Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Keuangan Negara

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG PERJALANAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN TAHUN ANGGARAN 2016

STANDAR BIAYA TAKSI PERJALANAN DINAS DALAM RANGKA SUPERVISI, PENGAWASAN, ATAU PELAKSANAAN TUGAS POKOK

BUPATI PACITAN RANCANGAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PERJALANAN DINAS PADA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SELINTAS TENTANG PEMBAYARAN BIAYA PERJALANAN DINAS BAGI PEJABAT/PEGAWAI NEGERI YANG MENGIKUTI DIKLAT

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR SATUAN HARGA TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 41 TAHUN 2015

WALIKOTA TASIKMALAYA,

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

5. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 9 SERI E

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 02 TAHUN 2016 TENTANG PERJALANAN DINAS PEMERINTAH KOTA BENGKULU

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874) sebagaimana telah diubah dengan Und

TENTANG BIAYA PERJALANAN DINAS BAGI PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TENTANG ADMINISTRASI PERJALANAN DINAS

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PERJALANAN DINAS GUBERNUR JAWA TIMUR,

BERITA NEGARA. KEMEN-ESDM. SAKIP. Evaluasi. Juklak. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLITAR PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

bahwa dalam rangka pelaksanaan diversifikasi energi

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI KUANTAN SINGINGI NOMOR 2 TAHUN 2015

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI, DAN PEGAWAI TIDAK TETAP. Disusun Oleh : BAGIAN BINA PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 66 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 1 TAHUN 2015

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA SALINAN

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR :01 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BAGI BUPATI, WAKIL

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA TENTANG

SURAT PERJALANAN DINAS (SPD)

Walikota / Wakil Walikota, Ketua / Wakil Ketua DPRD. Pejabat Eselon III dan dibawahnya. Pejabat Eselon II

Nomor 5, TambahanLembaran Negara Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang PemeriksaanPengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

TAHUN : 2006 NOMOR : 08

PERATU WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RAN WAOGYAKARTA 016 PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 31 TAHUN 2009 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 07/PMK.05/2008 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 27 TAHUN 2013

BUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI JENEPONTO NOMOR 2 TAHUN TENTANG

Menimbang : a. bahwa Perjalanan Dinas di lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah ditetapkan dalam

2016, No sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketujuh Belas atas Peraturan Pemer

BUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI NATUNA NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG

2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Nega

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR BIAYA KEGIATAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR TAHUN ANGGARAN 2007

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 6 TAHUN 2016

SURAT PERJALANAN DINAS (SPD)

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 45/PMK.05/2007 TENTANG

BUPATI SUMBAWA PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 2 TAHUN 2013

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 17 TAHUN 2013 TAHUN 2013 TENTANG

PERJALANAN DINAS. A. Pendahuluan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN. Kementerian Keuangan Republik Indonesia

PENGGUNAAN AKUN BELANJA PERJALANAN DINAS UNTUK KEGIATAN RAPAT, SEMINAR, DAN SEJENISNYA

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG

2016, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Le

2 Daya Mineral tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral termasuk Badan Pengatur Penyediaan d

Menimbang : a. bahwa untuk menjamin ketahanan energi nasional dan

BUPATI SERUYAN PERATURAN BUPATI SERUYAN NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TANGGAMUS PERATURAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR : 07 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 21 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

Menimbang : a. bahwa untuk menjamin ketahanan energi nasional dan

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber

BUPATI ACEH BARAT DAYA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH BARAT DAYA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG

2017, No Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINS! KALIMANTAN BARAT

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR BIAYA KEUANGAN KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2015

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 934 TAHUN 2017 TENTANG RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2017

PENJELASAN STANDAR BIAYA MASUKAN TAHUN ANGGARAN 2012 YANG BERFUNGSI SEBAGAI BATAS TERTINGGI

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 48 TAHUN 2007 TENTANG PERJALANAN DINAS

KEMENTERIAN NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI PERATURAN SEKRETARIS MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI, REPUBLIK INDONESIA

