PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 33 TAHUN 2004 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI dan BUPATI BANYUWANGI MEMUTUSKAN:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LANGKAT

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANDA ACEH

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN KUDUS

BUPATI BANYUWANGI SALINAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 77 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 72 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN TUBAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TEGAL

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PEMERINTAH KOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BATU

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2010 PEMBENTUKAN ORGANISASI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BANDUNG

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR : 02 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI REMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2009

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BALIKPAPAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN BOJONEGORO

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 80 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGADA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN NGADA

PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BUPATI KAPUAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BONDOWOSO

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : D

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA MEDAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 18 TAHUN 2000 TENTANG BADAN KESATUAN BANGSA PROPINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

Rancangan QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR 15 TAHUN 2011

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 09 TAHUN 2002 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 5 TAHUN 2010 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH TAHUN 2010 NOMOR 14 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI JAYAPURA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 4 TAHUN 2011

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PERATURAN BUPATI BENGKULU SELATAN NOMOR : 10 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BUPATI BOMBANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 1 TAHUN 2005 SERI : E PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 1 TAHUN 2005

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR 36 TAHUN 2001 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAMBI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

- 2 - MEMUTUSKAN : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PERBAIKAN DARURAT PADA SAAT TRANSISI DARURAT BENCANA DI ACEH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG

2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 1982 tentang Pertahanan Keamanan Negara Republik Indonesia;

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN NOMOR 2 TAHUN 2011

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR : 30 TAHUN 2001 TENTANG

RANCANGAN (disempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

Transkripsi:

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 18 TAHUN 2000 TENTANG BADAN KESATUAN BANGSA PROPINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang: a. Bahwa guna peningkatan pelaksanaan tugas Badan Kesatuan Bangsa maka dalam rangka efisiensi dan efektifitas, perlu memasukan fungsi perlindungan masyarakat kedalam Badan Kesatuan Bangsa Propinsi; b. Bahwa sehubungan dengan hal dimaksud butir a, perlu mengubah ketentuan dalam Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 18 Tahun 2000 Lembaran Daerah Propinsi Jawa Timur Tahun 2000 tanggal 2 Oktober 2000 Nomor 17 Tahun 2000 Seri D tentang Badan Kesatuan Bangsa Propinsi Jawa Timur. Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Jawa Timur juncto Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1950 tentang Mengadakan Perubahan dalam Undang-undang Tahun 1950 Nomor 2 dari hal Pembentukan Propinsi Jawa Timur (Lembaran Negara Tahun 1950 Nomor 32); 2. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839) ; 3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3783) ; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952) ; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 165) ; 6. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 70) ; 7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 99Tahun 1999 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Dalam Negeri ; 8. Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 50 Tahun 2000 tentang Pedoman Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Propinsi/Kabupaten/ Kota. Dengan persetujuan, 1

