BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 05/01/61/Th.XIX, 04 Januari 2016 TINGKAT KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT SEPTEMBER 2015 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Kalimantan Barat pada bulan sekitar 405.510 orang (8,44 persen). Dibandingkan dengan penduduk miskin pada bulan yang berjumlah 383.700 orang (8,03 persen), berarti meningkat sekitar 21.810 orang atau mengalami peningkatan 5,68 persen. Selama periode kenaikan persentase penduduk miskin terjadi di daerah perkotaan dan perdesaan. Untuk daerah perkotaan mengalami kenaikan dari 5,62 persen menjadi 6,00 persen sedangkan untuk daerah perdesaan mengalami kenaikan dari 9,09 persen menjadi 9,51 persen. Jumlah penduduk miskin, pada bulan di daerah perdesaan masih lebih banyak sebesar 317.360 orang dibanding di daerah perkotaan sebanyak 88.150 orang. Garis kemiskinan pada sebesar Rp. 323.615,- perkapita/bulan selanjutnya meningkat menjadi Rp. 340.413,- perkapita/bulan pada. Apabila dipilah menurut jenisnya, peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pada bulan, sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan sebesar 78,65 persen dan sisanya 21,35 persen adalah sumbangan Garis Kemiskinan Bukan Makanan. Pada periode, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P 1) menunjukkan adanya penurunan yaitu dari 1,289 menjadi 1.087. Hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin mendekat dari garis kemiskinan. Adapun dari sisi Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami penurunan yaitu dari 0,320 menjadi 0,240. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk miskin semakin kecil. Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Barat No. 05/01/61/Th. XIX, 04 Januari 2016 1
1. Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Kalimantan Barat Persentase penduduk miskin pada periode ke menunjukkan kenaikan, dari 8,03 persen menjadi 8,44 persen pada atau naik 0,41 poin. Secara nominal jumlah penduduk miskin naik dari 383.700 orang pada menjadi 405.510 orang (Grafik.1). Hal ini berarti bahwa jumlah penduduk miskin di Kalimantan Barat naik sekitar 21.810 orang. Grafik 1. Jumlah Penduduk Miskin Kalimantan Barat (Jiwa) Apabila diamati lebih mendalam, persentase penduduk miskin untuk daerah perdesaan mengalami kenaikan dari 9,09 persen pada menjadi 9,51 persen atau mengalami kenaikan sebesar 0,42 poin. Daerah perkotaan mengalami peningkatan dari 5,62 persen menjadi 6,00 persen pada September 2015 atau mengalami kenaikan sebesar 0,38 poin. Garis kemiskinan pada sebesar Rp. 323.615,- perkapita/bulan, kemudian pada September 2015 meningkat menjadi Rp. 340.413,- perkapita/bulan. Jika dibedakan berdasarkan daerah perkotaan dan perdesaan, garis kemiskinan perkotaan sebesar Rp. 334.575,- naik menjadi Rp. 347.516,- pada kondisi. Daerah perdesaan sebesar Rp. 318.793,- pada naik menjadi Rp.337.288,- pada. Tidak berbeda dengan kondisi, pada bulan, Garis Kemiskinan Makanan juga mempunyai peranan yang sangat dominan terhadap Garis Kemiskinan yaitu sebesar 78,65 persen dan sisanya 21,35 persen adalah peranan dari Garis Kemiskinan Non Makanan. Komoditi makanan yang berpengaruh terhadap kenaikan garis kemiskinan antar lain beras, rokok kretek filter, gula pasir, telur ayam ras dan mie instan. Sedangkan komoditi non makanannya antara lain perumahan, bensin, listrik, perlengkapan mandi dan pendidikan. 2 Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Barat No. 05/01/61/Th. XIX, 04 Januari 2016
Tabel 1. Garis Kemiskinan, Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Kalimantan Barat Daerah/Tahun Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bln) Makanan Non Makanan Total Jumlah penduduk miskin (000 orang) Persentase penduduk miskin Perkotaan 250.029 84.546 334.575 82,05 5,62 259.948 87.567 347.516 88,15 6,00 Perdesaan 257.337 61.456 318.793 301,65 9,09 271.176 66.112 337.288 317,36 9,51 Kota+Desa 255.104 68.511 323.615 383,70 8,03 267.745 72.668 340.413 405,51 8,44 Sumber: Pengolahan Susenas dan 2. Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan Persoalan kemiskinan bukan hanya menyangkut berapa jumlah dan persentase penduduk miskin tetapi ada dimensi lain yang harus juga menjadi perhatian yaitu tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan. Jadi kebijakan dalam penanganan masalah kemiskinan seharusnya tidak hanya memperkecil jumlah penduduk miskin, tetapi juga sekaligus harus bisa mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan itu sendiri. Indek Kedalaman Kemiskinan (P 1) merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Sedangkan Indek Keparahan Kemiskinan (P 2) merupakan ukuran ketimpangan penduduk miskin. Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Barat No. 05/01/61/Th. XIX, 04 Januari 2016 3