2015, No b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indone

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 97/PMK.05/2010 TENTANG

Transkripsi:

MENTERI ENERGI DAN SUWIBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 7897 K/83/MEM/2016 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL, Menimbang bahwa dalam rangka penyeragaman pelaksanaan perjalanan dinas dan peningkatan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral termasuk Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional dan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi, perlu menetapkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Ketentuan Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Perjalanan Dinas Dalam Negeri di Lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Keuangan Negara (Lembaran Negara RI Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4355); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara RI Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5423);

2-8. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2015 tentang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Lembaran Negara RI Tahun 2015 Nomor 132); Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 14 Tahun 2009 tentang Tugas dan Fungsi Organisasi Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional (Berita Negara RI Tahun 2009 Nomor 224); Peraturan Menteri Keuangan Nomor 113/PMK.05/2012 tentang Perjalanan Dinas Dalam Negeri bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap (Berita Negara RI Tahun 2012 Nomor 678); Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 25 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat dan Direktorat pada Badan Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa (Berita Negara RI Tahun 2012 Nomor 992); Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 13 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Berita Negara RI Tahun 2016 Nomor 782); MEMUTUSKAN: Menetapkan KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. KESATU Menetapkan ketentuan pelaksanaan dan pertanggungjawaban perjalanan dinas dalam negeri di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral termasuk Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional dan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi, yang terdiri atas:

-3 - a. perjalanan dinas jabatan melewati batas kota, kegiatan rapat, seminar, dan sejenisnya di luar kantor di luar kota, rapat di dalam kantor, dan pengendalian perjalanan dinas, sebagaimana tercantum dalam Lampiran I; dan b. fasilitas transpor bagi pelaksana perjalanan dinas dalam negeri sebagaimana tercantum dalam Lampiran 11, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dalam Keputusan Menteri ini. KEDUA Penyetaraan pelaksana perjalanan dinas dalam negeri di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral termasuk Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional dan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi dengan ketentuan sebagai berikut: a. Staf Khusus disetarakan dengan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya; dan b. Tenaga Ahli disetarakan dengan Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama. KETIGA Para Pejabat/Pegawai di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral termasuk Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional dan Badan Pengatur Hilir Minyak dsm Gas Bumi wajib melaksanakan ketentuan pelaksanaan dan pertanggungjawaban perjalanan dinas dalam negeri sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU dan peraturan perundangundangan lainnya di bidang keuangan negara. KEEMPAT : Pimpinan Unit Organisasi di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral termasuk Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional dan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi wajib melakukan pengendalian internal atas pelaksanaan perjalanan dinas agar sesuai dengan prinsip efektivitas dan efisiensi pengelolaan keuangan negara.

- 4 KELIMA Inspektorat Jenderal wajib melakukan pengawasan atas pelaksanaan perjalanan dinas di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral termasuk Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional dan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi. KEENAM Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal 3 Januari 2017. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 6 Desember 2016 MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL, ttd. IGNASIUS JONAN Tembusan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Menteri Keuangan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sekretaris Jenderal, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Inspektur Jenderal, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Direktur Jenderal Perbendaharaan, Kementerian Keuangan Para Direktur Jenderal di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya 7. 8. 9. Mineral Para Kepala Badan di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Salinan sesuai dengan aslinya KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Kepala Biro Hukum, Hi,^1