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR TENTANG PERUBAHAN PERTAMA PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 18 TAHUN 2000 TENTANG BADAN KESATUAN BANGSA PROPINSI JAWA TIMUR. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 18 Tahun 2000 tentang Badan Kesaturan Bangsa Propinsi Jawa Timur yang telah diundangkan dalam Lembaran Daerah Propinsi Jawa Timur tanggal 2 Oktober 2000 Nomor 17 Tahun 2000 seri D, diubah sebagai berikut: A. Pasal 1 ditambah huruf g dan harus dibaca : g. Perlindungan Masyarakat yang selanjutnya disebut Linmas adalah, Komponen khusus kekuatan Pertahanan Kearnanan Negara yang mampu berfungsi membantu masyarakat menanggulangi bencana maupun memperkecil akibat malapetaka dengan mewujudkan keselamatan masyarakat dari akibat bencana dan malapetaka, agar korban jiwa, kerugian harta benda dan kerusakan lingkungan dapat diperkecil, sehingga tercipta kondisi masyarakat yang aman, tertib dan tenteram. B. Pasal 2 ayat (1), diubah dan harus dibaca : (1) Badan Kesatuan Bangsa, adalah unsur penunjang Pemerintah Propinsi di bidang kesatuan bangsa dan perlindungan masyarakat. C. Pasal 3, diubah dan harus dibaca : Pasal 3 Badan Kesatuan Bangsa, mempunyai tugas menyelenggarakan sebagian urusan Pemerintah Propinsi di bidang kesatuan bangsa dan perlindungan masyarakat serta dekonsentrasi yang dilimpahkan oleh Pemerintah. D. Pasal 4, diubah dan harus dibaca : a. penyusunan kebijakan teknis dan strategis pembangunan kesatuan bangsa dan perlindungan masyarakat, dalam jangka pendek dan jangka menengah di Jawa Timur ; b. pelaksanaan fasilitasi kegiatan kesatuan bangsa dan perlindungan masyarakat ; c. pelaksanaan strategis di bidang kesatuan bangsa dan perlindungan masyarakat ; d. pengkoordinasian kegiatan kesatuan bangsa dan perlindungan masyarakat dengan instansi dan atau lembaga terkait ; e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan kesatuan bangsa dan perlindungan masyarakat. E. Pasal 5, diubah dan harus-dibaca : (1) Susunan Organisasi Badan Kesatuan Bangsa, terdiri atas : a. Kepala Badan ; b. Wakil Kepala Badan ; 2

c. Sekretariat ; d. Bidang Hubungan Antar Lembaga ; e. Bidang Integrasi Bangsa ; f. Bidang Kajian Strategis ; g. Bidang Pemajuan Hak Azasi Manusia ; h. Bidang Perlindungan Masyarakat ; i. Kelompok Jabatan Fungsional. F. Sesudah Pasal 27 ditambah Bagian Ketujuh A (baru) serta Pasal 27A, 27B, 27C dan 27D (baru) dan harus dibaca : Bagian Ketujuh A Bidang Perlindungan Masyarakat Pasal 27 A Bidang Perlindungan Masyarakat mempunyai tugas menyiapkan perumusan kebijaksanaan pelaksanaan Kesiagaan, penanggulangan bencana dan peningkatan sumber daya Satuan Perlindungan Masyarakat dan sarana prasarana. Pasal 27 B Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 A Bidang Perlindungan Masyarakat mempunyai fungsi : a. penyiapan bahan penyusunan program dan perumusan kebijakan penanggulangan ; b. pengkajian, komunikasi, konsultasi, pengembangan dan bimbingan dalam upaya kesiagaan menghadapi bencana c. penyiapan bahan rumusan kebijakan fasilitas pengerahan sumber daya Satuan Perlindungan Masyarakat dan sarana prasarana untuk menanggulangi akibat bencana ; d. penyiapan bahan dan perumusan kebijakan fasilitas pelaksanaan peningkatan sumber daya manusia satuan Perlindungan Masyarakat dan sarana prasarana. e. pengkoordinasian penanggulangan bencana ; f. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan. Pasal 27 C (1) Bidang Perlindungan Masyarakat, terdiri atas : a. Sub Bidang Kesiagaan ; b. Sub Bidang Peningkatan Sumber Daya ; c. Sub Bidang Penanggulangan ; d. Sub Bidang Pelaporan. (2) Masing-masing Sub Bidang dipimpin oleh Kepala Sub Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pasal 27 D (1) Sub Bidang Kesiagaan, mempunyai tugas : a. mengumpulkan dan menganalisis Data terhadap terjadinya bencana; 3

