BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pada laporan keuangan perusahaan terutama yang berbentuk Perseroan Terbatas,

BABI PENDAHULUAN. yang menggunakan jasa kantor akuntan publik yang keprofesionalismenya sudah

BAB I PENDAHULUAN. supremasi hukum. Namun, berdasarkan kondisi tersebut pemerintah masih tetap

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa. Auditor memiliki tanggung jawab dalam melakukan audit atas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam perkembangan dunia bisnis yang semakin meningkat dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Semakin kompleks perekonomian perusahaan, semakin kompleks

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan auditor adalah melakukan audit yang tujuannya terdiri dari tindakan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas audit merupakan hal penting yang harus dipertahankan oleh para auditor

BAB I PENDAHULUAN. yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan profesi auditor berbanding sejajar dengan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.2,

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi memiliki dua fungsi dasar yang saling melengkapi, yaitu : untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Mulyadi (2002:9) auditing adalah suatu proses sistematik untuk

BAB I PENDAHULUAN. suatu tingkat tindakan di atas tingkat tindakan yang dilakukan oleh sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi makin meluas dan peran teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi, pendidikan akuntansi mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi

BAB I PENDAHULUAN. masih mengalami krisis ekonomi. Terjadinya krisis ekonomi ini menyadarkan. harus melakukan pemeriksaan laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. masih mengalami krisis ekonomi. Terjadinya krisis ekonomi ini menyadarkan

BAB I PENDAHULUAN. global. Profesi akuntan di Indonesia di era globalisasi ini semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan atau para stakeholder.

PENGARUH KEAHLIAN AUDIT, INDEPENDENSI, KOMPETENSI, DAN PENGETAHUAN AUDITOR TERHADAP OPINI AUDIT SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. diantara pelaku bisnis semakin meningkat. Para pelaku bisnis melakukan berbagai

PENGARUH KEAHLIAN AUDIT, INDEPENDENSI, DAN KOMPETENSI AUDITOR TERHADAP PENDAPAT AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) SURABAYA SKRIPSI.

BAB I PENDAHULUAN. sebelum para pengambil kebijakan mengambil keputusan. Auditor menjadi

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan-perusahaan yang sudah go public dapat memicu

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

1.2 Latar Belakang Penelitian Perkembangan profesi akuntan sejalan dengan perkembangan perusahaan dan berbagai jenis badan hukum lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan opini tentang kewajaran laporan keuangan serta memberi keyakinan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan audit atas laporan keuangan tidak semata mata bekerja untuk. dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam melakukan audit (Mulyadi dan Puradiredja, (1998)

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sebagai auditor eksternal (Kurniawanda, 2013). laporan disetiap kali melakukan audit. Kantor Akuntan Publik (KAP) dapat

BAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik merupakan sebuah profesi kepercayaan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. objektif, tidak ada definisi yang pasti mengenai kualitas audit. Kualitas audit

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir. Mulai dari kasus Enron di Amerika Serikat sampai dengan kasus

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain yang independen dan berkompeten dalam bidang keuangan yang. auditing disebut auditor atau yang sering disebut akuntan.

BAB I PENDAHULUAN. professional, dalam tindakan kesehariannya akan terlihat bahwa akuntan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

ARUM KUSUMAWATI B

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleks (Halim, 2008). Peningkatan kompleksitas tersebut

BAB I PENDAHULUAN. mulai tumbuhnya perusahaan-perusahaan di Indonesia. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan publik bertanggung jawab untuk memeriksa kesesuaian laporan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. due professional care dan selalu menjunjung tinggi kode etik profesinya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan dunia usaha dan industri

Bab I- Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Suatu profesi adalah suatu lingkungan pekerjaan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang disajikan oleh manajeman dapat dipercaya.

