3) Verifikasi LK pada industry rumah tangga/pengrajin dimungkinkan untuk menugaskan 1 (satu) orang Auditor.

dokumen-dokumen yang mirip
3. ISO/IEC 17021:2011 Conformity Assessment-Requirement for Bodies Providing Audit and Certification of Management Systems.

berjumlah 2 (dua) orang, dan 1 (satu) orang

DRAF REVISI. 6. ISO/IEC 17065:2012 Conformity Assessment Requirements for Bodies Certifying Products Processes and Services

PEDOMAN PEMANTAUAN INDEPENDEN DALAM PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI DAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

kepentingan pemantauan.

2 Mengingat : kembali penilaian kinerja pengelolaan hutan produksi lestari dan verifikasi legalitas kayu pada pemegang izin atau pada hutan hak; c. ba

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN

P03 Rev.C 01/06/2016 : Pedoman Sertifikasi Legalitas Kayu Secara Kelompok

dari satu atau beberapa sumber, milik badan usaha atau perorangan yang ditetapkan oleh Pejabat yang berwenang sesuai ketentuan yang berlaku.

6. ISO/IEC 17011:2004 Conformity Assessment - General Requirements for Accreditation Bodies Accrediting Conformity Assessment Bodies.

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN NOMOR : P.14/VI-BPPHH/2014 TENTANG

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA PEMEGANG IUPHHK-HA/HT/RE/HAK PENGELOLAAN/IPK, DAN HUTAN NEGARA YANG DIKELOLA OLEH MASYARAKAT

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA TPT

KONSEP. Revisi Permenhut Nomor P.43/Menhut-II/2014 jo. PermenLHK Nomor P.95/Menhut-II/2014

DRAF REVISI. 21. ISO/IEC 17000:2004 Conformity assessment vocabulary and general prinsiples

2. Pelaksanaan verifikasi menggunakan standar verifikasi LK sebagaimana Lampiran 2.1, 2.2, 2.3, dan 2.4.

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI NOMOR : P.14/PHPL/SET/4/2016 TENTANG

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA PEMEGANG IZIN DAN HAK PENGELOLAAN

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA/PENGRAJIN

MATRIK DRAFT PERUBAHAN PERDIRJEN BUK NO. P.8/VI-BPPHH/2012 TENTANG STANDAR DAN PEDOMAN PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA PHPL DAN VLK

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA PEMEGANG IUIPHHK DAN IUI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGECEKAN DEKLARASI KESESUAIAN PEMASOK

Nomor : P.38/Menhut-II/2009, Nomor : P.68/Menhut-II/2011, Nomor : P.45/Menhut-II/2012, dan Nomor : P.42/Menhut-II/2013

Butir Penting Penyempurnaan Peraturan Standar dan Pedoman Pelaksanaan SVLK

PEDOMAN PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA PEMEGANG IUIPHHK DAN IUI/TDI

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA PEMEGANG IUIPHHK DAN IUI

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA/PENGRAJIN

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN J A K A R T A

PEDOMAN PEMANTAUAN INDEPENDEN DALAM PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI DAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN NOMOR : P.95/Menhut-II/2014 TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA PEMILIK HUTAN HAK

PEDOMAN PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA ETPIK NON-PRODUSEN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR:

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA TPT

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: P. 68/Menhut-II/2011 TENTANG

2 Standar Biaya Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 t

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA PEMILIK HUTAN HAK

SYARAT DAN ATURAN TAMBAHAN AKREDITASI LEMBAGA VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

SURAT KEPUTUSAN. Nomor : 027/EQC-KEP.Cert/Rev/XII/2013. Tentang

KONSULTANSI SISTEM VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA/PENGRAJIN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Syarat dan Aturan Tambahan Akreditasi Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP PHPL)

P02 Rev.C 01/06/2016 : Pedoman Transfer Sertifikat PHPL dan Legalitas Kayu

KONSULTANSI SISTEM VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

PENGUMUMAN PERUBAHAN SERTIFIKAT LEGALITAS KAYU (S-LK) DI CV SAUDARA BANGUN SEJAHTERA, KOTA SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH

PEDOMAN PELAPORAN PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 35/Menhut-II/2009 TENTANG TATA CARA PENERBITAN REKOMENDASI EKSPOR PRODUK KAYU ULIN OLAHAN

Identitas LV-LK : Identitas Auditee :

PENGUMUMAN HASIL KEGIATAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU (VLK) DI PERUM PERHUTANI KIPKJ CEPU, KABUPATEN BOJONEGORO PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.141, 2009 DEPARTEMEN KEHUTANAN. Penilaian. Kinerja. Verifikasi. Legalitas. Pemegang Izin. Pedoman.

