BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

relatif kecil sehingga memudahkan dalam proses pengemasan, penyimpanan dan pengangkutan. Beberapa bentuk sediaan padat dirancang untuk melepaskan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dapat digunakan pada krisis hipertensi seperti kaptopril (Author, 2007). Kaptopril mempunyai waktu paruh biologis satu sampai tiga jam dengan dosis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

konvensional 150 mg dapat menghambat sekresi asam lambung hingga 5 jam, tetapi kurang dari 10 jam. Dosis alternatif 300 mg dapat meningkatkan

zat alc.if dari tablet dapat diatur mtuk tujuan tertentu (Banker &

Effervescent system digunakan pada penelitian ini. Pada sistem ini formula tablet mengandung komponen polimer dengan kemampuan mengembang seperti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

bentuk sediaan lainnya; pemakaian yang mudah (Siregar, 1992). Akan tetapi, tablet memiliki kekurangan untuk pasien yang mengalami kesulitan dalam

waktu tinggal sediaan dalam lambung dan memiliki densitas yang lebih kecil dari cairan lambung sehingga obat tetap mengapung di dalam lambung tanpa

baik berada di atas usus kecil (Kshirsagar et al., 2009). Dosis yang bisa digunakan sebagai obat antidiabetes 500 sampai 1000 mg tiga kali sehari.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sedangkan kerugiannya adalah tablet tidak bisa digunakan untuk pasien dengan kesulitan menelan. Absorpsi suatu obat ditentukan melalui disolusi

SKRIPSI. Oleh: HADI CAHYO K

/ ml untuk setiap mg dari dosis oral, yang dicapai dalam waktu 2-3 h. Setelah inhalasi, hanya sekitar 10% -20% dari dosis dihirup mencapai paruparu

diperlukan pemberian secara berulang. Metabolit aktif dari propranolol HCl adalah 4-hidroksi propranolol yang mempunyai aktifitas sebagai β-bloker.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tinggal obat dalam saluran cerna merupakan faktor yang dapat mempengaruhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pemberian obat secara bukal adalah pemberian obat dengan cara meletakkan obat diantara gusi dengan membran mukosa pipi. Pemberian sediaan melalui

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Obat-obat anti inflamasi non-steroid (AINS) banyak digunakan untuk terapi

(AIS) dan golongan antiinflamasi non steroidal (AINS). Contoh obat golongan AINS adalah ibuprofen, piroksikam, dan natrium diklofenak.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil percobaan pendahuluan, ditentukan lima formula

OPTIMASI KOMBINASI MATRIKS SODIUM KARBOKSIMETILSELULOSA DAN ETILSELULOSA UNTUK FORMULA TABLET KAPTOPRIL LEPAS LAMBAT DENGAN SISTEM MUCOADHESIVE

OPTIMASIKOMBINASI MATRIKSHIDROKSIPROPIL METILSELULOSA DAN NATRIUM ALGINAT UNTUK FORMULA TABLET KAPTOPRIL LEPAS LAMBAT SISTEM FLOATING SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

bebas dari kerusakan fisik, serta stabil cukup lama selama penyimpanan (Lachman et al., 1986). Banyak pasien khususnya anak kecil dan orang tua

KETOKONAZOL TABLET PREFORMULASI DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 (SATU) C S1 FARMASI 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebanyakan bentuk lepas lambat (sustained release) dirancang supaya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II SISTEM MENGAPUNG (FLOATING SYSTEM)

Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Absorbsi Obat

FORMULASI TABLET LEPAS LAMBAT TRAMADOL HCl DENGAN MATRIKS METOLOSE 90SH : STUDI EVALUASI SIFAT FISIK DAN PROFIL DISOLUSINYA SKRIPSI

MUCOADHESIVE DRUG DELIVERY SYSTEMS. Prepared By : Adi Yugatama, S.Farm., Apt. Jurusan Farmasi FKIK UNSOED 2012

Teknik likuisolid merupakan suatu teknik formulasi dengan obat yang tidak terlarut air dilarutkan dalam pelarut non volatile dan menjadi obat dalam

bioavailabilitasnya meningkat hingga mencapai F relsl = 63 ± 22 %

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

merupakan masalah umum yang menimpa hampir 35% dari populasi umum, khususnya pediatri, geriatri, pasien stroke, penyakit parkinson, gangguan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Granul merupakan sediaan multiunit berbentuk agglomerat dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