BAB I PENDAHULUAN. dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002: 2). Kepercayaan yang besar dari

BAB I PENDAHULUAN. belakangan ini telah menjadi sorotan bagi akuntan publik. Banyaknya kasus

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan oleh perusahaan. ISA (International Standard on Auditing) menegaskan

BAB I PENDAHULUAN. atas kinerja perusahaan melalui pemeriksaan laporan keuangan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya Kantor Akuntan

Pengaruh Skeptisisme Profesional Auditor Terhadap Ketepatan Pemberian Opini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas audit termasuk salah satu jasa yang sulit untuk diukur secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kegagalan audit menggambarkan bahwa jaringan internasional kantor-kantor

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bisnispun semakin ketat pula. Hal tersebut mengakibatkan para pelaku bisnis

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Jika perusahaan-perusahaan di suatu negara berkembang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan perokonomian Indonesia sekarang masih mengalami krisis

2.4 KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. disertai dengan laporan hasil audit atas laporan keuangan oleh akuntan publik

BAB I PENDAHULUAN. (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua karakteristik tersebut

I. PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu media terpenting untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Robert Bolton,

BAB I PENDAHULUAN. Audit dapat dikatakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan sasaran utama bagi seorang auditor

Abstrak. Kata kunci : Kinerja Auditor, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, Independensi, Komitmen Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan kepada pihak luar, dimana pihak luarpun memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. pelaporan keuangan. Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi profesionalisme yang diwujudkan dalam sikap dan tindakan etisnya, sesuai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dianggap sangat

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan dituntut untuk dapat mengelola perusahaannya secara lebih

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. tertentu atau jangka waktu tertentu. Laporan keuangan menyediakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini banyak sekali terjadi kasus-kasus hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian (

TANGGUNG JAWAB AKUNTAN PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. Peranan auditor sangat dibutuhkan oleh kalangan dunia usaha. Para auditor

BAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari

BAB I PENDAHULUAN. independen maka hasil pemeriksaan akan lebih akurat. kewajaran laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut tidak memberikan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dan melaporkan penyelewengan yang terjadi dalam sistem akuntansi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan dalam mengaudit laporan keuangan. Dari profesi akuntan

Transkripsi:

3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan tuntutan untuk menghadirkan suatu proses bisnis yang terkelola dengan baik, sorotan atas kinerja akuntan terjadi dengan begitu tajamnya. Ini tidak dapat dilepaskan dari terjadinya beberapa skandal besar malpraktik bisnis yang telah melibatkan profesional akuntan publik. Kasus pelanggaran yang terjadi di Indonesia, misalnya Menteri Keuangan Sri Mulyani membekukan izin dua Akuntan Publik karena melakukan pelanggaran. Kedua Akuntan Publik itu adalah Drs. Yahya Santos dan Drs. Eduard Luntungan. Menurut Kepala Biro Hubungan Masyarakat, Samsuar Said, pembekuan izin Drs. Yahya Santosa berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 92/KM.1/2008 tanggal 5 Februari 2008, sedangkan Drs. Eduard Luntungan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 175/KM.1/2008 tanggal 6 Maret 2008 selama 12 (dua belas) bulan. Disebutkan sanksi pembekuan izin Akuntan Publik Drs. Yahya Santosa disebabkan yang bersangkutan telah melakukan pelanggaran terhadap pembatasan penugasan audit umum atas Laporan Keuangan PT. Pusako Tarinka, Tbk dalam jangka waktu 4 (empat) tahun buku berturut-turut sejak tahun buku 2003-2006. Sementara pembekuan izin Akuntan Publik Drs. Eduard Luntungan disebabkan yang bersangkutan telah melakukan pelanggaran terhadap Standar Auditing (SA) dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dalam pelaksanaan audit atas Laporan Keuangan PT. Sampaga Raya untuk periode yang berakhir tanggal 30 Juni 2005 dan PT. Hasil Bumi Persada untuk periode yang yang berakhir tanggal 23 April 2004. Selama masa pembekuan izin tersebut Drs. Yahya Santosa dan Drs. Eduard Luntungan dilarang memberikan jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002 tentang Jasa Akuntan Publik sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 359/KMK.06/2003, yaitu meliputi atestasi yang termasuk audit umum, review atas