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

P01 Rev.C 01/06/2016 : Pedoman Penanganan Keluhan dan Banding

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN NOMOR : P.14/VI-BPPHH/2014 TENTANG

PEPMA]I{ PENANGA},IAN KELt.fi**N DAN tsanding

TP-P001 PEDOMAN ATURAN PELAKSANAAN. Rev.8. Yogyakarta, 25 Januari Halaman 1 dari 23. TP-P001/Rev.8/

RESUME HASIL SERTIFIKASI

8. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 36/M-DAG/PER/9/2007 sebagaimana telah diubah dengan Nomor 46/M-DAG/PER/9/2009 tentang Penerbitan Surat Izin Usa

3. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P. 7/Menhut-II/2009 TENTANG PEDOMAN PEMENUHAN BAHAN BAKU KAYU UNTUK KEBUTUHAN LOKAL

PENGUMUMAN HASIL KEGIATAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU (VLK) DI PERUM PERHUTANI KBM INDUSTRI KAYU CEPU, KABUPATEN BOJONEGORO PROVINSI JAWA TIMUR

PENGUMUMAN PERUBAHAN SERTIFIKAT LEGALITAS KAYU (S-LK) DI PERUM PERHUTANI INDUSTRI KAYU WILAYAH I KBM IK CEPU, KABUPATEN BOJONEGORO PROVINSI JAWA TIMUR

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGECEKAN DEKLARASI KESESUAIAN PEMASOK

SISTEM VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

PENGUMUMAN PERUBAHAN SERTIFIKAT LEGALITAS KAYU (S-LK) DI PT PARISINDO PRATAMA, KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT

PT MUTUAGUNG LESTARI RESUME HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI PENILAIAN KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI DAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA TANDA DAFTAR INDUSTRI (TDI)

RESUME HASIL VERIFIKASI IPK PT SATYA JAYA ABADI

PT MUTUAGUNG LESTARI RESUME HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

PT MUTUAGUNG LESTARI RESUME HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

LEMBAR FORMULIR PENDAFTARAN SERTIFIKASI PHPL/VLK*)

ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI PENILAIAN KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI DAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 38/Menhut-II/2009 TENTANG STANDARD DAN PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN

PT MUTUAGUNG LESTARI RESUME HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

KEMENTERIAN - KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN

IDLP-OPS Local Process for PHPL and Timber Legality Certification

PT MUTUAGUNG LESTARI RESUME HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

PT MUTUAGUNG LESTARI RESUME HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

STANDAR VERIFIKASI LEGALITAS KAYU (VLK) PADA PEMEGANG IPK. No. Prinsip Kriteria Indikator Verifier Metode Verifikasi Norma Penilaian

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI NOMOR : TENTANG

PT MUTUAGUNG LESTARI RESUME HASIL AUDIT ASSESSMENT LEGALITAS KAYU

PT MUTUAGUNG LESTARI RESUME HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

PT MUTUAGUNG LESTARI RESUME HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

PT MUTUAGUNG LESTARI RESUME HASIL AUDIT RE-ASSESSMENT LEGALITAS KAYU

Lampiran Surat No : 248.5/EQ.S/IV/2015, tanggal 28 April 2015

RESUME HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU CV JENGGALA PERSADA

PENGUMUMAN PERUBAHAN SERTIFIKAT LEGALITAS KAYU (S-LK) DI PT MUROCO, KOTAMADYA JAKARTA BARAT PROVINSI DKI JAKARTA

PANDUAN LAYANAN SISTEM VLK INDUSTRI

2015, No Nomor P.13/Menhut-II/2013 tentang Standar Biaya Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu; Men

D. KEGIATAN 1. Keluhan dan Banding a. Materi Keluhan dan Banding 1) Materi keluhan yang dapat ditindaklanjuti adalah yang disertai

PT MUTUAGUNG LESTARI RESUME HASIL KEPUTUSAN AKHIR VERIFIKASI

Transkripsi:

DRAF REVISI Lampiran 3.9. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P. /VI-BPPHH/2014 Tanggal : 2014 Tentang : Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu PEDOMAN KRITERIA DAN PERSYARATAN PERSONIL DAN AUDITOR DALAM PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI DAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU A. RUANG LINGKUP Ruang lingkup pedoman ini adalah : 1. Personil pada LPPHPL dan LVLK terkait dengan pelaksanaan penilaian kinerja PHPL dan/atau verifikasi LK. 2. Auditor pada pelaksanaan penilaian kinerja PHPL dan/atau verifikasi LK. B. ACUAN 1. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.38/Menhut-II/2009 sebagaimana terakhir dirubah dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.42/Menhut- II/2013 tentang Standard dan Pedoman Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu pada Pemegang Izin atau pada Hutan Hak. 2. ISO 19011:2011 Guidelines for Auditing Management Systems. 3. ISO/IEC 17065:2012 Conformity Assessment Requirements for Bodies Certifying Products Processes and Services. C. PENGERTIAN 1. IUPHHK-HA/HT adalah izin usaha yang diberikan untuk memanfaatkan hasil hutan berupa kayu dalam hutan alam atau hutan tanaman pada hutan produksi melalui kegiatan pemanenan atau penebangan, pengayaan, pemeliharaan, dan pemasaran. 2. IUPHHK-HTR adalah izin usaha yang diberikan untuk memanfaatkan hasil hutan berupa kayu dalam hutan tanaman pada hutan produksi yang dibangun oleh perorangan atau koperasi untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur dalam rangka menjamin kelestarian sumber daya hutan. L3.9-1

3. IUPHHK-HKm adalah izin usaha yang diberikan untuk memanfaatkan hasil hutan berupa kayu dalam areal kerja IUPHKm pada hutan produksi. 4. IUPHHK-HD adalah izin usaha yang diberikan untuk memanfaatkan hasil hutan berupa kayu dalam hutan desa pada hutan produksi melalui kegiatan penanaman, pemeliharaan, pemanenan, dan pemasaran. 5. IPK adalah izin untuk memanfaatkan hasil hutan kayu dan/atau bukan kayu dari kawasan hutan produksi yang dikonversi, penggunaan kawasan hutan produksi atau hutan lindung dengan status pinjam pakai, tukar menukar, dan dari areal penggunaan lain (APL) yang telah diberikan izin penggunaan lahan. 6. IUIPHHK adalah izin untuk mengolah kayu bulat dan atau kayu bulat kecil menjadi satu atau beberapa jenis produk pada satu lokasi tertentu yang diberikan kepada satu pemegang izin oleh pejabat yang berwenang. 7. TDI adalah izin usaha industri pengolahan kayu lanjutan yang memiliki nilai investasi perusahaan seluruhnya sampai dengan Rp200.000.000,- (dua ratus juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. 8. IUI adalah izin usaha industri pengolahan kayu lanjutan yang memiliki nilai investasi perusahaan seluruhnya di atas Rp200.000.000,- (dua ratus juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. 9. Industri rumah tangga/pengrajin adalah industri yang memiliki jumlah karyawan/tenaga kerja berjumlah 1 sampai dengan 4 orang. 10. Eksportir Terdaftar Produk Industri Kehutanan Non-Produsen yang selanjutnya disingkat ETPIK Non Produsen adalah perusahaan perdagangan yang telah mendapat pengakuan untuk melakukan ekspor produk industri kehutanan. 11. Pemegang izin adalah pemegang IUPHHK-HA, IUPHHK-HT, IUPHHK-HTR, IUPHHK-MHA, IUPHHK-RE, IUPHHK-HKm, IUPHHK-HD, IUPHHK-HTHR, IPK, IUIPHHK, IUI, TDI, TPT termasuk industri rumah tangga/pengrajin dan ETPIK Non Produsen. 12. Pemegang Hak Pengelolaan adalah badan usaha milik negara bidang kehutanan yang mendapat pelimpahan penyelenggaraan pengelolaan hutan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 13. Pemilik Hutan Hak adalah pemilik hutan yang berada pada tanah yang telah dibebani hak atas tanah yang berada di luar kawasan hutan dan dibuktikan dengan alas titel atau hak atas tanah. 14. Tempat Penampungan Terdaftar yang selanjutnya disingkat TPT adalah tempat pengumpulan kayu bulat dan/atau kayu olahan yang berasal dari satu atau beberapa sumber, milik badan usaha atau perorangan yang ditetapkan oleh Pejabat yang berwenang sesuai ketentuan yang berlaku. 15. Komite Akreditasi Nasional (KAN) adalah lembaga yang mengakreditasi Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LPPHPL) dan Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu (LVLK). L3.4-2

