www.aidsindonesia.or.id MARET 2014 L ayanan komprehensif Berkesinambungan (LKB) merupakan strategi penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia yang tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan No 21 tahun 2013. Peserta Peningkatan Peran Populasi Kunci dalam Layanan Komprehensif Berkesinambungan di 25 Kabupaten/Kota berfoto bersama Deputi Program Sekretaris KPAN, Dr. Fonny J. Silfanus di Jakarta BERITA KPA NASIONAL LAPORAN LAIN Evaluasi dan Koordinasi Program Remaja Review kebijakan dan pelaksanaan program remaja. Peningkatan Peran Populasi Kunci dalam LKB Meningkatkan pemahaman tentang LKB Revisi Pedoman Pelaporan dan Pencatatan Pemutakhiran pedoman pencatatan Monev Lokakarya DAK untuk Penanggulangan HIV dan AIDS Mendorong penganggaran daerah yang berkelanjutan (Hal 2) (Hal 2) (Hal 3) (Hal 3) FGD KIE Penasun (Hal 4) KEGIATAN KPA PROPINSI/ KABUPATEN/ KOTA Pelatihan Kader Provinsi Kalimantan Timur Kunjungan CCM ke Gorontalo Kota Gorontalo (Hal 5) (Hal 5) Wisma Sirca Lantai 2 Jalan Johar No 18 Jakarta Indonesia 10340 Telp: +62.21.3905918 Fax: +62.21.3905919 www.aidsindonesia.or.id
Maret 2014 Hal 2 LOKAKARYA EVALUASI DAN KOORDINASI PROGRAM REMAJA pemberian informasi, layanan serta pemberdayaan remaja. Peserta lokakarya evaluasi program remaja berfoto bersama di Jakarta Diperlukan upaya untuk melihat kembali dan mengevaluasi sejauh mana program tersebut telah tepat sasaran dan berdaya guna optimal. Atas dasar tersebut KPAN melaksanakan Lokakarya Evaluasi dan Koordinasi Program HIV pada Remaja yang dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 12-14 Maret 2014. Hadir dalam lokakarya ini perwakilan remaja, LSM, K/ L dan mitra internasional. R Dalam lokakarya ini juga dibahas pengalaman program yang telah dilakukan selama ini, sehingga dapat dijadikan pembelajaran dan dokumentasi untuk pengembangan program yang akan datang. encana Aksi Nasional Orang Muda menyebutkan bahwa selain kebutuhan pemetaan risiko dan layanan ramah remaja, program penanggulangan HIV untuk remaja juga harus dilaksanakan pada semua tingkat, individu, masyarakat dan secara struktural. Sejauh ini, banyak Kementerian/ Lembaga (K/ L) yang melaksanakan program pencegahan HIV yang menyasar remaja melalui Pasca lokakarya, para peserta diharapkan untuk menuliskan pembelajaran program yang telah dilakukan untuk dijadikan dokumentasi bersama. PENINGKATAN PERAN POPULASI KUNCI DALAM LKB DI 25 K/K L ayanan Komprehensif Berkesinambungan (LKB) merupakan strategi penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia, sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan No 21 tahun 2013. Strategi ini dikembangkan dan diprakarsai oleh pemerintah untuk mendekatkan layanan HIV dan AIDS dan infeksi menular seksual (IMS) kepada masyarakat yang membutuhkan. Salah satu aktor kunci bagi suksesnya LKB adalah populasi kunci. Tetapi fakta di lapangan, seringkali masih terjadi ketidak pahaman populasi kunci tentang LKB. Untuk itu pada tanggal 25-28 Maret 2014, bertempat di Jakarta, KPAN melaksanakan Lokakarya Peningkatan Peran Populasi Kunci dalam LKB yang ditujukan bagi 25 Kabu- Perwakilan populasi kunci dan Dinas Kesehatan dari 25 Kab/Kota dalam Lokakarya LKB di Jakarta paten dan Kota. Lokakarya diikuti oleh perwakilan populasi kunci dari tiap daerah. Ke depan dengan diberikannya pemahaman yang benar, populasi kunci makin meningkatkan koordinasi dan kerjasama dalam pelaksanaan LKB bersama Dinas Kesehatan dan KPA setempat.