4 laporan keuangan, audit kinerja, audit khusus dan non atestasi yang mencakup kegiatan seperti jasa konsultasi, jasa kompilasi, jasa perpajakan, dan jasa-jasa yang berhubungan dengan akuntansi dan keuangan. Selain itu Yahya Santosa dan Drs. Eduard Luntungan dilarang menjadi Pemimpin dan atau Pemimpin Rekan dan atau Pemimpin Cabang Kantor Akuntan Publik, wajib mengikuti Pendidikan Profesi Berkelanjutan (PPL), dan tetap bertanggung jawab atas jasa-jasa yang telah diberikan. Bertolak dari kasus-kasus di atas, dan kemudian dihubungkan dengan terjadinya krisis ekonomi di Indonesia, akuntan seolah menjadi profesi yang harus paling bertanggung jawab. Dalam hal ini, karena peran pentingnya dalam masyarakat bisnis, akuntan publik bahkan dituduh sebagai pihak paling besar tanggungjawabnya atas kemerosotan perekonomian Indonesia. Seperti yang dikatakan oleh Mas ud Mahfoedz (2003) pada acara seminar dan lokakarya (Semiloka) di gedung Widyaloka Unibraw menyatakan bahwa para akuntan nasional dalam menjalankan profesinya banyak yang mengejar kepuasan pribadi, sehingga persoalan yang muncul berimbas pada perekonomian bangsa. Bagaimanapun situasi kontektual ini memerlukan perhatian dalam berbagai aspek pengembangan profesionalisme akuntan, termasuk di dalammya melalui penelitian. Kejadian tersebut tentunya membuat image profesi akuntan publik menjadi sedikit terpuruh, dan jelas menjadi tantangan tersendiri yang sangat berat bagi akuntan publik untuk bekerja secara profesional. Apalagi saat ini akuntan publik asing telah banyak dipercaya dari pada akuntan publik lokal. Akuntan publik asing telah mempunyai izin serta kebebasan untuk ikut terjun dalam aktivitas pemeriksaan didalam berbagai kegiatan usaha dan bisnis di Indonesia. Namun, pada dasarnya inti permasalahan sebenarnya adalah telah hilangnya atau setidaknya telah berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap keprofesionalan akuntan publik lokal. Jasa akuntan publik khususnya dalam penugasan audit sangat dibutuhkan untuk menilai dan menentukan kewajaran laporan keuangan suatu perusahaan. Dalam hal ini akuntan publik harus dapat menunjukan bahwa jasa audit yang

5 diberikan adalah berkualitas dan dapat dipercaya, karena profesi akuntan publik memiliki peran penting untuk memberikan informasi (financial maupun non financial) yang dapat diandalkan, dipercaya, dan memenuhi kebutuhan pengguna jasa akuntan publik dalam dunia usaha. Karena itu diperlukan suatu jasa profesional yang independen dan objektif untuk menilai kewajaran laporan keuangan yang disajikan manajemen. Alasan utama diperlukannya tingkat tindakan profesional yang tinggi oleh setiap profesi adalah kebutuhan akan keyakinan publik atas kualitas layanan yang diberikan oleh profesi, tanpa memandang masing-masing individu yang menyediakan layanan tersebut. Laporan keuangan yang sudah diaudit akan menjadi dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan, seperti bapepam, investor, bank, kreditur, pemerintah, karyawan, dan manajemen perusahaan itu sendiri. Khususnya bagi perusahaan-perusahaan yang akan go publik dan sudah go publik, laporan keuangan mereka harus sudah diaudit oleh auditor independen dengan opini wajar tanpa pengecualian. Informasi-informasi yang dihasilkan akuntan publik akan berguna jika akuntan publik mampu mengendalikan mutu pemeriksaan, dan memberikan jasa yang terbaik bagi kliennya. Oleh karena itu, akuntan publik harus menaati kode etik profesi dengan nama Kode Etik Akuntan Indonesia. Kode Etik Akuntan Indonesia merupakan tatanan etika dan prinsip moral yang memberikan pedoman kepada akuntan untuk berhubungan dengan klien, sesama anggota profesi dan juga dengan masyarakat. Selain itu Kode Etik Akuntan Indonesia juga merupakan alat atau sarana untuk klien, pemakai laporan keuangan atau masyarakat pada umumnya, tentang kualitas atau mutu jasa yang diberikannya karena melalui serangkaian pertimbangan etika sebagaimana yang diatur dalam kode etik profesi. Namun dalam kenyataannya, banyak akuntan yang tidak memahami kode etik profesinya sehingga dalam prakteknya mereka banyak melanggar Kode Etik Akuntan Indonesia. Hal ini menyebabkan menurunnya tingkat kepercayaan publik terhadap profesi akuntansi. Kondisi ini diperburuk dengan adanya perilaku beberapa akuntan yang sengaja melanggar kode etik profesinya demi memenuhi kepentingan mereka sendiri.

