ANALISA PERFORMANSI COMBAT BTS ROOFTOP PADA JALUR TRANSMISI FIBER OPTIK METRO E

dokumen-dokumen yang mirip
Perangkat pendukung dan tools yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Tools Laptop Kabel Ethernet sebagai media Logi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISA. radio IP menggunakan perangkat Huawei radio transmisi microwave seri 950 A.

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

Bab I PENDAHULUAN. Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. ke lokasi B data bisa dikirim dan diterima melalui media wireless, atau dari suatu

OPTIMALISASI LOAD BALANCING DUA ISP UNTUK MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS MIKROTIK. Futri Utami 1*, Lindawati 2, Suzanzefi 3

BAB IV ANALISA DAN IMPLEMENTASI RADIO ETHERNET IP BASE (INTERNET PROTOKOL BASE) GALERI PT. INDOSAT

DAFTAR ISTILAH. : perkumpulan dari ethernet service switch yang. Ethernet. interface yang berupa ethernet.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi internet, user komputer mulai menggunakan surat elektronik atau

B A B III I M P L E M E N T A S I E T H E R N E T O V E R

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III. SINKRONISASI PTP (Precision Time Protocol) IEEE 1588 v2 PADA JARINGAN INDOSAT DI WILAYAH KAYOON, JAWA TIMUR

TUGAS AKHIR. Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1, Program Studi Teknik Informatika, Universitas Pasundan Bandung

BAB 4. Setelah melakukan perancangan topologi untuk merancang sistem simulasi pada

III. METODE PENELITIAN. Waktu : Oktober 2009 Februari : 1. Pusat Komputer Universitas Lampung. 2. Pusat Komputer Universitas Sriwijaya

OPTIMALISASI LOAD BALANCING DUA ISP UNTUK MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS MIKROTIK

PERANCANGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) DENGAN DYNAMIC ROUTING MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.33

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Kinerja Protocol SCTP untuk Layanan Streaming Media pada Mobile WiMAX 3

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Topologi Jaringan. Topologi jaringan adalah susunan berbagai elemen jaringan (link, node, dan

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

4.2. Memonitor Sinyal Receive CPE/SU Full Scanning BAB V. PENUTUP Kesimpulan Saran...

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang I 1

ANALISIS KINERJA JARINGAN KOMPUTER DI SMK DARUSSALAM MEDAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CISCO PACKET TRACER

BAB III JARINGAN VPN IP SAAT INI PADA PERUSAHAAN X

BAB IV HASIL YANG DIHARAPKAN

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. IMPLEMENTASI DAN ANALISIS PERFORMANSI ETHERNET OVER IP (EoIP) TUNNEL Mikrotik RouterOS PADA LAYANAN VoIP DENGAN JARINGAN CDMA 1

BAB IV HASIL SIMULASI DAN KINERJA SISTEM

BAB I PENDAHULUAN I 1

BAB III IMPLEMENTASI DAN PERFORMANSI

ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI

BAB 1. PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TUGAS AKHIR ANALISA INFRASTRUKTUR LAYANAN VOICE OVER INTERNET PROTOKOL PADA PT. AJ CENTRAL ASIA RAYA. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat

STUDI KUALITAS VIDEO STREAMING MENGGUNAKAN PERANGKAT NSN FLEXYPACKET RADIO

I. PENDAHULUAN. Dunia semakin membutuhkan komunikasi yang cepat dan tepat, namun

BAB I PENDAHULUAN. jaringan Local Area Network (LAN). LAN telah menjadi suatu teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN I-1

PERANCANGAN JARINGAN LAN PADA GEDUNG PERKANTORAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CISCO PACKET TRACER

BAB I PENDAHULUAN. di mana awalnya konsep jaringan komputer ini hanya untuk memanfaatkan suatu

BAB 3 METODOLOGI. Mulai. Identifikasi Masalah. Pengumpulan Data. Usulan Pemecahan Masalah. Merancang Jaringan VPN menggunakan OpenVPN

BAB 4 PERANCANGAN. 4.1 Perancangan dan Analisa Skenario

TUGAS AKHIR ANALISIS PERFORMANSI TEKNOLOGI GPON (GIGABIT- CAPABLE PASSIVE OPTICAL NETWORK) UNTUK LAYANAN TRIPLE PLAY

D I S U S U N OLEH : YOHANA ELMATU CHRISTINA ( ) TEKNIK INFORMATIKA / KELAS MALAM SEMESTER

BAB III METODE PENGEMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL IMPLEMENTASI

Laporan Kerja Praktek

ANALISIS PENGENDALIAN DAN MONITORING REMOTE TERMINAL UNIT (RTU) PLN MAJALAYA MENGGUNAKAN JARINGAN FIBER OPTIK

7.1 Karakterisasi Trafik IP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. packet-switch, jadi dalam bertelepon menggunakan jaringan IP atau Internet.

