HASIL DAN PEMBAHASAN. Mulai. Baca status register. Tulis control register dengan data 00H. Tulis control register dengan data 00H

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. AT command. AT command merupakan instruksiinstruksi

PENGEMBANGAN SIJELITA SEBAGAI SISTEM KEAMANAN PERUMAHAN BERBASIS SMS DAN PSTN ANDI SETIADI G

PENGEMBANGAN SIJELITA SEBAGAI SISTEM KEAMANAN PERUMAHAN BERBASIS SMS DAN PSTN. Andi Setiadi, Heru Sukoco, Sri Wahjuni

= t t... (1) HASIL DAN PEMBAHASAN

a b c Gambar 1 DT-BASIC Nano System (a), DT-BASIC Micro System (b), DT-BASIC Mini System (c), de KITS Phone Interface ver 2.0 (d)

DT-51 Application Note

DT-AVR Application Note

PROTEKSI JALUR TELEPHONE OLEH MODUL DST-52 DAN DF-88 DENGAN TAMPILAN M1632 LCD

BLOK DIAGRAM DAN GAMBAR RANGKAIAN

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

PEMANFAATAN PABX DAN LINE TELEPON SEBAGAI JALUR TRANSMISI UNTUK PERINGATAN DINI KEBAKARAN. Darmawan Utomo Hananto Nugroho Handoko.

PC-Link Application Note

Oleh: Mike Yuliana PENS-ITS

PERCOBAAN 6 TELEPONI MULTIUSER

Oleh: Mike Yuliana PENS-ITS

PESAWAT TELEPON. Komponen-komponen Pesawat Telepon. Fungsi Pesawat Telepon. Basic Call Setup

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN 3.1. SPESIFIKASI SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pengujian terhadap keseluruhan

de KITS Application Note AN24 - How 2 Use de KITS Phone Interface with DT-51 MinSys ver 3.0

PERTEMUAN 10 TEKNIK PENSINYALAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

Heru Sukoco, Sri Wahjuni, Andi Setiadi

Jawaban Ujian Tengah Semester EL3096 Sistem Mikroprosesor & Lab

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

PERCOBAAN 1 SUBSCRIBER MATCHING UNIT

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN P EMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN P ENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR...

METODE PENELITIAN Prototipe [Pressman 1997] Analisis Kebutuhan

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. pan-tit ini menggunakan model proses V-Model yang dituangkan dalam diagram

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

PERANCANGAN OVERHANDLE SYSTEM PADA KASUS KESALAHAN PELETAKAN GAGANG TELEPON

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM PENSINYALAN PELANGGAN PLC

Integrated Telephone System. No. model S88 Caller ID dan Speakerphone Sistem FSK / DTMF. Petunjuk Penggunaan BACALAH PETUNJUK INI DAN SIMPAN

DT-BASIC Mini System. Gambar 1 Blok Diagram AN132

BAB 1 PENDAHULUAN. dibuat secara wireless oleh karena mobilitasnya yang tinggi dan kemudahan

BAB III RANCANG BANGUN RANGKAIAN SIMULATOR PENSINYALAN KOMUNIKASI SELULER DENGAN MIKROKONTROLLER AT89S51

APLIKASI SMS PADA JARINGAN TELEPHONE OLEH MODUL DST-52 DAN DF-88

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM

BAB 4 PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB III PERANCANGAN Bahan dan Peralatan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. SMS Blast, modul database (MySQL), modul SMS Gateway dan modul GSM modem.

BAB V SIGNALING. (CAS dan CCS7 Lihat Software) Oleh : Suherman, ST.

