Penggunaan Data Antropometri dalam Evaluasi Ergonomi Pada Tempat Duduk Penumpang Speed Boat Rute Tembilahan - Kuala Enok Kab. Indragiri Hilir Riau

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI. tersebut digunakan sebagai dasar dan penunjang pemecahan masalah.

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI TAMAN UNTUK MAHASISWA (STUDI KASUS : MAHASISWA UNIVERSITAS KADIRI)

INSTRUKSI KERJA. Penggunaan Kursi Antropometri Tiger Laboratorium Perancangan Kerja dan Ergonomi Jurusan Teknik Industri

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

B A B III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN

BAB 2 LANDASAN TEORI

INSTRUKSI KERJA. Penggunaan Kursi Antropometri Tiger Laboratorium Perancangan Kerja dan Ergonomi Jurusan Teknik Industri

ERGONOMI DESAIN MEJA DAN KURSI SISWA SEKOLAH DASAR

1 Pendahuluan. 2 Tinjauan Literatur

METHOD ENGINEERING & ANTROPOMETRI PERTEMUAN #10 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

Analisis Sistem Kerja Sortasi Biji Kopi Dengan Menggunakan Pendekatan Ergonomi Di CV. Kopi Tunah Kolak Jaya

RANCANG ULANG KURSI TAMAN DENGAN EVALUASI ERGONOMI - ANTROPOMETRI DAN BIOMEKANIK

Seminar Nasional IENACO ISSN:

Ergonomic and Work System Usulan Fasilitas Kerja yang Ergonomis Pada Stasiun Perebusan Tahu di UD. Geubrina

MANUAL PROSEDUR PENGGUNAAN KURSI ANTROPOMETRI

1 Pedahuluan. Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.5 No.1 (2016) 4-10 ISSN X

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN

BAB II LANDASAN TEORI

Planning of the Ergonomic Seat for Four Wheel Tractor Based on Anthropometry

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X.

PERANCANGAN ELEMEN-ELEMEN RUMAH TINGGAL DENGAN MEMPERTIMBANGKAN DATA ANTHROPOMETRI

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PERANCANGAN STASIUN KERJA OPERATOR PADA LINI PACKING PT. X SURABAYA

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS

REDESAIN BONCENGAN ANAK PADA SEPEDA MOTOR DENGAN PENDEKATAN ANTHROPOMETRI

KAJIAN ERGONOMI PADA VISUAL DISPLAY PENUNJUK INFORMASI PELABUHAN DI KAWASAN KUALA ENOK

ANTROPOMETRI TEKNIK TATA CARA KERJA PROGRAM KEAHLIAN PERENCANAAN PRODUKSI MANUFAKTUR DAN JASA

Perancangan Meja Laptop Portable untuk Mahasiswa Teknik Industri Universitas Singaperbangsa Karawang

BAB I PENDAHULUAN. tubuh manusia (ukuran, berat, volume) dan karakteristik khusus lain dari tubuh

DESAIN BENTUK FISIK KERETA DORONG SESUAI ANTROPOMETRI ANAK-ANAK UNTUK PENJUAL COBEK ANAK

Seminar Nasional IENACO ISSN:

SARANA KERJA YANG TIDAK ERGONOMIS MENINGKATKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA GARMENT DI BALI

APLIKASI ANTHROPOMETRI UNTUK PERANCANGAN STASIUN KERJA DI LOBBY PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS X, SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan. merupakan bagian pinggang atau yang ada di dekat pinggang.

Perancangan Alat Pelindung Diri (APD) Penutup Bahu dan Lengan yang Ergonomis pada Proses Pengelasan di PT. McDermott

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

PERANCANGAN ULANG KURSI ANTROPOMETRI UNTUK MEMENUHI STANDAR PENGUKURAN

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB V HASIL DAN ANALISA

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM DAN PETA KERJA UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. tulang belakang (Benjamin W. Niebel, 2003). Serge Simoneau, dkk (1996)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Perbaikan Fasilitas Kerja Divisi Decal Preparation pada Perusahaan Sepeda di Sidoarjo

BAB I PENDAHULUAN I-1

SKRIPSI HUBUNGAN POSISI DUDUK DENGAN TIMBULNYA NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PENGEMUDI MOBIL

BAB I PENDAHULUAN. Postur kerja kurang ergonomis saat bekerja bersumber pada posisi kerja operator

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki besar derajat kebebasan. Posisi ini bekerja mempromosikan

BAB 6 HASIL PENELITIAN

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. sekarang ini, manusia tak pernah lepas dari salah satu hukum alam ini yakni bekerja.