OPTIMASI KOMBINASI MATRIKS NATRIUM ALGINAT DAN HYDROXYPROPYL METHYLCELLULOSE UNTUK TABLET LEPAS LAMBAT KAPTOPRIL DENGAN SISTEM MUCOADHESIVE

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

Beberapa hal yang menentukan mutu tablet adalah kekerasan tablet dan waktu hancur tablet. Tablet yang diinginkan adalah tablet yang tidak rapuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem penghantaran obat tinggal di lambung sangat menguntungkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

anti-inflamasi non steroidal (AINS). Contoh obat golongan AINS adalah ibuprofen, piroksikam, dan natrium diklofenak. Obat golongan ini mempunyai efek

BAB I PENDAHULUAN. Absorpsi atau penyerapan zat aktif adalah masuknya molekul-molekul obat

OPTIMASI KOMBINASI MATRIKS HIDROKSIPROPIL METILSELULOSA DAN NATRIUM KARBOKSI METILSELULOSA UNTUK FORMULA TABLET KAPTOPRIL LEPAS LAMBAT SISTEM FLOATING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

efek samping terhadap saluran cerna lebih ringan dibandingkan antiinflamasi lainnya. Dosis ibuprofen sebagai anti-inflamasi mg sehari.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lunak yang dapat larut dalam saluran cerna. Tergantung formulasinya kapsul terbagi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil uji formula pendahuluan (Lampiran 9), maka dipilih

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

struktur yang hidrofobik dimana pelepasannya melalui beberapa tahapan sehingga dapat mempengaruhi kecepatan dan tingkat absorpsi (Bushra et al,

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Bahan Baku Ibuprofen

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem peyampaian obat konvensional tidak dapat mempertahankan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

OPTIMASI KOMPOSISI POLIMER DALAM TABLET PROPRANOLOL HIDROKLORIDA SISTEM MENGAPUNG DAN LEKAT MUKOSA

PENGEMBANGAN FORMULASI TABLET MATRIKS GASTRORETENTIVE FLOATING DARI AMOKSISILIN TRIHIDRAT

OPTIMASI FORMULA TABLET KAPTOPRIL LEPAS LAMBAT SISTEM FLOATING DENGAN MATRIKS ETILSELULOSA DAN HIDROKSIPROPIL METILSELULOSA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, hipotesis dan manfaat penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kanal kalsium. Nifedipin sering digunakan karena mudah didapatkan dan juga

SKRIPSI SANASHTRIA PRATIWI K Oleh :

Farmaka Volume 4 Nomor 3 Suplemen 1 1

Farmaka Suplemen Volume 14 Nomor 1 136

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GASTRO-RETENTIVE DRUG DELIVERY SYSTEM

Optimasi chitosan, natrium karboksi metil selulose dan magnesium stearat sebagai sistem mucoadhesive tablet kaptopril

bahan tambahan yang memiliki sifat alir dan kompresibilitas yang baik sehingga dapat dicetak langsung. Pada pembuatan tablet diperlukan bahan

mempermudah dalam penggunaannya, orally disintegrating tablet juga menjamin keakuratan dosis, onset yang cepat, peningkatan bioavailabilitas dan

Pengertian farmakokinetik Proses farmakokinetik Absorpsi (Bioavaibilitas) Distribusi Metabolisme (Biotransformasi) Ekskresi

PENGGUNAAN METIL SELULOSA SEBAGAI MATRIKS TABLET LEPAS LAMBAT TRAMADOL HCL: STUDI EVALUASI SIFAT FISIK DAN PROFIL DISOLUSINYA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. (compression coating). Sekarang salut film enterik telah banyak dikembangkan. dan larut dalam usus halus (Lachman, et al., 1994).

enzim dan ph rendah dalam lambung), mengontrol pelepasan obat dengan mengubah struktur gel dalam respon terhadap lingkungan, seperti ph, suhu,

BAB I PENDAHULUAN. Aspirin mencegah sintesis tromboksan A 2 (TXA 2 ) di dalam trombosit dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Formula tablet kaptopril lepas lambat dengan matriks pautan silang alginat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

oleh tubuh. Pada umumnya produk obat mengalami absorpsi sistemik melalui rangkaian proses yaitu disintegrasi produk obat yang diikuti pelepasan obat;

