penanaman Modal Asing (PMA), Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), maupun Non PMA/PMDN. 3. Lokasi: Toko Bebas Bea dapat berlokasi di: a. terminal keberangkatan bandar udara internasional di Kawasan Pabean; b. terminal keberangkatan internasional di pelabuhan utama di Kawasan Pabean; c. tempat transit pada terminal keberangkatan bandar udara internasional yang merupakan tempat khusus bagi penumpang transit tujuan luar negeri di Kawasan Pabean; d. tempat transit pada terminal keberangkatan pelabuhan utama yang merupakan tempat khusus bagi penumpang transit tujuan luar negeri di Kawasan Pabean; atau e. dalam kota. 4. Objek Fasilitas: Barang (umumnya untuk dipakai/konsumsi) yang ditujukan kepada orang tertentu yang berhak membeli di Toko Bebas Bea, yaitu: a. untuk Toko Bebas Bea yang berlokasi di bandar udara internasional dan pelabuhan utama: 1) orang yang bepergian ke luar negeri; atau 2) penumpang yang sedang transit di Kawasan Pabean dengan tujuan ke luar negeri. b. untuk Toko Bebas Bea yang berlokasi di dalam kota: 1) anggota korps diplomatik yang bertugas di Indonesia beserta keluarganya yang berdomisili di Indonesia berikut lembaga diplomatik; 2) pejabat/tenaga ahli yang bekerja pada badan internasional di Indonesia yang memperoleh kekebalan diplomatik beserta keluarganya; dan 3) turis asing yang akan keluar dari daerah pabean. 5. Perlakuan Kepabeanan dan Perpajakan:

Barang yang dimasukan ke Toko Bebas Bea diberikan fasilitas kepabeanan dan perpajakan berupa: a. Terhadap pemasukan barang impor ke Toko Bebas Bea yang berasal dari: 1) luar daerah pabean; 2) gudang berikat; dan/atau 3) Toko Bebas Bea lainnya, diberikan penangguhan bea masuk, pembebasan cukai, dan/atau tidak dipungut Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI). b. Terhadap pemasukan barang ke Toko Bebas Bea yang berasal dari: 1) tempat lain dalam Daerah Pabean; dan/atau 2) Toko Bebas Bea lainnya yang barangnya berasal dari tempat lain dalam Daerah Pabean, Diberikan pembebasan cukai dan/atau tidak dipungut Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atau Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM). * barang sebagaimana dimaksud pada butir 5 huruf a dan b, bukan merupakan barang untuk dikonsumsi di Toko Bebas Bea yang bersangkutan. c. Terhadap pemasukan barang impor ke Toko Bebas Bea yang berasal dari kawasan bebas, diberikan penangguhan bea masuk, pembebasna cukai, dan/atau tidak dipungut PDRI. d. Terhadap pemasukan barang ke Toko Bebas Bea yang berasal dari Kawasan Bebas yang barangnya berasal dari tempat lain dalam Daerah Pabean, diberikan pembebasan cukai dan/atau tidak dipungut Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atau Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM). 6. Tata Cara Pembelian Barang: a. Atas pembelian barang yang dilakukan di Toko Bebas Bea yang berlokasi bandar udara internasional dan pelabuhan utama, dilakukan dengan menunjukkan paspor dan tanda bukti penumpang (boarding pass).

b. Atas pembelian barang yang dilakukan di Toko Bebas Bea yang berlokasi di dalam kota, yang dilakukan oleh anggota korps diplomatik dan pejabat/tenaga ahli yang bekerja pada badan internasional di Indonesia, dilakukan dengan menunjukkan kartu kendali yang diterbitkan oleh DJBC berdasarkan rekomendasi dari Kementerian Luar Negeri. c. Dalam hal pembelian barang oleh turis asing yang akan berangkat ke luar Daerah Pabean, yang dilakukan di Toko Bebas Bea yang berlokasi di dalam kota, penyerahan barang harus dilakukan di Toko Bebas Bea yang berlokasi di: 1) terminal keberangkatan internasional bandar udara internasional di Kawasan Pabean; atau 2) terminal keberangkatan internasional di pelabuhan utama di Kawasan Pabean, yang memiliki nama perusahaan yang sama dengan Toko Bebas Bea yang berlokasi di dalam kota tempat pembelian barang. 7. Tata Cara Memperoleh Kartu Kendali: Undat mendapatkan kartu kendali, anggota korps diplomatik atau pejabat/tenaga ahli yang bekerja pada badan internasional di Indonesia harus mengajukan permohonan tertulis kepada Direktur Jenderal dengan melampirkan dokumen sebagai berikut: a. fotocopy paspor; b. pas foto orang yang bersangkutan; dan c. rekomendasi dari instansi teknis terkait yang paling sedikit memuat: 1) nama, kebangsaan, dan jabatan orang yang bersangkutan; 2) nama dan kebangsaan dari suami atau istri dari orang yang bersangkutan; 3) nama instansi atau lembaga tempat kerja orang yang bersangkutan; 4) masa tugas; dan 5) batasan jumlah barang yang dapat dibeli di Toko Bebas Bea.