HALAMAN JUDULN ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA

PERANCANGAN KURSI KERJA BERDASARKAN PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI PADA BAGIAN PENGEMASAN DI PT. PROPAN RAYA ICC TANGERANG

Usulan Perbaikan Meja Kerja Yang Ergonomis Untuk Proses Pemasangan Karet Kaca Pada Kendaraan Niaga Jenis TD di PT XYZ

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan seseorang mulai dari keluhan sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merugikan terhadap kesehatan pekerja ( Naiem, 2010).

Seminar Nasional IENACO ISSN: PERANCANGAN KURSI KULIAH YANG ERGONOMIS DENGAN PENDEKATAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kecelakaan, penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan

PENERAPAN KONSEP ERGONOMI DALAM DESIGN KURSI DAN MEJA BELAJAR YANG BERGUNA BAGI MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap produktivitas kerja manusia. Perancangan atau redesain

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi sekarang ini aktivitas penduduk semakin meningkat, dalam

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan setelah perang dunia kedua, tepatnya tanggal 12 Juli 1949 di Inggris

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau

PENGEMBANGAN PRODUK BERBASIS ANTHROPOMETRI

Dian Kemala Putri Bahan Ajar : Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi Teknik Industri Universitas Gunadarma

Modul ke: Studio Desain II 10FDSK. Lalitya Talitha Pinasthika M.Ds Hapiz Islamsyah, S.Sn. Fakultas. Program Studi Desain Produk

DESAIN STASIUN KERJA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS ASPEK ERGONOMI SORTASI AKHIR PADA PENGOLAHAN KOPI ROBUSTA DI PT. J. A. WATTIE PERKEBUNAN DURJO JEMBER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penempatan Posisi Ketinggian Monitor Diturunkan Dapat Mengurangi Keluhan Subjektif Para Pemakai Kaca Bifokal, Bagian I

Bab 3. Metodologi Penelitian

Kata kunci : Kursi, Ergonomis, Antropometri, Perancangan Produk, Quality Function Deployment

USULAN PERBAIKA STASIUN KERJA MENCANTING DENGAN ANALISIS KELUHAN MUSKULOSCELETAL (Studi Kasus: Industri Batik Gress Tenan)

PERANCANGAN INTERIOR/ RUANG BELAJAR YANG ERGONOMIS UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA (SLB)

PERANCANGAN STASIUN KERJA YANG ERGONOMIS GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PEMBUATAN SOUVENIR BERBAHAN LIMBAH LAMPU TL

PERANCANGAN TEMPAT JEMURAN BUAH PINANG DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI UNTUK MENGURANGI BEBAN KERJA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam beraktifitas membutuhkan suatu alat yang dirancang atau

PERBAIKAN RANCANGAN PERALATAN DAN FASILITAS KERJA PEMBUATAN GELAMAI (Studi Kasus : Usaha Galamai X)

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

Ergonomic and Work System Implementasi Desain Ergonomi Mobil Mesin Penggilingan Padi

BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN

PERANCANGAN HELM ANAK YANG ERGONOMIS (STUDI KASUS DI TK AN-NAMIROH PEKANBARU)

Antropometri Dan Aplikasinya Dalam Perancangan Fasilitas Kerja

Hubungan Antara Keergonomisan Meja dan Kursi dengan Kinerja Petugas di Tempat Pendaftaran Pasien RS PKU Aisyiyah Boyolali

RANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS KULIT LADA TIPE TIRUS PUTARAN VERTIKAL BERDASARKAN METODE NORDIC BODY MAP (NBM) DAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI

METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI

ANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK

BAB I PENDAHULUAN. disokong oleh beberapa kaki dan ada yang memiliki laci, sedangkan kursi adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 1 Universitas Kristen Maranatha

Transkripsi:

Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.2 No.1 (2013) 4-8 ISSN 2302 934X Ergonomic Penggunaan Data Antropometri dalam Evaluasi Ergonomi Pada Tempat Duduk Penumpang Speed Boat Rute Tembilahan - Kuala Enok Kab. Indragiri Hilir Riau Roberta Zulfhi Surya 1*, Siti Wardah 1 dan Hikmatul Hasanah 2 1 Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Islam Indragiri, Tembilahan, Riau 2 Komunitas Pelangi, Tembilahan, Riau * Corresponding Author: robertazulfhi@yahoo.co.id, +62 852 7174 7330 Abstract Transportasi air adalah transportasi satu-satunya yang dapat digunakan menuju ke pulau-pulau dan pesisir yang ada di Indonesia yang jumlahnya lebih dari 5000 pulau, jarang sekali ada transportasi darat dan udara untuk menuju ke daerah tersebut. Kota Tembilahan adalah pintu untuk menuju Singapora dan Malaysia serta daerah pesisir Provinsi Riau, Provinsi Jambi serta menuju pulau-pulau yang ada di Provinsi Kepulauan Riau. Salah satu jalur yang paling ramai adalah rute Tembilahan Kuala Enok. Namun, tempat duduk penumpang speed boat rute Tembilahan Kuala Enok belum dirancang berdasarkan pertimbangan ergonomi sehingga menimbulkan keluhan subjektif dan ketidaknyamanan penumpang. Penelitian ini melakukan evaluasi ergonomi terhadap tempat duduk penumpang speed boat rute Tembilahan Kuala Enok. Pengumpulan data dilakukan dengan mewawancarai penumpang speed boat terhadap keluhan-keluhan yang mereka alami ketika berkendara dan setelah berkendara. Dari penelitian ini dapat disimpulkan Speed boat rute Tembilahan Kuala Enok tidak ergonomis atau tidak memperhatikan aspek kenyamanan penumpang. Copyright 2013 Department of industrial engineering. All rights reserved. Keywords: Ergonomi, Speed Boat, Tempat duduk Penumpang 1 Pendahuluan Republik Indonesia adalah negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya perairan. Terdapat lebih dari 5000 pulau yang berpenghuni dan tidak berpenghuni, untuk menuju pulau-pulau tersebut biasanya hanya bisa menggunakan sarana transportasi air, khususnya pulaupulau kecil dan daerah pesisir jarang ada moda tranportasi darat ataupun udara. Kota Tembilahan adalah kota pelabuhan untuk menuju Singapura dan Malaysia serta ke daerah-daerah di pesisir Provinsi Riau, Provinsi Jambi serta menuju pulau-pulau yang ada di Provinsi Kepulauan Riau. Salah satu jalur yang paling ramai adalah rute Tembilahan Kuala Enok dengan lama waktu tempuh menggunakan speed boat kurang lebih 60 menit sampai 90 menit, masyarakat memilih transportasi speed boat karena lebih cepat dibanding moda lain. 67,54% konsumen tidak puas dengan pelayanan speed boat yang ada di Tembilahan [1]. Perjalanan yang aman dan nyaman menjadi dambaan semua orang. Namun, kondisi speed boat rute Tembilahan Kuala Enok tidak di rancang dengan mempertimbangkan aspek ergonomi sehingga penumpang banyak merasakan keluhan fisik seperti sakit pada bagian kaki, paha, pantat, punggung, leher, kepala dan bagian tubuh lainnya. Duduk di tempat duduk menjadi aktivitas mutlak dalam berkendara, sehingga tempat duduk menjadi objek kunci dalam setiap analisis dan evaluasi kenyamanan berkendara, baik pengemudi maupun penumpang [2,3,4,5]. Pendekatan ergonomi pada perancangan kendaraan ditekankan pada penelitian kemampuan keterbatasan manusia, baik secara fisik maupun mental psikologis dan interaksinya dalam sistem manusia-mesin yang integral. Maka, secara sistematis pendekatan ergonomi kemudian akan memanfaatkan informasi tersebut untuk tujuan rancang bangun, sehingga akan tercipta produk, sistem atau lingkungan kerja yang lebih sesuai dengan manusia. Pada gilirannya rancangan yang ergonomis akan dapat meningkatkan efisiensi, efektifitas dan produktivitas kerja, serta dapat menciptakan sistem serta lingkungan Manuscript received February 5, 2013, revised April 1, 2013 Copyright 2013 Department of Industrial Engineering. All rights reserved

