BAB I PENDAHULUAN. kehidupan dan keadaan sosial masyarakat baik secara langsung maupun tidak

dokumen-dokumen yang mirip
DISKRIMINASI TERHADAP TOKOH PEREMPUAN DALAM NOVEL LINTANG KEMUKUS DINI HARI KARYA AHMAD TOHARI ARTIKEL. Oleh. Satia Moh. Karmin Baruadi Herman Didipu

BAB V PENUTUP. dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari terdapat peran tokoh

BAB I PENDAHULUAN. manusia serta segala problema kehidupannya tidak dapat terpisah-pisah. Sastra

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. dan Eksploitasi Wanita dalam Novel The Lost Arabian Women karya Qanta A.

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. membuat karya sastra berangkat dari fenomena-fenomena sosial, politik, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan gambaran tentang kehidupan yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara sastra dengan bahasa bersifat dialektis (Wellek dan Warren,

BAB V PENUTUP. dalam novel-novel yang ditulis oleh para pengarang yang berasal. dari Jawa. Deskripsi warna lokal Jawa dalam novel Indonesia terdiri

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. penjelas kalimat pada peristiwa itu terjadi. Tidak hanya keterangan waktu

BAB I PENDAHULUAN. Sastra diciptakan melalui kata-kata.sastra lahir dari representasi pikiran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 2008:8).Sastra sebagai seni kreatif yang menggunakan manusia dan segala macam

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra lahir dari hasil kreatifitas dan imajinasi manusia, serta pemikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. Gender merupakan konstruksi sosial mengenai perbedaan peran dan. kesempatan antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan peran dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Media seni-budaya merupakan tempat yang paling banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari sastra lebih dalam lagi, setidaknya terdapat 5 karakteristik sastra

BAB I PENDAHULUAN. ataupun perasaan seseorang dari apa yang dialaminya. Ekspresi kreatif tersebut

BAB I PENDAHULUAN. diistilahkan dengan proses cerita, proses narasi, narasi atau cerita berplot. Prosa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. cuarahan hati pengarang. Cara pengarang menghadirkan tokoh merupakan hal

BAB 1 PENDAHULUAN. mengkaji karya sastra dengan cara menghubungkannya dengan aspek-aspek sosial

BAB I PENDAHULUAN. sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. manusia kedua setelah laki-laki. Tatanan sosial memberi kedudukan perempuan

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

PERBANDINGAN NILAI BUDAYA PADA NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI DENGAN NOVEL JANGIR BALI KARYA NUR ST. ISKANDAR.

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua

BAB V PENUTUP. memfokuskan pada Ideologi Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Surga Yang Tak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Timbulnya anggapan bahwa kaum perempuan lebih lemah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu sastra pada hakikatnya selalu berkaitan dengan masyarakat. Sastra

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. etimologis, fiksi berasal dari akar kata fingere (Latin) yang berarti berpurapura.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam realitas kehidupan, perbedaan peran sosial laki-laki dan perempuan

BAB I PENDAHULUAN. khalayak. Karena menurut McLuhan (dalam Rakhmat,2008:224), media

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah penafsiran kebudayaan yang jitu. Sastra bukan sekadar seni

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari tulisan-tulisan ilmiah. Tidak juga harus masuk ke dalam masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. akar perselisihan. Isu dan permasalahan yang berhubungan dengan gender,

BAB I PENDAHULUAN. salah satu wujud karya seni yang bermedium bahasa. Menurut Goldmann (1977:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pandangan pengarang terhadap fakta-fakta atau realitas yang terjadi dalam

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial di sekitarnya (Iswanto

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus

BAB I PENDAHULUAN. tidak sekadar merealisasikan kata-kata, melainkan dengan sendirinya kata-kata itu mengandung

BAB 1 PENDAHULUAN. Perselingkuhan sebagai..., Innieke Dwi Putri, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Wanita adalah makhluk perasa, sosok yang sensitif dari segi perasaan, mudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Wacana merupakan salah satu kata yang sering digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap

TRILOGI RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI (Tinjauan Sosiologi Sastra dan Nilai Pendidikan) TESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang telah berhasil dikumpulkan,

BAB I PENDAHULUAN. panjang. Karya sastra ditulis berdasarkan proses observasi lapangan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan tanggung jawab. Karya sastra lahir dari seorang pengarang yang

BAB I PENDAHULUAN. penikmatnya. Karya sastra ditulis pada kurun waktu tertentu langsung berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. kesetaraan antara kaum pria dan wanita dalam bidang sosial, politik, dan ekonomi.