BAB I PENDAHULUAN. gunung berapi, memantau kondisi rumah, dan event penting lainnya (Harmoko,

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini dirasakan sangat

Makalah Seminar Kerja Praktek. PERANGKAT MOBILE MEDIA GATEWAY R5.0 (M-MGW R5.0) PADA NETWORK SWITCHING SUBSYSTEM (NSS) PT. INDOSAT, Tbk SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang


BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Implementasi Sinkronisasi Uni-Direksional antara Learning Management System Server dan User pada Institusi Pendidikan Berbasis Moodle

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Simulasi Kinerja Berbagai Topologi Jaringan Berbasis Software-Defined Network (SDN)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KINERJA JARINGAN RSVP MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MONITORING DAN ANALISIS QOS (QUALITY OF SERVICE) JARINGAN INTERNET PADA GEDUNG KPA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA DENGAN METODE DRIVE TEST

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM NATIVE IP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan hotspot. Batas hotspot ditentukan oleh frekuensi, kekuatan pancar

Integrasi Aplikasi Voice Over Internet Protocol (VOIP) Dengan Learning Management System (LMS) Berbasis

ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 141

ANALISIS KINERJA ENHANCED INTERIOR GATEWAY ROUTING PROTOCOL PADA TOPOLOGI MESH

ANALISIS PERBANDINGAN QoS VoIP PADA PROTOKOL IPv4 DAN IPv6 ( STUDI KASUS : LABORATORIUM KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG )

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat software dan hardware untuk mendukung dalam penelitian analisis

BAB 4 HASIL UJI COBA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

WIDE AREA NETWORK & ROUTER. Budhi Irawan, S.Si, M.T, IPP

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP. berbasis Parallel Processing

BAB IV ANALISA KINERJA DWDM HUAWEI BWS1600 PADA LINK KEBAGUSAN JAMPANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SISTEM UNTUK MENGAKSES INTERNET

Bab III PERANCANGAN SISTEM

PENGUKURAN QoS (Quality of Service) pada STREAMING SERVER

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

diperoleh gambaran yang lebih baik tentang apa yang terjadi di jaringan dan dapat segera diketahui penyebab suatu permasalahan.

Aplikasi SIP Based VoIP Server Untuk Integrasi Jaringan IP dan Jaringan Teleponi di PENS - ITS

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI VIRTUAL PRIVATE NETWORK DENGAN PROTOKOL PPTP PADA CISCO ROUTER 2901 (STUDI KASUS PRODI TEKNIK INFORMATIKA UNTAN)

BAB III PERENCANAAN SISTEM

General Network Troubleshooting

Transkripsi:

ANALISA PERFORMANSI COMBAT BTS ROOFTOP PADA JALUR TRANSMISI FIBER OPTIK METRO E Setiyo Budiyanto, Hanifah Diana Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana Jln. Meruya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11650 E-mail : sbudiyanto@mercubuana.ac.id Abstrak - Pada saat ini teknologi serat optik menjadi media transmisi yang layak diperhitungkan penggunaannya dalam penyediaan akses karena memiliki kapabilitas dan kapasitas yang paling tinggi dibandingkan dengan media transmisi lainnya. Dalam menyediakan akses informasi dengan volume bandwidth yang besar, serat optik memiliki prospek yang menjanjikan. Akses microwave berbasis sistem multiplexing saat ini mulai digantikan perannya dengan akses serat optik berbasis Internet Protocol (IP) yang disebut dengan Metro Ethernet. Aplikasi Metro Ethernet untuk akses ke menara Base Station Transceiver (BTS) dan Radio Network Connection (RNC) operator selular merupakan salah satu tawaran yang diberikan oleh jaringan Metro Ethernet saat ini. Penggunaan Ip clock sangat dibutuhkan pada Base Transceiver Station (BTS) untuk sinkronisasi jaringan sebagai jam global yang berasal dari jam GPS diakuisisi oleh sejumlah BTS. IP clock didistribusikan ke pengendali serta acuan berbagai jaringan, dan dari sana ke jaringan perangkat akses, sehingga terwujud sinkronisasi jaringan komunikasi konvergensi antara BTS ke RNC yang melewati Metro E dengan media transmisi Fiber Optik. Pada penelitian ini, penulis menganalisa permasalahan link BTS dengan IP Clock sebagai alarm monitoring dan kaitannya dengan kesesuaian V-lan pada jaringan tersebut. Perhitungan dan analisa Quality of Service (QOS) dari penggunaan fiber optik sebagai media transmisi yang melewati Metro E pada link antara BTS ke RNC, dimana parameter-parameter pandukung yang digunakan seperti Delay, Jitter, Packet Loss, untuk memudahkan dalam mengetahui performansinya. Kata Kunci : Fiber Optik, Metro E, BTS, IP Clock, QoS PENDAHULUAN Sistem komunikasi berkembang seiring dengan berkembangnya kebutuhan manusia. Dahulu orang sudah cukup puas dengan sistem komunikasi satu arah, tetapi karena dirasakan kurang efisien maka diciptakan sistem komunikasi dua arah. Tetapi tuntutan untuk berkomunikasi kapan saja dimana saja menjadi tuntutan yang utama dalam sistem telekomunikasi. Di dasari hal tersebut maka diciptakanlah sistem komunikasi dua arah yang dapat digunakan dimana saja dan kapan saja yang kita kenal dengan sistem komunikasi bergerak. [9].Untuk menunjang peningkatan kebutuhan bandwidth layanan mobile broadband, diperlukan jaringan akses yang menjadi penghubung antaran Base Station (BS) dengan Base Station Controller (BSC). Media transmisi yang digunakan merupakan salah satu faktor paling penting dalam menyediakan kebutuhan bandwidth yang besar. Pada saat ini serat optik menjadi media transmisi yang layak diperhitungkan penggunaannya dalam penyediaan akses karena memiliki kapabilitas dan kapasitas yang paling tinggi dibandingkan dengan media transmisi lainnya. Dalam menyediakan akses informasi dengan Vol. 7 No. 3 September 2016 167

volume bandwidth yang besar, serat optik memiliki prospek yang menjanjikan. Oleh karena itu akses microwave berbasis sistem multiplexing waktu ini mulai digantikan perannya dengan akses serat optik berbasis Internet Protocol (IP) yang disebut dengan Metro Ethernet. Metro Ethernet adalah WAN berkelas carrier yang meliputi area metro dengan protokol utamanya adalah ethernet. Aplikasi Metro Ethernet untuk akses ke menara Base Station Transceiver (BTS) dan Radio Network Connection (RNC) operator selular merupakan salah satu tawaran yang diberikan oleh jaringan Metro Ethernet saat ini.[4] Sinkronisasi IP clock Protokol untuk Jaringan Pengukuran dan Sistem Pengendalian, juga dikenal sebagai PTP (Precision Time Protocol) telah menerima banyak perhatian sejak diperkenalkan pada tahun 2002. Ini membentuk dasar untuk menentukan link Ethernet yang dapat mengangkut sinyal sinkronisasi dengan kecil dan penundaan didefinisikan dengan baik dengan akurasi pada ethernet jarak fisik yang besar. Berbagai vendor silikon kini memproduksi hardware yang mendukung PTP.[14] Sinkronisasi jam sangat penting untuk jaringan komunikasi sebagai osilator lokal pada akhir penerima link komunikasi harus baik disinkronkan dengan clock pada akhir pemancar sehingga dapat mengekstrak sinyal pada waktu yang tepat dan pada frekuensi yang tepat untuk dapat kemudian merekonstruksi sinyal dengan benar. Tanpa sinkronisasi yang tepat, ketidak cocokan menurunkan kinerja sistem dan karena itu menghasilkan kualitas memuaskan layanan. Sebuah sinkronisasi yang lebih baik mengurangi jumlah melayang semburan paket luar periode transmisi didefinisikan dan membatasi drift frekuensi saluran, yang menghasilkan peningkatan kualitas sinyal yang diterima dan oleh karena itu dalam kinerja decoding yang lebih baik.[14] METODELOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian Pengukuran dan observasi yang dilakukan penulis di lapangan menggunakan bantuan tools aplikasi yang dilakukan secara aktual. Pada metode penelitian yang digunakan adalah melakukan pengukuran performansi menggunakan software imanager U2000 dan Local Maintenance Terminal (LMT) yaitu hasil capture mapping dengan berbagai beban dan perubahan modulasi yang sudah ditentukan, untuk mendapatkan suatu data dalam pengukuran QoS seperti delay, jitter dan packet loss ratio. Pengukuran dilakukan pada site Grapari Telkomsel Karawang. Gambar 1. Flow Chart Penelitian Pengecekan alarm IP Clock pada site Dengan melakukan pengecekan pada BTS melalui aplikasi Local Maintenance Terminal (LMT). Pengecekan dilakukan Vol. 7 No. 3 September 2016 168