PENGENDALI PERALATAN RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN TELEPON SELULER BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

SISTEM KONTROL LISTRIK MENGGUNAKAN MEDIA HANDPHONE BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

SISTEM PENGUNCI TELEPON RUMAH (PSTN) MENGGUNAKAN PASSWORD YANG DAPAT DIKENDALIKAN DARI JARAK JAUH

BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY

RANCANG BANGUN MODEL SISTEM PENGENDALI DAN PENGAMANAN PINTU BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU IDENTIFIKASI DAN HANDPHONE

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. objek, analisis blob, SMS service, dan video saving. Deteksi objek adalah proses untuk

BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Mobile Programming. Fakultas Teknologi Informasi Universitas Budi Luhur. Mengenal Sistem Kerja SMS

APLIKASI TEKNOLOGI GSM/GPRS PADA SISTEM DETEKSI KEBAKARAN BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 ABSTRAK

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

PENERAPAN PROTOCOL DATA UNIT PADA SHORT MESSAGE SERVICE HASIL STUDI MAHASISWA (STUDI KASUS : STMIK BUDI DARMA MEDAN) Abstrak

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor MLX 90614[5]

BAB III ANALISIS SISTEM DAN PERANCANGAN

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Untuk membantu dalam proses pemantauan jaringan switch backbone

BAB II DASAR TEORI. Remote Inframerah

BAB III PERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Alat Pengukur Level Air

Desain Mesin Penjawab Dan Penyimpan Pesan Telepon Otomatis

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

Bab I Persyaratan Produk

Akses SD Card & FRAM Menggunakan MCS-51. Oleh: Tim IE

TEKNIK TELEKOMUNIKASI DASAR. Kuliah 7 Telefoni

ABSTRAK KEAMANAN SEPEDA MOTOR BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 TERKONEKSI HANDPHONE SIEMENS C35i DAN REMOTE CONTROL

Komputer, terminal, telephone, dsb

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

PERCOBAAN IV Komunikasi Data MODEM

de KITS Application Note AN51 How 2 Use de KITS SPC Character LCD w/ PC

Gambar 3.1 Blok Diagram Port Serial RXD (P3.0) D SHIFT REGISTER. Clk. SBUF Receive Buffer Register (read only)

DT-51Application Note

Teleakses Sistem Informasi Alumni STMIK Handayani Makassar Berbasis SMS

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS ALAT

Dalam pengukuran dan perhitungannya logika 1 bernilai 4,59 volt. dan logika 0 bernilai 0 volt. Masing-masing logika telah berada pada output

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version -

DT-51 Application Note

Mikrokontroler 89C51 Bagian II :

BAB III PERANCANGAN ALAT

RANCANG BANGUN MEDIA PEMANTAU PENGGUNAAN ARUS LISTRIK 3 FASA BERBASIS WEB DAN SMS

BAB IV SISTEM MONITORING DAYA LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN WATTMETER DIGITAL BERBASIS WEB APLIKASI

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. ruangan yang menggunakan led matrix dan sensor PING))). Led matrix berfungsi

DT-I/O. DT-I/O Application Note

DT-51 Application Note

DESAIN, IMPLEMENTASI, DAN ANALISIS KINERJA SISTEM KEAMANAN PERUMAHAN CLIENT/SERVER BERBASIS MIKROKONTROLER DAN TEKNOLOGI NIRKABEL IEEE 802.

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

PC-Link Application Note

Gambar 4.17 Instalasi Modem Nokia 6100 Install From Disk

Praktikum Komunikasi Data Percobaan III Pengukuran Komunikasi Serial

Transkripsi:

