Ira Budayani Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
Emilidar Zulkarnaini Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 29 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

Luwis Subi Widyaningsih, S.Pd, MM* ABSTRAKSI

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROUND TABLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Yusra Guru Matematika SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GQGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Syafrida Ali Kepala Sekolah dan Guru IPS SMP Negeri 29 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN RESOURCE BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

METODE PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS LINGKUNGAN

PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY MENGGUNAKAN HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SMP

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Ernidalisma Guru Matematika dan Kepala Sekolah SMP N 30 Pekanbaru. Kata kunci: metode pembelajaran learning start with a question, hasil belajar.

APLICATION CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TO IMPROVE THE RESULT OF SCIENCE STUDY OF STUDENTS OF SD NEGERI 001 SEIKIJANG BANDAR SEIKIJANG DISTRICT

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRILL

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA

STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI LISTENING BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IX.E SMP NEGERI I BAJENG

Darmawati, Arnentis dan Henny Julianita Husny Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL THREE STAY ONE STRAY DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMP

Oleh Rina Ermayanti 1, Otang Kurniaman 2, Lazim N 3

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KEPADATAN POPULASI MANUSIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI SMP ARTIKEL PENELITIAN OLEH

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN 27 SAGO PESISIR SELATAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA ALAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT

Oleh: Dewi Sri Yuliati 1, Zuhri D 2, Sehatta Saragih 3

METODE TANYA JAWAB MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

PENERAPAN THE LEARNING CELL PADA POKOK BAHASAN PETA DAN BENTUK POLA POLA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR (IPS) SISWA SMP

Nur Rahmi, Suhermi, Atma Murni Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau

Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur Dra.Jalinus Pendidikan Matematika, Universitas Riau

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII 4 SMP Negeri 5 PEKANBARU

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS DAN MIND MAPPING

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI USAHA MEMPERTAHANKAN REPUBLIK INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ARTIKULASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN USAHA KONFEKSI

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No.1, Tahun 2014 Elisa Rahma Saputri 25-35

APPLICATION OF DIRECT LEARNING TO IMPROVE RESULTS OF IPS CLASS III SD TANJUNG BUNGO KECAMATAN KAMPAR TIMUR

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN

Fatma Kumala 1, Sehatta Saragih 2, Nahor Murani Hutapea 3 No. Hp.

Darmawati, Imam Mahadi dan Ria Syafitri Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

Model Pembelajaran Koperatif Tipe Listening Team dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Ekologi Hewan

Seprotanto Simbolon 1, Sakur 2, Syofni 3 Contact :

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol. 1, No. 2, September 2013 ISSN:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL NUMBERED HEADS TOGETHER

Oleh: Ririne Kharismawati* ) Sehatta Saragih** ) Kartini*** ) ABSTRACT

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.

Sudariyanti, Yustina, Nursal Phone:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PESAWAT SEDERHANA DI SMP

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ZAKAT FITRAH DAN MAL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V-A DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 09 KAYU ARO KOTA PADANG

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH

*

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IIC SDN 91 PEKANBARU

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

Oleh: Asih Pressilia Resy Armis Zuhri D ABSTRACT

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN TIPE MAKE A MATCH

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM ABSTRAK

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

Oleh: Desfi Harianty HS 1 Putri Yuanita 2 Rini Dian Anggraini 3

Fefti Asnia, Jejem Mujamil, M. Hadeli, L (Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sriwijaya)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATION

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN STRATEGI ACTIVE KNOWLEDGE SHARING DI KELAS V SD NEGERI 50 PADANG TONGGA

THE APPLICATION OF ACTIVE LEARNING STRATEGY INSTANT ASSESSMENT

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN INDEX CARD MACHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STRUKTURAL TEKNIK TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

PENERAPAN MODEL MASTERY LEARNING BERBANTUAN LKPD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK DI KELAS VIII.3 SMP NEGERI 4 KOTA BENGKULU

Tersedia online di EDUSAINS Website: EDUSAINS, 7 (2), 2015,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS II A SD NEGERI 8 PEKANBARU

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 2, Juli 2015

BAB 11 KAJIAN TEORI. pengetahuan. Kemampuan pemahaman (comprehention) adalah. situasi serta fakta yang diketahuinya. 1 Dapat pula Pemahaman diartikan