b. merencanakan, menyusun pedoman dan melakukan fasilitas dalam rangka pemberian informasi, bimbingan dan penyuluhan, untuk mengantisipasi terjadinya bencana dan penyelamatan terhadap bencana ; c. merencanakan, mempersiapkan dan mengembangkan pilot proyek percontohan kesiagaan menghadapi bencana di daerah rawan bencana ; d. mempersiapkan dan menyusun pedoman teknis pemasangan tandatanda larangan di daerah bencana; e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang (2) Sub Bidang Peningkatan Sumber Daya, mempunyai tugas : a. merumuskan pedoman dan mempersiapkan kurikulum, metode, tenaga Pengajar, dan jenis-jenis pendidikan / pelatihan penanggulangan bencana ; b. melakukan fasilitasi dan pelaksanaan kerja sama antar lembaga dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia perlindungan masyarakat dan sarana prasarana ; c. merumuskan pedoman penyeleksian dan penetapan peserta pelatihan serta melaksanakan pendidikan dan pelatihan ; d. melaksanakan fasilitasi pelaksanaan kerja sama, mengevaluasi dan menyusun laporan perkembangan hasil peningkatan sumber daya manusia satuan perlindungan masyarakat; e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang (3) Sub Bidang Penanggulangan, mempunyai tugas : a. mengumpulkan, mengolah data dan merumuskan kebijakan pengerahan dan pengendalian sumber daya dalam rangka penanggulangan bencana ; b. menyiapkan bahan dan melakukan koordinasi serta kerja sama dengan Instansi terkait guna penetapan perumusan kebijakan tindak lanjut rehabilitasi, relokasi dan rekonstruksi korban bencana ; c. menyiapkan kebutuhan dan pengerahan serta pengendalian sarana dan prasarana penanggulangan bencana ; d. mengkoordinasikan dan melaksanakan upaya meringankan penderitaan korban akibat bencana ; e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang (4) Sub Bidang Pelaporan mempunyai tugas : a. merencanakan dan mempersiapkan pemantauan dalam rangka mengantisipasi terjadinya bencana dan menyusun sistem informasi penanggulangan bencana ; b. menyusun laporan setiap perkembangan pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana ; c. menyusun tindak lanjut mengenai kesiagaan terhadap kemungkinan terjadinya bencana susulan; d. mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan penanggulangan bencana pada saat dan setelah terjadinya bencana. e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang 4

G. Bagan Susunan Organisasi Badan Kesatuan Bangsa Propinsi Jawa Timur harus dibaca sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan Daerah ini; Pasal II Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Propinsi Jawa Timur. Ditetapkan di Surabaya pada tanggal 3 Mei 2001 GUBERNUR JAWA TIMUR ttd. IMAM UTOMO. S Diundangkan dalam Lembaran Daerah Propinsi Jawa Timur tanggal 11 Juni 2001 Nomor 24 Tahun 2001 Seri D. A.n. GUBERNUR JAWA TIMUR Sekretaris Daerah ttd. Drs. SOENARJO, MSi Pembina Utama Madya NIP 510 040 479 5

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI LAMPIRAN PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR BADAN KESATUAN BANGSA PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2001 TANGGAL 3 MEI 2001 6

