I. PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu), adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dalam waktu dan tempat sebagai berikut; Waktu : September Maret 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membawa banyak kunci ketika akan berpergian dari rumah dan seringkali pemilik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RANCANG BANGUN SISTEM PEMILIHAN DAN PERHITUNGAN SUARA PADA PEMILIHAN UMUM DI TPS MENGGUNAKAN RFId CARD BERBASIS ARDUINO MEGA2560

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi, pemilu adalah cara yang demokratis untuk melakukan pemilihan pemimpin.

Model Pemilihan Umum Elektronik Kepala Daerah dengan Pembacaan Radio Frequency Identification (RFID) pada Kartu Tanda Penduduk Elektronik

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan suatu sistem yang dapat memberikan keamanan sangat

OTOMATISASI PROSES VERIFIKASI, PEMUNGUTAN DAN PERHITUNGAN SUARA PADA TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA (TPS) BERBASIS ARDUINO

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Komisi ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adala

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

Draft Ketiga, 11 Sep 2012

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

PEDOMAN TEKNIS UNTUK KOMISI PEMILIHAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SISTEM PENCETAK KARTU AKADEMIK MENGGUNAKAN AKSES TEKNOLOGI RFID

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR TE

- 3 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH DI DALAM NEGERI DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM.

2 Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pengawasan Pemilihan Umum; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembar

BAB 1 PENDAHULUAN. absensi yang sering dijumpai di masyarakat biasanya bersifat mekanik, yang

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. AVR ATMega162 sebagai modul master yang bekerja sebagai penghubung antara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Permasalahan. Permasalahan pada tugas akhir ini ditekankan kepada: Koneksi Visual Basic 6.0 ke RFID reader menggunakan port serial PC

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sistem pengaturan perparkiran merupakan komponen penting dan tidak

No.849, 2014 BAWASLU. Kampanye. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan.

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KI. Penyelesaian Sengketa. Informasi Pemilihan Umum. Standar Layanan. Prosedur.

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah merupakan salah satu bentuk penerapan E-goverment

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM TAHUN 2019

I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERANCANGAN APLIKASI RFID (RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION) DAN MCS-51 UNTUK ADMINISTRASI KESISWAAN (HARDWARE)

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar (UUD) Negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

-2- Memperhatikan : Keputusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum tanggal 02 Juli 2012; MEMUTUSKAN:

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. mudah, cepat, nyaman dan aman. Sistem pintar secara umum harus memenuhi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

SISTEM MANAJEMEN PERPUSTAKAAN MENGGUNAKAN RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION (RFID)

- 2 - MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH UNTUK PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN.

Sistem Absensi Kepegawaian Menggunakan Radio Frequency Identification (RFID) dengan Multi Reader. Yeni Agustina

: Keputusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum tanggal 26 Februari 2013;

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RELAWAN DEMOKRASI

KOMISI PEMILIHAN UMUWI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemilihan Umum (Pemilu) 2.2 Pemungutan Suara

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

PERANCANGAN SISTEM PEMBAYARAN BIAYA PARKIR SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN RFID (RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION)

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Beberapa unit

BAB I PENDAHULUAN. pertukaran data antara sebuah Reader dengan suatu electronic tag yang

i. akuntabel; j. efektif; k. efisien; dan l. integritas.

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BERITA NEGARA. No.676, 2013 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM. Penyusunan. Daftar Pemilih. Pengawasan. Tata Cara. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM

-3- MEMUTUSKAN : Menetapkan: PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM. BAB I KETENTUAN UMUM

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2013

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

Rancang Bangun Sistem Keamanan pada Akses Pintu Masuk Ruang Brankas secara Digital. Frequency Identification) Disusun oleh :

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 01 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

BAB I PENDAHULUAN.

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BAB III ANALISIS III.1 Analisis Perbandingan terhadap Sistem Lain

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR TAHUN 2014 TENTANG TAHAPAN, PROGRAM, DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI DAN WALIKOTA

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pergantian pemimpin. Pemilu dalam skala besar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan elektronika dan komunikasi, penggunaan

SISTEM E-KTM MULTIFUNGSI MENGGUNAKAN SMART CARD PADA APLIKASI BERBASIS DATABASE

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB I PENDAHULUAN. meminimalisasi permasalahan dalam teknologi dan sistem informasi. Segala

- 3 - MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB 1 PENDAHULUAN

SISTEM INFORMASI PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN ABSTRAK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT,

BAB II BAGAIMANA BISA MENJADI PEMILIH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan Persetujuan Bersama

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan Umum (Pemilu), adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam sistem demokrasi untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan duduk di lembaga perwakilan rakyat, serta salah satu bentuk pemenuhan hak asasi warga negara di bidang politik yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil serta menjamin prinsip-prinsip keterwakilan, akuntabilitas dan legitimasi dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Saat ini Pemilu adalah sarana untuk memilih anggota DPR, DPD, DPRD, Presiden dan wakilnya, Gubernur dan wakilnya, serta Bupati / Wali Kota dan wakilnya. Proses pemilu rawan akan kecurangan baik dalam proses pengambilan suara, perhitungan suara, maupun pengiriman hasilnya. Hal tersebut dibuktikan dengan maraknya pemberitaan media massa akan indikasi kecurangan seperti Daftar Pemilih Tetap (DPT) ganda, suara utuh, hadirnya suara siluman, perbedaan data hasil Tempat Pemungutan Suara (TPS) dengan tingkatan atasnya, dan lainnya. Kondisi ini diperburuk dengan adanya banyak Lembaga Hitung Cepat / Quick Count hasil pemilu yang merilis hasil berbeda. Kerap kali hasil yang dirilis