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kaptopril adalah senyawa aktif yang berfungsi sebagai inhibitor angiotensin converting enzyme (ACE) yang telah banyak digunakan untuk pengobatan gagal jantung dan hipertensi, kaptopril banyak dipilih karena efektif dan toksisitasnya rendah. Kaptopril memiliki waktu paruh yang pendek yaitu 1-3 jam serta memiliki absobrsi yang baik di lambung sehingga sesuai untuk dibuat sediaan lepas lambat mucoadhesive (Asyarie dkk., 2007). Salah satu sistem yang dapat digunakan untuk menahan obat agar berada di dalam lambung dalam waktu yang lama adalah menggunakan sistem mucoadhesive. Mekanisme kerja sistem ini yaitu perlekatan tablet pada sel epitel lambung atau mucin sehingga akan memperpanjang waktu tinggal di lambung. Sistem ini dirancang dengan menggunakan polimer yang memiliki sifat mucoadhesive, sehingga dapat digunakan untuk menghantarkan obat pada target site-nya. Salah satu polimer biomucoadhesive yang digunakan berasal dari golongan karboksil yaitu sodium karboksi metilselulosa (SCMC). Penggunaan polimer sodium karboksi metilselulosa secara tunggal untuk formulasi tablet mucoadhesive akan mengalami gelling, yang akan membuat tablet menempel di lambung. Untuk itu perlu dilakukan kombinasi dengan suatu bahan tambahan yang bersifat sukar larut dalam air seperti etilselulosa. Etilselulosa dapat mengontrol pelepasan obat serta mempertahankan integritas matriks lebih dari 12 jam karena etilselulosa mempunyai kelarutan dalam air yang lebih kecil dari sodium karboksi metilselulosa sehingga akan memperlambat penetrasi air masuk ke dalam matriks tersebut (Chowdary dkk., 2003). Berdasarkan penjelasan di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang kombinasi antara matriks sodium karboksimetilselulosa dan etilselulosa untuk menghasilkan tablet kaptopril lepas lambat yang paling optimum. 1

2 B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu 1. Bagaimana pengaruh kombinasi SCMC dan etilselulosa terhadap sifat fisik tablet kaptopril dan pola pelepasannya?. 2. Pada konsentrasi berapa di dapat tablet kaptopril lepas lambat mucoadhesive yang optimum?. C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui pengaruh kombinasi SCMC dan etilselulosa terhadap sifat fisik tablet kaptopril dan pola pelepasannya. 2. Untuk mendapatkan formula tablet kaptopril lepas lambat mucoadhesive yang optimum. D. Tinjauan Pustaka 1. Gastroretentive Drug Delivery System Gastroretentive drug delivery sytem yaitu sediaan lepas lambat yang dirancang untuk tetap tinggal dan bertahan di lambung dalam waktu yang cukup lama sehingga dapat memperbaiki pengontrolan penghantaran obat yang memliki jendela terapetik yang sempit dan absorbsinya baik dilambung (Rocca dkk., 2003). Beberapa macam bentuk sediaan gastroretentive drug delivery system antara lain: a. Floating system Bentuk sediaan ini dirancang untuk dapat mengapung pada cairan lambung yang memiliki berat jenis 1,004 g/cm 3. Pada saat sediaan mengapung pada cairan lambung obat dilepaskan secara perlahan dari sistem sehingga akan meningkatkan absorbsi dan pengontrolan fluktuasi konsentrasi obat dalam plasma darah (Doshi dan Thank, 2012). Sistem ini diformulasikan menggunakan polimer yang memiliki daya pengembang tinggi seperti hydroxypropil methyl cellulose (HPMC), polyacrylate polymers, polyvinyl acetat, carbopol, agas, sodium alginate, calcium chloride, polyethylene oxide dan polycarbonate (Khan dkk., 2009).

