Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Salam Sejahtera Om Swastiastu

dokumen-dokumen yang mirip
SAMBUTAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PADA ACARA MEMPERINGATI HARI LINGKUNGAN HIDUP SEDUNIA

ASSALAMU ALAIKUM WR. WB. SELAMAT PAGI DAN SALAM SEJAHTERA UNTUK KITA SEKALIAN

SAMBUTAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PADA PERINGATAN HARI LINGKUNGAN HIDUP SEDUNIA 5 JUNI 2017

SAMBUTAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DALAM ACARA PERINGATAN HARI KONSERVASI ALAM NASIONAL (HKAN) TAHUN 2015 DI SELURUH INDONESIA

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN RI

PENTINGNYA MENJAGA KEANEKARAGAMAN HAYATI ALAM DI SEKITAR KITA

SAMBUTAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PADA UPACARA BENDERA PERINGATAN HARI BAKTI RIMBAWAN TAHUN 2016 JAKARTA, RABU, 16 MARET 2016

I.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia jugalah yang melakukan kerusakan di muka bumi ini dengan berbagai

BERITA NEGARA. KEMEN-LHK. Konservasi. Macan Tutul Jawa. Strategi dan Rencana Aksi. Tahun PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

SAMBUTAN MENTERI KEHUTANAN PADA ACARA FINALISASI DAN REALISASI MASTERPLAN PUSAT KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI (PPKH) Pongkor, Selasa, 23 April 2013

Pembangunan Kehutanan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419); 2. Undang-Undang Nom

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI PROSPEK DAN TANTANGAN KEHUTANAN SULAWESI UTARA ( KEDEPAN)

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PELESTARIAN TUMBUHAN DAN SATWA

Contoh Makalah Penelitian Geografi MAKALAH PENELITIAN GEOGRAFI TENTANG LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA

PENDAHULUAN. Perdagangan satwa liar mungkin terdengar asing bagi kita. Kita mungkin

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SAMBUTAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PADA KONFERENSI INTERNASIONAL EKOSISTEM MANGROVE BERKELANJUTAN

SAMBUTAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN PADA SEMINAR DAN PAMERAN HASIL PENELITIAN DI MANADO. Manado, Oktober 2012

Pembangunan KSDAE di Eko-Region Papua Jakarta, 2 Desember 2015

SAMBUTAN BUPATI SLEMAN PADA PUNCAK ACARA PERINGATAN HARI LINGKUNGAN HIDUP SE-DUNIA TINGKAT KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2014 TANGGAL : 27 JUNI 2014

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Jakarta, 5 Juni 2012 Selasa, 05 Juni 2012

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki sumberdaya alam

STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR

SAMBUTAN MENTERI KEHUTANAN PADA ACARA PERINGATAN HARI PENANGGULANGAN DEGRADASI LAHAN DAN KEKERINGAN TAHUN 2010

SAMBUTAN. PADA PEMBUKAAN SEMINAR BENANG MERAH KONSERVASI FLORA DAN FAUNA DENGAN PERUBAHAN IKLIM Manado, 28 Mei 2015

BAB I PENDAHULUAN. daya alam non hayati/abiotik. Sumber daya alam hayati adalah unsur-unsur hayati

I. PENDAHULUAN. Kawasan Gunung Merapi adalah sebuah kawasan yang sangat unik karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. termasuk ekosistem terkaya di dunia sehubungan dengan keanekaan hidupan

Permasalahan hutan dan upaya penanganan oleh pemerintah

SAMBUTAN MENTERI KEHUTANAN DALAM ACARA PERINGATAN HARI KONSERVASI ALAM NASIONAL (HKAN) TAHUN 2014 DI SELURUH INDONESIA TANGGAL 10 AGUSTUS 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan fauna yang tersebar diberbagai wilayah di DIY. Banyak tempat tempat

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya alam juga semakin besar, salah satunya kekayaan alam yang ada

PENDAHULUAN. Gambar 1 Bange (Macaca tonkeana) (Sumber: Rowe 1996)

Modul 1. Hutan Tropis dan Faktor Lingkungannya Modul 2. Biodiversitas Hutan Tropis

Laporan Penelitian Implementasi Undang-Undang No. 18 Tahun 2013 dalam Penanggulangan Pembalakan Liar

RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI TAHUN

SAMBUTAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DALAM ACARA PERINGATAN HARI MENANAM POHON INDONESIA (HMPI) DAN BULAN MENANAM NASIONAL (BMN)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

SUPLEMEN, RENCANA KERJA 2015 (REVISI) : PENYIAPAN LANDASAN PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

SMP NEGERI 3 MENGGALA

SAMBUTAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN RI PADA HARI PENANGGULANGAN DEGRADASI LAHAN SEDUNIA. Jakarta, 17 Juni 2017

i:.l'11, SAMBUTAN PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR KOTAK... GLOSARI viii xii DAFTAR SINGKATAN ...