ANALISIS NILAI SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL ORANG-ORANG PROYEK KARYA AHMAD TOHARI SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan pengarang. Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan secara luas oleh pengarang melalui pemikiran-pemikiran yang menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dilihat pada penyajian sampul-sampul buku karya sastra yang hampir selalu menjadikan sketsa

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN RIFFAT HASSAN DAN MANSOUR FAKIH TENTANG KESETARAAN JENDER DALAM ISLAM: SEBUAH PERBANDINGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

ANALISIS FEMINISME RADIKAL NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI. MAWADDAH MUS Universitas Cokroaminoto Palopo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Kenyataan sosial ini berbentuk homologi, atau merupakan kesamaan

I. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian dari penelitian

BAB I PENDAHULUAN. genre-genre yang lain. Istilah prosa sebenarnya dapat menyaran pada pengertian

BAB 1 PENDAHULUAN. Perempuan menjadi penari sesungguhnya merupakan produk dari lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakatnya. Salah satu fenomena

* Terdapat dua teori besar dalam ilmu social yang. 1. Teori struktural fungsionalisme, dan 2. Teori struktural konflik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah karya sastra pada hakikatnya merupakan suatu pengungkapan kehidupan melalui bentuk bahasa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu aset bangsa, karena pendidikan mencirikan pembangunan karakter bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. muncul dan mengemuka. Barangkali, isu perempuan menjadi isu yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menhadi objek penelitian ialah tokoh. Tokoh merupakan satu bagian

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Karo dikenal sebagai masyarakat yang menganut stelsel

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi kehidupan manusia.secara etimologi, sastra sendiri diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam hal ini lembaga pendidikan merupakan institusi yang dipandang paling

BAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Karya sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam

BAB V PENUTUP. kalangan masyarakat, bahwa perempuan sebagai anggota masyarakat masih

BAB I PENDAHULUAN. pengarang, lahir melalui proses perenungan dan pengembaraan yang muncul dari

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah karya seni yang dikarang menurut standar bahasa. kata-kata yang indah dan gaya bahasa serta gaya cerita yang menarik,

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terjadinya ketidakadilan gender kiranya dapat dipicu oleh masih kuatnya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan suatu bentuk kreativitas pengarang yang di dalamnya mengandung ungkapan perasaan dan pikiran pengarang yang bersumber dari realitas kehidupan dan keadaan sosial masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung yang ditulis secara imajinatif. Hal ini sesuai dengan pendapat Tuloli (2000: 36) yang menyatakan bahwa sastra adalah hasil kreativitas pengarang yang bersumber dari kehidupan manusia secara langsung atau melalui rekaannya dengan bahasa sebagai mediumnya. Selanjutnya Faruk (2012:77) mengemukakan bahwa karya sastra adalah objek manusiawi, fakta kemanusiaan, atau fakta kultural, sebab merupakan hasil ciptaan manusia. Pengarang sering kali menuangkan apa yang dilihat maupun yang dirasakan ke dalam tulisannya. Oleh sebab itu dalam karya sastra sering kita jumpai cerita yang merupakan gambaran dari realitas kehidupan dan keadaan sosial masyarakat. Hal ini didukung oleh pendapat Didipu (2012:10) bahwa sastra adalah hasil kreativitas yang berisi ungkapan perasaan seorang pengarang yang bersumber dari realitas hidup dan kehidupan dalam wujud bahasa yang indah untuk memberikan manfaat kepada pembacanya. Karya sastra yang menampilkan gambaran kehidupan manusia yang bersifat imajinatif adalah novel. Novel merupakan salah satu karya sastra yang bersifat imajinatif yang banyak menggambarkan permasalahan yang dihadapi manusia dalam kehidupan. Permasalahan tersebut ada yang bersifat positif maupun yang negatif.

