Latar Belakang Otonomi daerah; Desentralisasi; Multikultural; Pendidikan di sekolah perlu memberikan wawasan yang luas pada peserta didik tentang kekh

dokumen-dokumen yang mirip
Kurikulum Muatan Lokal

EVALUASI PEMBELAJARAN. Sosialisasi KTSP

PENGEMBANGAN MODEL MATA PELAJARAN. Sosialisasi KTSP

Muatan Lokal dalam Kurikulum /27/2017 Nafan 1

MATERI KULIAH PENGEMBANGAN KURIKULUM MULOK. By: Estuhono, S.Pd, M.Pd

MODEL PENGEMBANGAN MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL. SD/MI/SDLB - SMP/MTs/SMPLB SMA/MA/SMALB/SMK

MODEL MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL. SD/MI/SDLB - SMP/MTs/SMPLB SMA/MA/SMALB/SMK

SALINAN LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81A TAHUN 2013 TENTANG IMPLEMENTASI KURIKULUM

MENGINTEGRASIKAN MUATAN LOKAL DALAM KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR

PENYUSUNAN RPP BERBASIS KTSP PADA MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL DI TINGKAT SEKOLAH DASAR

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

SOSIALISASI DAN PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 / 34

I. PENDAHULUAN. PDF Created with deskpdf PDF Writer - Trial ::

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal

PENYUSUNAN PENYUSUN KTSP

BAB I PENDAHULUAN. Melalui observasi awal di lapangan yang telah dilakukan di sekolah- sekolah

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Prinsip-prinsip Pengembangan Silabus. Ilmiah Relevan Sistematis Konsisten Memadai Aktual dan kontekstual Fleksibel Menyeluruh

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR: 16 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS

Terima kasih telah mengunjungi

Pengembangan Silabus

PENGEMBANGAN SILABUS

PANDUAN PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN. Pusat Kurikulum - Balitbang Depdiknas

PANDUAN PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN

Pengembangan Silabus dan R P P. oleh : Susiwi S

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki

Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus

PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPDIKNAS DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN 1

PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS

Kompetensi Dasar. perencanaan program. rangka implementasi

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 23 B. TUJUAN 23 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 24 D. UNSUR YANG TERLIBAT 24 E. REFERENSI 24 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 25

Minat Siswa Dalam Kurikulum Muatan Lokal

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM MUATAN LOKAL

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

MATERI PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

RPP DAN MATERI PKGD. Prodi PGSD Penjas FIK UNY Wawan S. Suherman, M.Ed.

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN MADRASAH ALIYAH DAN MONEV PELAKSANAANNYA. Makalah

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN. M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR,

PANDUAN PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) II. Langkah-langkah Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. Belajar dan pembelajaran adalah dua konsep yang berbeda, namun

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 23 B. TUJUAN 23 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 24 D. UNSUR YANG TERLIBAT 24 E. REFERENSI 24 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 25

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi

Pengembangan Silabus dan RPP Kurikulum Catatan Pengantar

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30

DAFTAR ISI. Kata Pengantar 1. Daftar Isi 2

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PENYUSU S NA N N KTSP

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Nomor 41 Tahun 2007 STANDAR PROSES

PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP Oleh: H. Karso/ Hj. Ade Rohayati PENGEMBANGAN KURIKULUM

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 10

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP

KONSEP RENCANA PEMBELAJARAN

BAB II LANDASAN TEORITIS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81A TAHUN 2013 TENTANG IMPLEMENTASI KURIKULUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KURIKULUM Kerangka Dasar

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN SENI BUDAYA (SENI RUPA)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. matematika di SMA Negeri 1 Klaten dapat disampaikan berikut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN IPS DALAM KTSP

PERENCANAAN PEMBELAJARAN: SILABUS & RPP. Hj. Yeti Mulyati Universitas Pendidikan Indonesia

BSNP PANDUAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 20 TAHUN 2007 TANGGAL 11 JUNI 2007 STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

INSTRUMEN VERIFIKASI/VALIDASI DOKUMEN KTSP

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Sosialisasi KTSP

Instrumen Review. Instrumen Penelaahan Kurikulum Sekolah (KTSP) Dokumen 1. Terdapat logo sekolah/daerah

SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Berdasarkan Permendiknas 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN K T S P. Oleh: Marojahan Hutabarat

PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP MATEMATIKA SD

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya. Hal ini

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan dalam tesis ini pada intinya bertujuan memberikan penjelasan awal

PENERAPAN MUATAN LOKAL DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR (Disampaikan dalam Seminar Internasional di LPMP Padang) Oleh: Zainal Abidin

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

Selamat belajar, semoga sukses

EDISI : 4 PENGEMBANGAN SILABUS. Modul : Pengembangan Silabus Soal-soal Pengembangan Silabus

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

antara ketiganya. Untuk memahami apa persamaan, perbedaan, ataupun hubungan akan memilih yang panjang. Kita tidak akan memilih yang pendek, kecuali

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG

Transkripsi:

1

Latar Belakang Otonomi daerah; Desentralisasi; Multikultural; Pendidikan di sekolah perlu memberikan wawasan yang luas pada peserta didik tentang kekhususan yang ada di lingkungannya; Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang pelestariannya. 2

Landasan UU No. 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah UU No. 20/2003 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas No. 22/2006 2006 tentang Standar Isi (SI) Permendiknas No. 23/2006 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Permendiknas No. 24/2006 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL dan Permendiknas No. 6/2007 tentang Perubahan Permendiknas No. 24/2006 2006 Permendiknas No. 19/2007 tentang Standar Pengelolaan Permendiknas No. 20/2007 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan Permendiknas No. 24/2007 2007 tentang Standar Sarana Prasarana Permendiknas No. 41/2007 tentang Standar Proses 3

MUATAN LOKAL Muatan Lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas potensi daerah, termasuk keunggulan daerah yang materinya tidak menjadi bagian dari mata pelajaran yang ada; Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada keterampilan. 4

ACUAN PENGEMBANGAN Potensi dan kebutuhan lingkungan; Kebutuhan, minat, dan bakat peserta didik; Ketersediaan daya dukung/potensi satuan pendidikan internal dan eksternal. 5

POTENSI LINGKUNGAN Sumber Daya Alam (SDA); Sumber Daya Manusia; Geografis; Budaya; Historis. 6

Ruang Lingkup Muatan Lokal 1. Lingkup Kondisi dan Kebutuhan Daerah Kondisi daerah berkaitan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial ekonomi, dan lingkungan sosial budaya yang selalu berkembang; Kebutuhan daerah yaitu segala sesuatu yang diperlukan oleh masyarakat, khususnya untuk kelangsungan hidup dan peningkatan taraf kehidupan masyarakat yang disesuaikan dengan arah perkembangan dan potensi yang ada di daerah; 2. Lingkup Isi/Jenis Muatan Lokal, dapat berupa bahasa asing, kesenian, keterampilan dan kerajinan, adat istiadat, dan pengetahuan tentang berbagai ciri khas daerah. 7

C. Implementasi Melalui implementasi Muatan Lokal yang dikembangkan di satuan pendidikan diharapkan peserta didik dapat: mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan budaya daerah; memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan mengenai lingkungan yang berguna bagi dirinya dan masyarakat pada umumnya; memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai/aturan-aturan aturan yang berlaku, serta melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya daerah; berpartisipasi dalam pembangunan masyarakat dan pemerintah daerah. 8

LANGKAH AWAL PENYUSUNAN MULOK 1. Identifikasi keadaan dan kebutuhan lingkungan/daerah; 2. Identifikasi potensi satuan pendidikan; 3. Menentukan muatan lokal; 4. Menyiapkan perangkat dan sarana pendukung muatan lokal; 5. Kerjasama dengan pihak lain. 9

Pihak yang Dilibatkan dalam Pengembangan Muatan Lokal Tim Pengembang Kurikulum; Tim Pengembang Kurikulum Provinsi/Kabupaten/ Kota; LPMP; LPTK dan atau Perguruan Tinggi; Instansi/lembaga di luar Dinas, misalnya: - Pemerintah Daerah; - Dinas lain yang terkait; - Dunia Usaha/ saha/industri; - Tokoh Masyarakat. 10