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PERBURUAN BURUNG, IKAN DAN SATWA LIAR LAINNYA

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERINGATAN HARI LINGKUNGAN HIDUP SEDUNIA TINGKAT KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI PENJUALAN HEWAN YANG DILINDUNGI MELALUI MEDIA INTERNET DIHUBUNGKAN DENGAN

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai daya tarik wisata, seperti contoh wisata di Taman Nasional Way

BAB I PENDAHULUAN. sudah dinyatakan punah pada tahun 1996 dalam rapat Convention on

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Deforestasi merupakan penghilangan dan penggundulan hutan yang tidak

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

Transnational Organized Crime

SAMBUTAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DALAM ACARA PERINGATAN HARI MENANAM POHON INDONESIA (HMPI) DAN BULAN MENANAM NASIONAL (BMN) TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. hutan hujan tropis yang tersebar di berbagai penjuru wilayah. Luasan hutan

RENCANA STRATEGIS

BAB I. PENDAHULUAN. beragam dari gunung hingga pantai, hutan sampai sabana, dan lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis letak Indonesia berada di daerah tropis atau berada di sekitar

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan cenderung berpusat pada masalah pencemaran dan bencana-bencana

BAB I PENDAHULUAN. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia tentang. sumber daya alam. Pasal 2 TAP MPR No.IX Tahun 2001 menjelaskan

I. PENDAHULUAN. hayati yang tinggi dan termasuk ke dalam delapan negara mega biodiversitas di

I. PENDAHULUAN. Siamang (Hylobates syndactylus) merupakan salah satu jenis primata penghuni

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SAMBUTAN MENTERI KEHUTANAN PADA UPACARA BENDERA PERINGATAN HARI BAKTI RIMBAWAN TAHUN Jakarta, Senin, 18 Maret 2013

I. PENDAHULUAN. Berkurangnya luas hutan (sekitar 2 (dua) juta hektar per tahun) berkaitan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bumi, namun demikian keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya sangat

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam artikel Konflik Manusia Satwa Liar, Mengapa Terjadi? yang ditulis

Restorasi Ekosistem di Hutan Alam Produksi: Implementasi dan Prospek Pengembangan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. dan hutan tropis yang menghilang dengan kecepatan yang dramatis. Pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. peradaban umat manusia di berbagai belahan dunia (Maryudi, 2015). Luas hutan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Cisolok Kabupaten Sukabumi Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pemburu terus meningkat sehingga telah menjadi krisis yang mengancam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bagi manusia, lahan sangat dibutuhkan dalam menjamin kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2. Dinamika ekosistem kawasan terus berubah (cenderung semakin terdegradasi),

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I. Pendahuluan. Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki keanekaragaman

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seolah tidak pernah berhenti membangun. mengubah pula susunan alamiah yang mendominasi sebelumnya.

BAB. I. PENDAHULUAN A.

SAMBUTAN PADA PEMBUKAAN PAPUA ORCHID SHOW ( POS) TAHUN 2016 Jayapura, 12 Mei Ketua Panitia Papua Orchid Show 2016; dan

Transnational Organized Crime (TOC)

I. PENDAHULUAN. Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan

I. PENDAHULUAN. margasatwa, kawasan pelestarian alam seperti taman nasional, taman wisata alam,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada usia dini anak mengalami masa keemasan yang merupakan masa dimana

Transkripsi:

SAMBUTAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PADA ACARA MEMPERINGATI HARI LINGKUNGAN HIDUP SEDUNIA Minggu, 5 Juni 2016 Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Salam Sejahtera Om Swastiastu Saudara-saudara yang saya hormati, Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas karunia kepada kita semua. Hari ini kita memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, yang diperingati setiap tanggal 5 Juni. Pada tahun ini UNEP (United Nations Environment Programme/Badan Lingkungan Hidup PBB) telah menetapkan tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia, yaitu Go 1