Gambaran permasalahan dalam novel yang bersifat positif dapat kita lihat pada perlakuan tokoh yang awalnya tidak baik namun pada akhirnya menemukan hidayah untuk menjadi baik. Hal ini dapat menjadi teladan bagi pembaca untuk mengintropeksi diri. Selain itu, sisi positif karya sastra dapat kita lihat bahwa karya sastra dapat memberikan informasi tentang kehidupan sosial suatu masyarakat. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Semi (2012:66) bahwa mempelajari karya sastra berarti mempelajari suatu kehidupan sosial. Namun selain hal yang bersifat positif ada juga hal yang bersifat negatif yang ditemukan di dalam novel yang dapat menimbulkan kontroversi bagi pembaca. Salah satu permasalahan yang bersifat negatif yang tercermin dalam novel adalah masalah ketidaksetaraan jender yang banyak merugikan kaum perempuan. Banyak perempuan yang masih tertinggal di belakang laki-laki dalam berbagai hal di masyarakat. Salah satu penyebab ketidakadilan jender ini adalah adanya budaya patriarki. Wiyatmi (2012:42) menjelaskan bahwa patriarkat adalah sistem hubungan antara jenis kelamin yang dilandasi hukum kebapakan. Budaya patriarki menyebabkan munculnya suatu kondisi yaitu adanya dominasi laki-laki terhadap kaum perempuan. Dominasi ini terjadi baik dalam kehidupan rumah tangga maupun masyarakat sehingga muncul pemilahan peran sosial dalam masyarakat yang disebut jender. Ketidaksetaraan jender ini ternyata berdampak pada terjadinya diskriminasi perempuan karena perempuan merasa tersubordinasi. Kedudukan perempuan dalam masyarakat lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki sehingga kaum perempuan merasa didiskriminasi. Diskriminasi

perempuan adalah bentuk ketidakadilan jender yang lebih banyak mengutamakan kepentingan laki-laki. Kesetaraan jender tidak berarti bahwa perempuan harus menjadi sama seperti laki-laki. Kesetaraan jender berarti bahwa kesempatan dan hakhaknya tidak bergantung kepada apakah ia (secara biologis) perempuan atau laki-laki. Kesetaraan jender perlu dipahami dalam arti bahwa perempuan dan laki-laki menikmati status yang sama; berada dalam kondisi dan mendapat kesempatan yang sama untuk dapat merealisasikan potensinya sebagai hak-hak asasinya, sehingga sebagai perempuan ia dapat menyumbang secara optimal pada pembangunan politik, ekonomi, sosial, budaya dan mempunyai kesempatan yang sama dalam menikmati hasil pembangunan (Ihromi, dkk : 2006:8). Berbagai macam media cetak dan elektronik selalu membahas kesetaraan jender dan penghapusan diskriminasi terhadap perempuan. Namun dalam novel-novel tertentu masih ditemukan adanya diskriminasi yang menimpa kaum perempuan. Salah satu novel yang di dalamnya terdapat diskriminasi terhadap kaum perempuan adalah Novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari. Novel Lintang Kemukus Dini Hari adalah novel kedua dari trilogi Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari yang terdiri dari novel Ronggeng Dukuh Paruk, Lintang Kemukus Dini Hari, dan Jantera Bianglala. Di dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari banyak menggambarkan peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan diskriminasi yang dialami oleh tokoh perempuan. Novel Lintang Kemukus Dini Hari ini menceritakan kehidupan seorang ronggeng yang bernama Srintil yang jatuh cinta dengan seorang lelaki, sehingga membuat Srintil sadar dan tidak ingin lagi menjalani profesinya

sebagai seorang penari ronggeng yang harus pentas dan melayani laki-laki hidung belang untuk tidur dengannya karena Srintil ingin hidup layaknya orang normal lainnya yang menikah dan berkeluarga. Namun Srintil harus berhadapan dengan kenyataan bahwa dalam tradisi yang sudah mengakar, seorang ronggeng tidak dibenarkan untuk mengikatkan diri dengan seorang lelaki. Seorang ronggeng hanya boleh memikat laki-laki, tetapi tidak boleh terpikat oleh laki-laki. Namun pada akhir potongan lintasan hidupnya secara tidak bisa dimengerti oleh Srintil, ronggeng itu terlibat dalam kekalutan politik pada tahun 1965 yang menyebabkan Srintil masuk penjara. Oleh sebab itu dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari terjadi diskriminasi terhadap tokoh perempuan yang bernama Srintil. 1.2 Identifikasi Masalah Dari uraian latar belakang masalah di atas, diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut. 1) Banyaknya peristiwa diskriminasi yang tergambar dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari. 2) Belum ditemukan kesetaraan jender antara perempuan dan laki-laki dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari. 3) Masih adanya diskriminasi terhadap tokoh perempuan dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari.