dengan memilih menu Alarm Management List Active Alarm, seperti gambar di bawah berikut : Gambar 4 List Device Ip Configuration Gambar 2 Alarm IP Clock List ip active alarm membantu memonitor dan menampilkan alarm ip clock apakah dalam keadaan active atau failed ketika link antara BTS dan RNC. Dimana kondisi link ke server ip adress 10.41.199.5 dengan keterangan alarm Ip clock link failure. Hal ini menandakan bahwa terdapat masalah link antara BTS dan RNC. Pada gambar 3.9 merupakan konfigurasi untuk v-lan maping dimana ip clock 10.168.115.94 dengan v-lan id 3874 namuan status v-lan tidak terdeteksi dengan keterangan NULL Pengukuran Quality of Service (QoS) Parameter yang menjadi tolak ukur untuk QoS adalah Delay, Jitter dan Packet Loss. Delay adalah waktu yang dibutuhkan data untuk menempuh jarak dari asal ke tujuan. Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik, kongesti ataupun waktu proses yang lama, untuk mengetahui performansi dari BTS ke RNC melewati Metro E dengan media transmisi Fiber Optic. Tabel 1. Parameter Delay berdasarkan ITU-T G.114 Gambar 3 Ping ke Ip Clock Dilakukan tes koneksi melalaui ping dari ip source 10.168.115.70 ke ip clock yaitu 10.168.115.94 dengan hasil Request time out. Kondisi ini menunjukkan bahwa koneksi terputus dari ip source ke ip clock. Dari ip gateway 10.168.115.70 dilakukan ping ke ip clock 10.41.199.0 dengan hasi request time out Nilai Delay Kualitas 0-150 ms Baik 150-400 ms Cukup, masih dapat diterima > 400 ms Buruk, tidak dapat diterima Pengukuran delay dengan beban packet 32 bytes ke Ip Service Vol. 7 No. 3 September 2016 169

Delay rata rata = Tolal Delay Total Packet Yang Diterima Delay rata rata = 18 ms 4 ms Packet Loss = (Paket data dikirim paket data diterima) Paket data yang dikirim Packet Loss = 4 4 4 x 100% = 0 % x 100% Delay rata rata = 4. 5 ms Jitter merupakan variasi waktu dari sinyal priodik dalam elektronik dan telekomunikasi. Berikut merupakan perhitungan jitter dengan data yang sudah didapat. Tabel 2 Standar Parameter Jitter Nilai Jitter Kualitas 0-20 ms Baik 20-50 ms Cukup >50 Buruk Perhitungan Jitter ke Ip Service dengan beban paket 32 bytes Total variasi delay = Delay rata-rata delay HASIL PENGUKURAN DAN ANALISA Dalam implementasinya, ip clock berfungsi sebagai alarm atau indikator adanya ketidaksinkronakan link antara BTS dan RNC. Pada penelitian ini, objek yang diteliti adalah terjadinya permasalahan ketidaksinkronan yang terdeteksi melalui bantuan software Local Maintenance Terminal (LMT) pada link antara BTS dan RNC. Link antara BTS dan RNC ini menggunakan media transmisi fiber optik melewati Metro Erthernet milik pihak Telkom. Trouble alarm IP Clock Failure yang terjadi pada site ini disebabkan tidak sinkronnya V-lan yang terdapat pada BTS dan V-lan pada port RNC. 6 ms - 4.9 ms = 1.1 ms Jitter = Jitter = 1,1 4 Total Variasi Delay Total Paket Yang Diterima = 0,28 ms Packet Loss adalah % perbandingan antara paket yang diterima dengan paket yang dikirim. Tabel 3 Standar Packet Loss Packet Loss Kualitas 0-0.5 % Sanga 0.5 1.5 % Baik >1.5 Buruk Pengukuran dengan beban paket 32 bytes ke Ip Service Gambar 5. Perubahan V-LAN Clock 3829 dengan Ip Clock 10.168.90.62 Pada gambar 4.1 menampilkan alarm ip yang sudah dilakukan perubahan V-lan id dari 3874 ke V-lan id 3829 untuk perubahan Ip Clock dari 10.168.90.45 ke Ip Clock 10.168.90.62. Vol. 7 No. 3 September 2016 170