Bintang Zaura 1 dan Sulastri 2. Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah 2 Guru SMP Negeri 1 Labuhanhaji Aceh Selatan

Jurusan Pedidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Kota Tasikmalaya )

Transkripsi:

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROUND TABLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS PADA SISWA KELAS VIII-5 SMP NEGERI 30 PEKANBARU TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Ira Budayani Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar Bahasa Inggris siswa kelas VIII-5 SMPN 30 Pekanbaru Tahun Pelajaran 2015/2016 melalui penerapan metode pembelajaran round table. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK), dengan menganalisis secara deskriptif. Penelitian ini terdiri dari dua siklus. Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai bulan Agustus 2015. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-5 yang berjumlah 41 orang siswa terdiri dari 22 orang laki-laki dan 19 orang perempuan. Berdasarkan analisis data yang diperoleh peneliti, daya serap peserta didik sebelum PTK yaitu 74,6. Setelah PTK pada siklus I pertemuan 1 hasil belajar siswa adalah 84,1 dan pada pertemuan 2 sebesar 86,6. Pada siklus II pertemuan 3 hasil belajar siswa 89,3 dan pada pertemuan 4 sebesar 90,7. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran round table dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris pada siswa kelas VIII-5 SMPN 30 Pekanbaru Tahun Pelajaran 2015/2016. kata kunci :Round Table, Hasil Belajar. ABSTRACT This study aims to determine the yield in learning English languange VIII-5 SMPN 30 Pekanbaru Academic Year 2015/2016 through the application of round table. This study is an action research (PTK) consist of two cycle with descriptive. Collecting data in this study was conducted on July to Agustus, 2015. Subjects in this study were VIII-5 graders who totaled 41 students consisting of 22 men and 19 women. Based on the analysis of data obtained by researchers, learners absorption before PTK is 74,6, after the first cycle meet 1 of PTK at 84,1% and meet 2 is 86,6. Cycle 2 meet 3 learning result is 89,3 and meet 4 is 90,7. Based on the results of the study showed that the application of round table can improve outcomes in learning English languange class VIII-5 SMPN 30 Pekanbaru Academic Year 2015/2016. Key words : Round Table, Learning Results. Suara Guru: Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 1 No. 1, Desember 2015 41

PENDAHULUAN Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahanacuan interaksi baik yang bersifat eksplisit maupun implisit (tersembunyi). Kegiatan atau tigkah laku belajar terdiri dari kegiatan psikhis dan fisis yang saling bekerjasama secara terpadu dan komprehensif (Syaiful Sagala, 2010). Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengamatannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan sebagai hasil dari belajar dapat ditimbulkan dalam berbagai bentuk, seperti perubahan pengetahuan, pengalaman, sikap dan tingkah laku, kecakapan serta kemampuan (Slameto, 2010). Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses interaksi antara guru dengan siswa, baik interaksi secara langsung maupun secara tidak langsung (Rusman, 2010). Untuk membimbing siswa dalam proses belajar diperlukan seorang guru sebagai tenaga pengajar. Guru menentukan segalanya. Oleh karena itu pentingnya peran guru, maka biasanya proses pengajaran akan berlangsung manakala ada guru dan tidak mungkin ada proses pembelajaran tanpa guru (Sanjaya, 2008). Sehubungan dengan proses pembelajaran yang berpusat pada guru, maka minimal ada tiga peran utama yang harus dilakukan guru, yaitu guru sebagai perencana, sebagai penyampai informasi, dan guru sebagai evaluator. Proses belajar mengajar yang baik hendaknya mempergunakan berbagai jenis metode mengajar secara bergantian (Sudjana, 2011). Guru sebagai pengajar dan pendidik harus dapat menciptakan kondisi belajar yang kondusif dan menyenangkan dalam proses pembelajaran dan mampu menerapakan metode pembelajaran yang tepat sehingga siswa mampu mengembangkan potensinya dengan optimal. Penerapan metode pembelajaran yang tepat diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selama ini proses belajar mengajar yang diterapkan oleh guru bersifat satu arah. Hanya terjadi transfer ilmu dari guru ke siswa tanpa ada interaksi siswa secara langsung. Proses pembelajaran seperti ini harus diperbaiki. Dalam proses perbaikan pembelajaran di sekolah peranan guru sangatlah penting. Kemampuan guru dalam penguasaan materi pelajaran serta kemampuan guru dalam menyajikan materi pelajaran semakin baik sehingga mampu menciptakan suasana produktif dan kreatif. Yaitu pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Tujuan pembelajaran tidak mudah dicapai jika guru tidak menerapkan metode pembelajaran yang tepat dalam kegiatan proses belajar mengajar, oleh karena itu guru harus 42 Suara Guru: Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 1 No. 1, Desember 2015