- 5 - LAMPIRAN I KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 7897 K/83/MEM/2016 TANGGAL : 6 Desember 2016 PERJALANAN DINAS JABATAN MELEWATI BATAS KOTA, KEGIATAN RAPAT, SEMINAR, DAN SEJENISNYA DI LUAR KANTOR DI LUAR KOTA, RAPAT DI DALAM KANTOR, DAN PENGENDALIAN PERJALANAN DINAS 1. Perjalanan Dinas Jabatan Melewati Batas Kota 1. Perjalanan Dinas dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip selektif, ketersediaan anggaran dan kesesuaian dengan pencapaian kinerja, efisiensi, dan akuntabilitas pemberian perintah pelaksanaan perjalanan dinas dan pembebanan biaya perjalanan dinas. 2. Unsur biaya perjalanan dinas dalam negeri terdiri atas: a. uang harian dibayarkan secara lumpsum, meliputi komponen: 1) uang makan; 2) uang transpor lokal; dan 3) uang saku. b. biaya transpor (bis/kereta api/pesawat/kapal laut dan lainnya), dibayarkan berdasarkan metode at cost; c. biaya penginapan dibayarkan berdasarkan metode at cost; dan d. uang representasi untuk Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama ke atas dibayarkan untuk perjalanan dinas jabatan yang melewati batas kota dan/atau dalam kota lebih dari 8 (delapan) jam dan dibayarkan secara lumpsum. 3. Biaya taksi merupakan biaya dari kantor tempat kedudukan menuju bandara/pelabuhan/terminal/stasiun keberangkatan atau dari bandara/pelabuhan/terminal/stasiun kedatangan menuju tempat tujuan di kota bandara/pelabuhan/terminal/stasiun kedatangan dan sebaliknya, satuan biaya taksi untuk 1 (satu) kali perjalanan maksimum sebagaimana diatur dalam ketentuan Peraturan Menteri Keuangan mengenai Standar Biaya Masukan. 4. Khusus biaya transpor wilayah kabupaten/kota pada Provinsi Jawa Barat, Provinsi Banten, Provinsi Jawa Tengah, dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sebagai berikut:

-6- No. Asal Tujuan Biaya Satu Kali Perjalanan 1. Kan tor Jakarta Wilayah Rp500.000,00 Kabupaten / Kota Bandung dan sekitarnya 2. Kantor Jakarta Wilayah Kabupaten Rp475.000,00 Purwakarta dan sekitarnya 3. Kan tor Jakarta Wilayah Rp675.000,00 Kabupaten / Kota Serang, Cilegon, dan sekitarnya 4. Kantor Jakarta Wilayah Cirebon dan sekitarnya 5. Kantor Bandung Wilayah Kabupaten / Kota Rp475.000,00 Rp650.000,00 Serang, Cilegon, dan sekitarnya 6. Kantor Bandung Wilayah Tangerang RpSOO.000,00 7. Kantor Yogyakarta Wilayah dan sekitarnya Kota Solo Rp225.000,00 Biaya transpor pergi pulang wilayah kabupaten/kota pada Provinsi Jawa Barat, Provinsi Banten, Provinsi Jawa Tengah, dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sebesar dua kali biaya sebagaimana nominal di tabel di atas. Pertanggungjawaban biaya transpor pergi pulang wilayah kabupaten/kota pada Provinsi Jawa Barat, Provinsi Banten, Provinsi Jawa Tengah, dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menggunakan formulir Daftar Pengeluaran Riil. Transportasi menggunakan pesawat udara dibayar dengan metode at cost sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Keuangan mengenai Standar Biaya Masukan.