6 Menurut Mas ud Mahfoedz (2003) pada acara seminar dan lokakarya (Semiloka) di gedung Widyaloka Unibraw, mengatakan bahwa saat ini adalah waktu yang tepat untuk mengubah persoalan terhadap penyimpangan Kode Etik Akuntan Indonesia melalui sistem pendidikan yang berbasiskan pada intelektual, emosional dan spiritual. Dengan pencanangan pendidikan yang baik secara dini kepada calon-calon akuntan nasional, kita dapat melakukan perubahan kearah kurikulum yang menekankan pada etika profesi yang lebih baik. Semoga dengan program ini pengembangan profesi akuntansi mengarah ke arah yang lebih baik. Maka dari itu merujuk pada hasil fenomena diatas, peneliti tertarik untuk menelaah lebih lanjut mengenai hubungan penerapan prinsip etika terhadap profesional akuntan publik khususnya di Bandung,. Dengan melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Penerapan Prinsip Etika terhadap Profesional Akuntan Publik. 1.2 Identifikasi Masalah Yang menjadi permasalahannya adalah: 1. Bagaimana penerapan prinsip etika oleh akuntan publik di Bandung. 2. Bagaimana profesional akuntan publik di Bandung dalam melakukan pekerjaannya. 3. Bagaimana pengaruh penerapan prinsip etika terhadap profesional akuntan publik. 1.3 Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mencoba mempelajari dan menilai hubungan antara penerapan prinsip etika terhadap profesionalisme Akuntan Publik. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui penerapan prinsip etika oleh akuntan publik di Bandung. 2. Untuk mengetahui profesionalisme akuntan publik di Bandung dalam melakukan pekerjaannya.

7 3. Untuk mengetahui pengaruh penerapan prinsip etika terhadap profesional akuntan publik. 1.4 Kegunaan Penelitian Bagi Penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan wawasan dan memberi tambahan pengetahuan untuk memperluas pandangan mengenai kode etik baik secara teori maupun praktek, serta untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian sidang akhir pada Fakultas Ekonomi Program studi Akuntansi Universitas Widyatama. Bagi KAP Memberi masukan yang bermanfaat untuk mengetahui kekurangan, kelemahan, dan kendala yang dihadapi dalam upaya untuk meningkatkan profesional akuntan publik. Bagi Peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang positif terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu akuntansi dan juga dapat digunakan sebagai masukan atau referensi bagi pihak lain yang membutuhkan bahan untuk penelitian lebih lanjut. 1.5 Kerangka Pemikiran Pada saat ini, kita tengah menghadapi era globalisasi ekonomi yang melanda semua negara di dunia. Proses perubahan lingkungan bisnis yang cepat pasti akan menuntut banyak perubahan, dan meningkatnya tuntutan tersebut merupakan tantangan yang akan dihadapi oleh profesi akuntan publik untuk dapat memberikan jasa yang bermutu tinggi, konsisten demi kepentingan masyarakat, bisnis dan keuangan dimasa yang akan datang. Ruang lingkup akuntan publik yang telah mengalami perubahan dan perkembangan yang sangat pesat dalam era globalisasi telah menimbulkan ancaman sekaligus kesempatan bagi profesi akuntan publik. Ancaman yang akan dihadapi oleh profesi akuntan pada saat ini akan semakin bertambah, mengingat