3 b. High density system Sistem ini mempunyai massa jenis kurang lebih 3g/cm 3 sehingga dapat bertahan di rongga dalam lambung dan dapat bertahan dari gerakan peristaltik. Kesulitan formulasi yang dihadapi berhubungan dengan besarnya jumlah obat (>50%) dan menyesuaikan berat jenis antara 2,4-2,8 g/cm 3. Pelicin sepeti barium sulphate, zinc oxide, titanium oxide dan iron powder harus ditambahkan pada formulasi high density system (Dhosi dan Thank, 2012). c. Swelling system Bentuk sediaan ini diformulasikan agar dapat mengembang pada ukuran yang dapat mencegah keluar dari pilorus lambung sehingga dapat bertahan di lambung dalam waktu yang diperlama. Sistem ini juga dapat disebut plug type system karena dapat bertahan pada pyloric sphincter (Dhosi dan Thank, 2012). d. Mucoadhesive system Bentuk sediaan ini dapat berupa granul, pellet, tablet matriks, kapsul, dan mikrokapsul. Sediaan ini ditahan di lambung berdasarkan atas mekanisme perlekatan pada permukaan sel epitel atau pada mukus dalam waktu yang cukup lama. Mukus merupakan sekret jernih, kental dan juga melekat yang membentuk suatu lapisan tipis dan berbentuk gel yang kontinyu menutupi dan beradhesi pada permukaan epitel mukosa. Tebal mukus bermacam-macam 50-450 um dan berkomposisi bervariasi tergantung anatomi, lokasi, keadaan suatu organisme. Komposisinya yaitu 95% air, 0,5-5,0% glikoprotein, 1% garam mineral dan 0,5-1% adalah protein bebas (Indrawati dkk., 2005) Pada sistem ini mengakibatkan tablet dapat terikat pada permukaan sel epitel lambung dan akan mempengaruhi lama waktu tinggal di lambung yaitu dengan cara menaikkan durasi kontak antara sediaan dengan membran biologisnya. Sistem ini juga sering digunakan untuk pengembangan dalam GRDDS (Gastroretentive Drug Delivery System) melalui penggunaan polimer bio/muchoadhesive. Perlekatan sistem ini akan meningkatkan waktu tinggal di lambung menjadi lebih lama terutama di tempat aksinya (Chawla dkk., 2003).

4 2. Formulasi Tablet Lepas Lambat Mucoadhesive Pada tablet mucoadhesive diformulasikan dengan menggunakan mucoadhesive polimer seperti macromolecular, hydrophilic gelling substance dengan kelompok ikatan hidrogen seperti carboxyl, hydroxyl, golongan amide dan sulfate seperti crosslinked polycarylic acids, sodium carboxymethyl cellulose, sodium alginate dan carrageenan yang dapat melekat pada permukaan gastrointestinal lambung. Menurut penelitian Irawan dan Fudholi (2009), tablet kaptopril dengan basis chitosan, natrium karboksi metil selulose dan magnesium stearat dengan sistem mucoadhesive menghasilkan kekuatan mucoadhesive (26-30 g) dan DE 480 (dissolution efficiency 70 %). Pada pembuatan sediaan tablet lepas lambat sistem yang sering digunakan dan dianggap sistemnya paling sederhana yaitu dengan sistem matriks (Simon, 2001). Sistem formulasi pada matriks dapat ditingkatkan yang bertujuan untuk dapat mengontrol secara efektif suatu kecepatan ketersediaan obat (Lachman dkk., 1994). 3. Pemerian Zat Aktif a. Kaptopril Kaptopril adalah suatu obat yang zat aktifnya mempunyai fungsi sebagai inhibitor angiotensin converting enzyme (ACE) yang sering digunakan pada pengobatan gagal jantung maupun hipertensi karena sifatnya yang efektif dan tingkat toksisitasnya juga rendah. Kaptopril sendiri mempunyai waktu paruh yang relatif singkat sehinggga cocok untuk dikembangkan menjadi sediaan lepas lambat (Asyarie dkk., 2007). Gambar 1. Struktur Molekul Kaptopril (Depkes RI, 1995)