mampu memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Penerapan metode pembelajaran yang tidak sesuai dengan materi pelajaran dan keadaan siswa dapat mengakibatkan terjadinya penurunan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil observasi peneliti pada siswa kelas VIII-5 SMP Negeri 30 Pekanbaru tahun pelajaran 2015/2016 ditemukan bahwa dari hasil kuis jumlah ketuntasan klasikal sebesar 51,2% dari 41 orang siswa. Rata-rata nilai kuis siswa hanya 74,6. Rendahnya rata-rata nilai yang diperoleh siswa kelas VIII-5 disebabkan karena kurang seriusnya siswa di dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Hal ini ditandai dengan siswa yang melamun di kelas, siswa yang tidak memperhatikan penjelasan dari guru, siswa yang bercanda dengan teman sebangkunya dan siswa menguap ketika guru sedang menjelaskan. Ketidak seriusan siswa di dalam mengikuti proses pembelajaran disebabkan karena metode pembelajaran yang digunakan oleh guru. Guru masih menggunakan metode ceramah di dalam kegiatan belajar mengajar. Metode ceramah ini menyebabkan siswa menjadi bosan di dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini disebabkan karena pada metode ceramah hanya terjadi satu aliran informasi saja. Guru hanya menjelaskan materi pelajaran sedangkan siswa hanya mendengarkan saja. Baagi siswa yang memiliki akademik yang tinggi tentu tidak masalah baginya, tetapi untuk siswa yang memiliki akademik yang sedang tentu hal ini dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Untuk mengatasai masalah tersebut perlu dilakukan perubahan pada penerapan metode pembelajaran. Guru dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam memilih dan mengembangkan metode pembelajaran. Tujuannya adalah agar proses pembelajaran yang dihasilkan berlangsung efektif, memenuhi kebutuhan belajar siswa, dan memaksimalkan potensi belajar siswa. Metode pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan sangat perlu untuk diterapkan supaya siswa dapat merasakan bermaknanya proses pembelajaran di kelas. Salah satunya adalah metode round table, yaitu meja disusun berbentuk bundar dan siswa mengerjakan suatu tugas dari guru. Pada metode pembelajaran round table ini, setiap kelompok mengerjakan tugas yang telah diberikan guru dalam waktu yang telah ditentukan, kemudian soal diputar untuk kelompok berikutnya dan begitu seterusnya. Melalui teknik round table ini seorang guru dapat membantu siswa untuk membuka diri terhadap suatu proses belajar yang menyenangkan dan menjauhkan dari kondisi pembelajaran yang tegang di kelas. Suara Guru: Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 1 No. 1 2015 43

Dari permasalahan di atas, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul: Penerapan Metode Pembelajaran Round Table untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Inggris pada Siswa Kelas VIII-5 SMP Negeri 30 Pekanbaru Tahun Pelajaran 2015/2016. TINJAUAN PUSTAKA Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya (Trianto, 2009). Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen). Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan (Sanjaya, 2008). Model pembelajaran kooperatif tipe round table dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua usia anak didik. Model pembelajaran kooperatif tipe round table adalah suatu model pembelajaran dengan membentuk kelompok-kelompok kecil yang setiap kelompok mengelilingi sebuah meja dengan kemampuan yang berbeda-beda. Masing-masing anggota kelompok mendapat kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan dari anggota yang lain (Anita Lie, 2009). Metode round table merupakan metode pembelajaran yang menerapkan pembelajaran dengan menunjuk tiap-tiap anggota kelompok untuk berpartisipasi secara bergiliran dalam kelompoknya dengan membentuk meja bundar atau duduk melingkar. Model pembelajaran kooperatif tipe round table sering juga disebut pembelajaran keliling kelompok atau meja bundar merupakan pembelajaran yang beraktifitas untuk menganalisis, mensintesis dan mengevaluasi Langkah-langkah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe round table adalah sebagai berikut (Yudha Saputra, 2008): a) Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok kecil yang beranggotakan 4-5 orang. b) Setiap anggota memegang selembar kertas yang berisi pertanyaan yang berbedabeda, selanjutnya pertanyaan tersebut dianalisis dan dicari solusi pemecahannya. c) Dalam waktu yang ditentukan lembar jawaban atas pertanyaan itu diberikan kepada anggota lain untuk dianalisis dan dievaluasi. 44 Suara Guru: Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 1 No. 1, Desember 2015