9 - Aplikasi pendukung : Microsoft Access 2003 Perangkat keras: - Komputer untuk pembuatan dan pengolahan data, dengan spesifikasi: Prosesor AMD Athlon 64 3500+ 2,20 Ghz, Memori RAM 512 MB, dan Media penyimpanan 80 GB. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengembangan Modul Dial Up Proses dial up dilakukan oleh modul phone interface setelah modul DT-51 menerima sinyal dari detektor. Komponen paling penting dalam modul phone interface adalah MT8888. Komponen inilah yang akan membangkitkan DTMF dialing ke nomor telepon tujuan. MT8888 mempunyai 3 buah register yaitu register control yang digunakan untuk mengatur kerja IC MT8888, Register Status untuk melihat status IC MT8888 dan Register Data untuk mengirim dan menerima data ke atau dari sinyal DTMF. Sebelum dioperasikan, perlu dilakukan inisialisasi MT8888 terlebih dahulu pada 100 ms atau lebih setelah power supply aktif. Urutan dari proses tersebut adalah sebagai berikut: - Baca status register - - - dengan data 08H - - Baca status register Diagram alir (flow chart) dari proses inisialisasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 11. Setelah inisialisasi dilakukan, langkah selanjutnya adalah membuat kondisi jalur telepon yang digunakan menjadi off hook. Hal ini dilakukan karena proses dial up hanya dapat terjadi jika kondisi jalur telepon yang digunakan dalam keadaan off hook. Kondisi off hook merupakan kondisi dimana jalur telepon yang digunakan telah siap untuk melakukan pengiriman sinyal-sinyal DTMF. Keadaan ini biasanya ditandai dengan menggantungnya gagang telepon. Sebaliknya, kondisi dimana jalur telepon yang digunakan dalam keadaan menunggu datangnya sinyal-sinyal DTMF dinamakan on hook. Kondisi ini biasanya ditandai dengan menutupnya gagang telepon. Kondisi off hook dan on hook direpresentasikan pada pin 1.1. Jika kondisi off hook terjadi, P1.1 akan bernilai 0 dan jika on hook terjadi, P1.1 akan bernilai 1. Mulai Baca status register dengan data 08H Baca status register Selesai Gambar 11 Diagram alir proses inisialisasi MT8888. Setelah dilakukan pengecekan terhadap kondisi jalur telepon yang digunakan, selanjutnya dilakukan pengecekan terhadap dial tone yang terdeteksi. Modul phone interface mempunyai sebuah blok tone detector berbasis LM567 yang berfungsi untuk melakukan pengecekan dial tone. Modul phone interface hanya dapat bekerja pada frekuensi dial tone sekitar 425 Hz. Beberapa tipe PABX yang tidak mendukung frekuensi dial tone sebesar 425 Hz tidak didukung oleh modul ini. Frekuensi 425 Hz merupakan frekuensi dial tone standar yang digunakan oleh perusahaan penyedia layanan telepon (Telkom). Oleh karena itu, untuk menggunakan modul ini disarankan menghubungkan jalur telepon langsung dari Telkom. Jika frekuensi dial tone yang ada tidak sesuai, dial tone tersebut tidak akan terdeteksi oleh modul ini dan modul ini akan terus menerus melakukan pengecekan. Jika proses pengecekan dial tone berjalan dengan baik, langkah selanjutnya

10 adalah memutar nomor telepon tujuan. Fungsi ini merupakan fungsi utama yang dilakukan oleh modul phone interface. Proses pertama yang dilakukan adalah mengambil digit-digit nomor telepon tujuan. Masukan dari proses ini adalah alamat dari digit pertama yang akan diproses. Digit-digit kemudian dibaca melalui port data pin 1, 2, 3 dan 4 Setelah dibaca, digit-digit tersebut satu per satu akan dikodekan menjadi dua jenis frekuensi rendah dan tinggi yang akan digunakan untuk membangkitkan sinyal DTMF. Tabel pengkodean tersebut dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Pengkodean Digit DTMF FLOW FHIGH DIGIT D 3 D 2 D 1 D 0 697 1209 1 0 0 0 1 697 1336 2 0 0 1 0 697 1477 3 0 0 1 1 770 1209 4 0 1 0 0 770 1336 5 0 1 0 1 770 1477 6 0 1 1 0 852 1209 7 0 1 1 1 852 1336 8 1 0 0 0 852 1477 9 1 0 0 1 941 1336 0 1 0 1 0 941 1209 1 0 1 1 941 1477 # 1 1 0 0 697 1633 A 1 1 0 1 770 1633 B 1 1 1 0 852 1633 C 1 1 1 1 941 1633 D 0 0 0 0 Hasil dari pengkodean digit-digit tersebut adalah frekuensi tinggi dan rendah sinyal DTMF dari setiap digit sehingga dihasilkan sebuah tone untuk setiap digit. Tone tersebut kemudian dikirimkan ke jalur telepon. Dengan demikian, proses dial up telah selesai. Setelah proses dial up dilakukan, fungsi selanjutnya yang dijalankan adalah mengecek proses dial up tersebut sampai ke jalur telepon tujuan. Proses pengecekan ini dinamakan Call Progress. Proses ini akan mengecek keadaan jalur telepon tujuan. Terdapat 4 kemungkinan kondisi dalam sebuah jalur dial up telepon. Kondisikondisi tersebut antara lain: - busy : tone 425Hz ini hadir tiap selang waktu 1 detik masing-masing selebar 1 detik - ringback : tone 425Hz hadir tiap selang waktu 4 detik masing-masing selebar 1 detik - complete : tone 425Hz hadir terus menerus - unknown : keadaan-keadaan lain yang tidak diketahui Keempat kondisi tersebut dapat dideteksi dengan membaca CPFlag dan CFlag. Kombinasi nilai dari kedua buah flag ini memberikan informasi keadaan jalur telepon tujuan. Kombinasi-kombinasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Kombinasi CPFlag dan CFlag CPFlag CFlag Keadaan Jalur Telepon 0 0 Busy 1 0 RingBack 0 1 Complete 1 1 Unknown Diagram alir (flow chart) proses dial up yang terjadi dapat dilihat pada Gambar 12. START INITIALIZE MT8888 MAKE PHONE LINE OFF HOOK CEK DIAL TONE DIAL TONE VALID? DTMF DIALING CALL PROGRESS END PHONE NUMBER Gambar 12 Diagram alir proses dial up. Pengembangan Modul Pengiriman SMS Seperti telah disebutkan sebelumnya, proses pengiriman SMS yang dilakukan pada pengembangan SIJELITA adalah dengan menggunakan telepon seluler yang dihubungkan ke komputer client menggunakan kabel data. Selain itu, digunakan library tambahan yaitu