Gambar 6. Ping ke server 10.168.90.62 Dengan melakukan tes ping koneksi ke server yaitu 10.168.90.62 dengan v-lan id 3829 dari sisi BTS hasilnya reply 4 kali, hal ini menunjukan sudah terkoneksi dengan baik antara server dan tujuan, maka pengiriman data atau komunikasi data bisa dilakukan dari server ke tujuan. 100 % data dapat diterima dan dikirimkan terlihat pada keterangan 4 packet (s) transmitted dan 4 packet (s) received. Maka sistem ip clock mulai kembali berfungsi. Gambar 8. OM Chanel Status Normal Gambar 4.11 adalah display tampilan untuk status aktif alarm ip clock dengan kondisi normal dan sistem berfunsgi yang ditandai dengan keterangan OM Chanel Status = Normal. Mengindikasikan bahwa alarm ip clock yang teremote oleh aplikasi Imanager U2000 bisa berfungsi normal setelah dilakukan perubahan v-lan, ip service dan gateway. 4.1 Pengukuran QOS Software ke Ip Service Delay Delay rata-rata : 5 ms Dari pengukuran yang dilakukan dengan melakukan ping ke server ip clock dengan beban 32, 100, 500, 1000, 1500, 200 bytes dirangkum pada tabel di bawah berikut : Gambar 7. Kondisi Alarm Clear pada aplikasi Imanager U2000 Pada gambar 4.8. juga menampilkan bahwa perubahan IP service clock ke 10.168.90.45 yang dilakukan juga tercapture pada apilkasi M2000. Mengindikasikan bahwa sistem ip clock kembali berfungsi dan bisa beroperasi kembali. No Packet Size Tabel 4 Hasil Pengukuran Delay Ip Service oleh Software Delay Minimum Delay Maximum Delay Ratarata 1 32 bytes 4 ms 6 ms 4 ms 2 100 bytes 4 ms 5 ms 5 ms 3 500 bytes 4 ms 6 ms 5 ms 4 1000 bytes 4 ms 6 ms 4 ms 5 1500 bytes 4 ms 7 ms 5 ms 6 2000 bytes 4 ms 7 ms 5 ms Vol. 7 No. 3 September 2016 171

Tabel 5 Hasil Perhitungan Delay Ip Service Manual Tabel 6 Hasil Perhitungan Jitter Ip Service dengan Manual Pengukuran jitter pada tabel di atas dilakukan dengan metode perhitungan dengan rumus. Dari variasi packet yang dikirimkan rata-rata nilai jitter adalah 0.298 ms, dari range standar jitter berdasarkan ITU-T-G. 114 dikategorikan Baik. Hal ini dipengaruhi dengan variasi paket yang digunakan cukup banyak dengan jitter tertinggi pada packet data yang dikirim paling besar yaitu 2000 bytes. Packet Loss Grafik 9. Grafik Pengukuran Delay Ip Service Dari tabel 4.1 dan 4.2 merupakan hasil pengukuran delay melalui software dan manual. Dari kedua hasil tersebut dapat dibandingkan bahwa hasil pengukuran software dan manual tidak memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Untuk packet data 32 bytes, 1000 bytes, 1500 bytes dan 2000 bytes memiliki gap 0.5 ms dengan hasil pengukuran delay dengan ping ke ip service yang dituju. Hasil pengukuran delay dari metode rumus tersebut dengan rata-rata delay 5 ms dan software 4.67 ms. Jika mengacu pada standar ITU-TG.114 dengan range delay 0.150 ms, nilai delay tersebut masih dikategorikan Baik. Dari pengukuran QOS yang dilakukan untuk parameter packet loss dengan melakukan pink ke server Ip clock yang diberikan beban bervariasi, didapatkan hasil pada tabel di bawah ini: Tabel 7 Hasil Perhitungan Packet Loss Ip Service Software Jitter Vol. 7 No. 3 September 2016 172

