BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini di lakukan di Desa Lamahu Kecamatan Bulango Selatan, Kabupten Bone Bolango, kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan selama kurang lebih dua bulan yaitu pada bulan Oktober-November 2013. B. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode studi kasus, studi kasus merupakan metode pengumpulan data secara komprehensif, yang tujuannya agar informasi yang di perlukan untuk keperluan analisis tergali lebih detil. C. Jenis Dan Sumber Data 1. Data Primer Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diperoleh langsung dari produsen ubikayu dan pengrajin keripik ubikayu serta pihak-pihak yang terkait dengan menggunakan daftar pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya. 2. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari instansi yang terkait (BPS, Dinas Pertanian, beserta instansi terkait lainya) dan berbagai media cetak dan media online beserta dari berbagai buku dan literatur yang berkaitan dengan penelitian ini. D. Tehnik Pengumpulan Data Tehnik pengumpulan data untuk penelitian ini dengan cara mengunakan metode wawancara. Metode wawancara dilakukan dengan memberikan pertanyaan menggunakan kuesioner. 1
Wawancara merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan wawancara, tujuan wawancara untuk mendapatkan informasi tentang keperibadian seseorang. E. Tehnik Analisis Data Untuk mengetahui tujuan penelitian yang pertama digunakan yaitu keuntungan, efisiensi, dan nilai tambah. 1. Menghitung keuntungan usaha pengolahan ubi kayu menjadi keripik ubi kayu. π= TR TC π= keuntungan usaha pengolahan ubi kayu menjadi keripik ubi kayu (Rp) TR= Penerimaan usaha pengolahan ubi kayumenjadi keripik ubi kayu (Rp) TC= biaya total usaha pengolahan ubi kayu menjadi keripik ubi kayu (Rp) Untuk biaya total dapat di hitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: TC = TFC + TVC TC = Biaya total usaha pengolahan ubi kayu menjadi keripik ubi kayu (Rp) TF = Biaya tetap usaha pengolahan ubi kayu menjadi keripik ubi kayu (Rp) TV = Biaya variabel usaha pengolahan ubi kayu menjadi keripik ubi kayu (Rp). 2
Untuk menghitung penerimaan dapat di hitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: TR = Q x P TR = Penerimaan total usaha pengolahan ubi kayu menjadi keripik ubi kayu (Rp) P = Harga produk keripik ubi kayu (Rp) Q = Jumlah produk keripik ubi kayu (bungkus) 2. Efisiensi usaha pengolahan ubi kayu menjadi keripik ubi kayu diketahui dengan menggunakan rumus R/C sebagai berikut: R/C rasio = Kriteria: R/C rasio >1 berarti usaha pengolahan ubi kayu menjadi keripik ubi kayu efisien. R/C rasio =1 berarti usaha pengolahan ubi kayu menjadi keripik ubi kayu belum efisien atau usaha mencapai titk impas R/C rasio <1 berarti usaha pengolahan ubi kayu menjadi keripik ubi kayu tidak efisien. 3. Menghitung nilai tambah a. Nilai tambah bruto NTb = Na Bb Bp Na = nilai produk akhir keripik ubi kayu(rp) 3
Bb = biaya bahan baku keripik ubi kayu(rp) Bp = biaya bahan penolong(rp) b. Nilai tambah netto (NTn) NTn = NTb -Np NTn = nilai tambah netto (Rp) NP = Nilai penyusutan (Rp) c. Nilai tambah bahan baku NTbb = NTbb = nilai tambah perbahan baku (Rp/Kg) bb = jumlah bahan baku yang digunakan (Kg) d. Nilai tambah per tenaga kerja(jko) NTtk = NTtk = nilai tambah pertenaga kerja(rp/jko) TK = jumlah jam kerja(jko) 4
F. Definisi Oprasional 1. Produksi adalah kualitas hasil usaha pengolahan ubi kayu menjadi keripik ubi kayu yang di produksi agroindustri, di ukur dalam satuan Kg. 2. Bahan baku merupakan ubi kayu yang di gunakan untuk menghasilkan keripik ubi kayu yang di hitung dalam nilai tambah perbahan baku (NTbb) 3. Tenaga kerja adalah orang yang bekerja yang di hitung dalam jumlah jam kerja (JKO), Harga produk yaitu nilai jual keripik ubi kayu yang di hitung dengan (Rp/Kg) 4. Nilai produk adalah pendapatan yang di terima pengusaha dalam pengolahan keripik ubi kayu yang di hasilkan di hitung dalam satuan rupiah/nilai tambah perbahan baku (Rp/NTbb), 5. Nilai tambah adalah pengurangan biaya bahan baku yang di gunakan dengan biaya input lainnya terhadap penemuan output agroindustri yang di hasilkan termasuk biaya tenaga kerja, di hitung dalam satuan rupiah/nilai tambah bahan baku (Rp/NTbb), 6. Pendapatan industri adalah imbalan jasa yang di terima produsen dan tenaga kerja di ukur dalam rupiah/nilai tambah bahan baku(rp/ntbb), 7. Keuntungan merupakan total penerimaan di kurangi total biaya yang di hitung dalam rupiah / nilai tambah bahan baku (Rp/NTbb). 8. Biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku (Rp). 9. Biaya bahan penolong adalah biaya yang dik eluarkan untuk membeli bahan penolong yang digunakan dalam proses produksi (Rp). 10 Efisiensi usaha adalah perbandingan antara jumlah penerimaan dengan jumlah biaya yang dikeluarkan. 5