d) Begitu seterusnya sampai pertanyaan tersebut selesai dijawab dan dianalisis. e) Dilakukan diskusi kelas untuk mengemukakan, mempertahankan hasil pekerjaannya, dengan giliran bicara sesuai arah perputaran arah jarum jam. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2011). Proses belajar dapat melibatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Secara eskplisit ketiga aspek tersebut tidak dipisahkan satu sama lain. Apapun jenis mata pelajaran selalu mengandung tiga aspek tersebut. Pada belajar kognitif, prosesnya mengakibatkan perubahan dalam aspek kemampuan berpikir (cognitive), pada belajar afektif mengakibatkan perubahan dalam aspek kemampuan merasakan (afektive), sedang belajar psikomotorik memberikan hasil belajar berupa keterampilan (psychomotoric) (Purwanto, 2009). Hasil belajar adalah hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi guru. Dari sisi siswa hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik jika dibandingkan pada saat sebelum belajar. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran (Dimyati dan Mudjiono, 2006). METODE PENELITIAN Penelitian ini telah dilakukan di kelas VIII-5 SMP Negeri 30 Pekanbaru Tahun Pelajaran 2015/2016 bulan Juli sampai dengan bulan 2015. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-5 SMP Negeri 30 Pekanbaru tahun pelajaran 2015/2016, yang berjumlah 41 orang yang terdiri dari 19 orang siswa perempuan dan 22 orang siswa laki-laki yang mempunyai kemampuan heterogen. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu suatu penelitian yang dilakukan di dalam kelas, guna memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Menurut Arikunto (2006), Penelitian Tindakan Kelas memperbaiki proses belajar mengajar dikelas yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru atau peneliti karena dilakukan oleh guru sendiri yang bersifat reflektif yang bertujun untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa Inggris. Pada penelitian ini digunakan penerapan model pembelajaran round table. Berikut diuraikan prosedur penelitian yang telah dilaksanakan dalam dua siklus pada penelitian ini: Suara Guru: Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 1 No. 1 2015 45

1. Perencanaan Tahap ini berkaitan dengan penetapan tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran sebagai solusi untuk mengatasi masalah yang ada 2. Persiapan a) Menentukan kelas penelitian yaitu kelas VIII-5 SMP Negeri 30 Pekanbaru Tahun Pelajaran 2015/2016. b) Kelas tindakan diajar dengan pembelajaran round table. c) Menentukan jadwal dan jam pelajaran. d) Menetapkan materi pembelajaran yang disajikan. e) Menyiapkan perangkat pembelajaran berupa: Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 3. Tahap Pelaksanaan a) Guru membagi siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok kecil yang beranggotakan 5-6 orang. b) Guru meminta setiap anggota memegang selembar kertas yang berisi pertanyaan yang berbeda-beda, selanjutnya pertanyaan tersebut dianalisis dan dicari solusi pemecahannya. c) Guru meminta dalam waktu yang ditentukan lembar jawaban atas pertanyaan itu diberikan kepada anggota lain untuk dianalisis dan dievaluasi. d) Guru meminta siswa melaksanakan seterusnya sampai pertanyaan tersebut selesai dijawab dan dianalisis. e) Guru meminta siswa melakukan diskusi kelas untuk mengemukakan, mempertahankan hasil pekerjaannya, dengan giliran bicara sesuai arah perputaran arah jarum jam. f) Guru bersama siswa merangkum kesimpulan materi pelajaran. 4. Refleksi Dilakukan oleh peneliti untuk mengevaluasi hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan dan latihan serta tes. Untuk mengukur tingkat pemahaman dan hasil belajar siswa pada siklus awal yang kemudian dilanjutkan pada siklus selanjutnya. 5. Tahap Evaluasi Belajar Evaluasi pembelajaran dilakukan dalam bentuk kuis. 6. Perancanaan Tindakan Lanjut 46 Suara Guru: Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 1 No. 1, Desember 2015