16. LPPHPL adalah lembaga berbadan hukum Indonesia yang melakukan penilaian kinerja pengelolaan hutan produksi lestari. 17. LVLK adalah lembaga berbadan hukum Indonesia yang melakukan verifikasi legalitas kayu. 18. Auditor adalah personel yang memenuhi persyaratan dan kemampuan sebagai auditor dan ditugaskan oleh LPPHPL atau LVLK untuk melaksanakan Penilaian Kinerja PHPL atau Verifikasi LK. 19. Auditee adalah Pemegang Izin, Pemegang Hak Pengelolaan, atau Pemilik Hutan Hak yang dilakukan verifikasi. 20. Verifikasi LK adalah Verifikasi Legalitas Kayu. D. KRITERIA DAN PERSYARATAN 1. Persyaratan Umum Auditor LPPHPL dan LVLK a. Auditor LPPHPL dan LVLK harus memiliki kemampuan sesuai dengan fungsi yang dilaksanakan, termasuk membuat pertimbangan teknis yang diperlukan. b. Auditor harus memiliki keterampilan melakukan audit mengacu kepada ISO 19011:2012. c. Tidak mempunyai hubungan finansial dan/atau kepemilikan dan/atau jasa konsultasi dengan Pemegang Izin, Pemegang Hak Pengelolaan, atau Pemilik Hutan Hak yang dinilai/diverifikasi yang dapat menimbulkan konflik kepentingan, minimum 24 (dua puluh empat) bulan sejak auditor yang bersangkutan tidak memiliki hubungan dimaksud. 2. Persyaratan Minimum Personil LPPHPL a. Pengambil Keputusan 1) Merupakan personil tetap LPPHPL. 2) Harus memahami sistem penilaian kinerja PHPL. 3) Dalam hal diperlukan, Pengambil Keputusan dapat didampingi personil yang memahami substansi penilaian, dan bukan berasal dari Tim Audit yang melakukan penilaian lapangan. b. Tim Audit 1) Untuk sertifikasi awal dan resertifikasi, Tim Audit sekurang-kurangnya berjumlah 5 (lima) orang, yang terdiri dari auditor bidang prasyarat, auditor bidang produksi, auditor bidang ekologi, auditor bidang sosial dan auditor bidang verifikasi legalitas kayu, dan 1 (satu) orang di antaranya merangkap sebagai Lead Auditor. 2) Untuk penilikan, Tim Audit sekurang-kurangnya berjumlah 3 (tiga) orang dengan kompetensi lima kriteria penilaian PHPL dan VLK, dan 1 (satu) orang di antaranya merangkap sebagai Lead Auditor. L3.4-3

3. Persyaratan Minimum Personil LVLK a. Pengambil Keputusan 1) Merupakan personil tetap LVLK. 2) Harus memahami sistem verifikasi LK. 3) Dalam hal diperlukan, Pengambil Keputusan dapat didampingi personil yang memahami substansi verifikasi, dan bukan berasal dari Tim Audit yang melakukan verifikasi lapangan. b. Tim Audit 1) Tim Audit yang melaksanakan verifikasi LK pada pemegang IUPHHK- HA/HT, Pemegang Hak Pengelolaan dan RE sekurang-kurangnya berjumlah 3 (tiga) orang, dan 1 (satu) orang diantaranya merangkap sebagai Lead Auditor. 2) Auditor yang melaksanakan verifikasi LK pada pemegang IUPHHK- HD, IUPHHK-MHA, IUPHHK-HTR, IUPHHK-HTHR, IUPHHK-HKm, Hutan Hak atau IPK sekurang-kurangnya berjumlah 1 (satu) orang Auditor. 3) Verifikasi LK pada industry rumah tangga/pengrajin dimungkinkan untuk menugaskan 1 (satu) orang Auditor. 4) Tim Audit yang melaksanakan verifikasi LK pada pemegang IUIPHHK, IUI, TDI, ETPIK Non Produsen serta TPT sekurangkurangnya berjumlah 2 (dua) orang, dan 1 (satu) orang diantaranya merangkap sebagai Lead Auditor. E. PERSYARATAN AUDITOR 1. Penilaian Kinerja PHPL a. Auditor 1) Sekurang-kurangnya berpendidikan : a) Auditor Bidang Prasyarat dan Produksi : D-3 Kehutanan atau S-1 lain dengan pengalaman bekerja di bidang kehutanan minimal 5 (lima) tahun. b) Auditor Bidang Ekologi : D-3 Kehutanan, S-1 Pertanian, Biologi, Teknik Lingkungan, atau S-1 lain dengan pengalaman bekerja di bidang ekologi minimal 5 (lima) tahun. c) Auditor Bidang Sosial : D-3 Kehutanan, S-1 Sosiologi, Antropologi, Sosial Ekonomi, atau S-1 lain dengan pengalaman bekerja di bidang sosial minimal 5 (lima) tahun L3.4-4