11 GSMComm untuk proses komunikasi dari dan ke telepon seluler. Terdapat mekanisme lain yang dapat digunakan untuk mengirim SMS dari komputer yaitu dengan memanfaatkan web service yang akan mengirim pesan SMS ke telepon seluler tujuan. Akan tetapi, untuk dapat menggunakannya komputer harus selalu terhubung ke internet. Selain itu, pengguna juga diharuskan membayar tarif yang dikenakan untuk setiap kali pengiriman. Sebelum proses pengiriman SMS dilakukan, komputer harus membuka koneksi ke telepon seluler sehingga komunikasi dapat dilakukan. Untuk itu, pengguna diminta untuk memasukkan beberapa parameter yang dibutuhkan yaitu nomor port, baud rate dan timeout. Nilai parameter yang lain seperti parity, data bit dan stop bit menggunakan nilai standar yang biasanya dipakai untuk komunikasi ke telepon selular. Nilai-nilai standar tersebut antara lain: Parity : None Data Bit : 8 Stop Bit : 1 Setelah koneksi terbentuk, pengguna diminta untuk memasukkan nomor telepon seluler tujuan. Parameter-parameter tersebut kemudian akan disimpan di registry komputer dan telepon seluler siap untuk menerima dan melaksanakan instruksiinstruksi dari komputer termasuk instruksi untuk mengirim SMS. Pesan SMS yang dikirim adalah Detektor Aktif. PDU yang terbentuk dari pesan ini adalah sebagai berikut: 0011000C818065296007730000A70EC43 2BDBCA6BF E5A0E09A9E3603 Nilai PDU ini terdiri dari oktet-oktet yang berisi beberapa data seperti data seperti panjang dan nomor SMSC, panjang dan isi data teks, dan lain-lain. Keterangan lengkap dari oktet-oktet ini terdapat pada Lampiran 1. Setelah dikodekan menjadi bentuk PDU, telepon seluler mengeksekusi instruksi untuk mengirimkan PDU tersebut ke nomor tujuan. Diagram alir (flow chart) proses pengiriman SMS dapat dilihat pada Gambar 13. START PORT BAUD RATE TIME OUT CONNECT TO CELL PHONE PHONE CONNECTED? PHONE NUMBER SAVE PARAMETERS TO REGISTRY Ketika telepon seluler dihubungkan ke komputer menggunakan kabel data, pengguna harus dapat mengetahui nomor port yang digunakan oleh kabel data tersebut. Jika tidak maka koneksi yang dibangun akan mengalami kegagalan. DETECTOR ACTIVE? CONVERT MESSAGE TO PDU MESSAGE PHONE NUMBER Mekanisme pengiriman SMS dilakukan setelah komputer menerima sinyal dari mikrokontroler. Proses pengiriman SMS ini melalui dua tahap. Tahap pertama adalah mengubah pesan SMS yang akan dikirimkan ke dalam bentuk PDU. Proses pengubahan ini memerlukan dua buah parameter yaitu nomor telepon tujuan dan isi pesan SMS yang akan dikirim. Tahap kedua merupakan tahap pemberian instruksi ke telepon seluler untuk mengirimkan pesan dalam bentuk PDU tersebut ke nomor tujuan. SEND SMS END Gambar 13 Diagram alir proses pengiriman SMS. Status Report Salah satu layanan yang diberikan oleh perusahaan jasa layanan komunikasi telepon seluler yang terkait dengan pengiriman SMS adalah status report. Status report ini berisi kondisi pesan yang telah dikirim. Status report ini memberikan informasi apakah pesan yang dikirim telah sampai ke tujuan,