Roberta Z.S., Siti Wardah, dan Hikmatul Hasanah 5 kerja yang cocok, aman, nyaman dan sehat [6]. 2 Permasalahan Masyarakat umum menginginkan sistem transportasi yang baik, tetapi masyarakat tidak memiliki kemampuan yang sama dalam sistem transportasi. Sudah saatnya masyarakat mengevaluasi kondisi angkutan umum. Bagaimana evaluasi ergonomi pada Tempat duduk Penumpang Speed Boat Rute Tembilahan - Kuala Enok? 3 Batasan Penelitian Dalam memudahkan penelitian perlu membatasi masalah Kajian, adapun batasan masalah adalah sebagai 1. Data anthropometri menggunakan data anthropometri laboratorium analisis perancangan kerja dan ergonomi Teknik Industri Universitas Islam Indragiri (UNISI); 2. Diasumsikan data anthropometri laboratorium analisis perancangan kerja dan ergonomi Teknik Industri UNISI dapat merepresentasi anthropometri penumpang speed boat karena memiliki persamaan ras melayu dan penduduk Indragiri Hilir; 4 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian diharapkan nantinya akan bermanfaat sebagai: 1. Bahan pertimbangan dalam pembuatan keputusan (kebijakan) transportasi yang berpihak pada masyarakat pengguna. 2. Bahan atau referensi ilmiah guna penelitian lebih lanjut di bidang ergonomi dan transportasi. manusia-organisasi yang melibatkan analisis sistem kerja dalam semua level organisasi. 5.2. Antropometri Antropometri adalah suatu kumpulan data numerik yang berhubungan dengan tubuh manusia, yaitu ukuran, bentuk dan kekuatan penerapan data ini adalah untuk penaganan masalah desain peralatan maupun ruang kerja. Hal-hal yang berkaitan dengan dimensi manusia meliputi keadaan, frekwensi dan kesulitan sikap badan, syarat-syarat untuk memudahkan bergerak [9]. Pada Gambar 1 di bawah ini ditunjukkan salah satu pengukuran antropometri duduk. Data antropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal 1. Perancangan areal kerja (work station, interior mobil, dll); 2. Perancangan peralatan kerja (perkakas, mesin, dll); 3. Perancangan produk-produk konsumtif (pakaian, tempat duduk, meja, dll); 4. Perancangan lingkungan kerja fisik. Dalam menentukan ukuran usulan perancangan berbasis antropometri di butuhkan perhitungan nilai presentil dengan formulasi sebagai P kecil= X 1,65σ (1) P rata-rata= X (2) P besar= X 1,65σ (3) 5 Tinjauan Pustaka 5.1. Ergonomi Ergonomi adalah ilmu yang mengaji interface antara manusia dengan komponen sistem dengan segala keterbatasan dan kemampuan manusia yang menekankan hubungan optimal antara dengan lingkungan kerja sehingga tercipta sebuah sistem kerja yang baik dalam meningkatkan performansi, keamanan dan kepuasan pengguna [7]. Dalam pendekatan ergonomi untuk mampu meningkatkan kualitas hidup manusia dalam suatu sistem aktivitas, faktor manusia di dalam seluruh sistem aktivitas tersebut dari hulu sampai hilir harus diberdayakan, sehingga mampu memberikan kinerja yang maksimal dan optimal [8]. Ergonomi terbagi dua sudut pandang, yaitu ergonomi mikro dan ergonomi makro. Ergonomi Mikro adalah Ergonomi yang mengkaji interaksi antara manusia-mesin, interaksi antara manusia-lingkungan kerja, interaksi antara manusiasoftware, interaksi antara manusia-karyawan. Sedangkan ergonomi makro mengkaji interaksi antara T P O P K L Gambar 1. Pengukuran data anthropometri [5] 6. Metode Penelitian 6.1. Pengumpulan data Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara kepada penumpang speed boat rute Tembilahan-Kuala Enok. 6.2. Langkah Penelitian Dalam memudahkan penelitian perlu ditetapkan langkah-langkahnya agar memudahkan proses penelitian, adapun langkah penelitian adalah sebagai