2 Lembaga Hitung Cepat tersebut benar-benar berbeda jauh antara satu dengan lainnya. Hasil tersebut dapat menimbulkan opini publik atas hasil yang belum pasti. Sedangkan hasil perhitungan manual baru akan selesai minimal satu bulan berikutnya. Pemerintah berupaya mengurangi masalah yang terjadi saat pemilu dengan menggagas pemilu secara elektronik yang disebut E-voting. E-voting diharapkan dapat mempercepat perhitungan dan meminimalkan kecurangan pada proses pengambilan suara. Saat ini E-voting baru dalam tahap pengembangan dan uji coba yang sedikit sekali informasi terhadapnya. E-voting akan menggunakan basis data KTP elektronik sehingga harus menunggu selesainya program KTP elektronik. Pada bulan Februari 2011 Kartu Tanda Penduduk biasa di Indonesia digantikan oleh Kartu Tanda Penduduk Elektronik (disingkat KTP-el, dulu E-KTP), dalam artian baik segi fisik maupun penggunaannya secara komputerisasi dan tidak dapat dipalsukan. KTP elektronik yang termasuk dalam jenis kartu pintar / smart card memanfaatkan teknologi Radio Frequency Identification (RFID). KTP elektronik diharapkan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan publik seperti transportasi, layanan kesehatan, identitas, ID akses dan lainnya. ID akses ini digunakan untuk mengakses sistem seperti pembayaran dam kunci elektronik. RFID merupakan metode yang digunakan untuk menciptakan sistem kendali identifikasi terhadap suatu benda dengan memanfaatkan gelombang radio pada

3 frekuensi tertentu. Pada KTP elektronik terdapat t a g y a n g membutuhkan pembaca standar RFID reader. Berdasarkan latar belakang penyelenggaraan pemilu yang rawan kecurangan dan potensi yang ada pada KTP elektronik yang mengandung teknologi RFID maka peneliti merancang sebuah Model Pemilu Elektronik Kepala Daerah dengan Pembacaan RFID pada KTP elektronik, yang mana menggunakan surat suara digital dan KTP elektronik sebagai autentikasi daftar pemilihnya. Dalam KTP Eelektronik terdapat RFID tag pasif dan NFC Shield sebagai pembaca RFID-nya. Pada 2014 telah ada penelitian milik Tadu Puasandi asal Universitas Brawijaya dengan judul Sistem Akses Kontrol Kunci Elektrik Menggunakan Pembacaan E- KTP. Tadu mencoba membaca KTP elektronik yang diolah oleh Arduino Uno untuk membuka Kunci Elektrik, sedangkan peneliti membaca KTP elektronik yang diolah oleh Arduino Mega 2560 untuk kemudian menjadi masukan Pemilu Elektronik. Diharapkan dengan adanya rancangan ini dapat membantu dan menjadi gambaran pemanfaatan KTP elektronik dalam program E-voting yang sedang dikerjakan oleh pemerintah. B. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut : 1. Menciptakan suatu Model Pemilu Elektronik Kepala Daerah dengan Pembacaan RFID pada KTP elektronik. 2. Mengetahui kesalahan dan koreksi model yang dibuat. 3. Mengetahui efisiensi model yang dibuat.

4 C. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain: 1. Memberikan model alternatif E-voting. 2. Dapat dikembangkan lebih lanjut untuk banyak kegunaan lain yang menerapkan pembacaan KTP elektronik. 3. Memperoleh pengetahuan tentang aplikasi teknologi untuk kepentingan publik. D. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana merancang dan menerapkan suatu Model Pemilu Elektronik Kepala Daerah dengan Pembacaan RFID pada KTP elektronik. 2. Bagaimana mengintegrasikan perangkat keras dan perangkat lunak dalam Model Pemilu Elektronik dengan Pembacaan RFID pada KTP elektronik. 3. Bagaimana koreksi masalah yang timbul dalam model. 4. Bagaimana mengetahui efisiensi model yang dibuat. E. Batasan Masalah Dalam penelitian ini terdapat batasan masalah dalam penelitian yaitu: 1. RFID tag yang digunakan ialah RFID tag pasif yang telah terintegrasi dalam KTP elektronik dan Mifare classic card.

5 2. Model yang dirancang akan diterapkan pada simulasi Pemilu Kepala Daerah dengan empat kandidat. 3. Mikrokontroler Arduino Mega sebagai pengendali sistem identifikasi. 4. Menggunakan NFC Shield v2.0 Seedstudio sebagai RFID reader. 5. Menggunakan komunikasi serial USB A-B antara komputer dan Arduino. 6. Hanya sampai pada tahapan pengambilan suara pada tiap unit TPS tanpa pengiriman hasil pemilu kepada server (Sistem Informasi Hitung Nasional). 7. Menggunakan Visual Basic 6 Enterprise untuk membangun Graphical User Interface (GUI). F. Hipotesis Dengan menciptakan Model Pemilu Elektronik Kepala Daerah dengan Pembacaan RFID pada KTP elektronik yang mana menggunakan surat suara digital dan KTP elektronik sebagai autentikasi daftar pemilihnya dapat menjadi gambaran pemanfaatan KTP elektronik dalam program E-voting yang sedang dikerjakan oleh pemerintah.