12 masih dalam proses pengiriman atau proses tersebut mengalami kegagalan dalam proses pengiriman. GSMComm menyediakan suatu fungsi bernama MessageNotification yang dapat diaktif/nonaktifkan. Jika fungsi ini diaktifkan maka ketika sebuah event pesan masuk ke telepon seluler maka handler dari event tersebut akan dieksekusi. Karena sebagian besar status report dikirimkan ke telepon seluler pengirim dalam bentuk SMS maka fungsi MessageNotification dapat digunakan untuk memberitahu status pesan yang dikirimkan. Akan tetapi, tidak semua jenis telepon seluler dapat menggunakan fungsi ini. Terdapat beberapa jenis telepon seluler yang tidak mendukung fungsi ini. Hal ini disebabkan karena fungsi MessageNotification menggunakan salah satu parameter Message Indication yaitu SMSDeliverIndicationStyle dan SMSStatusReportStyle yang akan memberitahukan ke komputer apabila terdapat pesan yang masuk ke telepon seluler. Message Indication merupakan parameter-parameter indikasi perlakuan penerimaan pesan pada telepon seluler. Nilai-nilai Message Indication dapat dilihat pada program Hyper Terminal dengan memberikan instruksi AT+CNMI. Modifikasi SIJELITA Seperti telah disebutkan sebelumnya, SIJELITA menerima masukan dari delapan pin port 1. Akan tetapi, koneksi modul phone interface ke DT-51 juga menggunakan beberapa pin pada port 1. Pinpin yang digunakan adalah pin 1 sampai 4. Oleh karena itu, terdapat modifikasi pada masukan SIJELITA. Karena modul phone interface hanya menggunakan pin 1 sampai 4, masukan SIJELITA menggunakan empat pin yang tersisa yaitu pin 5 sampai 8 dengan skema seperti pada Gambar 14. Masing-masing pin dapat menerima masukan yang berbeda dan merepresentasikan 1 bit data. Oleh karena itu, total masukan dari detektor sebanyak 4 bit. Walaupun total masukan dari detektor hanya sebanyak 4 bit, data yang dikirimkan dari mikrokontroler ke komputer sebanyak 8 bit. Aturan kode untuk tiap detektor adalah sebagai berikut: Kode detektor terdiri dari 8 digit angka biner yang terdiri atas kode rumah 6 digit dan kode detektor pada 2 digit berikutnya. Kode rumah berupa 000000, 000001, 000010,..., 111111, sehingga rumah yang dapat dipantau pada sistem ini sebanyak 64 rumah. Kode detektor berupa 00, 01, 10 dan 11 sehingga detektor yang dapat digunakan pada tiap rumah sebanyak 4 detektor. Gambar 14 Skema pin masukan. Selain kedelapan bit tersebut, mikrokontroler juga mengirimkan satu buah kode heksadesimal yang merepresentasikan Call Progress dari fungsi dial up telepon. Kode ini dibutuhkan untuk menampilkan hasil Call Progress tersebut ke pengguna. Analisis Kinerja Terdapat dua macam pengujian sistem yaitu pengujian terpisah dan pengujian gabungan. Pengujian terpisah merupakan pengujian yang dilakukan terhadap modul dial up dan SMS secara terpisah. Pengujian untuk modul SMS dilakukan pada pukul 10.00-12.00 WIB di Jalan Perwira No. 12 sedangkan modul dial up dilakukan di Perumahan Sindang Barang pada pukul 13.00-15.00 WIB. Pengujian terpisah ini dilakukan selama 5 hari. Pengujian gabungan merupakan pengujian yang dilakukan terhadap modul dial up dan modul SMS secara bersama-sama. Pengujian ini dilakukan selama 5 hari mulai pukul 13.00-15.00 WIB di Perumahan Sindang Barang. Kinerja pengembangan sistem SIJELITA untuk waktu respon pada 30 kali perulangan yang diperoleh dari pengujian memiliki