8 profesi ini sangat riskan dituding oleh masyarakat sebagai salah satu penyebab terjadinya krisis ekonomi negeri ini, sehingga menimbulkan anggapan bahwa auditor telah gagal melindungi kepentingan publik. Sementara keterlibatan akuntan asing dalam mengaudit bank-bank bermasalah di Indonesia juga menjadi salah satu ancaman bagi profesi akuntan publik. Namun globalisasi juga dapat memacu para akuntan publik untuk lebih meningkatkan kualitas jasa yang diberikan serta dapat menyesuaikan diri dengan standar Internasional, sehingga nantinya memiliki kesempatan untuk dapat memberikan jasanya di dunia Internasional. Profesi akuntan berkaitan dengan pekerjaan yang memerlukan pengetahuan dan keahlian khusus, pengetahuan yang dimaksud adalah general knowledge, organization and business knowledge dan accounting knowledge. Sedangkan keterampilan yang dimaksud adalah interpersonal skill yaitu kemampuan seseorang untuk bekerja secara efektif dalam kelompok, intelektual skill yaitu kemampuan seseorang untuk memecahkan masalah yang tidak terstruktur dan communication skill yaitu kemampuan memberikan pendapat secara efektif baik lisan ataupun tulisan. Disamping itu, profesi akuntan harus mempunyai etika profesi yang mengikat para anggotanya. Seorang akuntan profesional dituntut mempunyai mental dan moral yang mulia untuk melayani kebutuhan dan kepentingan masyarakat. Kelangsungan hidup profesi akuntan publik sangat bergantung kepada kepercayaan masyarakat, oleh karena itu masyarakat akan menghargai organisasi profesi yang menetapkan standar kualitas yang tinggi dalam memberikan jasanya kepada masyarakat. Kepercayaan masyarakat terhadap kualitas jasa profesional akan meningkat jika organisasi profesi mampu mewujudkan profesional yang tinggi. Bagi profesi akuntan publik, penting untuk menyakinkan pemakai atas kualitas jasa audit dan jasa atestasi lainnya. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan dunia dan masyarakat luas akan jasa akuntan publik dalam era globalisasi ekonomi, maka dapat memicu perkembangan profesi akuntan publik. Walaupun harus disadari masyarakat, belum sepenuhnya menaruh kepercayaan terhadap profesi akuntan. Masalahnya