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 18 TAHUN 2000 TENTANG BADAN KESATUAN BANGSA PROPINSI JAWA TIMUR I. PENJELASAN UMUM Berdasarkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di Propinsi sebagai wilayah administrasi mempunyai kewajiban menyelenggarakan perlindungan masyarakat dalam pelaksanaan penanggulangan bencana di Propinsi. Hal ini terkait dengan kondisi geografis Propinsi Jawa Timur yang merupakan daerah yang mempunyai potensi terj'adinya rawan bencana alam maupun bencana lainnya yang meliputi banjir genangan maupun banjir bandang, gelombang Tsunami serta potensi bencana lainnya berupa aktivitas dari Gunung Berapi yang setiap waktu tertentu mengalirkan lahar panas maupun lahar dingin. Kerawanan-kerawanan bencana tersebut apabila terjadi dapat bersifat universal dan dapat bersifat Internasional (lintas negara), bersifat Nasional (lintas Propinsi), bersifat Regional (lintas Kabupaten/Kota) dan bersifat Lokal (satu Kabupaten/Kota Daerah Otonom). Dalam rangka untuk mengantisipasi dan melaksanakan penanggulangan bencana di Propinsi Jawa Timur khususnya untuk kesiapsiagaah masyarakat dalam menghadapi terj'adinya bencana alam, sehingga akibat dari bencana dapat diperkecil dan dibatasi. Bentuk kesiapsiagaan ini berupa adanya informasi secara dini dari Pos Pengamat Gunung Berapi, Pos Pengamat banjir maupun deteksi dini lainnya maupin bentuk-bentuk pemantauan dan Mitigasi, Bimbingan dan Penyuluhan serta pendidikan dan Latihan bagi anggota masyarakat. Sehubungan cakupan tugas dan kewenangan Markas Wilayah Pertahanan Sipil Propinsi Jawa Timur dipandang kurang padat beban kerjanya dan hanya bersifat fasilitasi dalarn mengkoordinasikan dan pembuatan kebijaksanaan dalam penanggulangan bencana, maka dalam rangka efisiensi tugas penanganan bencana diintegrasikan dalam tugas dan fungsi Badan Kesatuan Bangsa Propinsi Jawa Timur. Untuk menampung tugas-tugas penanganan. bencana tersebut, perlu rnengubah Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 18 Tahun 2000 tentang Badan Kesatuan Bangsa Propinsi Jawa Timur dengan menambah 1 (satu) Bidang yaitu Bidang Perlindungan Masyarakat. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 sampai dengan 26 : Cukup jelas. Pasal 27 A : Yang dirnaksud Kesiagaan yaitu kegiatan sebelum terjadinya bencana yang meliputi tahap-tahap : 1. Preventif (pencegahan) yaitu kegiatan yang lebih bertitik berat pada upaya penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan untuk meniadakan atau mengurangi resiko bencana termasuk pembuatan Peta Daeh Rawan Bencana. 2. Mitigasi (Penjinakan) yaitu bentuk kegiatan berupa penyuluhan kepada masyarakat dan pembuatanpembuatan kantong-kantong lahar, 7

Pasal 27 B huruf a dan b : Cukup jelas. cek dam serta pemasangan tanda-tanda bahaya di daerah rawan bencana serta cara-cara untuk menghindari dari segala upaya/tindakan untuk mengantisipasi adanya kerugian yang ditimbulkan oleh terjadinya bencana baik kerugian jiwa maupun harta benda. 3. Kesiapsiagaan yaitu meliputi kegiatan untuk mengadakan pelatihan dan geladi bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana serta pendidikan dan pelatihan bagi Aparat Pemerintah. Penanggulangan Bencana yaitu kegiatan pada saat bencana terjadi dan sesudah bencana mereda meliputi: 1. Tanggap darurat yaitu upaya pengerahan unsur Penanggulangan.Bencana guna mencari, menolong dan menyelamatkan korban bencana serta memberikan santunan kepada para pengungsi. 2. Rehabilitasi yaitu upaya dan kegiatan untuk mengfungsikan kembali sarana dan prasarana ekonomi, transportasi dan kehidupan masyarakat serta kegiatan untuk membangun kembali berbagai kerusakan. huruf c : Yang dimaksud Sumber Daya yaitu Potensi Penanggulangan bencana yang terdiri dari unsur Manusia dan sarana prasarana (peralatan). huruf d : Yang dimaksud dengan Sumber Daya Satuan Perlindungan Masyarakat yang berada di lingkungan Pemukiman, Pendidikan dan Pekerjaan. Yang dimaksud dengan Sarana dan Prasarana yaitu Organisasi atau lembaga milik Pemerintah, Organisasi Kemasyarakatan, Organisasi Kepemudaan yang mempunyai peralatan (Potensi) untuk dapat dipakai melakukan menyelamatkan terhadap korban bencana. Peralatan dimaksud antara lain kapai laut, pesawat terbang, alat-alat berat, Buldoser dan sebagainya. Pasal 27 D ayat (1) : Cukup jelas. Ayat (2) huruf a huruf b : Cukup jelas. Huruf b Yang dimaksud Lembaga disini yaitu Institusi, Lembaga, Badan, Dinas, Kantor, BUMD, BUMN 8

huruf c dan d : Cukup jelas. ayat (3) dan (4) : Cukup jelas. atau Perusahaan Swasta dn proyek vital yang menampung hajat hidup orang banyak. 9