7-8. Biaya transpor menggunakan moda transportasi lain yang tidak dapat diperoleh bukti pengeluarannya dituangkan dalam Daftar Pengeluaran Rill. 9. Biaya penginapan/hotel dalam rangka perjalanan dinas jabatan dibayar dengan metode at cost, dengan memperhatikan tarif tertinggi penginapan/hotel sebagaimana diatur dalam ketentuan Peraturan Menteri Keuangan mengenai Standar Biaya Masukan. 10. Dalam hal pelaksana perjalanan dinas tidak menggunakan biaya penginapan, kepada pelaksana perjalanan dinas dapat diberikan biaya penginapan sebesar 30% (tiga puluh persen) dari tarif hotel di kota tempat tujuan. Biaya tersebut dibayarkan secara lumpsum dan dituangkan dalam Daftar Pengeluaran Riil. II. Kegiatan Rapat, Seminar, dan Sejenisnya di Luar Kan tor di Luar Kota 1. Kegiatan rapat, seminar, dan sejenisnya diselenggarakan dalam rangka mencapai kinerja yang ditetapkan dalam DIPA. 2. Harus menghasilkan output berupa transkrip basil rapat, notulen rapat, dan/atau laporan. 3. Harus dilengkapi dengan: a. surat undangan yang ditandatangani oleh paling rendah Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama/Kepala Satuan Kerja/pejabat setingkat; b. surat tugas bagi peserta; c. fotokopi daftar hadir rapat/absensi; dan d. dokumentasi kegiatan (foto, rundown acara). 4. Dilaksanakan sepanjang memenuhi ketentuan: a. dalam rangka penyelesaian pekerjaan yang dilakukan secara intensif dan bersifat koordinatif; b. melibatkan peserta dari Unit Organisasi Eselon I lainnya/masyarakat; dan c. mendapat persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen dengan pertimbangan: 1) dari sisi teknis harus dilaksanakan di luar kota satuan kerja penyelenggara; atau 2) diselenggarakan pada lokasi yang terdekat dengan kota satuan kerja penyelenggara.

8-5. Pihak penyelenggara dapat membentuk panitia untuk kegiatan rapat, seminar, dan sejenisnya dengan ketentuan jumlah panitia yang dapat memperoleh honor paling banyak 10% (sepuluh persen) dari jumlah peserta. 6. Surat Perjalanan Dinas kegiatan rapat, seminar, dan sejenisnya yang dilaksanakan di luar kantor atau di hotel dapat ditandatangani oleh panitia yang dibentuk sesuai dengan Keputusan mengenai pembentukan kepanitiaan, pihak hotel, atau pejabat pemerintah setempat. 7. Fasilitas yang diterima dalam paket fullboard kegiatan rapat/pertemuan di luar kantor merupakan komponen paket yang terdiri atas: a. minuman selamat datang; b. makan 3 (tiga) kali untuk setiap 1 (satu) malam akomodasi; c. rehat kopi dan kudapan 2 (dua) kali untuk 1 (satu) hari; dan d. ruang pertemuan dan fasilitasnya {screen projector, podium, flip chart, white board, standard sound system, microphone, alat tulis, air mineral, dan permen). 8. Peserta tidak boleh menerima lumpsum dan paket fullboard secara tumpang tindih (dobel) dalam kegiatan rapat, seminar, dan sejenisnya. 9. Pembebanan biaya perjalanan dinas untuk: a. wilayah kabupaten/kota pada Provinsi Jawa Barat, Provinsi Banten, Provinsi Jawa Tengah, dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta: 1) Pelaksanaan 3 (tiga) hari (menginap 2 malam), dilaksanakan dengan: a) Lumpsum 1 (satu) hari; dan b) Fullboard 2 (dua) hari. 2) Pelaksanaan 2 (dua) hari (menginap 1 malam), dilaksanakan dengan: a) Lumpsum 1 (satu) hari; dan b) Fullboard l(satu) hari.