Maret 2014 Hal 3 REVISI PEDOMAN PELAPORAN DAN PENCATATAN Untuk mengakomodasi perubahan-perubahan dalam pelaporan dilakukan penyesuaian atau revisi atas pedoman pelaksanaan pencatatan dan pelaporan program penanggulangan HIV dan AIDS. Sehingga nantinya pencatatan dan pelaporan yang ada dapat mengakomodasi kebutuhan data. Peserta Lokakarya sedang mendiskusikan pedoman pencatatan dan pelaporan Monev S ejak 2010, KPAN telah mengembangkan petunjuk pelaksanaan pencatatan dan pelaporan program nasional penanggulangan AIDS. Terkait dengan dana dukungan GF fase 2 terjadi penyesuaian baik dari segi pelaksanaan program maupun indikator keberhasilannya. Beberapa definisi operasional dari indikator telah mengalami perubahan. Untuk itu tim Monev KPAN mengadakan pertemuan untuk merevisi pedoman yang ada. Pertemuan diadakan di Jakarta tanggal 24-27 Maret 2014 dengan mengundang Pengelola Monev KPA 33 Provinsi. Beberapa hasil yang dicapai dari pertemuan ini antara lain; Buku pedoman pencatatan dan pelaporan yang telah direvisi, adanya panduan ringkas pencatatan dan pelaporan, serta terdistribusinya buku pedoman ke KPAP propinsi dan kabupaten kota serta stakeholder terkait. LOKAKARYA DANA ALOKASI KHUSUS HIV DAN AIDS P enanggulangan AIDS sudah memiliki beberapa kebijakan sebagai bukti adanya komitmen pemerintah (khususnya Pemerintah Pusat), namun demikian kebijakan ini relatif belum memadai implementasinya karena pendanaan dari pusat dan daerah belum terintegrasi secara baik. Pendanaan daerah dari waktu ke waktu menunjukkan peningkatan secara jumlah namun masih belumlah memadai. Untuk itu KPAN menyelenggarakan lokakarya pada tanggal 18 Maret 2014, untuk memberikan arah pengalokasian Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk penanggulangan AIDS. Secara spesifik lokakarya ini melibatkan narasumber dari berbagai bidang kerja di lingkungan Kemendagri serta ang- Draft perubahan Permendagri No 20 tahun 2007 gota KPAN yang lain, termasuk jaringan populasi kunci. Pasca lokakarya diperoleh rumusan tertulis tentang alokasi DAK, yang selanjutnya akan digodok di Kemendagri dan selanjutnya bisa disahkan dan disosialisasikan kepada SKPD daerah.
Maret 2014 Hal 4 FGD KIE UNTUK PENASUN Media KIE diselenggarakan untuk mendorong adanya konsistensi pesan dalam materi media KIE yang akan disebarluaskan dalam rangka mendukung program pengurangan dampak buruk penyalahgunaan Napza suntik di seluruh Indonesia. Merespon hal tersebut, bertempat di Sekretariat KPAN, pada tanggal 1 Maret 2014 dilakukan FGD yang melibatkan penasun dan populasi kunci. Salah satu model poster KIE untuk penasun Salah satu elemen penting dalam Harm Reduction adalah upaya perubahan perilaku yang membutuhkan alat komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) yang tepat sasaran. Pengembangan Dalam FGD ini KPAN meminta masukan serta koreksi dari model KIE yang akan dibuat dan disebarluaskan. Finalisasi KIE akan dilakukan dan disepakati dalam pertemuan lanjutan yang akan dilakukan di awal bulan April.