Pada tabel 4.3 di atas % packet loss untuk semua variasi packet yang dikirimkan rata-rata 0 %. Nilai di atas didapat dengan perhitungan manual seperti yang sudah dilakukan perhitungannya pada Bab 3 sebelumnya. KESIMPULAN Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya dalam penulisan tugas akhir ini, dapat ditarik beberapa kesimpulan, diantaranya sebagai berikut : 1. Dari hasil pengukuran dan perhitungan kinerja fiber optik sebagai media transmisi melewati jalur Metro E antara BTS dan RNC, yang menggunakan parameter Delay, Jitter dan Packet Loss, dikategorikan Baik sesuai dengan standar ITU-T G.114. 2. Rata-rata gap atau perbedaan nilai Delay dengan metode pengukuran oleh software (dengan cara ping dari source ke tujuan) dan perhitungan manual dari ip server, ip service dan gateway adalah 0.60 ms. 3. Gap tertinggi nilai delay untuk ip server, ip service dan gateway dari perhitungan manual dan software terdapat pada pengiriman packet terkecil dan terbesar yaitu 32 bytes dan 2000 bytes yaitu 0.75 ms. 4. Rata-rata nilai delay pada ip server, ip sevice dan gateway dengan besar paket 32 bytes adalah 28.3 ms, paket 100 bytes adalah 5.1 ms, paket 500 bytes adalah 6.0 ms, paket 1000 bytes adalah 5.2 ms, paket 1500 bytes adalah 41.0 ms, paket 2000 bytes adalah 5.9 ms. Untuk semua nilai delay ini dikategorikan Baik sesuai dengan standar ITU. 5. Rata-rata nilai jitter pada ip server, ip sevice dan gateway dengan besar paket 32 bytes adalah 6.63 ms, paket 100 bytes adalah 0.15 ms, paket 500 bytes adalah 0.33 ms, paket 1000 bytes adalah 0.29 ms, paket 1500 bytes adalah 10.17 ms, paket 2000 bytes adalah 0.53 ms. Untuk semua nilai jitter ini dikategorikan Baik sesuai dengan standar ITU. 6. Pada permasalahan alarm ip clock dilakukan perubahan ip clock existing dari 10.168.115.67 ke 10.168.115.94 V-LAN ID 3874 Getway 10.41.199.0 dengan IP Clock 10.168.90.45 ke 10.168.90.62 Getway 10.41.199.0 V-LAN ID 3829. DAFTAR PUSTAKA [1] Muttaqin-Fikri-Imam, 2010.Universal Mobile Telecommunication System. http://digilib.esaunggul.ac.id.diaks es pada tanggal 9 Agustus 2015. [2] Ajulian-Ajub Z.ST.MT, Pandapotan- Natanael.Implementasi CO-Transmission Pada Jaringan 2G dan 3G di PT. Telkomsel Regional Jabotabek. http://www.elektro.undip.ac.id. Diakses pada tanggal 9 Agustus 2015. [3] Shalihah-Nuruhli.2010.Implementasi Jaringan Metro Ethernet Pt. Telkom Untuk Akses Layanan Mobile Broadband PT. Telkomsel Area Jakarta.http://www.lib.ui.ac.id/.pdf. Diakses pada tanggal 10 Agustus 2015 [4] Angelia-Fharida-Gloria, Ir. H. Hamdani-Moh, M.Eng.2014.Kinerja Jaringan Layanan Ethernet Line (E-Line) Menggunakan Teknologi Metro Ethernet Untuk Komunikasi Data.http://istn.ac.id. Diakses pada tanggal 22 November 2014. [5] Chandra-Wijaya, S.T., M.T.2012.V- LAN Sebagai Solusi Infrastruktur Jaringan yang lebih Efisien. journal.unpar.ac.id/index.php/rekay asa/article.diakses pada tanggal 10 Agustus 2015. [6]Juman-Karsono-Kundang.2013.Analisis dan Perancangan Virtual Local Area Network pada Rumah Sakit Sitanala.Forum-Ilmiah-Volume 10-Nomor 1. journal.unpar.ac.id/index.php/rekayasa/ar ticle. Diakses pada tanggal 10 Agustus 2015. Vol. 7 No. 3 September 2016 173

[7]http://www.vembazax.com/2011/03/08/ mengenal_fiber_optic.xml.2013.diakses pada tanggal 10 Agustus 2015. [8] Dutton Harry J.R. Understanding Optical Communications. IBM. USA. 1998. [9] Milorad Cvijetic. Optical Transmission System Engineering. Artech House Inc. 2004. [10] Liu Al-Qiun. Photonic MEMS Devices : Design, Fabrication, and Control. CRC Press. 2008 Vol. 7 No. 3 September 2016 174