- 9 - b. wilayah di luar sebagaimana dimaksud pada huruf a Tetap melaksanakan prinsip efisiensi dan tidak boleh tumpang tindih antara lumpsum dengan paket fullboard (lihat huruf a). Dalam rangka perencanaan penganggaran, kepada panitia (karena faktor transportasi dan/atau guna mempersiapkan pelaksanaan kegiatan dan penyelesaian pertanggungjawaban) dan peserta (karena faktor transportasi memerlukan waktu tambahan untuk berangkat/ pulang di luar waktu pelaksanaan kegiatan) dapat dialokasikan biaya penginapan dan uang harian perjalanan dinas sebagaimana diatur dalam ketentuan Peraturan Menteri Keuangan mengenai Standar Biaya Masukan, untuk 1 (satu) hari sebelum dan/atau 1 (satu) hari sesudah pelaksanaan kegiatan. Catatan: i. terdapat perbedaan penghitungan waktu jam kerja (07.30-16.00) dengan waktu check in dan check out hotel yang dimulai pada hari H di atas pukul 12.00 dan kepulangan pada hari H sebelum pukul 12.00; dan ii. pembuatan jadwal kegiatan rapat, seminar, dan sejenisnya agar memperhatikan batas waktu tersebut. III. Rapat di Dalam Kan tor Sebagai kompensasi bagi Pegawai Negeri Sipil/non Pegawai Negeri Sipil yang melakukan kegiatan rapat yang dilaksanakan di dalam kantor, diberikan uang saku rapat, sepanjang memenuhi kriteria sebagai berikut: a. dihadiri peserta dari unit organisasi Eselon II/unit organisasi Eselon I lainnya/kementerian/lembaga lainnya/instansi Pemerintah/ masyarakat; b. dilaksanakan paling sedikit 3 (tiga) jam di luar jam kerja pada hari kerja; c. tidak diberikan uang lembur dan uang makan lembur; d. dilengkapi dengan surat undangan yang ditandatangani oleh Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama/Kepala Satuan Kerja/pejabat setingkat; e. surat tugas bagi peserta dari unit organisasi penyelenggara yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai perjalanan dinas; dan

10 f. surat pernyataan pelaksanaan kegiatan yang ditandatangani oleh penanggung jawab kegiatan paling rendah Pejabat Administrator/Kepala Satuan Kerja/pejabat setingkat. Catatan: i. uang saku rapat di dalam kantor dapat dibayarkan sepanjang 6 (enam) kriteria di atas telah dipenuhi; ii. satuan biaya uang saku rapat di dalam kantor belum termasuk konsumsi rapat; dan iii. bagi peserta yang berasal dari luar unit organisasi penyelenggara dapat diberikan uang transpor sepanjang kriteria pemberian uang transpor terpenuhi. g. satu orang peserta rapat hanya berhak mendapatkan uang saku rapat 1 (satu) kali dalam 1 (satu) hari; h. pemberian uang saku atas kegiatan rapat di dalam kantor sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Keuangan mengenai Standar Biaya Masukan; i. pembayaran uang saku rapat tidak dipotong pajak; dan j. administrasi lain yang perlu dilengkapi terdiri atas: 1) notulen hasil rapat; 2) fotokopi daftar hadir rapat/absensi yang ditandatangani oleh Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama unit organisasi penyelenggara; dan 3) dapat disertai print out kehadiran pegawai [fingerprint). IV. Pengendalian Perjalanan Dinas Agar pengendalian perjalanan dinas dapat dilaksanakan dengan memadai dan mengurangi risiko tumpang tindih, kepada seluruh Pejabat Pimpinan Tinggi Madya agar memberlakukan sistem aplikasi online perjalanan dinas. MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL, ttd. IGNASIUS JONAN Salinan sesuai dengan aslinya KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Kepala Biro Hukum, H Asron

-11 LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 7897 K/83/MEM/2016 TANGGAL : 6 Desember 2 016 FASILITAS TRANSPOR BAGI PELAKSANA PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI Tingkat Moda Transportasi Biaya No. Pejabat Negara Perja- Lanan Pesawat Udara Kapal Laut Kereta Api/Bus Lainnya Dinas 1. Menteri, Wakil A Bisnis VIP/ Spesial/ Sesuai Menteri, Pejabat Kelas la Eksekutif kenyataan Pimpinan Tinggi Madya, Staf Khusus, dan Pejabat lainnya yang setara 2. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Tenaga Ahli, dan Pejabat lainnya yang setara 3. Administrator / PNS Golongan IV, Pengawas / PN S Golongan III, PNS Golongan II, PNS Golongan I, dan Pej abat / Pegawai lainnya yang setara B Ekonomi Kelas IB Eksekutif Sesuai kenyataan C Ekonomi Kelas IIA Eksekutif Sesuai kenyataan MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL, ttd. IGNASIUS JONAN Salinan sesuai dengan aslinya KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Kepala Biro Kukum, Huflron Asrofi