2) Lulus pelatihan Auditor PHPL yang diselenggarakan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan dan/atau lembaga lain yang bergerak di bidang kehutanan/lingkungan yang diakui oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan. 3) Telah magang dalam proses penilaian kinerja PHPL sekurangkurangnya 2 (dua) kali. b. Lead Auditor 1) Auditor yang telah melakukan penilaian kinerja PHPL sekurangkurangnya 5 (lima) kali dan 1 (satu) diantaranya adalah kegiatan audit sertifikasi awal atau resertifikasi dan Memiliki pengalaman memimpin suatu Tim Audit sekurang-kurangnya 2 (dua) kali di bawah supervisi 2) Lead auditor sebelum terbitnya peraturan ini tetap diakui sebagai lead auditor. 2. Verifikasi LK pada IUPHHK-HA/HT/RE/HTR/MHA/HKm/HTHR/Hutan Desa, Hutan Hak, dan IPK a. Auditor 1) Sekurang-kurangnya berpendidikan D-3 (Kehutanan, Pertanian, Biologi, Sosiologi, Antropologi, atau Sosial Ekonomi) atau S-1 lainnya dengan pengalaman bekerja di bidang kehutanan minimal 5 (lima) tahun. 2) Lulus Pelatihan Auditor verifikasi LK yang dilaksanakan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan dan/atau lembaga lain yang bergerak di bidang kehutanan/lingkungan yang diakui oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan. 3) Telah magang dalam proses verifikasi LK pada IUPHHK- HA/HT/RE/HTR/MHA/HKm/HTHR/Hutan Desa, Hutan Hak, dan IPK, sekurang-kurangnya 2 (dua) kali. b. Lead Auditor 1) Auditor yang telah melakukan verifikasi LK pada IUPHHK- HA/HT/HTR/HKm/HTHR/Hutan Desa, Hutan Hak, dan IPK, sekurangkurangnya 5 (lima) kali dan 1 (satu) diantaranya adalah kegiatan audit sertifikasi awal atau resertifikasi dan Memiliki pengalaman memimpin suatu Tim Audit sekurang-kurangnya 2 (dua) kali di bawah supervisi. 2) Lead auditor sebelum terbitnya peraturan ini tetap diakui sebagai lead auditor. 3. Verifikasi LK pada pemegang IUIPHKK, IUI dan TDI termasuk industri rumah tangga/pengrajin dan ETPIK-Non Produsen serta TPT. a. Auditor L3.4-5

1) Sekurang-kurangnya berpendidikan D-3 (Kehutanan, Ekonomi, Teknik Industri, Teknik Mesin, atau Teknik Lingkungan) atau S-1 lainnya dengan pengalaman bekerja di bidang kehutanan minimal 5 (lima) tahun. 2) Lulus Pelatihan Auditor VLK yang dilaksanakan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan dan/atau lembaga lain yang bergerak di bidang kehutanan/lingkungan yang diakui oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan. 3) Telah magang dalam proses VLK pada IUPHHK, IUI dan TDI termasuk industri rumah tangga/pengrajin dan ETPIK Non Produsen, serta TPT sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali. b. Lead Auditor 1) Auditor yang telah melakukan verifikasi LK pada IUIPHKK, IUI dan TDI termasuk industri rumah tangga/pengrajin dan pedagang ekspor, dan TPT sekurang-kurangnya 5 (lima) kali dan Memiliki pengalaman memimpin suatu Tim Audit sekurang-kurangnya 2 (dua) kali di bawah supervisi 2) Lead auditor sebelum terbitnya peraturan ini tetap diakui sebagai lead auditor. Direktur Jenderal, Bambang Hendroyono. NIP. 19640930 198903 1 001 L3.4-6