1.3 Batasan Masalah Melihat masalah yang teridentifikasi di atas, maka penelitian ini hanya dibatasi pada masalah Diskriminasi Terhadap Tokoh Perempuan dalam Novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, maka untuk lebih spesifik masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. 1) Bagaimana peran tokoh perempuan dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari? 2) Bagaimana bentuk-bentuk diskriminasi terhadap tokoh perempuan dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari? 3) Bagaimana perlawanan yang dilakukan tokoh perempuan terhadap diskriminasi dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari? 1.5 Definisi Operasional Definisi operasional dalam penelitian ini digunakan untuk mendefinisikan istilah-istilah yang ada dalam penelitian ini agar tidak terjadi perbedaan penafsiran. Untuk jelasnya maka akan diuraikan secara singkat istilah-istilah berikut yang berkaitan dengan penelitian ini. 1) Diskriminasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perlakuan yang tidak adil terhadap tokoh perempuan dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari.

2) Tokoh perempuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tokoh perempuan yang ada di dalam novel Lintang Kemukus DiniHari karya Ahmad Tohari yang bernama Srintil sebagai tokoh utama yang berprofesi sebagai seorang ronggeng. 3) Novel Lintang Kemukus Dini Hari adalah novel kedua dari trilogi Dukuh Paruk yang terdiri dari novel Ronggeng Dukuh Paruk, Lintang Kemukus Dini Hari, dan Jantera Bianglala (1982, 1985, 1986) karya Ahmad Tohari. Novel Lintang Kemukus Dini Hari menceritakan tentang kehidupan seorang ronggeng yang bernama Srintil. Tugas seorang penari ronggeng yaitu pentas dan melayani lakilaki hidung belang untuk tidur dengannya. Tetapi Srintil tidak ingin lagi menekuni profesinya itu. Srintil ingin hidup layaknya orang normal lainnya yang menikah dan berkeluarga. Namun Srintil harus berhadapan dengan kenyataan bahwa dalam tradisi yang sudah mengakar seorang ronggeng tidak dibenarkan untuk mengikatkan diri dengan seorang lelaki. Seorang ronggeng hanya boleh memikat laki-laki tetapi tidak boleh terpikat oleh laki-laki. Namun pada akhir potongan lintasan hidupnya secara tidak bisa dimengerti oleh Srintil, ronggeng itu terlibat dalam kekalutan politik pada tahun 1965 yang menyebabkan Srintil masuk penjara. 1.6 Tujuan Penelitian Setiap penelitian yang dilakukan harus memiliiki tujuan yang jelas. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini peneliti memiliki beberapa tujuan sebagai berikut. 1) Untuk mendeskripsikan peran tokoh perempuan dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari.

2) Untuk mendeskripsikanbentuk-bentuk diskriminasi terhadap tokoh perempuan dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari. 3) Untuk mendeskripsikan perlawanan yang dilakukan tokoh perempuan terhadap diskriminasi dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari. 1.7 Manfaat Penelitian 1.7.1 Manfaat Teoretis Manfaat teoretis yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah dapat memperkaya wawasan dan ilmu pengetahuan tentang hakikat diskriminasi. Sebab dalam perlakuan diskriminasi terdapat bentuk diskriminasi yang berupa bentuk diskriminasi seksual, bentuk diskriminasi sosial, dan bentuk diskriminasi politik. Namun ada juga perlawanan yang dilakukan tokoh perempuan yang terjadi dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memperdalam dan menambah pengetahuan tentang teori sastra utamanya teori sastra feminisme. Teori sastra feminisme dapat dijadikan teori yang mengkaji tentang bagaimana kedudukan perempuan dan bagaimana hubungan perempuan tersebut dengan laki-laki. Selain itu, dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi pembaca tentang bagaimana memperlakukan perempuan semestinya. 1.7.2 Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis kepada berbagai pihak utamanya pihak lembaga perguruan tinggi. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi lembaga pendidikan

utamanya lembaga perguruan tinggi. Manfaat tersebut tentunya berkaitan dengan pembelajaran dalam bidang sastra sebagai bahan bandingan bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian selanjutnya khususnya bagi mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Selain manfaat yang dapat diperoleh lembaga perguruan tinggi, penelitian ini juga diharapkan dapat memberi manfaat praktis bagi guru Bahasa dan Sastra Indonesia dapat dijadikan pedoman untuk mengajar peserta didik tentang bagaimana mengkaji sebuah novel.