Wild for Life. Secara nasional, kita menyesuaikan tema Hari Lingkungan Hidup Indonesia 2016 adalah Selamatkan Tumbuhan dan Satwa Langka untuk Kehidupan. Tema ini sangat penting bagi Indonesia yang kaya keanekaragaman hayati. Indonesia merupakan rumah dari 17% total spesies yang ada di dunia, yaitu sebanyak 35 ribu 40 ribu spesies tumbuhan (11-15%), 707 spesies mamalia (12%), 350 spesies amphibi dan reptil (15%), 1.602 spesies burung (17%) dan 2.184 spesies ikan air tawar (37%). Sementara untuk kelautan terdapat setidaknya 2.500 spesies molusca, 2000 spesies krustasea, 6 spesies penyu laut, 30 spesies mamalia laut, dan lebih dari 2.500 spesies ikan. Namun banyak persoalan kita hadapi dalam keanekaragaman hayati. Sebagian besar spesies diketahui menghadapi ancaman kepunahan karena perusakan habitat dan perburuan. Berdasarkan data IUCN, tercatat di Indonesia 2 spesies satwa berkategori punah, 66 spesies berkategori kritis, dan 167 spesies kondisi genting. Sedangkan untuk tumbuhan, 1 spesies punah, 2 spesies punah in situ, 115 spesies kritis, dan 72 spesies berstatus genting. Oleh karena itu Pemerintah menegaskan upaya perlindungan terhadap tumbuhan dan satwa liar (TSL). Hingga saat ini jumlah 2

spesies yang dilindungi mencakup 127 spesies mamalia, 382 spesies burung, 31 spesies reptilia, 12 spesies palmae, 11 spesies raflesia dan 29 spesies orchidaceae. Selain kebijakan perlindungan TSL, Indonesia juga aktif memberantas kejahatan perdagangan TSL (wildlife crime). Sepanjang periode 2010-2014 jumlah kasus TSL yang berhasil diselesaikan sebanyak 146 kasus dari total 188 kasus atau sebesar 77,6%. Meskipun jumlah kasus yang terselesaikan cukup tinggi, namun kecenderungan kasus kejahatan perdagangan dan peredaran ilegal TSL terus meningkat. Hal tersebut menunjukkan upaya penegakan hukum saja belum cukup untuk menekan laju kejahatan TSL. Masih perlu untuk memperkuat kerjasama antara negara sumber, negara tujuan dan negara transit sehingga jaringan perdagangan ilegal antar negara terputus. Wildlife crime telah menjadi Transnational Organized Crime dan diposisikan serupa dengan kejahatan luar biasa, seperti korupsi, pencucian uang, kejahatan terorganisir, senjata api ilegal, obatobatan dan terorisme. Kejahatan TSL begitu menarik bagi pelakunya karena menjanjikan keuntungan yang sangat besar. Nilai perdagangan satwa ilegal mencapai 15 20 miliar dollar per tahun, ini merupakan angka perdagangan ilegal yang sangat besar di 3

dunia, dimana nilainya hampir sama dengan perdagangan narkoba, senjata dan manusia. Saudara-saudara yang saya hormati, Upaya konservasi secara langsung dapat mengatasi wildlife crime. Konservasi yang menekankan pada upaya pelestarian dan perlindungan keanekaragaman hayati secara tegas melarang adanya perburuan TSL dilindungi. Konservasi juga mengatur agar pemanfaatan TSL dilakukan dengan optimal agar kondisinya tetap lestari. Upaya konservasi ini secara nyata di lapangan dapat diarahkan untuk mengurangi konflik manusia-satwa liar dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan konservasi, sehingga dukungan sosial untuk perlindungan satwa liar meningkat dan ruang gerak perburuan akan berkurang. Upaya perlindungan dan pelestarian alam di Indonesia telah banyak menunjukan prestasi gemilang, dari catatan kurun waktu 1993-2004 ada penambahan 100 fauna baru (Noerdjito dan Maryanto 2004), sedangkan untuk rentang tahun 2005-2014 ada lebih dari 269 jenis baru hayati (Wijaya, dkk., 2011, Sutrisno, dkk., 2015) yang ditemukan hanya dari peneliti LIPI. Satwa dari jenis burung, mamalia, amphibi dan reptilia, serta ikan mengalami peningkatan jumlah jenis hampir mendekati dua kali lipat, dan untuk jenis kupu-kupu dan tumbuhan bahkan 4