Direktur Jenderal memberikan persetujuan atau penolakan atas permohonan penerbitan kartu kendali dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak permohonan diterima secara lengkap. Kartu kendali sebagaimana dimaksud berlaku untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun. 8. Luas Lokasi Toko Bebas Bea: Tidak ada batasan luas lokasi serta persyaratan fisik bangunan untuk Toko Bebas Bea, sepanjang lokasi tersebut dapat menimbun barang yang tercantum dalam izin Toko Bebas Bea yang bersangkutan. Setiap Toko Bebas Bea harus memiliki ruang penimbunan dan ruang penjualan. Untuk Toko Bebas Bea yang berlokasi di Bandar udara internasional dan pelabuhan utama, Ruang Penimbunan dapat berada tidak satu lokasi dengan Ruang Penjualan, sedangkan untuk Toko Bebas Bea yang berlokasi di dalam kota, Ruang Penimbunan dan Ruang Penjualan harus berada dalam satu lokasi Toko Bebas Bea. E. Prosedur 1. Pendirian/Pemberian Izin Toko Bebas Bea Untuk mendapatkan penetapan tempat sebagai Toko Bebas Bea Dan Pemberian Izin sebagai Pengusaha Toko Bebas Bea, perusahaan mengajukan permohonan secara tertulis kepada Direktur Jenderal u.p. Direktur Fasilitas Kepabeanan melalui Kepala Kantor Pabean yang mengawasi lokasi yang akan dimohonkan sebagai Toko Bebas Bea, yang ditandatangani oleh pimpinan perusahaan dengan melampirkan kelengkapan dokumen dalam bentuk hardcopy dan softcopy dalam Media Penyimpan Data Elektronik berupa: a. fotocopy akta pendirian badan usaha berikut perubahannya dalam hal telah ada perubahan; b. fotocopy pengesahan akta pendirian badan usaha berikut perubahannya dalam hal telah ada perubahan oleh pejabat yang berwenang; c. fotocopy Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP);

d. fotocopy Surat Izin Tempat Usaha atau surat keterangan sejenis yang dikeluarkan oleh lembaga berwenang; e. fotocopy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), pengukuhan sebagai Pengusaha Kena Pajak dan telah menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan tahun pajak terakhir bagi yang sudah wajib menyampaikan Surat Pemberitahunan Tahunan; f. fotocopy identitas diri penanggung jawab badan usaha berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS), atau Kartu Izin Tinggal Tetap (KITAP); g. fotocopy Angka Pengenal Impor (API); h. fotocopy Nomor Identitas Kepabeanan (NIK); i. fotokopi bukti kepemilikan atau penguasaan suatu kawasan, tempat, atau bangunan yang mempunyai batas-batas yang jelas, termasuk didalamnya perjanjian sewa menyewa apabila tempat yang bersangkutan merupakan tempat yang disewa dari pihak lain, dengan jangka waktu sewa: 1) paling sedikit 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal permohonan diterima secara lengkap untuk Toko Bebas Bea yang berlokasi di Kawasan Pabean; 2) paling sedikit 3 (tiga) tahun terhitung sejak tanggal permohonan diterima secara lengkap untuk Toko Bebas Bea yang berlokasi di dalam kota; j. dokumen lingkungan hidup; k. dokumen yang menggambarkan pemaparan mengenai pendayagunaan teknologi informasi pengelolaan pemasukan dan pengeluaran barang ke dan dari perusahaan yang bersangkutan (IT Inventory); l. daftar jenis barang yang akan ditimbun; m. fotocopy Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai (NPPBKC) dalam hal Toko Bebas Bea akan menimbun barang kena cukai; n. peta lokasi/tempat yang akan dijadikan Toko Bebas Bea dan rencana tata letak/denah bangunan dalam lokasi tersebut; o. fotocopy Izin Mendirikan Bangunan (IMB) atau surat keterangan lainnya yang menyatakan bahwa pemohon berhak menempati lokasi yang dimohonkan; dan