LAPORAN DAERAH Hal 5 PELATIHAN KADER HIV SE-KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20134 dilaksanakan di Kota Banjarmasin, pada tanggal 24-26 Maret 2014 bertempat di Hotel Roditha Banjarmasin. Pelaksana pelatihan adalah BPMPD Provinsi bersama dengan Sekretariat KPA Provinsi. Hadir sebagai narasumber dalam pelatihan ini antara lain Sekretaris KPAP, Koordinator Sekretariat KPAP, dan Pengelola Program KPAP. Pelatihan Kader HIV se-kalimantan Selatan 2014 dilaksanakan di Banjarmasin 24-26 Maret 2014. D alam upaya meningkatkan kepedulian dan pengetahuan masyarakat tentang pencegahan dan pengendalian HIV dan AIDS, dilakukan Pelatihan Kader HIV se- Kalimantan Selatan untuk tahun 2014. Pelatihan Dalam acara yang berlangsung serius tapi santai ini peserta yang sebagian besar adalah perempuan diberikan pemahaman tentang pencegahan HIV di masyarakat. Pasca pelatihan, peserta diharapkan dapat lebih banyak lagi memberikan informasi HIV dan AIDS yang benar. PERTEMUAN WAGUB GORONTALO DAN DELEGASI CCM GF W akil Gubernur Gorontalo, DR. Drs. H. Idris Rahim, MM, menerima tim dari CCM (Country Coordinating Mechanism) the Global Fund (GF) Genewa. Penerimaan ini adalah dalam rangka membahas isu AIDS, Tuberculosis, Malaria dalam pencapaian MDGs 2015. Wagub sangat antusias dalam pembicaraan yang menyangkut pengendalian penyakit dan kesehatan masyarakat tersebut. Pertemuan digelar di ruang kerja Wagub Gorontalo, Kota Gorontalo. Pertemuan yang dilaksanakan pada hari Kamis, 6 Maret 2014, membicarakan masalah-masalah HIV dan AIDS, Tuberculosis, dan Malaria yang terjadi di Provinsi Gorontalo. Tujuan dilakukannya pertemuan ini adalah untuk melakukan penguatan terhadap semua kegiatan yang telah dilakukan dalam pengendalian penyakit, Foto bersama Wakil Gubernur Gorontalo dengan delegasi CCM Global Fund di kantor Wagub, Kota Gorontalo. termasuk di Gorontalo. Dalam pertemuan ini Wagub amat menyambut baik kegiatan ini dan menyatakan komitmennya dalam upaya pengendalian penyakit dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik.
Maret 2014 Hal 6 RENCANA KEGIATAN BULAN APRIL 2014 FGD Finalisasi Media KIE bagi Penasun, Jakarta 1 April 2014. Mendorong adanya konsistensi pesan dalam materi media KIE yang akan disebarluaskan dalam rangka mendukung program HR. Pertemuan Pokja Media dan Komunikasi, Jakarta 2 April 2014. Koordinasi dan merencanakan strategi nasional pemanfaatan sosial media untuk menjangkau populasi kunci. Lokakarya Pokja untuk Penyusunan SRAN Penanggulangan AIDS 2015-2019, Jakarta 7 April 2014. Konsultasi dalam rangka penyusunan draft SRAN 2015-2019, melibatkan kelompok kerja pada tingkat nasional membahas 7 topik utama penanggulangan AIDS Nasional. Lokakarya Penguatan Program Penanggulangan AIDS Populasi Kunci Remaja, Bandung 21-24 April 2014. Meningkatkan kapasitas pengelola program KPA daerah dan perwakilan populasi kunci remaja yang berfokus pada kemitraan bermakna. Pertemuan Pokja Monitoring dan Evaluasi, Jakarta 22 April 2014. Menyusun rencana monitoring dan evaluasi yang akan melengkapi dokumen SRAN 2015-2019. Lokakarya LSL dalam Pengembangan SRAN 2015-2019, Jakarta 27-29 April 2014. Pengintegrasian program PMTS LSL dalam SRAN Penanggulangan AIDS 2015-2019. Tentang Komisi Penanggulangan AIDS Komisi Penanggulangan AIDS adalah lembaga negara berdasar Peraturan Presiden Nomer 75 tahun 2006 dengan mandat untuk melaksanakan penanggulangan AIDS yang lebih intensif, menyeluruh, terpadu dan terkoordinasi. KPA Nasional diketuai oleh Menteri Koordinator Bidang Kesejahteran Rakyat, dengan anggota Sektor Kementerian/Lembaga, swasta, jaringan populasi kunci dan perwakilan masyarakat sipil peduli AIDS. Dalam pelaksanaan, KPAN dibantu oleh Sekretariat yang dipimpin oleh Sekretaris KPAN. Infeksi HIV atau Human Immunodeficiency Virus mengakibatkan turunnya kekebalan tubuh manusia. AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh akibat infeksi HIV tersebut. Hindari infeksi HIV dengan Abstinence Tidak berhubungan seks (Selibat), Be Faithful - Selalu saling setia pada pasangan, Condom - Gunakan kondom pada setiap hubungan seks berisiko.