Pada periode, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P 1) menunjukkan adanya penurunan yaitu dari 1,289 pada keadaan menjadi 1,087 pada (Tabel 2). Hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin semakin mendekat dari garis kemiskinan. Adapun dari sisi Indeks Keparahan Kemiskinan (P 2) menunjukkan adanya penurunan yaitu dari 0,320 pada menjadi 0,240 pada. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk miskin relatif semakin kecil selama sampai. Tabel 2 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P 1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P 2) di Kalimantan Barat Menurut Daerah, Tahun Perkotaan Perdesaan Kota + Desa Indeks Kedalaman Kemiskinan (P 1) 0,861 1,477 1,289 0,767 1,228 1,087 Indeks Keparahan Kemiskinan (P 2) 0,204 0,371 0,320 0,213 0,252 0,240 Sumber: Pengolahan Susenas Semesteran Tahun 2015 Apabila diamati menurut daerah terlihat bahwa nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P 1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P 2) di daerah perkotaan lebih rendah dibanding daerah perdesaan. Pada bulan, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P 1) untuk perkotaan dan perdesaan masing-masing sebesar 0,861 dan 1,477 sedangkan keadaan di daerah perkotaan turun menjadi 0,767 dan perdesaan juga turun menjadi 1,228. Sedangkan untuk Indeks Keparahan Kemiskinan (P 2 ) di perkotaan mengalami kenaikan dari 0,204 pada menjadi 0,213 dan daerah perdesaan mengalami penurunan dari 0,371 menjadi 0,252. 3. Perbandingan Tingkat Kemiskinan Regional Kalimantan dan Nasional Garis Kemiskinan, Kalimantan Barat merupakan yang terendah di regional Kalimantan yaitu sebesar Rp. 340.413,- Sedangkan yang tertinggi di Kalimantan Timur sebesar Rp. 494.207,-. Adapun dalam hal jumlah dan persentase penduduk miskin, Kalimantan Barat merupakan yang tertinggi yaitu sebesar 405.510 orang (8,44 persen). Namun demikian persentase penduduk miskin di Kalimantan Barat masih berada dibawah nasional yang mencapai 11,13 persen. Jumlah penduduk miskin yang terendah di Kalimantan 4 Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Barat No. 05/01/61/Th. XIX, 04 Januari 2016
Utara sebesar 40.930 orang dan persentase penduduk miskin terkecil di Kalimantan Selatan sebesar 4,72 persen. Provinsi Tabel 3 Perbandingan Beberapa Indikator Kemiskinan Untuk Regional Kalimantan dan Nasional Persentase Garis Kemisikinan Jumlah Penduduk Miskin (Rp/Kapita/Bln) ( orang) (P 0) Kalimantan Barat 340.413 405.510 8,44 Kalimantan Tengah 362.729 148.130 5,91 Kalimantan Selatan 360.949 189.160 4,72 Kalimantan Timur 494.207 209.990 6,10 Kalimantan Utara 493.086 40.930 6,32 NASIONAL 344.809 28.513.570 11,13 Sumber: Pengolahan Susenas 4. Gini Ratio Gini ratio merupakan suatu ukuran kemerataan yang dihitung dengan membandingkan luas antara diagonal dan kurva lorenz (daerah A) dibagi dengan luas segitiga di bawah diagonal. Gini ratio untuk menghitung ketimpangan distribusi pendapatan, didekati dengan pengeluaran hasil Susenas. Semakin mendekati 1 berarti semakin timpang (pendapatannya tidak merata) sebaliknya jika semakin mendekati 0 berarti semakin tidak timpang (pendapatan merata). 100 B 50 A 0 50 100 Rumah tangga atau penduduk Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Barat No. 05/01/61/Th. XIX, 04 Januari 2016 5
Nilai gini ratio berkisar antara 0 dan 1, jika: G < 0,3 ketimpangan rendah 0,3 G 0,5 ketimpangan sedang G > 0,5 ketimpangan tinggi Tabel 4 Gini Rasio Kalimantan Barat Tahun Perkotaan Perdesaan Kota + Desa Gini Rasio 0,354 0,301 0,334 0,315 0,231 0,275 Sumber: Pengolahan Susenas dan 6 Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Barat No. 05/01/61/Th. XIX, 04 Januari 2016
Penjelasan Teknis dan Sumber Data Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Dengan pendekatan ini, dapat dihitung Headcount Index, yaitu persentase penduduk miskin terhadap total penduduk. Metode yang digunakan adalah menghitung Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari dua komponen yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan-Makanan (GKBM). Penghitungan Garis Kemiskinan dilakukan secara terpisah untuk daerah perkotaan dan perdesaan. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan. Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kkalori per kapita perhari. Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacangkacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dll). Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar non-makanan diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di perdesaan. Sumber data utama yang dipakai untuk menghitung tingkat kemiskinan tahun 2015 adalah data SUSENAS (Survei Sosial Ekonomi Nasional) Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Barat No. 05/01/61/Th. XIX, 04 Januari 2016 7
VISI BPS : Pelopor Data Statistik Terpercaya Untuk Semua BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT Informasi lebih lanjut hubungi DUAKSA ARITONANG, SSi, MM Kepala Bidang Statistik Sosial Telepon: 0561-735345 E-mail : sosial6100@bps.go.id Website : http://kalbar.bps.go.id 8 Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Barat No. 05/01/61/Th. XIX, 04 Januari 2016