p. daftar isian kelengkapan sesuai contoh format sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Nomor PER- 19/BC/2013; Kepala Kantor Pabean kemudian melakukan penelitian terhadap permohonan perusahaan dan meneruskan softcopy permohonan dan kelengkapan dokumennya kepada Direktur Jenderal dalam jangka waktu paling lama 15 (lima belas) hari kerja sejak permohonan diterima secara lengkap dengan disertai softcopy: a. berita acara pemeriksaan lokasi sesuai format sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran IV Peraturan Direktur Jenderal Nomor PER- 19/BC/2013; b. peta lokasi/tempat yang akan dijadikan Toko Bebas Bea dan rencana tata letak/denah bangunan yang ditandasahkan Kepala Kantor Pabean atau pejabat yang ditunjuk; dan c. rekomendasi dari Kepala Kantor Pabean. Direktur Jenderal Bea dan Cukai u.b. Direktur Fasilitas Kepabeanan atas nama Menteri Keuangan memberikan persetujuan atau penolakan dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak permohonan diterima secara lengkap. Dalam hal permohonan disetujui, Direktur Fasilitas Kepabeanan atas nama Menteri Keuangan menerbitkan Keputusan Menteri Keuangan tentang Penetapan tempat sebagai Toko Bebas Bea Dan Pemberian Izin sebagai Pengusaha Toko Bebas Bea. Dalam hal permohonan ditolak, Direktur Jenderal menyampaikan surat penolakan dengan menyebutkan alasannya. 2. Perpanjangan Izin Toko Bebas Bea Untuk dapat diberikan perpanjangan penetapan tempat sebagai Toko Bebas Bea dan izin Pengusaha TBB, Pengusaha TBB harus mengajukan permohonan perpanjangan penetapan tempat sebagai Toko Bebas Bea dan izin Pengusaha TBB kepada Menteri c.q. Direktur Jenderal melalui Kepala Kantor Pabean setempat sebelum jangka waktu penetapan dan/atau izin Toko Bebas Bea tersebut berakhir.

Pengusaha Toko Bebas Bea dapat mengajukan permohonan perpanjangan izin Toko Bebas Bea, sesuai contoh format sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran VII PER-19/BC/2013, dengan melampirkan kelengkapan dokumen dalam bentuk hardcopy dan softcopy menggunakan media penyimpan data elektronik berupa: a. Keputusan penetapan sebagai Toko Bebas Bea dan izin Pengusaha TBB; b. fotocopy akta pendirian badan usaha berikut perubahannya dalam hal telah ada perubahan; c. fotocopy pengesahan akta pendirian badan usaha berikut perubahannya dalam hal telah ada perubahan oleh pejabat yang berwenang; d. fotocopy Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP); e. fotocopy Surat Izin Tempat Usaha atau surat keterangan sejenis yang dikeluarkan oleh lembaga berwenang; f. fotocopy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), pengukuhan sebagai Pengusaha Kena Pajak dan telah menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan tahun pajak terakhir bagi yang sudah wajib menyampaikan Surat Pemberitahunan Tahunan; g. fotocopy identitas diri penanggung jawab badan usaha berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS), atau Kartu Izin Tinggal Tetap (KITAP); h. fotocopy Angka Pengenal Impor (API); i. fotocopy Nomor Identitas Kepabeanan (NIK); j. fotokopi bukti kepemilikan atau penguasaan suatu kawasan, tempat, atau bangunan yang mempunyai batas-batas yang jelas, termasuk didalamnya perjanjian sewa menyewa apabila tempat yang bersangkutan merupakan tempat yang disewa dari pihak lain, dengan jangka waktu sewa: 1) paling sedikit 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal permohonan diterima secara lengkap untuk Toko Bebas Bea yang berlokasi di Kawasan Pabean; 2) paling sedikit 3 (tiga) tahun terhitung sejak tanggal permohonan diterima secara lengkap untuk Toko Bebas Bea yang berlokasi di dalam kota;

k. dokumen lingkungan hidup; l. dokumen yang menggambarkan pemaparan mengenai pendayagunaan teknologi informasi pengelolaan pemasukan dan pengeluaran barang ke dan dari perusahaan yang bersangkutan (IT Inventory); m. daftar jenis barang yang akan ditimbun; n. fotocopy Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai (NPPBKC) dalam hal Toko Bebas Bea akan menimbun barang kena cukai; o. peta lokasi/tempat yang akan dijadikan Toko Bebas Bea dan rencana tata letak/denah bangunan dalam lokasi tersebut; p. fotocopy Izin Mendirikan Bangunan (IMB) atau surat keterangan lainnya yang menyatakan bahwa pemohon berhak menempati lokasi yang dimohonkan; dan q. daftar isian kelengkapan sesuai contoh format sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Nomor PER-19/BC/2013 Terhadap permohonan pendirian/pemberian izin Toko Bebas Bea dan/atau perpanjangan izin Toko Bebas Bea yang diajukan, Direktur Jenderal Bea dan Cukai u.b. Direktur Fasilitas Kepabeanan atas nama Menteri Keuangan memberikan persetujuan atau penolakan dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak permohonan diterima secara lengkap. Dalam hal permohonan disetujui, Direktur Jenderal atas nama Menteri Keuangan menerbitkan Keputusan penetapan tempat sebagai Toko Bebas Bea dan izin Pengusaha TBB/perpanjangan penetapan tempat sebagai Toko Bebas Bea dan izin Pengusaha TBB. Dalam hal permohonan ditolak, Direktur Jenderal menyampaikan surat penolakan dengan menyebutkan alasannya.