5 Sekitar 60-75% dari dosis kaptopril diabsorbsi dari sistem gastrointestinal dan puncak konsentrasi plasma dicapai sampai sekitar 1 jam,kaptopril mempunyai t 1/2 = 3 jam, Vd = 2 liter/ Kg, f = 0,65 (Ritschel dan Kearns, 2004). Kaptopril mempunyai kelarutan yang baik (mudah larut dalam 250 ml air pada ph 1-8) dan permeabilitas yang rendah (absorpsinya kurang dari 90 % sehingga termasuk BCS (Biopharmaceutics Classification System) kelas III (Shargel dkk., 2005). b. Sodium karboksi metilselulosa Sodium karboksi metilselulosa mempunyai fungsi sebagai coating agent, stabilizing agent, suspending agent, bahan pengikat tablet. SCMC biasanya digunakan secara luas didalam formulasi farmasi oral dan topikal, terutama untuk sifat viskositas yang meningkat. Konsentrasi tinggi biasanya pada 3-6%, digunakan juga sebagai bahan utama untuk perawatan luka, bagian dermatologis yang mana digunakan sebagai mucoadhesive dan menyerap eksudat luka maupun air transepidermal dan keringat. Sifat mucoadhesive ini dirancang untuk penggunaan setelah operasi seperti perlekatan jaringan serta melokalisasi kinetika pelepasan bahan aktif yang digunakan dimembran mukus dan perbaikan tulang. Penggunaan sodium karboksi metilselulosa dapat melindungi dan menghantarkan zat aktif dengan baik yang dikenal sebagai zat pelindung, sehingga zat aktif akan tertahan lebih lama dalam sediaan. Sodium karboksi metilselulosa stabil meskipun pada keadaan yang higroskopis, sodium karboksi metilselulosa walaupun berada pada kelembaban yang tinggi dapat menyerap hingga 50% air (Parsons, 2005). c. Etilselulosa Etilselulosa biasa digunakan dalam formulasi oral sebagai zat pelapis untuk tablet dan granul. Etilselulosa digunakan untuk memodifikasi pelepasan obat, untuk menutupi hal yang tidak diinginkan atau untuk memperbaiki stabilitas dari formula. Bahan ini larut dalam pelarut organik maupun pelarut campuran, mempunyai viskositas yang tinggi, dapat digunakan sebagai bahan pengikat dan dapat dicampur dalam granulasi basah atau kering, Etilselulosa merupakan bahan dengan tingkat kerapuhan yang rendah, meskipun dengan uji disolusi yang buruk. Etilselulosa ini sering digunakan pada kosmetik dan bahan makanan (Dahl, 2005).

6 E. Landasan Teori Kaptopril stabil pada kondisi suhu dan kelembaban normal, namun dalam larutan gugus tiolnya akan teroksidasi menjadi kaptopril disulfide (Kadin, 1982), memiliki sifat yang mudah larut dalam air dan mudah teroksidasi pada ph usus, perlu diperhatikan strategi pengembangan tablet kaptopril lepas lambat yang cukup kuat menahan pelepasan obat dan dapat bertahan dalam lambung dalam waktu yang cukup lama (Seta dkk., 1988). Salah satu sistem yang dapat digunakan untuk menahan obat agar berada di dalam lambung dalam waktu yang lama adalah menggunakan sistem mucoadhesive. Salah satu polimer biomucoadhesive yang digunakan berasal dari golongan karboksil yaitu sodium karboksi metilselulosa (SCMC). Penggunaan polimer sodium karboksi metilselulosa secara tunggal untuk formulasi tablet mucoadhesive akan menyebabkan terbentuknya gelling secara perlahan dan akan terlarut pada kisaran waktu 4-5 jam. Untuk itu perlu dilakukan kombinasi dengan suatu bahan tambahan yang bersifat yang sukar larut dalam air seperti Etilselulosa. Etilselulosa dapat mengontrol pelepasan obat serta mempertahankan dan intergeritas matriks lebih dari 12 jam karena etilselulosa mempunyai kelarutan dalam air yang lebih kecil dari sodium karboksi metilselulosa sehingga akan memperlambat penetrasi air masuk kedalam matriks tersebut (Chowdary dkk., 2003). Penggunaan kombinasi sodium karboksi metilselulosa dan etilselulosa sebagai matriks akan mempengaruhi sifat fisik tablet kaptopril lepas lambat mucoadhesive dan penggunaan kombinasi ini diharapkan dapat menghasilkan sediaan kaptopril lepas lambat yang dapat mempertahankan keutuhan matriks dan tertahan di lambung (Lachman dkk., 1994).

7 F. Hipotesis Kombinasi matriks sodium karboksimetilselulosa dengan etilselulosa mempengaruhi sifat fisik dan pelepasan obat kaptopril lepas lambat mucoadhesive, penambahan konsentrasi jumlah SCMC yang semakin banyak dapat meningkatkan daya lekat tablet dan kecepetan disolusi, pada penambahan etilselulosa yang semakin banyak dapat meningkatkan kekerasan, menurunkan kerapuhan tablet dan menghasilkan sifat alir yang baik. Formula dengan perbandingan SCMC : etilselulosa (88 mg : 84 mg) diperoleh tablet kaptopril lepas lambat mucoadhesive optimum.