Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan - 2011



dokumen-dokumen yang mirip
EKSPLORASI BENIH NYAWAI

Pedoman Tata Cara Restorasi di Kawasan Konservasi

Sugeng Pudjiono 1, Hamdan Adma Adinugraha 1 dan Mahfudz 2 ABSTRACT ABSTRAK. Pembangunan Kebun Pangkas Jati Sugeng P., Hamdan A.A.

PETUNJUK TEKNIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN/KOTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat BAB I. PENDAHULUAN

Pemeliharaan Permudaan Alam (PPA)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Berbasis Masyarakat di Indonesia

PedomanTeknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah, Kacang Hijau dan Aneka Kacang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

TEKNIK KONSERVASI TANAH SECARA VEGETATIF

Menggunakan informasi spasial untuk meningkatkan multimanfaat REDD+ di Indonesia

MASTERPLAN DELTA API DESA GILI INDAH KECAMATAN PEMENANG KABUPATEN LOMBOK UTARA. Konsep Pembangunan Desa Medana

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

IV. KEADAAN UMUM LOKASIPENELITIAN

PEDOMAN KRITERIA TEKNIS

Kredit Foto: WWF-Canon / Paul FORSTER. WWF-Canon / André BÄRTSCHI. WWF-Canon / Mark EDWARDS. Design and Layout: Aulia Rahman

Cadangan Karbon pada Berbagai Tipe Hutan dan Jenis Tanaman di Indonesia (Seri 2)

PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN LESTARI SECARA PARTISIPATIF DAN TERINTEGRASI DI KABUPATEN WONOSOBO

Laporan Kegiatan Keterlibatan Masyarakat Dalam Pengelolaan Kawasan Pesisir dan Laut

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lokakarya Proyek CoLUPSIA. di Tingkat Propinsi LAPORAN. (Collaborative Land Use Planning and Sustainable Institutional Arrangement Project)

PEDOMAN TEKNIS DAN TATACARA PENYUSUNAN POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,

Climate Change PILIHAN SKEMA PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT DALAM MITIGASI PERUBAHAN IKLIM

EVALUASI SISTEM SILVIKULTUR DI HUTAN RAWA GAMBUT BERDASARKAN KAJIAN PUSTAKA

Transkripsi:

Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan - 2011

Sekilas Tentang Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Padekanmalang, Situbondo - Jawa Timur SEKILAS TENTANG Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Padekanmalang Situbondo - 2011 16 hlm, 21 x 15 cm ISBN : Diterbitkan oleh : Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Jl. Palagan Tentara Pelajar Km. 15, Purwobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta - 55582 Indonesia Telp : (0274) 895954 Fax : (0274) 896080 email : breeding@biotifor.or.id web : www.biotifor.or.id

Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan - 2011 KATA PENGANTAR Sekilas tentang Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Padekanmalang Situbondo disusun dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi mengenai kegiatan penelitian yang dikelola oleh Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan (BBPBPTH) Yogyakarta. Sejalan dengan semakin kompleksnya perkembangan IPTEK dan program litbang Kementerian Kehutanan, diperlukan pula sarana dan prasarana pendukung litbang berupa Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Padekanmalang Situbondo diarahkan untuk kegiatan penelitian dengan core research adalah konservasi genetik. Agar KHDTK ini dapat dikembangkan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, maka diperlukan penataan kembali dengan mengacu pada tujuan peningkatan statusnya menjadi Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus melalui Keputusan Menteri Kehutanan No.SK 455/Kpts-II/2005. Sejak Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Padekanmalang Situbondo dikelola oleh BBPBPTH, kegiatan penelitian diupayakan terus berjalan seiring dengan program Badan Litbang Kehutanan. Semoga tulisan ini bermanfaat Yogyakarta, 2011 Kepala Balai Besar, Dr. Ir. Amir Wardhana, M.For.Sc NIP. 19570530 198303 1 002

Sekilas Tentang Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Padekanmalang, Situbondo - Jawa Timur DAFTAR ISI I. KATA PENGANTAR 3 II. DAFTAR ISI 4 A. Pendahuluan 5 B. Lokasi 7 C. Kondisi Klimatologi 8 D. Kondisi Topografi 8 E. Tanaman Penggangu 8 F. Core Research 9 G. Status Kegiatan Penelitian 9 H. Jenis Tanaman 12

Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan - 2011 A. Pendahuluan Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Padekanmalang-Sitobondo, Propinsi Jawa Timur dibangun tahun 1952 dengan luas 21,4 ha, pada awalnya dikelola oleh Lembaga Penelitian Hutan (LPH) Bogor yang kemudian bernama Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam (P3HKA), dan pada awal 2011 bernama Pusat Penelitian dan Pengembangan Rehabilitasi dan Konservasi. Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Padekanmalang-Situbondo ini (masih bernama kebun penelitian) diserahkan pengelolaannya kepada Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BP2TPDAS - IBB) Surakarta tahun 1997, selanjutnya dilimpahkan kepada Pusat Litbang Bioteknologi dan Pemulian Tanaman Hutan pada tahun 2000. Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. 294/KptsII/2003 tanggal 26 Agustus 2003 ditetapkan penggunaan kawasan hutan seluas 21,4 ha di Padekanmalang, Situbondo sebagai KHDTK untuk tujuan penelitian. KHDTK

Sekilas Tentang Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Padekanmalang, Situbondo - Jawa Timur Jalan Inspeksi di KHDTK Situbondo/jalan setapak di dalam hutan penelitian Padekanmalang-Situbondo memiliki koleksi tanaman hutan sebanyak 26 jenis, berasal dari 13 lokasi baik dari dalam maupun luar negeri yang mewakili jenisjenis tanaman dataran rendah. Jumlah tanaman yang ada sebanyak 1.865 pohon (tidak termasuk tanaman rehabilitasi jati tahun 2003 dan trubusan jati).khdtk Padekanmalang-Situbondo memiliki koleksi tanaman hutan sebanyak 26 jenis, berasal dari 13 lokasi baik dari dalam maupun luar negeri yang mewakili jenis-jenis tanaman dataran rendah. Jumlah tanaman yang ada sebanyak 1.865 pohon (tidak termasuk tanaman rehabilitasi jati tahun 2003 dan trubusan jati). Pada saat dikelola oleh BP2TPDAS-IBB Surakarta kegiatan penelitian yang dilakukan di KHDTK Padekanmalang dititikberatkan pengamatan pertumbuhan tanaman, pembungaan, kajian konservasi tanah, inventarisasi petak dan kajian sosial ekonomi. Sejak pengelolaannya diserahkan dari BP2TPDAS-IBB Surakarta kepada P3BPTH tahun 2000, kegiatan yang dilaksanakan P3BPTH adalah kegiatan pengamanan, pemeliharaan dan penataan ulang. Penataan ulang yang telah

Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan - 2011 dilakukan adalah kegiatan pengamatan tentang lokasi-lokasi yang masih kosong dan memungkinkan untuk dijadikan areal penelitian baru. Pada tahun 2003 dilakukan kegiatan rehabilitasi tanaman jati dengan luas 10 ha. Pemeliharaan dan pengamatan terhadap hasil rehabilitasi terus dilakukan. Setelah diserahkan kepada BBPBPTH, pada tahun 2006 kegiatan di KHDTK Padekanmalang masih tetap yaitu pengamanan, pemeliharaan dan penataan ulang sesuai core research yang diemban oleh BBPBPTH, satu diantaranya adalah konservasi lahan kering. B. Lokasi Secara administratif Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Padekanmalang terletak di Desa Paowan, Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo, Propinsi Jawa Timur. Dari kota Situbondo ke lokasi dapat ditempuh kurang lebih 20 menit melaju jalan darat dengan kondisi jalan beraspal.

Sekilas Tentang Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Padekanmalang, Situbondo - Jawa Timur C. Kondisi Klimatologi Menurut Schmidt dan Ferguson KHDTK Padekanmalang termasuk tipe iklim D, curah hujan 1300 mm/tahun, hari hujan terbanyak bulan Januari dan bulan Februari curah hujan sudah berkurang. D. Kondisi Topografi Jenis tanah asosiasi latosol coklat, rata-rata kelerengan berkisar 0-10% dan merupakan fisiografi dataran serta ketinggian ± 13 m diatas permukaan laut. E. Tanaman Penggangu Tanaman penggangu yang sering ditemukan adalah pertumbuhan gulma berupa semak (putri malu, alang-alang), namun kondisi ini tidak signifikan, mengingat tegakan yang ada sudah relatif besar sehingga tidak mengganggu pertumbuhan tanaman keras yang ada.

Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan - 2011 F. Core Research Pada tahun 2004, sejalan dengan perkembangaan kebijakan Badan Litbang Kehutanan untuk memantapkan status kawasan hutan penelitian, telah diusulkan hutan penelitian menjadi KHDTK. Hutan Penelitian Padekanmalang-Situbondo dalam pengembanggan diarahkan menjadi KHDTK dengan core research konservasi genetik untuk mendukung program pemuliaan dan kontribusi terhadap konservasi biodiversitas serta program lain yang relevan (rehabilitasi lahan kering). Pada lokasi tersebut akan dimanfaaatkan seoptimal mungkin sehingga memungkinkan untuk dikembangkan berbagai jenis terutama jenis-jenis yang dapat tumbuh pada kondisi ekologis hutan dataran rendah dangan tipe iklim kering. G Status Kegiatan Penelitian KHDTK Padekanmalang-Situbondo yang dibangun tahun 1952 sebagai kebun uji coba introduksi jenis yang secara ekologis dapat tumbuh pada hutan dataran rendah dengan tipe iklim kering, sampai

Sekilas Tentang Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Padekanmalang, Situbondo - Jawa Timur saat ini terdapat 26 jenis tanaman dari 13 lokasi baik dalam maupun luar negeri. Sejak dikelola BP2TPDAS-IBB Surakarta sampai dengan tahun 2000, jenis-jenis kegiatan yang telah dilakukan antara lain kegiatan pengamatan pertumbuhan tanaman dan pembungaan, kajian konservasi tanah, kajian kesesuaian jenis tanaman, inventarisasi petak, pengamatan erosi dan kajian sosial ekonomi, serta pembuatan peta kontur dan peta tanaman. Sejak diserahkan kepada P3BPTH pada tahun 2000, kegiatan masih terbatas karena berbagai pertimbangan termasuk kondisi lapangan dan keamanan tanaman penelitian. Kegiatan masih difokuskan pada pemeliharaan, pengamanan dan identifikasi serta penataan kembali lokasi-lokasi yang kosong. Pada akhir tahun 2003 dilakukan kegiatan rehabilitasi dengan penanaman tanaman jati dan pemeliharaan trubusan jati seluas 10 ha. Rehabilitasi lahan dilaksanakan dengan penanaman jati sebanyak 6.000 bibit dan ditanam diantara trubusan jati. Benih tanaman berasal dari hutan jati di Pasir Putih, Situbondo. Hutan jati Pasir Putih adalah tanaman jati pohon plus untuk tujuan wana 10

Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan - 2011 wisata, mempunyai pohon induk yang baik dan memungkinkan untuk dikembangkan menjadi areal produksi benih. Kegiatan rehabilitasi dimaksudkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan terutama lahan-lahan kosong dan lahan yang masih terbuka sehingga dapat mengurangi evapotranspirasi mengingat kondisi iklim di lokasi tersebut kering (tipe iklim D menurut Schimidt dan Ferguson). Berdasarkan hasil evaluasi bulan April 2004, jumlah tanaman jati hasil rehabilitasi yang tumbuh sebanyak 1.517 batang (25,28%). Disamping tanaman jati, terdapat pula trubusan jati sebanyak 1.448 batang. Identifikasi di lapangan menunjukkan bahwa keberhasilan tanaman sangat dipengaruhi oleh peranan tanaman bawah dan kelerengan lahan. Pada kondisi lahan datar dengan tanaman tertutup oleh tumbuhan bawah memberikan keberhasilan hidup mencapai 66,34%. Bahkan hasil uji coba bibit jati dari beberapa produsen yaitu PT Katama Surya Bumi (Jati Emas), PT. Fiotex (Jati Unggul), KBP Lamongan (Jati Jul), Jati biji Cepu (PT. Agromiliarto), Jati dari CSO dan Jati lokal Situbondo memperlihatkan keberhasilan 72,23% dengan kondisi tertutup 11