Bila hasilnya belum memuaskan, maka dilakukan tindakan perbaikan untuk mengatasinya. Dengan kata lain bila masalah yang diteliti belum tuntas, maka PTK harus dilanjutkan pada siklus II dengan langkah yang sama pada siklus I dan seterusnya. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII-5 SMP Negeri 30 Pekanbaru semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa 41 orang yang terdiri dari 19 orang siswa perempuan dan 22 orang siswa laki-laki yang mempunyai kemampuan heterogen. Penelitian ini dibagi ke dalam dua siklus. Hasil belajar siswa sebelum PTK dapat dilihat dari daya serap dan ketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individu dan ketuntasan klasikal. Nilai diambil untuk melihat kemampuan siswa sebelum diberikan tindakan. Hasil belajar siswa kelas VIII-5 sebelum PTK dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Belajar Siswa Sebelum PTK No Interval nilai Jumlah 1 92 100 Sangat Baik 3 2 83 91 Baik 5 3 75 82 Cukup 13 4 66 74 Kurang 7 5 65 Sangat Kurang 13 Jumlah 41 Rata-Rata Kelas 74,6 Kurang Ketuntasan Individu 21 Ketuntasan Klasikal 51,2% Belum Tuntas Berdasarkan Tabel 1. dapat dijelaskan bahwa rata-rata daya serap siswa sebelum PTK terdapat 3 orang siswa berada di kategori sangat baik, sebanyak 5 orang siswa dengan kategori baik, 13 orang berada di kategori cukup, 7 orang siswa berada di kategori kurang Suara Guru: Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 1 No. 1 2015 47

dan 13 orang siswa dengan kategori sangat kurang. Rata-rata daya serap siswa sebelum PTK adalah 74,6 (kategori kurang). Ketuntasan individu siswa sebelum PTK dari 41 orang siswa, 21 orang siswa tuntas dan 20 orang tidak tuntas. Ketuntasan klasikal siswa yaitu 51,2% dari 41 orang siswa, secara klasikal belum dinyatakan tuntas karena kriteria ketuntasan klasikal minimal 85% dari siswa yang ada di dalam kelas. Hasil belajar siswa siklus I pertemuan 1 dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini. Tabel 2. Hasil Belajar Siklus I Pertemuan 1 No Interval nilai Jumlah 1 92 100 Sangat Baik 7 2 83 91 Baik 11 3 75 82 Cukup 17 4 66 74 Kurang 4 5 65 Sangat Kurang 2 Jumlah 41 Rata-Rata Kelas 84,1 Baik Ketuntasan Individu 35 Ketuntasan Klasikal 85,4% Tuntas Data Tabel 2 dapat dijelaskan bahwa hasil belajar siswa kelas VIII-5 SMP Negeri 30 Pekanbaru pada siklus I pertemuan 1 dapat diketahui dari nilai kuis siswa. Pada siklus I pertemuan 1 diketahui rata-rata hasil belajar siswa adalah 84,1 dengan kategori baik. Ketuntasan individu adalah 35 orang siswa dengan ketuntasan klasikal 85,4% dengan kategori tuntas karena telah mencapai lebih dari 85% siswa yang mencapai KKM. Hasil belajar siklus I pertemuan 2 dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini. 48 Suara Guru: Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 1 No. 1, Desember 2015