6 Penggunaan Data Antropometri dalam Evaluasi Ergonomi Pada Tempat Duduk Penumpang Speed Boat Rute Tembilahan - Kuala Enok Kab. Indragiri Hilir Riau 1. Merumuskan masalah; 2. Melakukan validasi masalah kepada penumpang speed boat rute Tembilahan - Kuala Enok; 3. Melakukan wawancara dan diskusi speed boat rute Tembilahan - Kuala Enok tentang keluhan subjektif yang penumpang rasakan; 4. Menganalisa penyebab keluhan-keluhan subjektif penumpang dari perspektif ergonomi berdasarkan pada studi kepustakaan dan referensi; 5. Menganalisa akibat keluhan-keluhan subjektif penumpang dari perspektif ergonomi berdasarkan pada studi kepustakaan dan referensi; 6. Kesimpulan dan saran 7. Hasil dan Pembahasan 7.1. Evaluasi Ergonomi Berdasarkan hasil kajian maka diperoleh evaluasi untuk Speed Boat sebagai 1. Lebar tempat duduk tidak mempertimbangkan aspek anthropometri (dimensi tubuh) penumpang. Pemanfaatan aspek anthropometri pada perancangan akan berimplikasi positif pada kenyamanan pengguna, dalam merancang lebar sebuah tempat duduk minimal mempertimbangkan aspek anthropometri lebar pinggul dan lebar bahu. Kondisi tempat duduk speed boat di Tembilahan dengan lebar total sepanjang 200 cm di isi oleh 5-6 orang penumpang. Jika di asumsikan di isi 5 orang, maka masing-masing penumpang di beri jatah tempat duduk sepanjang 40cm. 2. Sandaran pada sebuah tempat dapat berfungsi untuk meningkatkan kenyamanan orang dalam beraktivitas. Tinggi sandaran tempat duduk speed boat tidak dirancang sesuai dengan pertimbangan ergonomi sehingga menimbulkan berbagai keluhan dari konsumen. Tinggi sandaran speed boat sebesar 27 cm. 3. Lebar tempat duduk yang mempertimbangkan ukuran pantat popliteal pada rancangan yang dipakai saat ini adalah sebesar 24 cm. Idealnya lebar sebuah tempat duduk yang mempertimbangkan pantat popliteal yang di peroleh melalui mengukur jarak horisontal dari bagian terluar pantat sampai lekukan lutut sebelah dalam paha dan kaki bagian bawah membentuk sudut siku-siku. 4. Tinggi tempat duduk pada speed boat yang dipakai sekarang adalah 35cm. Dalam merancang tinggi tempat duduk digunakan presentil kecil agar orang yang terkecil dapat menggunakannya dengan nyaman. Untuk menentukan tinggi tempat duduk digunakan data tinggi popliteal yang diperoleh dengan mengukur jarak vertikal dari lantai sampai bagian bawah paha. 5. Jarak antara dua tempat duduk sangat yang sangat sempit menimbulkan lutut penumpang ketika duduk tidak dapat diletakkan nengan nyaman. Jarak antara dua tempat duduk saat ini sebesar 55 cm masih banyak menimbulkan keluhan pada penumpang. Idealnya dalam menentukan jarak dua tempat duduk speed boat minimal memperhatikan data antropometri pantat ke lutut yang diperoleh dari mengukur jarak horisontal dari bagian terluar pantat sampai ke lutut posisi paha dan kaki bagian bawah membentuk sudut siku-siku. 6. Tempat duduk speed boat sudah di lengkapi dengan busa untuk menghindari keluhan pada bagian pantat dan sekitarnya serta busa juga berfungsi untuk meredam getaran. Busa dirancang untuk manusia yang dalam keadaan sehat dan fit, namun busa pada tempat duduk speed boat belum dapat meredam getaran yang dibutuhkan orang hamil sehingga terhindar dari resiko keguguran. 7.2. Rekomendasi Rancangan yang Ergonomis Berdasarkan hasil kajian maka diperoleh Rekomendasi rancangan yang ergonomis untuk Speed Boat sebagai 1. Berdasarkan data anthropometri lebar bahu yang diperoleh dengan cara mengukur jarak horisontal antara kedua lengan atas, subyek duduk tegak dengan lengan atas merapat ke badan dan lengan bawah direntangkan ke depan. Rata-rata lebar bahu 40,36 dan standar deviasi sebesar 4,88 serta diperoleh lebar bangku minimal untuk masing masing penumpang adalah 48,5 dengan tidak memperhitungkan tingkat allowance. Idealnya tepat duduk tersebut tersebut hanya di isi oleh 3-4 orang penumpang. 2. Sandaran pada sebuah tempat dapat berfungsi untuk meningkatkan kenyamanan orang dalam beraktivitas.idealnya dengan mempertimbangkan aspek data tinggi duduk tegak yang di peroleh dari mengukur jarak vertikal alas duduk sampai ujung atas kepala. Subyek duduk tegak dengan mata memandang lurus ke depan dan membentuk sudut siku-siku. Berdasarkan data anthropometri tinggi badan tegak dengan ratarata 84,43 dan standar deviasi sebesar 3,95 serta diperoleh tinggi sandaran minimal untuk masing masing penumpang adalah 91cm dengan tidak memperhitungkan tingkat allowance. 3. Lebar tempat duduk idealnya lebar sebuah tempat duduk yang mempertimbangkan pantat popliteal yang di peroleh melalui mengukur jarak horisontal dari bagian terluar pantat sampai