Sekilas Tentang Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Padekanmalang, Situbondo - Jawa Timur tanaman bawah, topografi datar dan solum ah tebal. Namun sebaliknya kondisi lahan dengan kelerengan 8% tanpa tanaman bawah keberhasilannya sekitar 10%. Hasil pengamatan menunjukan bahwa penanaman pada lahan datar dan turtutup tananam bawah keberhasilannya signifikan dibandingkan tanpa tanaman bawah. Hal ini disebabkan oleh karena tanaman bawah dapat mengurangi evapotranspirasi mengingat kondisi iklim di Sitobondo sangat kering. Selain tanaman jati, di KHDTK Padekanmalang- Situbondo terdapat pula tanaman permudaan dengan sistem trubusan. Mengingat potensi trubusan cukup banyak yaitu 1448 batang, maka langkah awal yang telah dilakukan adalah melakukan inventarisasi trubusan. Pengukuran awal menunjukkan bahwa tinggi dan diameter rata-rata tanaman umur 3,5 tahun masing-masing adalah 6,5 m dan 8,55 cm. Mengacu pada core research yang telah ditetapkan yaitu konservasi genetik dan pertimbangan diatas, kegiatan penelitian yang memungkinkan dalam beberapa tahun mendatang antara lain berupa introduksi jenis-jenis tipe hutan dataran rendah iklim kering dari berbagai provenans, pengujian kesesuaian jenis-jenis tanaman, pengamatan trubusan jati. Arah pengembangan pada lokasi tersebut dimaksudkan menjadi penyedia materi genetik tanaman hutan pada tipe hutan daratan rendah dengan iklim kering sebagai materi dalam rangka program pemuliaan tanaman dan program terikat lainnya. G. Jenis Tanaman KHDTK Padekanmalang-Situbondo yang dibangun tahun 1952 memiliki 26 jenis tanaman. Untuk memperkaya koleksi tanaman, pada tahun 2003 telah dilakukan rehabilitasi hutan. 12

Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan - 2011 Jenis tanaman yang terdapat di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Padekanmalang-Situbondo sebagaimana tabel berikut : No. Petak Jenis Tanaman Asal Tanaman Tahun Tanam 2 Eucalyptus sp (Ampupu) Guatemala 1975 3 Schleichera oleosa (Balsa) Jawa 1952 4 Casuarina junghuhniana (Cemara) Sumatera 1952 5 Tamarindus indicus Jawa 1953 8 Aegle marmelos (Maja) Jawa 1952 10 Acacia arabica Afrika 1967 11 Sterculia futida (Jangkang) Jawa 1958 13 Hymenaea courbaril Brazilia 1952 13 Enterolobium cyclocarpum (Sengon buto) Jamaica 1967 15 Enterolobium cyclocarpum (Sengon buto) Jamaica 1962 17 Enterolobium cyclocarpum Jamaica 1952 18 Acacia catechu Burma 1952 19 Khaya anthotheca (Khaya) Africa 1953 20 Acacia arabica Afrika 1967 21 Eucalyptus sp (Ampupu) Guatemala 1975 22 Pterocarpus indicus (Sono Kembang) Jawa 1953 23 Casuarina junghuhniana (Cemara) Sumatera 1954 13

Sekilas Tentang Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Padekanmalang, Situbondo - Jawa Timur No. Petak Jenis Tanaman Asal Tanaman Tahun Tanam 24 Acacia arabica Afrika 1967 25 Lanea grandis Amerika 1952 27 Prosopsis cylensis India 1967 28 Eucalyptus sp (Ampupu) Guatemala 1971 29 Acacia arabica Afrika 1967 30 Albizzia prosera (Jeunjing) Asia Trop 1952 31 Melia azedarach (Mindi) Jawa 1989 32 Enterolobium cyclocarpum (Sengon buto) Jamaica 1967 34 Enterolobium cyclocarpum (Sengon buto) Jamaica 1967 35 Eucalyptus sp (Ampupu) Guatemala 1971 36 Acacia arabica Afrika 1967 37 Hymenaea courbaril Brazilia 1954 38 Pithecolobium dulce (Asem londo) India 1957 39 Eucalyptus sp (Ampupu) Guatemala 1971 39,40,44, Tectona grandis (Jati) Situbondo 2003 40 Eucalyptus sp (Ampupu) Guatemala 1971 42 Eucalyptus plathyphylla Timor 1951 45 Zyzyphus talanai Maluku 1954 45,47,48,46 Sterculia futida Jawa 1954 47 Acacia arabica Afrika 1967 14

Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan - 2011 No. Petak Jenis Tanaman Asal Tanaman Tahun Tanam 48 Casia ciamea (Johar) India 1952 49,50,51,53 Acacia catechu Burma 1952 52,55,56, 54 Enterolobium cyclocarpum (Sengon buto) Jamaica 1976 57,58,59, 61 Eucalyptus sp (Ampupu) Guatemala 1971 60,61,62, 64 Khaya senegalensis (Khaya) Africa 1953 63,65,66, 67,68,69, 70,71,72, 73,74,75, 76,77,78, 79 Enterolobium cyclocarpum (Sengon buto) Jamaica 1976 80, 81,82,83, 84 Acacia catechu Burma 1952 15

Sekilas Tentang Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Padekanmalang, Situbondo - Jawa Timur 16