13 rataan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 5. Tabel 5 Rataan waktu respon sistem Hari ke n Rataan Waktu Respon Dial Up (detik) Rataan Waktu Respon SMS (detik) 1 11,912 9,670 2 11,954 9,511 3 12,023 9,602 4* 12,012 9,330 5* 12,042 9,711 6* 11,700 9,905 7* 12,018 10,285 8* 12,406 10,279 9 12,242 9,603 10 13,069 10,033 * Pengujian gabungan Data lengkap hasil pengujian untuk waktu respon dapat dilihat pada Lampiran 1 sedangkan kurva perbandingan waktu respon SMS dan dial up selama 10 hari pengujian dapat dilihat pada Lampiran 2. Hasil uji waktu respon selama 10 hari pengujian menunjukkan bahwa proses sistem berjalan stabil. Selain itu, tidak terdapat perbedaan waktu yang signifikan antara pengujian terpisah dan gabungan. Hal ini dikarenakan modul dial up dan SMS dapat berjalan sendiri-sendiri tanpa mempengaruhi satu sama lain (independent). Peningkatan dan penurunan waktu respon baik SMS maupun dial up dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain kekuatan sinyal telepon seluler yang digunakan untuk mengirim dan menerima SMS serta kondisi jaringan telepon dan GSM yang digunakan. Sebagian besar waktu proses dial up terjadi pada jaringan telepon itu sendiri. Hal ini dibuktikan dengan mencoba untuk menghubungi sebuah nomor telepon seluler menggunakan telepon rumah. Hasilnya, waktu yang dibutuhkan untuk melakukan panggilan sekitar 9-10 detik. Hal ini menunjukkan bahwa proses dial up pada sistem berlangsung selama 2-3 detik. Hal yang sama juga terjadi pada proses pengiriman SMS. Proses pengiriman SMS yang dicoba dilakukan dengan menggunakan telepon seluler biasa membutuhkan waktu 8-9 detik. Hal ini menunjukkan bahwa waktu proses yang terjadi dari detektor dinyalakan sampai SMS diterima oleh telepon seluler tujuan kurang lebih 1-2 detik saja. Pada pengujian akurasi atau kehandalan sistem dilakukan perhitungan peluang banyaknya pengujian yang berhasil. Nilai 100% pada tingkat akurasi dial up dan SMS menunjukkan ketigapuluh pengujian yang dilakukan pada satu hari berhasil. Pengujian dikatakan berhasil apabila SMS diterima pada nomor tujuan yang sesuai dengan masukan pengguna dan telepon tujuan dial up berbunyi yang mengindikasikan adanya proses dial up yang masuk. Kondisi jaringan seluler sangat mempengaruhi waktu penerimaan SMS pada telepon seluler tujuan. Tingkat akurasi sistem yang diperoleh dari pengujian dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Presentasi akurasi sistem Hari ke n Akurasi Dial Up Akurasi SMS 1 100% 100% 2 100% 100% 3 100% 100% 4* 100% 100% 5* 100% 100% 6* 100% 100% 7* 100% 100% 8* 100% 100% 9 100% 100% 10 100% 100% * Pengujian gabungan Pada pengujian akurasi sistem baik pengiriman SMS maupun proses dial up sampai pada percobaan hari ke-10 tidak terdapat kesalahan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sistem handal dengan akurasi 100%. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1 Prototipe pengembangan sistem SIJELITA dapat direkomendasikan sebagai acuan dalam mengimplementasikan suatu sistem