PENYUSUNAN MUATAN LOKAL A. Rambu-Rambu Satuan Pendidikan yang mampu mengembangkan SK dan KD beserta silabusnya dapat melaksanakan Mulok sendiri. Penetapannya oleh Satuan Pendidikan dan hasilnya dilaporkan kepada Dinas Pendidikan setempat; Satuan Pendidikan yang belum mampu menyusun SK dan KD serta silabus Muatan Lokal sendiri, dapat bekerjasama dengan Satuan Pendidikan terdekat yang masih dalam satu Kecamatan/ ecamatan/kab/kota. Apabila beberapa Satuan Pendidikan dalam satu Kecamatan/ ecamatan/kab/kota belum mampu mengembangkan muatan lokal, mereka dapat meminta bantuan Dinas Pendidikan atau LPMP; 11

Lanjutan Materi pembelajaran disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik (pengetahuan dan cara berpikir, emosional, dan sosial); Pelaksanaan Mulok tidak mengganggu pelaksanaan komponen mata pelajaran (komponen A dalam struktur kurikulum). 12

Lanjutan Program pembela mbelajaran dikembangkan dengan melihat kedekatan secara fisik dan secara psikis; Bahan pembel mbelajaran disusun berdasarkan prinsip (1) bertitik tolak dari hal-hal konkret ke abstrak; (2) dikembangkan dari yang diketahui ke yang belum diketahui; (3) dari pengalaman lama ke pengalaman baru; (4) dari yang mudah/sederhana ke yang lebih sukar/rumit; Bahan pembe mbelajaran bermakna bagi peserta didik dan dapat membantu peserta didik dalam kehidupan sehari-hari; 13

Lanjutan Kompetensi dan materi pembe mbelajaran hendaknya memberikan keluwesan bagi pendidik dalam memilih metode mengajar dan sumber belajar; Pendidik hendaknya dapat memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan peserta didik aktif dalam proses pembelajaranan baik secara mental, fisik, maupun sosial. 14

Lanjutan Materi pembelajaran muatan lokal harus bersifat utuh dalam arti mengacu kepada suatu tujuan pembel mbelajaran yang jelas dan memberi makna kepada peserta didik; Muatan Lokal tertentu tidak harus secara terus- menerus diajarkan mulai dari kelas X s.d. XII. Muatan Lokal dapat disusun dan diajarkan hanya dalam jangka waktu satu semester atau dua semester/satusatu tahun pembelajaran; Alokasi waktu pembelajaran Muatan Lokal minimal 2 jam perminggu. 15

B. Penentuan mulok Berdasarkan hasil analisis kondisi dan kebutuhan daerah, potensi peserta didik, dukungan internal dan eksternal. C. Penyusunan SK dan KD 1. Latar Belakang 2. Tujuan 3.Ruang Lingkup 4.Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar 5.Arah Pengembangan 16

D. Penyusunan Silabus Silabus Mulok harus memenuhi prinsip-prinsip pengembangan silabus yaitu: ilmiah, relevan, sistematis, konsisten, memadai, aktual dan kontekstual, fleksibel, dan menyeluruh. Pengembangan silabus meliputi: 1) Pengkajianan SK dan KD, 2) Identifikasi Materi Pembelajaran, 3) Pengembangan Kegiatan Pembelajaran, 4) Rumusan indikator pencapaian kompetensi, 5) Penentuan jenis penilaian, 6) Penentuan alokasi waktu, 7) Penentuan sumber belajar. 17

E. Pengembangan RPP Berdasarkan silabus yang telah dibuat, guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). F. Penilaian Penilaian pencapaian kompetensi dasar dilakukan berdasarkan indikator, menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya, projek, produk, portofolio, dan penilaian diri, sesuai dengan jenis mulok yang dilaksanakan. 18

G. Pelaporan Pelaporan hasil belajar muatan lokal dalam LHB (rapor) dapat berupa nilai untuk pengetahuan, praktik, sikap sesuai muatan lokal yang dilaksanakan di sekolah 19

20