meningkat pesat dengan rentang antara 10-20 kali lipat. Data ini berdasarkan informasi kekayaan keanekaragaman hayati yang baru terkumpul sekitar 30% untuk fauna dan 50% untuk flora yang berada di alam Indonesia. Indonesia telah menempatkan konservasi sebagai salah satu pilar pendukung pembangunan nasional. Hutan konservasi di Indonesia menempati porsi 16% dari total luasan hutan Indonesia yang mencapai 130,68 juta Ha yaitu seluas 20,91 juta ha. Luasan ini harus dikelola dengan pendekatan multidimensi, komprehensif, sehingga perlindungan dan pelestarian alam dapat berjalan beriringan dengan pembangunan ekonomi Indonesia. Kawasan konservasi harus menjadi bagian dari sumber kesejahteraan masyarakat. Saudara-saudara yang saya hormati, Harus kita sadari bahwa ancaman terhadap keanekaragaman hayati seperti terjadinya kehilangan jenis dan kerusakan habitat diperburuk dengan terjadinya perubahan iklim. Disisi lain, melestarikan atau melindungi keanekaragaman hayati dalam kerangka ekosistem, juga bermakna mempertahankan karbon yang ada pada kayu ataupun lahan yang terdapat di kawasan tersebut. Ironinya, diperkirakan bahwa lebih dari 1 Gigaton karbon dilepaskan per tahun terjadi akibat alih-guna lahan akibat 5

deforestasi di kawasan hutan tropis. Deforestasi ini mewakili sekitar 20 persen emisi karbon dunia saat ini. Indonesia ikut ambil bagian dalam upaya pengendalian perubahan iklim dan untuk menahan naiknya suhu bumi agar tidak lebih dari 1,5 2,0 0 C. Salah satu upaya penting ialah dengan reduksi emisi dari deforestasi dan degradasi atau kita kenal dengan REDD+. Upaya perlindungan hutan, berarti melindungi keanekaragaman hayati. Sektor kehutanan dan pemanfaatan lahan dinilai sebagai sektor yang signifikan dalam kontribusi emisi karbon. Upaya lanjut yang berkaitan dan saling mendukung berkenaan kelestarian hutan, ialah penerapan kebijakan Sistem Verfikasi Legalitas Kayu (SVLK). Penerapan SVLK menjamin pemanfaatan hasil hutan kayu yang bertanggung jawab dan legal, sehingga laju deforestrasi dapat dikurangi. Demikian pula upaya kita untuk mengatasi akibat perubahan iklim melalui kawasan taman nasional, untuk reduksi deforestasi. Dengan menggencarkan wisata alam ke taman nasional maka nilai intangible dari hutan berupa keindahan alam akan memiliki arti ekonomi bagi masyarakat. Pemanfaatan hutan ini memberi nilai ekonomi yang berlipat daripada nilai ekonomi dari eksploitasi hasil hutan kayu. 6

Konsepsi SVLK dan taman nasional ini seiring dengan tesis dari Joseph Stiglitz dalam tulisannya From Resource Curse to Blessing yang menyatakan bahwa untuk keluar dari kutukan sumber daya, negara harus memperluas akses sumber daya alam kepada rakyatnya dan bertransformasi dari sumber daya alam sebagai keunggulan komparatif menjadi kompetitif (adanya peningkatan nilai tambah). Permasalahan lingkungan lainnya yang secara intens juga memerlukan perhatian yang sangat serius meliputi masalahmasalah pencemaran air, pencemaran udara, persampahan dan B3 maupun limbah B3 serta kerusakan lingkungan hidup akibat kegiatan pertambangan. Masalah-masalah itu secara keseluruhan saling terkait, saling berasosiasi dalam satu kesatuan ekosistem, dimana kita, manusia, juga berada dan hidup di dalam ekosistem tersebut. Permasalahan lingkungan hanya dapat diatasi dengan keterlibatan seluruh masyarakat. Masyarakat berada pada posisi sangat strategis, baik sebagai potensi sumber masalah, yang dapat kita tekan, kurangi, juga sebagai potensi solusi yang harus kita dorong. Oleh karena itu partisipasi masyarakat menjadi sangat penting dalam setiap upaya pengelolaan lingkungan dan kehutanan. 7

Saudara-saudara yang saya hormati, Akhirnya, saya berharap agar momen Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang kita peringati saat ini dapat menjadi alarm, tanda siaga kita untuk terus berupaya dan bekerja keras mengatasi berbagai masalah lingkungan dan kehutanan yang banyak, komplek dan rumit. Kerja keras kita Inshaa Allah akan membuahkan hasil yang baik untuk Indonesia kita tercinta. Mari kita lestarikan alam, jaga lingkungan, jaga hutan, dan keanekaragaman hayatinya, karena ia merupakan anugerah tak ternilai dari Tuhan YME kepada manusia, kepada bangsa kita. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan ridho-nya kepada kita semua. Terima Kasih Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Om, Santi Santi Santi Om Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan SITI NURBAYA 8