Tabel 3. Hasil Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 2 No Interval nilai Jumlah 1 92 100 Sangat Baik 9 2 83 91 Baik 13 3 75 82 Cukup 16 4 66 74 Kurang 2 5 65 Sangat Kurang 1 Jumlah 41 Rata-Rata Kelas 86,6 Baik Ketuntasan Individu 38 Ketuntasan Klasikal 92,7% Tuntas Berdasarkan tabel 3 di atas dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa bila dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan diperoleh rata-rata hasil belajar siswa adalah 86,6 dengan kategori baik. ketuntasan individu adalah 38 orang siswa dan ketuntasan klasikal 92,7% dengan kategori tuntas. Berdasarkan pengamatan selama melakukan tindakan di siklus I, terdapat beberapa permasalahan untuk dilakukan refleksi yaitu: a) Beberapa siswa masih ada yang tidak berdiskusi dengan baik dan sebagian siswa masih kurang percaya diri mengeluarkan pendapatnya. b) Guru kurang maksimal dalam memonitor siswa pada saat diskusi karena antara jumlah kelompok. c) Materi yang dibahas dan waktu yang disediakan tidak seimbang. Namun mengalami peningkatan untuk setiap pertemuan. Rencana yang dilakukan peneliti untuk memperbaiki tindakan selanjutnya adalah: a) Memotivasi siswa untuk bisa berdiskusi dengan baik dan percaya diri dalam mengeluarkan pendapatnya. b) Memaksimalkan dalam memonitor dan membimbing siswa agar proses diskusi dapat berjalan dengan baik. c) Mengatur waktu dengan baik dan efisien. Suara Guru: Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 1 No. 1 2015 49

ini. Hasil belajar siswa pada siklus II pertemuan dapat dilihat pada tabel 4 di bawah Tabel 4. Hasil Belajar Siklus II Pertemuan 3 No Interval nilai Jumlah 1 92 100 Sangat Baik 11 2 83 91 Baik 16 3 75 82 Cukup 14 4 66 74 Kurang - 5 65 Sangat Kurang - Jumlah 41 Rata-Rata Kelas 89,3 Baik Ketuntasan Individu 41 Ketuntasan Klasikal 100% Tuntas Data Tabel 4. dapat dijelaskan bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II pertemuan 3 adalah 89,3 dengan kategori baik. Jumlah siswa yang terbanyak yaitu 16 orang siswa memperoleh nilai dengan kategori baik. Ketuntasan individu adalah 41 orang siswa dengan ketuntasan klasikal 100%. Pada siklus II pertemuan 3 ini telah terjadi peningkatan yang signifikan, baik dari rata-rata kelas, ketuntasan individu dan ketuntasan klasikal. ini. Hasil belajar siswa pada siklus II pertemuan 4 dapat dilihat pada tabel 5 di bawah Tabel 5. Hasil Belajar Siklus II Pertemuan 4 No Interval nilai Jumlah 1 92 100 Sangat Baik 14 2 83 91 Baik 16 3 75 82 Cukup 11 4 66 74 Kurang - 5 65 Sangat Kurang - Jumlah 41 Rata-Rata Kelas 90,7 Baik Ketuntasan Individu 41 Ketuntasan Klasikal 100% Tuntas 50 Suara Guru: Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 1 No. 1, Desember 2015

Pada siklus II pertemuan 4 ini ketuntasan klasikal siswa juga 100% dengan rata-rata kelas 90,7 (kategori baik). Peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 6 di bawah ini. Tabel 6. Peningkatan Hasil Belajar Siswa dari Siklus I ke Siklus II Siklus Pertemuan Ketuntasan individu Ketuntasan kalsikal Rata-rata kelas Rata-rata kelas per siklus I 1 35 85,4% 84,1 85,4 2 38 92,7% 86,6 II 3 41 100% 89,3 90 4 41 100% 90,7 Skor perubahan 4,6 Berdasarkan tabel 6. di atas dapat diketahui hasil belajar siswa selama proses pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran round table mengalami peningkatan dari setiap pertemuannya. Pada siklus I pertemuan 1 sebanyak 35 orang siswa dari 41 orang siswa yang tuntas, walaupun masih terdapat 6 orang siswa yang masih belum tuntas. Ketuntasan klasikal pada pertemuan 1 adalah 85,4%. Ketuntasan klasikal dikatakan tuntas karena telah mencapai lebih dari 85% siswa yang mencapai KKM. Rata-rata kelas pada pertemuan 1 ini adalah 84,1. Rata-rata kelas yang diperoleh pada pertemuan 1 ini sudah cukup baik bila dibandingkan dengan sebelum PTK. Sebelum PTK rata-rata kelas hanya mencapai 74,6 dengan ketuntasan individu 21 orang dari 41 dan ketuntasan klasikal 51,2%. Ketuntasan klasikal dikatakan belum tuntas karena belum mencapai 85% siswa yang mencapai KKM. Pada pertemuan 2 hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan yaitu rata-rata kelas 86,6. Ketuntasan individu 38 orang siswa dan ketuntasan klasikal 92,7%. Hal ini menujukkan bahwa siswa lebih mudah meyerap materi ajar dengan menerapkan metode pembelajaran round table. Pada siklus II hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan. Pada pertemuan 3 rata rata kelas yang diperoleh adalah 89,3. Rata-rata kelas yang diperoleh pada pertemuan ini meningkat 2,7 di bandingkan dengan pertemuan sebelumnya. Ketuntasan individu pada pertemuan 3 ini adalah 41 orang siswa dengan ketuntasan klasikal 100%. Suara Guru: Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 1 No. 1 2015 51