Roberta Z.S., Siti Wardah, dan Hikmatul Hasanah 7 lekukan lutut sebelah dalam paha dan kaki bagian bawah membentuk sudut siku-siku adalah 57 cm dengan tidak memperhitungkan tingkat allowance. Nilai 57 cm diperoleh dari data anthropometri pantat popliteal dengan rata-rata 47,8 dan standar deviasi sebesar 5,5 serta menggunakan presentil besar (P 95 ). 4. Dalam merancang tinggi tempat duduk digunakan presentil kecil agar orang yang terkecil dapat menggunakannya dengan nyaman. Untuk menentukan tinggi tempat duduk digunakan data tinggi popliteal yang diperoleh dengan mengukur jarak vertikal dari lantai sampai bagian bawah paha. Berdasarkan data anthropometri tinggi popliteal dengan rata-rata 43,3 cm dan standar deviasi sebesar 3 cm serta menggunakan presentil kecil (P 5 ) diperoleh maksimal tinggi bangku sebesar 38 cm. Pada aspek tinggi bangku, speed boat Tembilahan telah memenuhi persyaratannya karena tinggi bangku rancangan yang dipakai adalah 35cm. 5. Jarak antara dua tempat duduk sangat yang sangat sempit menimbulkan lutut penumpang ketika duduk tidak dapat diletakkan nengan nyaman. Idealnya dalam menentukan jarak dua tempat duduk speed boat minimal memperhatikan data antropometri pantat ke lutut yang diperoleh dari mengukur jarak horisontal dari bagian terluar pantat sampai ke lutut posisi paha dan kaki bagian bawah membentuk sudut siku-siku. Berdasarkan data anthropometri pantat ke lutut dengan rata-rata 57 cm dan standar deviasi sebesar 62 serta diperoleh jarak dua tempat duduk minimal adalah 67,5 cm dengan tidak memperhitungkan tingkat allowance. 6. Untuk meningkatkan kenyamanan penumpang dan menghindari resiko keguguran bagi ibu hamil tempat duduk speed boat harus dirancang dengan busa untuk menghindari keluhan pada bagian pantat dan sekitarnya serta busa juga berfungsi untuk meredam getaran. Busa dirancang untuk manusia yang dalam keadaan sehat dan fit, namun busa pada tempat duduk speed boat belum dapat meredam getaran yang dibutuhkan orang hamil sehingga terhindar dari resiko keguguran. Untuk menghindari resiko keguguran dibutuhkan bantalan yang lebih empuk dan elastis seperti bantalan yang terbuat dari bahan silikon [10]. 7.3. Akibat yang Ditimbulkan Berdasarkan hasil kajian maka diperoleh dampak yang dapat ditimbulkan oleh tempat duduk Speed Boat yang tidak ergonomis sebagai 1. Kondisi sempit tersebut akan menimbulkan cara duduk yang buruk dan postur tubuh tidak natural akibatnya akan memicu terjadinya intervertebral disc. Intervertebral disc adalah bantalan yang memisahkan dua ruas tulang belakang yang menyebabkan tulang belakang mampu bergerak fleksibel. intervertebral disc akan mengalami cidera apabila: (1) cara duduk yang buruk; (2) postur tubuh yang tidak natural; (3) kerja berat. Apabila tubuh mengalam tiga penyebab cidera intervertebral disc di atas, intervertebral disc akan mengalami proses degenerasi dan hilang kekuatannya akhirnya intervertebral disc akan memipih. Beberapa akibat buruk dari cidera intervertebral disc adalah: (1) saraf tegang dan terjepit; (2) kram otot; (3) memicu terjadinya berbagai penyakit tulang belakang; serta (4) kelumpuhan [11]. Kondisi tempat duduk dan sandaran speed boat tidak dirancang tidak berdasarkan keterbatasan manusia, akibatnya terjadi postur tubuh yang tidak natural dan cara duduk yang buruk. intervertebral disc dan posisinya pada ruas tulang belakang dapat di lihat pada Gambar 2 sebagai Gambar 2: Bagian ruas tulang belakang. Intervertebral disc pada nomor (2) [11] 2. Kondisi tempat duduk yang dirancang dengan tidak mempertimbangkan aspek keterbatasan manusia akan menimbulkan gangguan muskuloskleletal [12]. 3. Tempat duduk yang dirancang dengan mempertimbangkan aspek ergonomi dapat menurunkan kelelahan [13]. 8. Kesimpulan 1. Keluhan-keluhan subjektif penumpang seperti badan terasa pegal, kram, kesemutan, sakit pada leher, low back pain, sakit di persendian dan keluhan lainnya disebabkan oleh tempat duduk penumpang dirancang belum mempertimbangkan aspek ergonomi; 2. Aktivitas pelayaran speed boat rute Tembilahan - Kuala Enok belum memperhatikan aspek ergonomi.