9 yang paling sering dipersoalkan dalam krisis kepercayaan ini adalah ketidakprofesionalan akuntan publik dan juga sering terjadinya pelanggaran etika profesi dari para akuntan publik tersebut dalam melaksanakan pekerjaannya. Etika merupakan kehendak yang berhubungan dengan keputusan tentang benar dan yang salah dalam tindak perbuatan manusia. Sebab, benar dan salahnya perbuatan manusia berhubungan dengan prinsip-prinsip yang mendasari nilai-nilai hubungan antar manusia sebagai serangkaian prinsip atau nilai-nilai moral. Menurut Bertens (2004:6) ada tiga pengertian pada etika, yaitu: 1. Kata etika bisa dipakai dalam arti: nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. 2. Etika berarti juga: kumpulan asas atau nilai moral. Dimaksudkan dengan kumpulan asas atau nilai moral disini adalah kode etik, yang disepakati diantara anggota suatu kelompok atau organisasi. 3. Etika mempunyai arti: ilmu tentang yang baik atau yang buruk. Etika disini sama artinya dengan filsafat moral. Berdasarkan uraian di atas, dapat diartikan bahwa etika merupakan nilainilai atau norma yang menjadi pedoman bagi seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya, norma yang disepakati oleh anggota kelompok atau organisasi untuk menjalankan organisasinya dan ilmu mempelajari tentang yang baik atau yang menyimpang. Dengan itu akuntan publik harus menaati kode etik profesi dengan nama Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia. Kode etik Ikatan Akuntan Indonesia merupakan tatanan etika dan prinsip moral yang memberikan pedoman kepada akuntan untuk berhubungan dengan klien, sesama anggota profesi dan juga dengan masyarakat. Selain itu Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia juga merupakan alat atau sarana untuk klien, pemakai laporan keuangan atau masyarakat pada umumnya, tentang kualitas atau mutu jasa yang diberikannya karena melalui serangkaian pertimbangan etika sebagaimana yang diatur dalam kode etik profesi.

10 Pengertian kode etik profesional menurut Kode Etik Akuntan Indonesia, adalah: Pedoman bagi para anggota Ikatan Akuntan Indonesia untuk bertugas secara bertanggung jawab dan objektif. Menurut Haryono Yusuf (2001:20) adalah: Kode etik profesional antara lain dirancang untuk mendorong perilaku ideal. Kode etik harus realitas dan dapat dilaksanakan. Dengan adanya kode etik profesinal yaitu Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia tersebut diharapkan seorang akuntan publik dapat menjalankan profesi akuntan publik yang sesuai dengan aturan yang berlaku. Sehingga tingkat kepercayaan publik terhadap profesi akuntan publik akan kembali meningkat. Alasan yang mendasari diperlukannya profesional yang tinggi pada profesi akuntan publik adalah kebutuhan kepercayaan publik terhadap kualitas yang diberikan oleh seorang akuntan publik. Pengertian profesional menurut Arens, Elder dkk (2004:117), yang diterjemahkan oleh Tim Dejacarta adalah: Profesional menunjukan tanggung jawab untuk bertindak melebihi kepuasan yang dicapai oleh si profesional itu sendiri atas pelaksanaan tanggung jawab yang diembannya maupun melebihi ketentuan yang disyaratkan oleh hukum. Dari pengertian di atas dapat diartikan bahwa sebagai profesional, akuntan publik mengakui tanggung jawab kepada masyarakat, klien, dan rekan seprofesi, termasuk untuk berprilaku terhormat, sekalipun ini berarti pengorbanan pribadi. Profesional juga berarti seseorang yang mampu mengenal lingkungan bisnis dan mampu memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan profesinya. Arti akuntan publik yang profesional adalah akuntan publik yang selalu menjunjung tinggi integritas, objektivitas, dan independensi dalam setiap penugasan audit.

11 Hasil final sesuai dengan rapat anggota Luar Biasa tanggal 5 Mei 2000 mengenai Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik yang disahkan tanggal 24 Juli 2000, sekarang namanya sudah berubah menjadi IAPI (Institut Akuntan publik Indonesia) terdapat depalan prinsip etika, yaitu: tanggung jawab profesi, kepentingan umum (publik), integritas, objektivitas, kompetensi dan kehati-hatian profesional, kerahasiaan, prilaku profesi, dan standar teknis. Oleh karena itu berdasarkan kerangka pemikiran di atas, penulis sampai pada suatu dasar pemikiran bahwa terdapat pengaruh penerapan prinsip etika terhadap profesional Akuntan Publik. 1.6 Lokasi dan waktu penelitian Adapun lokasi penelitian dilakukan pada beberapa Kantor Akuntan Publik di Bandung. Sedangkan waktu penelitian (penyebaran dan pengumpulan kuesioner) berlangsung pada tanggal 1-12 April 2008.