Pada pertemuan selanjutnya yaitu pertemuan 4 hasil belajar siswa juga mengalami meningkat. Rata-rata kelas pada pertemuan 4 ini adalah 90,7 dengan ketuntasan individu adalah 41 orang siswa dan ketuntasan klasikal 100%. Pada siklus II ini hasil belajar yang diperoleh siswa telah sesuai dengan yang diharapkan oleh guru (peneliti). Hasil ini menunjukkan bahwa siswa dapat mengikuti proses pembelajaran melalaui penerapan metode round table dengan sangat baik. Penerapan metode pembelajaran round table dapat membantu siswa yang kurang memahami materi pelajaran. Siswa yang memiliki akademik yang baik dapat membantu temannya yang masih belum mengeri tentang materi pelajaran yang dijelaskan oleh guru. Metode pembelajaran round table ini merupakan suatu metode yang melibatkan seluruh siswa, sehingga antara siswa dapat saling membantu melakukan analisis terhadap tugas yang diberikan oleh guru. Hasil ini menunjukkan bahwa siswa dapat mengikuti proses pembelajaran melalaui penerapan metode round table dengan sangat baik. Penerapan metode pembelajaran round table dapat membantu siswa yang kurang memahami materi pelajaran. Siswa yang memiliki akademik yang baik dapat membantu temannya yang masih belum mengeri tentang materi pelajaran yang dijelaskan oleh guru. Metode round table merupakan suatu metode pembelajaran dengan cara meja disusun berbentuk bundar dan siswa mengerjakan suatu tugas dari guru. Setiap kelompok mengerjakan tugas yang telah diberikan guru dalam waktu yang telah ditentukan, kemudian soal diputar untuk kelompok berikutnya dan begitu seterusnya. Guru dapat membantu siswa untuk membuka diri terhadap suatu proses belajar yang menyenangkan dan menjauhkan dari kondisi pembelajaran yang tegang di kelas. Sehingga penerapan metode pembelajaran round table dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris siswa kelas VIII-5 SMPN 30 Pekanbaru. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan pada siklus I dan II, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Penerapan metode pembelajaran round table dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris pada siswa kelas VIII-5 SMP Negeri 30 Pekanbaru tahun pelajaran 2014/2015. 52 Suara Guru: Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 1 No. 1, Desember 2015

2. Hasil belajar siswa sebelum PTK yaitu rata-rata kelas 74,6 dengan kategori kurang. Pada siklus I rata-rata kelas adalah 85,4 dengan kategori baik dan pada siklus II rata-rata kelas adalah 90 dengan kategori baik. Terjadi peningkatan 4,6 dari siklus I ke siklus II. B. SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pelaksanaan proses pembelajaran dengan penerapan pembelajaran model pembelajaran round table, maka peneliti menyampaikan saran-saran sebagai berikut : 1) Kepada guru ataupun pendidik agar dapat menerapkan metodepembelajaran round table dalam kegiatan belajar mengajar agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan optimal dan hasil belajar dapat meningkat. 2) Bagi peneliti selanjutnya agar dapat menambah variasi metode pembelajaran dengan menambahkan media pembelajaran untuk membantu peserta didik dalam meningkatkan hasil dan minat belajarnya. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. Suhardjono dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Dimyaty dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Lie, Anita. 2009. Cooperative Learning. Jakarta: PT. Grasindo. Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group. Saputra, Yuda. 2008. Strategi Pembelajaran Kooperatif. Bandung: CV. Bintang Warli Artika. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Suara Guru: Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 1 No. 1 2015 53

Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bnadung: CV Wacana Prima. Trianto. 2009. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka. 54 Suara Guru: Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 1 No. 1, Desember 2015