8 Penggunaan Data Antropometri dalam Evaluasi Ergonomi Pada Tempat Duduk Penumpang Speed Boat Rute Tembilahan - Kuala Enok Kab. Indragiri Hilir Riau 9. Saran 1. Diperlukan regulasi oleh pemerintah daerah setempat untuk menerapkan aspek ergonomi dan keselamatan pelayaran agar dapat mencegah terjadinya sesuatu hal yang tidak di inginkan. 2. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya mengenai rancangan tempat duduk speed boat yang ergonomis serta sesuai dengan kebutuhan pengguna dan keterbatasan pihak perusahaan. References [1] Mustafa, Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Angkutan Speed Boat Tembilahan (Tugas Akhir, STIE Sri Gemilang Tembilahan, 2006) [2] A.S.N. Prahara, Desain Tempat duduk Penumpang Kereta Api K1. (Tugas Akhir, Desain Produk Industri. ITS Surabaya, 2009) [3] D.P. Wibowo, Perancangan Ulang Desain Tempat duduk Penumpang Mobil Land Rover yang Ergonomis dengan Metode Ergonomic Function Deployment (EFD). (Tugas Akhir, Teknik Industri Universitas Pembangunan Nasional Yogyakarta, 2011) [4] T. Nurhidayah, M. Luthfi, K. Anam, Perencanaan Tempat Duduk Traktor Roda Empat Yang Ergonomis Dengan Antropometri, Jurnal Teknologi Pertanian, 11(2), 2010, 109-113 [5] Y. Miharja, Analisis Ergonomi pada Desain Produk Jok Mobil Pengemudi Minibus (Tugas Akhir, Teknik Industri Universitas Gunadarma, 2010) [6] Y.B. Pratiknyo, Identifikasi Aspek-Aspek Ergonomi Pada Perancangan Kendaraan Rescue and Lifting Truck, Sebagai Kendaraan Operasional Polisi Pengendali Huru-Hara. Proceeding National Conference On Applied Ergonomics. Yogyakarta, 2008. [7] H. Purnomo, Perancangan Sistem Kerja Berkelanjutan: Pendekatan Holistik Untuk Meningkatkan Produktivitas Pekerja. Pidato Pengukuhan Guru Besar Teknik Industri Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 2012. [8] I.N. Artyasa, Konsep Estetika dan Teknis Dalam Bingkai Ergonomi Total Pada Desain Interior. Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar Institut Seni Indonesia, Denpasar, 2011. [9] M.G. Stevenson, Principles Of Ergonomics (Australia: Center for Safety Science-University Of NSW, 1989) [10] K. Ihwan dan Minarni, Perancangan Bantal Kendaraan Untuk Menghindari Resiko Keguguran. Proceeding Seminar Nasional dan Kongres Persatuan Ergonomi Indonesia. Bandung, 2012. [11] K.H.E. Kroemer and E. Grandjean, Fitting the Task to The Human 5th edition (London : Taylor & Francis, 1997) [13] Sarimurni dan I. Murtopo, Analisis Penggunaan Tempat duduk Ergonomi Terhadap Menurunnya Angka Kelelahan Perajin Batik Tulis. Jurnal Gelegar, 5(1), 2004, 51-58. [12] Sumardiyono, Pengaruh Tempat duduk Ergonomis Terhadap Gangguan Muskuloskleletal. Jurnal Speed 13(9), 2012.